Share

Part 4: Gugurkan!

Author: Desma Limb
last update Last Updated: 2023-12-11 14:57:48

Anna tersenyum sinis melihat ponselnya yang langsung berbunyi setelah pesan untuk Danu terkirim.

“Kamu jangan macam-macam, Anna! Video mesummu masih aku simpan, ya!”

Anna menjauhkan sedikit ponselnya dari telinga begitu langsung mendengar bentakan Danu di seberang sana.

“Kamu yang bikin masalah ini, Mas! Sekarang aku hamil! Mas yang harus tanggung jawab,” balas Anna tak kalah sengitnya.

“Itu udah jelas bukan anakku! Pasti kamu sudah menjajakan dirimu ke laki-laki lain di luar sana! Dasar, perempuan jalang!”

“Berhenti menyebutku seperti itu, Mas! Kamu kan tahu sendiri, aku masih perawan waktu tidur sama kamu dulu!”

“Hah, sudahlah! Yang jelas tidak mungkin juga si Harry yang sudah hamilin kamu!”

“Oh … jadi nama bajingan itu, Harry? Pokoknya, aku gak mau tahu, Mas! Kamu harus selesaikan masalah yang udah kamu buat ini. Aku gak peduli dengan semua ancaman kamu malam itu. Ayo, kita hancur sama-sama!”

“Gugurkan saja bayi itu! Masalah selesai!”

“Oh, No, no, no! Jangan kau bikin aku juga jadi seorang pembunuh! Apa pun yang terjadi, aku tidak akan menggugurkan anak ini!” balas Anna dengan berani.

“Annaaaa!!! Awas kamu, yaa!!!”

Anna menghela napas panjang begitu Danu langsung mematikan panggilannya usai berteriak keras padanya.

Hmm … lebih baik aku periksa ke dokter kandungan sekarang. Aku butuh surat dokter untuk membuat Mas Danu bertanggung jawab.

***

Sekitar pukul sembilan malam, Danu sudah tiba di depan sebuah club malam. Setelah memarkir mobilnya, ia langsung mengambil ponsel dan menghubungi orang yang bekerja sebagai bartender di club tersebut.

“Harry, saya sudah di parkiran depan club. Kamu keluar deh, sekarang.”

Danu langsung memutus panggilannya begitu orang yang dihubunginya itu menjawab.

Sekitar 10 menit kemudian, baru lah orang yang ditunggunya muncul. Danu yang sudah tidak sabaran karena menunggu cukup lama, langsung meraih kerah kemeja pria yang bernama Harry itu.

“Eh, eh, ada apa nih! Main tarik-tarik aja!” Harry yang bertubuh lebih tinggi dan kekar, langsung mengibas kasar tangan Danu yang mencengkeram kemeja hitam ketatnya.

“Saya kan udah bilang waktu itu. Pake kondom! Pakeee!” Danu melotot geram pada Harry.” Sekarang Anna hamil gara-gara kamu!”

“Loh, loh, loh? Anna istrimu itu hamil?!” Harry ikut melotot mendengar ucapan Danu.

“Iya! Itu karena kamu yang langsung main tancap aja, sampe lupa pake sarung!”

“Oh, itu ….” Harry langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal, kemudian nyengir. “Habis istrimu itu liar banget sih. Dia sampai gak ngasih saya kesempatan buat pake sarung.”

“Istrimu-istrimu! Dia sudah langsung saya ceraikan malam itu,” balas Danu sengit. “Anna sudah bukan istriku lagi. Jadi kamu yang harus tanggung jawab pada kehamilannya itu!”

“Loh, nggak bisa begitu dong! Mana tahu, itu anakmu juga. Kan kalian masih suami istri waktu itu!” sergah Harry tak mau kalah.

“Saya sudah tiga bulan tidak tidur dengan Anna! Gak mungkin itu anak saya!”

“Pokoknya, saya juga gak mau tanggung jawab!” Harry mengibas-ngibaskan tangan di depan kepalanya yang ikut geleng-geleng. Tiba-tiba, Harry mengingat sesuatu. “Eh, tunggu dulu!”

“Apaan?!” bentak Danu kesal.

“Waktu itu kamu nyuruh saya minum obat kuat 'kan? Makanya saya bisa bikin istri kamu puas selama satu jam. Tapi, saat itu saya sadar tidak pake sarung. Jadi, saya keluarkan di luar.” Harry tersenyum lega. Ia sangat yakin bahwa bukan benihnya yang tumbuh di rahim Anna.”

“Kamu kan punya videonya, coba lihat lagi. Saya yakin banget itu,” lanjut Harry lagi sembari bersiap beranjak dari tempat itu.

“Keluarin di luar belum menjamin untuk tidak hamil! Kamu jangan main lepas tangan gitu aja dong!” Danu kembali menahan Harry yang sudah berbalik mau pergi.

“Kamu tidak bisa membuat saya yang harus tanggung jawab! Kamu pikir, saya percaya kalau kamu tidak tidur dengan wanita secantik itu selama tiga bulan?” Harry mencibir. “Atau, jangan-jangan, dia juga tidur dengan laki-laki lain. Saya lihat, dia itu hyper, lho! Pikir aja sendiri, mana kuat dia tidak tidur dengan laki-laki dalam waktu yang lama. Wah … repot kalo begini. Ah, sudahlah! Itu urusanmu! Kamu yang memulai semuanya, kan?”

Danu tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia membenarkan apa yang diucapkan oleh Harry. Anna memang mempunyai gairah yang tinggi. Selama ini, Anna selalu saja menggodanya dengan berbagai cara agar bisa tidur dengannya. Tapi, karena Danu sangat membenci wanita itu, ia hanya sesekali memberi nafkah batin pada Anna. Itu pun, Danu hanya ingin membuat Anna sakit kepala karena tidak tuntas dalam bercinta.

Danu menggeram menahan emosi, melihat Harry yang melenggang masuk kembali ke dalam club. Ia pun kemudian masuk ke dalam mobilnya. Sebelum menjalankan kendaraannya, ia menghubungi ponsel Anna. Tidak menunggu lama, wanita itu telah mengangkatnya.

“Tunggu aku di rumah sekarang!”

Tanpa menunggu jawaban dari Anna, ia langsung memutuskan panggilan itu.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam ketika Danu tiba di rumah kontrakan yang telah ditinggalkannya sebulan yang lalu. Ia memarkir kendaraannya di pinggir pagar. Danu yang masih menyimpan cadangan kunci pagar dan rumah itu langsung saja membukanya.

Anna yang sedang menunggu di ruangan tamu langsung mengintip dari jendela kaca begitu mendengar suara mobil Danu datang. Ia pun buru-buru duduk kembali di kursinya begitu melihat Danu menuju pintu rumah.

“Mana buktinya kalau kamu hamil!” Danu langsung bicara begitu melihat Anna duduk menunggunya di ruang tamu. Ia pun kemudian menghenyakkan tubuhnya dengan kasar di kursi yang berhadapan dengan wanita yang mengaku tengah hamil itu.

Tanpa menjawab, Anna menyerahkan selembar kertas hasil lab yang diperolehnya dari klinik dokter kandungan siang tadi. Ia telah mem-fotocopy dan memotret kertas itu untuk berjaga-jaga seandainya kertas asli tersebut dirobek oleh Danu.

Danu meneliti kertas itu sejenak, kemudian menatap tajam wajah Anna yang duduk di hadapannya dengan tenang.

“Kamu jujur sekarang! Siapa yang telah menghamili kamu!” tanya Danu tegas. Wajahnya terlihat memerah menahan amarah. Danu benar-benar kesal setelah melihat hasil POSITIF yang tertera di kertas yang baru saja dilihatnya.

“Hanya dua pria yang telah tidur denganku. Selain kamu, tentu saja bajingan itu,” jawab Anna tenang. Ia tidak mau lagi terintimidasi oleh pria tak punya hati yang ada hadapannya itu.

“Huh! Jujur aja kenapa sih? Harry juga gak mungkin bikin kamu hamil. Tadi, aku nemuin dia. Katanya, dia keluarin di luar! Kamu jangan coba-coba nipu aku, ya, Anna!”

“Terserah kamu, Mas! Aku capek jelasinnya. Kamu mau bunuh aku sekarang pun, jawabanku akan tetap sama.”

“Sialan, Kamu!” Danu memukul ke dua sisi kursi yang didudukinya dengan geram.

“Gugurkan! Harry tidak mau tanggung jawab! Dia bilang, kamu pasti tidur dengan orang lain juga!” Danu menatap Anna dengan mata mengkilap marah.

“Aku gak peduli dengan si Harry itu! Aku gak kenal dia juga. Kamu yang harus selesaikan semua ini, Mas!” bantah Anna tak mau kalah. Ia kemudian menatap Danu dengan tajam. “Kalau Mas masih terus seperti ini, terpaksa aku akan menghubungi orang tuaku di Malaysia dan orang tua Mas di Surabaya. Terus terang, aku belum cerita sama mereka kalau kita sudah bercerai. Hmm … bagaimana ya, reaksi orang tua kita, jika mendengar kamu yang sudah menistakan aku pada pria lain?”

“Brengsek kamu, Anna!” geram Danu. Ia pun berdiri dari duduknya, lalu melangkah lebar menuju tempat duduk Anna yang secara hukum masih sah sebagai istrinya karena ia belum mengurus surat perceraian mereka ke pengadilan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dibuang Suami, Dinikahi CEO Tampan   57. ODGJ

    Akhirnya, keesokan harinya, Anna bersama Harry dan kedua orang tuanya datang ke kantor polisi membezuk Danu. Mereka juga membawa dokter ahli jiwa yang terkenal untuk memeriksa kondisi Danu. Mereka ingin mendengar langsung dari dokter itu, apakah Danu perlu dirawat dokter jiwa atau depresi pria itu hanya sesaat saja akibat terguncang karena tiba-tiba masuk penjara.Di sana sudah menunggu Irsyad dan Rahma. Kedua orang tua Danu itu sudah tiba sejak pagi. Anna langsung menyapa dan menyalami mantan mertuanya itu dengan tulus. Bahkan, Anna memeluk Rahma. Ia benar-benar kasihan melihat kedua orang tua yang juga sangat ia sayangi sejak masih remaja dulu."Gimana keadaan Ayah dan Ibu?" tanya Anna usai menyalami Irsyad dan memeluk Rahma."Alhamdullillah, keadaan kami baik, Nak. Cuma kemarin habis pulang dari rumah kamu, Ayah sedikit drop kondisinya, tapi tadi habis subuh, alhamdullillah sudah membaik," jawab Rahma sambil tersenyum haru melihat kebaikan hati mantan menantunya itu. Andai dulu, Da

  • Dibuang Suami, Dinikahi CEO Tampan   56. Depresi

    Semuanya menatap pada Harry, tak menyangka Suami Anna itu akan langsung bertanya seperti itu pada orang tua Danu.Tak lama, Rahma menunduk, lalu terlihat mengusap matanya dengan ujung jilbabnya. Sedangkan Irsyad, hanya menghela napas panjang."Pas datang ke Jakarta, kami langsung ke kantor polisi menjenguk Danu. Polisi yang menjawab Hp Danu saat Bapaknya telpon Danu hari Minggu itu." Setelah cukup tenang, Rahma menjawab pertanyaan Harry."Bapak tetap memarahi Danu ketika kami bertemu di sana walaupun wajah Danu terluka," sambung Rahma lagi."Dia pantas menerima semua itu! Aku tidak pernah mendidiknya jadi manusia jahat! Kamu yang selalu memanjakannya sejak dulu!" Irsyad malah balik memarahi istrinya."Sudahlah, semua ini sudah terjadi. Semoga Danu bisa menjadi lebih baik setelah masa tahanannya berakhir nanti." Thohir akhirnya tidak tahan juga. Jauh disudut hatinya, ia juga tidak tega pada mantan besannya itu sekaligus sahabat karibnya sejak masa kuliah dulu. Hubungan mereka merenggan

  • Dibuang Suami, Dinikahi CEO Tampan   55. Tamu Tak Diundang

    "Di ujung jalan rumah kita. Dia parkir mobilnya di sana. Pas dia mau masuk mobil, kami datang sama polisi," jelas Harry sembari merengkuh bahu istrinya. "Sekarang kamu tenang ya, akan kupastikan dia mendekam di penjara dalam waktu yang lama, biar nggak bikin masalah lagi sama kita!" "Iya, Pi. Aku juga lega sekarang. Tapi, aku nggak habis pikir sama sikapnya tadi. Aku nggak nyangka aja dia bakal minta maaf dan sikapnya sama Arez juga baik banget. Padahal aku sempat kepikiran pas Arez hilang, dia bakal jahatin anak kita, tapi malah diantar sendiri ke sini." Anna mengungkapkan kebingungannya atas sikap Danu yang tidak seperti biasanya. "Mungkin pas bersama Arez dia jadi sadar. Ya, nggak ngertilah, tiba-tiba, dia bisa berubah baik kayak gitu. Tapi yang pasti, kita jangan sampai lengah gara-gara sikapnya itu. Dia harus dihukum, biar tahu rasa," ujar Harry. "Betul, walaupun Arez tidak apa-apa, papa juga tidak mau memaafkannya begitu saja. Dia harus mendapat balasan dari semua perbuatan

  • Dibuang Suami, Dinikahi CEO Tampan   54. Maafkan Saya

    "Oh, Alhamdulillah. Ayo, Pa, kita jemput Arez." Harry sampai ingin menangis mendengar ucapan ayah mertuanya itu. Ia tak bisa membayangkan, kalau anak balitanya itu tak bisa ditemukan malam itu juga. Memikirkan anaknya yang ketakutan, atau mungkin kelaparan dan kehausan, membuat Harry merasa frustasi. Apalagi membayangkan respon istrinya, kalau ia gagal membawa pulang anak sulung mereka ke rumah malam itu juga. * Anna duduk di ruang tamu dengan mata merah dan sembab. Ia ditemani Adinda yang juga sama kondisinya dengan sang kakak. Keduanya menunggu khabar Arez dengan harap-harap cemas. Tak ada yang berbicara. Keduanya terus berdoa dalam hati. Sedangkan ibu mereka yang juga sangat terpukul oleh peristiwa itu sudah disuruh Anna untuk istirahat di kamar saja berapa saat yang lalu, begitu juga dengan Bu Ningsih, yang masih setia tinggal di rumah Anna untuk mengawasi para pengasuh kedua anak Anna. Suasana hening di ruangan itu dipecahkan oleh suara bel pintu yang berbunyi. Anna dan adik

  • Dibuang Suami, Dinikahi CEO Tampan   53. Jejak Danu

    Harry berjalan mengikuti di belakang tiga orang petugas polisi bersama ayahnya, ayah mertua, dan asisten ayahnya.Satu orang petugas polisi langsung mengetuk pintu rumah Danu. Awalnya tidak begitu keras, lama-lama semakin keras. Tapi, tetap tidak terdengar apa-apa dari dalam rumah. Tidak sabar, polisi itu pun kemudian memegang handle pintu dan menekannya ke bawah. Tiba-tiba, pintu itu terbuka dengan mudahnya. "Sialan! Ternyata tidak dikunci!" umpat aparat polisi itu kesal sembari mengibas-ngibaskan tangannya yang kebas karena cukup lama menggedor-gedor pintu itu. Kemudian, ia kembali siaga dengan senjatanya. "Ayo, kita masuk!"Dua orang temannya menganggukkan kepala sembari mengacung pistolnya ke depan. Tiga orang polisi itu pun mengendap masuk ke dalam rumah yang lampunya tidak dinyalakan. Tapi, sinar lampu teras yang masuk cukup untuk menerangi ruang tamu yang terhubung dengan ruang keluarga itu.Harry pun ikut mengendap masuk bersama Thohir dan Hendrawan, sedangkan Bimo, asisten H

  • Dibuang Suami, Dinikahi CEO Tampan   52. Ingin Jadi Ayah

    "Kamu tunggu di sini, Mi. Jangan kemana-mana. Aku akan coba cari tahu ke ruangan CCTV," jawab Harry yang juga terlihat panik. Apalagi melihat Anna dan ibu mertuanya sudah mulai menangis."Papa akan telepon polisi." Ayahnya Anna pun segera mencari bantuan."Sialan! Siapa yang berani menculik cucu berhargaku! Akan kucincang sendiri orangnya nanti!" Hendrawan, ayah Harry yang juga hadir di acara ulang tahun cucu kesayangannya sekaligus sang penerusnya itu ikut mencak-mencak panik. Pria paruh baya itu pun kemudian mengajak Bimo, pengawalnya untuk turun tangan sendiri. Kedua orang itu pun buru-buru pergi dari tempat itu.***"Mami...Mami...." Arez langsung menangis lagi begitu mulutnya bebas dari bekapan Danu. Bocah kecil itu menatap takut pria yang kini mendudukkannya di jok depan mobil, lalu memasang safetybelt di tubuh mungilnya."Cup, cup, Sayang. Jangan nangis. Kita akan jalan-jalan berdua, ya?" Danu mengusap pelan pipi dan rambut bocah tampan itu."Om ciapa? Alez mau cama Mami...." A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status