Share

6.

Author: Dinara Sofia
last update Last Updated: 2024-02-05 09:00:27

“Ngapain sih ondel-ondel kesiangan ke sini? Ganggu aja,” gerutu Juan.

“Heh, apa kamu bilang? Ondel-ondel kesiangan? Jangan kurang ajar ya, kamu!” bentak Riana.

“Yang kurang ajar itu kamu, seenaknya masuk ruangan orang gak permisi. Pergi sana,” usir Melani.

Riana mendengus kesal, kemudian dia menatap Alex dengan tatapan tidak suka.

“Alex, kamu udah bilang belum pesan Candra, suamiku,” ulang Riana.

Alex mengabaikan Riana seolah tidak ada wanita itu di sana. Mereka berbicara tentang bisnis yang membuat kepala istri Candra itu berdenyut.

Lima belas menit tidak ada jawaban, Riana ke luar sambil membanting pintu.

“Dasar gak punya sopan santun. Udah miskin harta miskin etika lagi,” cibir Alex.

“Kamu jangan menghina gitu Lex. Dia itu pelakor yang gak tau malu kesayangan si Candra,” timpal Juan.

Melani diam dan menatap kedua lelaki di depannya, lama dia menatap Alex seolah meminta jawaban atas apa yang dikatakan oleh Riana.

Alex menyadari maksud dari tatapan itu, dia batuk kecil sejenak lalu membuka suara.

“Candra minta pemisahan harta gono gini secepatnya,” tandas Alex.

Melani tersenyum patah mendengar itu.  Meski sudah bercerai tetapi hatinya sangat sakit, dan juga sedih saat mantan suami menuntut pembagian harta.

“Ternyata bener-bener gak ada aku di hatinya,” ucap Melani lirih.

Juan diam dan menatap Alex, dia merasa sedih dan prihatin atas perasaan Melani. 

“Udahlah, ngapain sih mikirin orang modelan begitu. Lupain aja dan mulailah cinta sama aku yang keren dan ganteng sejagat ini, masa matamu tertutup liat aku yang sangat tampan paripurna saat bulan purnama,” kelakar Juan.

Sontak saja Melani dan Alex tertawa mendengar perkataan Juan. Lelaki itu berusaha melempar guyonan segar, agar tidak lagi melihat wajah murung dari Melani. 

Melani kehilangan semangatnya untuk bekerja hari ini, dia menghabiskan banyak waktu untuk bersenda gurau dengan kedua lelaki tersebut.

“Eh  udah sore nih, pulang, yuk,” ajak Alex.

Mereka ke luar ruangan sambil melempar canda, bak perangai anak SMA di masa lalu. Alex menekan tombol lift dan tidak lama pintu terbuka.

Mereka masuk dan pintu kembali tertutup. Pintu kembali terbuka saat berada di lantai kantor Candra. Lelaki itu dan istri barunya masuk ke dalam. Sontak tawa yang tadi terdengar tiba-tiba diam. 

Hening …, tidak ada pembicaraan apapun, hanya suara helaan napas saja yang berasal dari Alex.

“Juan, anter ke toilet yuk. Aku pengen buang air,” ajak Melani.

“Mau kencing doang minta ditemenin, norak,” ejek Riana.

Melani tersenyum dan berlalu dari lift usai pintu terbuka. Candra menarik lengan Riana dengan keras hingga wanita itu kesakitan.

“Duh, sakit loh tanganku, Sayang,” keluh Riana.

Candra memilih diam dan berjalan menuju mobilnya. Saat akan ke luar dari area parkir dia melihat Juan sedang menyeka tangan Melani sementara Alex memegangi tas mantan istri.

“Ngapain sih itu orang deket-deket? Bikin kesel aja,” gumam Candra.

”Kamu bilang apa, Sayang? Aku ga denger jelas,” cakap Riana.

“Kamu bisa diem ga sih? Berisik tau gak,” kata Candra dengan ketus.

Riana mengerucutkan bibir dan melempar pandangan ke sembarang arah. Perasaan kesal di hatinya bertambah dengan sikap dan kata-kata dari suaminya.

Di tempat lain, seorang lelaki bertubuh tegap sedang berdiri di belakang seorang pria sepuh yang sedang bermain golf.

“Andre, katamu Melani udah cerai dari si benalu itu? Apa Dewa Juanda masih nemenin dia?” tanya Wandra Hartawan, Kakek dari Melani.

“Sudah, Tuan. Sepanjang jam kerja Tuan Dewa Juanda selalu menemani nona muda Melani,” jawab  Andre.

“Panggil Dewa Juanda kemari. Kamu lanjutkan mengawasi Melani,” pungkas Wandra. 

Lelaki yang bernama Andre, merogoh ponselnya lalu menghubungi seseorang. Usai berbincang beberapa saat dia kembali menghampiri Wandra.

“Tuan, saya sudah menghubungi Tuan Dewa Juanda. Katanya dia akan datang ke rumah Anda tiga jam dari sekarang,” tutur Andre.

Wandra mengangguk tanpa mengeluarkan suara, Andre pun pergi meninggalkan lelaki itu di sana.

‘Benalu sialan, beraninya bikin cucu kesayanganku sengsara. Tunggu saja waktunya maka akan ku balas rasa sakit Melani,’ batin Wandra.

Alex, Juan dan Melani kini sudah berada di kediaman pribadi milik mantan istri Candra tersebut. Mereka kini terlibat pembicaraan yang serius.

Juan tidak lagi melempar gurauan, dia turut memilah berkas serta membantu membuat surat pernyataan yang akan dikirimkan melalui surat elektronik esok hari.

“Udah sih kayanya ini,” cetus Alex.

“Aku juga udah kelar bikin surat pemberitahuan. Besok tinggal kirim email aja,” timpal Juan. 

Juan merogoh ponselnya di dalam saku, dia melihat sebuah pesan masuk di sana.  Usai membalas pesan lelaki itu menatap Melani kemudian menundukkan kepalanya.

Alex mengajak Juan untuk pulang karena sudah larut malam, Melani pun mengatakan bahwa dia lelah dan akan beristirahat.

“Kami pulang dulu, kamu jangan mikirin Candra lagi. Tidurlah,’ pesan Alex.

“Siap, Bos,” kelakar Melani.

Saat Juan akan masuk mobilnya, Alex menahannya sejenak kemudian melirik ke arah teras. Tidak ada Melani di sana, dia segera membuka suara.

“Juan, aku ngerasa gelagat kamu aneh dari tadi. Kamu gak merencanakan sesuatu yang melanggar hukum, kan? Gerak gerik kamu mencurigakan,” tandas Alex.

“Ngawur aja kamu. Tadi Kakek Wandra bilang mau ketemu, aku bilang bisanya malam dan langsung ke rumah beliau. Nah tadi pesannya Melani jangan sampe tau tentang pertemuan kami,” terang Juan.

Juan menemui Wandra di kediamannya. Tanpa basa-basi lelaki sepuh itu bertanya akan hubungannya dengan Melani.

“Maaf, Kek. Aku dan Melani tidak ada hubungan apa-apa selain pekerjaan dan pertemanan semasa SMA. Melani sudah tau perasaanku, tapi gak ada respon,” kata Juan.

“Anak itu bodoh sekali. Dia pasti masih mikirin si benalu itu, Juan, aku minta kamu temani Mel, ya,” pinta Wandra.

Juan mengangguk dan berjanji akan menjaga serta mengawasi Melani semampunya.

“Aku merestui hubungan kalian jika memang cintamu berbalas,” lanjut Wandra.

Siapa yang tidak mengenal keluarga Dewa Juanda? Pengusaha konglomerat, yang rendah hati serta sederhana.

Di tempat lain, Melani termenung menatap pantulan dirinya di cermin. Dia tidak habis pikir mengapa Candra memilih untuk berkhianat.

“Apa dia ga selera liat aku? Aku jelek ya. Ah, mungkin karena aku gak bisa melayani dia di ranjang. Dia suka yang binal sementara aku sendiri kaku banget,” gumam Melani. 

“Ah, sudahlah. Bukan gak berjodoh, tapi karena aku bodoh dan egois waktu itu. Mataku buta melihat kejanggalan dan setiap perubahan dari dia, aku terlalu bodoh untuk mau mendengarkan pendapat orang lain tentang dia. Ini pelajaran berharga,” sambungnya lagi.

Bulir bening membasahi pipi, ponselnya yang bergetar membuyarkan lamunan. Matanya membulat saat membaca nama yang tertera pada layar ponselnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dibuang Suami Dinikahi Pengagum Rahasia   Tamat

    Diam-diam Juan dan Ambar menyusun rencana dengan cermat untuk menyelamatkan Melani dan menangkap Alex, lalu menyerahkan kepada pihak berwajib. Tidak lama, tiga unit mobil berwarna hitam mengapit kendaraan Juan, lelaki itu meminta Alex agar berhenti. Empat lelaki bertubuh kekar datang dan mengetuk jendela, Juan meminta Alex membuka pintu. Seorang pria dengan sigap menarik Alex dari balik kemudi, asisten Melani tersebut meronta dan salah seorang merogoh saku untuk mengambil ponsel milik Aex. “Hei, apa-apaan ini? Bos, tolong!” teriak Alex panik. “Bawa dia dan tunggu kabar dariku,” perintah Juan. “Baik, Tuan,” ucap seorang lelaki dengan suara bariton yang khas. Juan ditemani salah seorang pengawal yang mengemudi segera menuju tempat Melani disekap, sementara Ambar menunggu Juan tiba. Sebuah pesan masuk ke ponsel Juan, dia membuka pesan yang berbentuk rekaman video. Seketika wajahnya memerah karena marah dan terdengar umpatan berkali-kali. “Kurang ajar, mereka main-main sa

  • Dibuang Suami Dinikahi Pengagum Rahasia   53

    Keesokan harinya Melani mulai mengurangi interaksinya dengan Alex, meski tidak tampak sedang menghindar tetapi sang asisten bisa merasakannya.Sudah seminggu Melani selalu bersama Ambar, Alex lebih sering mengurus tugas di kantor dan sesekali mereka pergi bertiga.Alex semakin kesal karena tidak bisa berduaan dengan Melani, di mejanya dia meremas kertas yang sedang dipegang dengan tatapan penuh amarah.‘Baiklah, sepertinya ini terlalu lama untuk aku biarkan. Juan sialan itu harus merasakan akibatnya,” batin Alex.Dia menatap komputer dan memilih beberapa file penting dan mengirimkan ke seseorang, dia kemudian menyunggingkan senyum licik.[Bos, data penting sudah kukirim. Jangan lupa bayaran ya.] Alex menulis pesan kepada seseorang.Tidak lama sebuah pesan masuk ke ponsel Alex, ternyata notifikasi atas sejumlah pembayaran secara daring. Lelaki itu tersenyum puas kemudian dia menulis pesan dan mengirimkan kepada beberapa orang dengan isi yang sama.Sesuai kebiasaan Melani, dia pulang te

  • Dibuang Suami Dinikahi Pengagum Rahasia   52

    Tanpa terasa waktu bergulir begitu cepat, satu bulan sudah Alex dan Ambar bekerja dengan Melani. Mereka sangat akrab bak saudara.Alex selalu berperan penting dan selalu berada di depan jika Melani membutuhkan bantuannya dan juga dua rekannya, alasannya karena dia adalah lelaki di sana. Tentu saja Ambar dan Lisa merasa sangat senang, tanpa tahu bahwa ada sesuatu yang disembunyikan dengan baik oleh lelaki tersebut.Kabar bahagia juga datang dari Rita dan Candra, ternyata wanita tersebut hamil tiga minggu. Hal ini diketahui saat mereka memeriksa kesuburan Candra. “Apa rumah sakit yang dulu salah kasih hasil? Jangan-jangan anak riana kemaren itu beneran anakku? Ah, kok jadi bingung aku,” kata Candra.“Kamu ini sebenernya seneng gak sih aku hamil? Kok malah mikirin masa lalu,” rajuk Rita.“Seneng dong, Sayang. Cuma kepikiran aja kok tadi aku minta maaf ya, lain kali gak aku ulangi,” sesal Candra.Begitulah kehidupan mereka berjalan dengan baik dan penuh bahagia, begitu juga dengan Melani

  • Dibuang Suami Dinikahi Pengagum Rahasia   51

    [Ada kabar baru nih, Tuan Juan lagi cari asisten sekaligus bodyguard buat istrinya. Kamu tau kan harus apa,] ucap wanita muda yang mencuri dengar pembicaraan Juan.[Oh ya? Kerjaan bagus. Nanti aku transfer uang jajan kamu kalo udah gajian.] Lelaki yang menjadi lawan bicara mengakhiri pembicaraan telepon.Keesokan harinya seorang lelaki datang menemui Rita dan melamar pekerjaan, karena memiliki kriteria yang dibutuhkan oleh atasannya maka dia menerima lelaki itu dan seorang wanita lain yang cakap dan juga cekatan.Juan kini kian sukses dan bertambah sibuk. Dia sengaja menutupi dari Melani tentang kesibukannya belakangan ini, Juan merasa tertekan karena tuntutan pekerjaan yang semakin meningkat dan kerap kesulitan membagi waktu untuk keluarga kecilnya di rumah. Apalagi saat melihat Melani yang kerap memarahi putra mereka, sebenarnya dia merasa sedih karena perhatiannya terbagi.Juan memiliki ide untuk membantu mengurangi beban pekerjaan sang istri di kantor, Juan memutuskan untuk mempe

  • Dibuang Suami Dinikahi Pengagum Rahasia   50

    Candra menghela napas kemudian diam sejenak sebelum mengutarakan pikirannya.“Iya, Sayang. Memang disiplin harus sejak dini supaya kelak dia gak seenaknya, kalau aku boleh saran nih, gimana kalo disiplin itu dimulai umur tiga tahun? Kan dia udah mulai tuh paham, udah bisa ngomong juga. Kamu gak perlu sering marah, tinggal tegur trus hukum dia kalo melanggar lagi. Gimana?” tawar Juan.“Masuk akal sih, Sayang, tapi kayanya bakal rada telat kalo kita ngajarin Rafael dari umur tiga tahun deh. Pas hamil aku kan baca-baca di internet, masa keemasan anak itu dari dia hidup sampai umur dua tahun, ada juga yang menulis masa itu dari baru lahir hingga umur lima tahun. Aku gak mau anak kita terlambat dididik, makanya tadi aku marah,” urai Melani.“Oke, jangan terlalu keras ya. Aku gak ulangi bela dia kalo lagi kena marah, biar dia tau kesalahannya dan gak diulang. Kamu jangan marah lagi dong.” Juan merayu sang istri dengan mencium puncak kepalanya.Bagi Juan, kehidupan rumah tangganya penuh deng

  • Dibuang Suami Dinikahi Pengagum Rahasia   49

    “Apalagi sih? Perasaan dari tadi aneh terus deh sikap kamu,” sembur Rita.“Itu liat.” tunjuk Candra.Tampak oleh Rita seorang wanita dengan wajah sombong berjalan ke arah mereka.“Ah, dunia ini sempit ya, Mas. Takdir bawa kamu kembali sama aku.” Riana bergelayut di bahu Candra.Rita mendorong Riana agar menjauh dari sang suami, meski dia tidak mengenal siapa wanita yang berada di depannya, istri Candra meyakini bahwa yang sedang menggoda suaminya bukan wanita baik-baik.Candra memeluk pinggang sang istri dengan mesra kemudian mencuim mesra pipinya, wajah Riana tampak merah karena merasa sedang diejek.“Ini istri aku, sebaiknya kamu menjauh dari hidup kami karena aku punya kebahagiaanku sendiri. Minggir sana,” usir Candra.“Kamu jangan gitu dong, Sayang. Dia pasti gak bisa melayani kamu dengan baik, pasti jauh lebih aku dari dia. Kamu inget kan kalo aku yang terbaik,” ucap Riana penuh rasa percaya diri.“Maaf, aku gak tertarik lagi sama pelakor seperti kamu,” cemooh Candra.Sepasang pe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status