Share

Kontrak Pernikahan

Author: Kaiwen77
last update Last Updated: 2023-03-11 17:35:19

"Siapa pengasuh yang bicara dengan Bella?" tanya Darren masih dengan tatapan serius ke arah Jihan yang sibuk bercengkrama bersama Bella.

Bude Nisa yang ikut terkejut melirik ke arah Darren. "Namanya Jihan, dia bukan pengasuh tapi anak tiri dari kakakku, Pak."

Netra Darren menatap Bude Nisa tajam. "Apa yang kau lakukan? Bukan pengasuh tapi membiarkannya mendekati Bella."

"Tapi Pak Darren. Selama ini, tak ada pengasuh mana pun yang berhasil dekat dengan Bella, kan?"

Darren membisu begitu mendengar pertanyaan dari pemilik Daycare ini. Bella juga tak pernah bicara karena trauma masa lalu, bahkan terhadap Darren pun tidak. Tapi ... di hadapan wanita bernama Jihan itu, sang anak begitu mudahnya bicara.

"Apakah Anda masih mencari orang untuk merawat Bella, Pak?" tanya Bude Nisa membuat Darren menyipitkan mata.

"Kenapa tiba-tiba kau menanyakannya?"

Bude Nisa tersenyum. "Aku rasa hanya Jihan orangnya, yang bisa membuat Bella perlahan terbuka dan mau bicara kembali. Tidakkah Pak Darren ingin membawa Jihan?"

"Membawanya?" tanya Darren tersenyum sinis, "aku tidak asal membawa wanita ke rumah."

Hal itu membuat Bude Nisa terdiam. Wanita itu telah lupa siapa sosok pria ini, Darren Gerald. Pengusaha kaya yang istrinya meninggal sewaktu melahirkan Bella. Jadi, untuk membawa serta percaya pada wanita suatu hal yang mustahil. Apalagi, terakhir kali wanita yang dibawa justru main tangan pada Bella.

"Apa dia sudah bersuami?" tanya Darren tiba-tiba membuat Bude Nisa terkejut, sebab Darren terlihat ingin tahu mengenai Jihan.

"Jihan pernah menikah, tapi ditalak dan diceraikan setelah anaknya meninggal," sahut Bude Nisa begitu antusias.

Darren menyeringai. "Oh anaknya meninggal? Bagaimana mungkin aku mempercayakan anakku pada wanita tak becus seperti itu."

Bude Nisa terkejut karena ucapan itu justru membuat Darren salah paham. "Tidak Pak. Bukan seperti itu, anaknya meninggal karena Jihan bertemu suami brengsek yang tidak memberinya nafkah."

"Tidak perlu, masih banyak pengasuh yang bisa merawat Bella," tolak Darren.

Bude Nisa yang panik mendengar Darren menolak Jihan, memutuskan untuk memanggil, "Jihan! Nak ke mari sebentar."

Darren menatap kesal ke arah pemilik Daycare ini, sudah jelas Darren menolak tapi Bude Nisa masih saja bersikeras. Bahkan sampai memanggil. Jihan sendiri langsung mendekat ke luar gedung, tapi satu hal yang membuat mata Darren terbebalak.

"Bella mengikutinya," gumam Darren menatap tak percaya pada sang anak yang berjalan di belakang Jihan.

***

"Ikut dengan pria itu ke rumahnya?" tanya Jihan sedikit kaget atas permintaan Bude-nya.

"Iya Jihan. Dia ayah dari Bella, namanya pak Darren. Dia ingin membawamu ke rumahnya dan mempekerjakanmu sebagai pembantu, Jihan."

Jihan terdiam, matanya turun dan menatap pada Bella yang saat ini tengah memeluk kakinya. Sementara ayah dari Bella, Darren Gerald di dalam mobil sibuk menatap tajam ke arah Jihan yang berhasil membuat Bella enggan untuk ikut dan pulang.

"Jihan. Bude tahu, kau sedikit keberatan ikut ke Jakarta, sebab kau takut bertemu lagi dengan mantan suamimu itu kan? Ini kesempatanmu untuk semakin menjauh dari Abian."

Ya, tebakan Bude-nya sangatlah benar. Jihan sangat tidak ingin bertemu dengan Abian lagi. Rasa sakit yang sudah mendarah daging itu membuatnya muak, apalagi pada Yuna. Kakak tirinya sendiri yang sekarang mungkin sedang menguasai ranjang milik Jihan di rumah Abian.

"Kau juga baru kehilangan anakmu. Kau butuh hiburan Jihan. Tidak ada salahnya kau merawat Bella kan?" Bude Nisa terlihat membujuk Jihan mati-matian.

"Hanya jadi pembantu saja kan, Bude?" tanya Jihan memastikan.

Bude Nisa tersenyum lebar. "Iya Jihan, benar. Pak Darren butuh pengasuh untuk anaknya."

Kepala Jihan mengangguk. "Baiklah Bude. Aku akan mencobanya."

Setelah memberikan keputusan bersedia menjadi pengasuh untuk Bella. Jihan berada di mobil dengan tangan memangku Bella yang tertidur, sedang Darren sibuk menyetir untuk membawanya ke rumah pria ini. Mata Darren melirik sebentar ke arah Jihan.

"Namamu Jihan?" tanya Darren membuat Jihan menoleh dan mengangguk.

"Benar Pak."

Jihan mengira kalau Darren akan kembali bertanya, ternyata tidak. Pria dengan raut wajah datar dan dingin ini langsung terdiam setelah memastikan namanya. Jihan sendiri memilih ikut diam, sebab canggung rasanya jika bicara lebih dulu pada majikannya ini.

Sekitar 20 menit lamanya. Jihan memasuki sebuah mansion berlantai dua, gedung dan desainnya sangatlah mewah. Sempat terpanah oleh kekayaan Darren, sampai membuat Jihan berhenti melangkah.

"Mau jadi pajangan?" sindir Darren.

Jihan hanya tersenyum dan berjalan cepat mengikuti Darren, tangan pria itu menggendong Bella yang masih tertidur. Semakin masuk, Jihan menutup mulutnya. Rumah ini lebih pantas disebut istana menurutnya.

Satu hal yang membuat Jihan baru saja merasa heran. Sekitar sepuluh pembantu berkeliaran membersihkan rumah. Jika ada sebanyak itu, harusnya salah satu dari mereka bisa dijadikan pengasuh untuk Bella. Lantas, kenapa Darren justru memperkerjakan dirinya?

"Tolong bawa Bella ke kamarnya," titah Darren.

Jihan selaku pengasuh Bella mulai hari itu, bergegas mendekat dan sudah mengulurkan tangan. Siap menerima tubuh Bella yang kecil dan ringan ini. Tapi, ada pembantu yang terburu mendekat dan menggendong Bella naik ke lantai atas. Bukankah itu pekerjaannya? Darren melirik tangannya yang masih belum diturunkan.

"Kau ikut denganku ke ruang kerja," titah Darren membuat Jihan menatap bingung.

"Pak, aku rasa ... bisa mendapat arahan di sini dan bisa langsung bekerja, kan?"

Darren menatap serius. "Ke ruang kerja sekarang dan bahas masalah kontrak pernikahan kita."

"Kontrak--pernikahan ...," gumam Jihan dengan mata melotot terkejut.

"Hm," sahut Darren singkat.

"Tapi Pak, aku datang ke sini untuk jadi pembantu," tutur Jihan berusaha menjelaskan.

Darren menyilangkan tangan. "Aku membawamu ke sini untuk jadi ibu pengganti Bella."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Bunda Wina
wah Jihan ternyata gk di jadikan pembantu nya Bella malah jadi ibunya Bella tuh
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
jihan yg tertindas oleh suami brengsej dan kk tiri malah mendapat kebaikan dr ceo kayak
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Berakhir Baik (Tamat)

    Darren pikir, kalau sang putra yang terlihat jarang menangis itu akan tetap tertidur seperti siang hari. Ternyata tidak. Di tengah malam, Jihan sibuk membuka kancing baju untuk menyusui Bilal."Ternyata begini rasanya jadi ayah," gumam Darren di tengah mata yang mengantuk.Jihan tersenyum. Mungkin sewaktu bayi, Bella benar-benar diurus oleh pembantu. Darren yang sibuk mengejar cinta Elina atau bekerja, sedikit melupakan sang putri. Jemari Darren mengusap kepala Bilal lembut. "Kapan selesainya Nak? Papa juga kan mau gantian."Jihan menatap suaminya kesal. "Apa sih Mas? Kalau masih masa nifas, istri itu tidak boleh disentuh."Darren menatap Jihan dengan dahi mengerut. "Apanya Sayang?"Tapi, kemudian bibir mengulas senyum. "Aku tak ada membahas masalah ranjang sama sekali padahal.""Terus yang gantian itu apa? Ingin ikut menyusu kan?"Darren terkekeh dan mengusap hidungnya. "Mana tega aku melakukannya padamu Jihan. Aku bermaksud untuk gantian menggendong Bilal saja."Mendengarnya. Jihan

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Tuan Muda Gerald

    "Yohan," panggil Luna.Suara itu begitu bergetar. Sedang mata yang bengkak itu kembali meneteskan air mata. Kesedihan telah hinggap dalam diri Luna setelah mengetahui fakta terjangkit penyakit ganas itu."Aku akan mati," lanjut Luna.Yohan terburu mendekat dan duduk di kursi. Memegang tangan Luna yang tidak diinfus. Yohan berusaha untuk tidak menunjukkan wajah sedih dan mengelus kepala Luna amat lembut."Tidak Luna. Jangan katakan hal bodoh macam itu, karena kau akan sembuh." Yohan mencium tangan Luna."Tapi tak ada yang bertahan lama, kalau punya penyakit dalam," ujar Luna nampak takut.Yohan menggeleng. "Itu kata orang lain. Tapi kata Allah beda Luna. Selama kita mau berusaha, pasti ada jalan. Yuk semangat, aku akan membantumu menjalani kemoterapi."Luna menatap Yohan nanar. Dokter telah menyampaikan, bahwa kanker stadium 4 tidak bisa disembuhkan, namun tetap harus menjalani pengobatan. Guna memperlambat penyebaran sel kanker juga meningkatkan kualitas hidup pasien.***Waktu terus

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Sebuah Karma

    "Aduh."Selagi ciuman itu. Darren dikejutkan oleh Jihan yang tiba-tiba saja mengaduh, namun bibir Jihan justru tersenyum begitu menjauhkan wajah. Darren tentu saja nampak cemas dan mengelus wajahnya."Kenapa Sayang? Apa aku ada menyakitimu?"Jihan terkekeh. "Bukan. Tapi anak kita terasa menendang tadi."Kecemasan di wajah Darren pun hilang, digantikan dengan senyuman. "Sepertinya anak kita juga tak sabar ingin ditengok sama ayahnya."Jihan tersenyum. "Apa sih Mas? Bisa saja alasannya kalau lagi ingin."Perlahan Darren merebahkan dirinya di atas ranjang. Kemudian Darren menaiki tubuh Jihan amat ramah. Kancing bajunya dilepas cukup hati-hati juga."Mas, aku tidak akan hancur, meski pun kau tidak melakukannya dengan pelan," komennya.Mata Darren terangkat dan menatapnya kemudian tersenyum. "Baiklah."Bibir Jihan pun mengulas senyum saat Darren lebih bersemangat membuka bajunya. Bibir Darren mengecup kulit lehernya antusias. Jemari Jihan mengelus kepala suaminya dengan lembut.Kecupan Dar

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Orang Dewasa

    Yohan terkekeh. "Orang? Memangnya di rumahku ada siapa Luna?"Mata Luna menjadi menyipit. "Bisa saja kan kalau kau membawa kekasihmu ke sini. Dan kalian bersenang-senang bersama."Mendengar hal itu, Yohan menarik napas. "Sejak dulu aku tak punya kekasih.""Yohan," sebut Luna kembali mendekati Yohan.Namun, sekretaris Darren itu langsung memegang kedua pundak Luna. Bukan untuk melanjutkan kegiatan ranjang, tapi mendorong tubuh Luna untuk duduk di sofa. Hal itu membuat Luna mengerutkan dahi."Yohan, kan aku meminta bantuanmu, kenapa malah menyuruhku duduk?"Yohan tersenyum miris. "Kau tahu Luna, apa yang terjadi jika sampai orang lain tahu. Tahu soal kejadian malam ini.""Aku berjanji tak akan bicara pada siapa pun. Aku hanya perlu hamil saja Yohan," ujar Luna terdengar bersikeras.Yohan menarik napas. Justru karena ada Darren dan Akio yang bersembunyi di ruang kerja. Jadi, Yohan tak bisa leluasa melakukan hal seperti itu pada Luna, ya meski hal itu terlarang."Pulanglah, aku akan menga

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Cara Terakhir

    Mendapat pertanyaan itu, membuat Stella bergeming sejenak. Kemudian berusaha untuk tersenyum. Menjemput Aksa di negeri orang, dan menempatkan ke sisi Luna lagi. Itu artinya Stella akan benar-benar bermusuhan dengan Darren."Tentu saja, aku akan membawa Aksa kembali."Luna tersenyum. "Ya harus Bu. Karena anak ini butuh ayahnya."Stella sempat saling lirik dengan pembantu, kemudian mengajukan pertanyaan, "oh iya Nak. Cucuku ini sudah berapa minggu? Jika belum tahu, nanti aku akan memanggil dokter ke rumah."Luna nampak kaget sejenak mendengar penuturan dari Stella, kemudian Luna menjawab dengan segera, "sudah kok Bu. Aku diperiksa oleh dokter yang dipanggil dari luar. Katanya sudah 5 minggu."Stella mengulas senyum. "Begitu ya, ternyata penantian menunggu cucu lahir masih sangat lama. Butuh waktu kurang lebih 8 bulan lagi kan?"Kepala Luna mengangguk dan tersenyum ceria. Namun, begitu Stella menatap ke depan. Raut wajah Luna langsung berubah, sedikit kecemasan terlihat jelas di sana. Na

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Bebas Dari Hukuman

    Luna perlahan mulai keluar dari kamar mandi. "Katakan pada mertuaku, kalau aku hamil."Petugas pun nampak mengerutkan dahi. "Sudah dipastikan memangnya? Bukankah lebih baik diperiksa dulu?"Luna berjalan pergi. "Cukup katakan saja padanya, aku akan memberimu banyak uang jika melakukannya."Petugas tersebut menarik napas mendengar Luna yang bersikeras, padahal belum tentu mengandung. Masalahnya orang yang akan diberi tahu adalah nyonya besar dari keluarga Gerald. Kalau salah informasi sedikit saja, maka kelar sudah hidup petugas itu.***Baru saja kembali ke rumah. Tapi, Darren dibuat kesal oleh Akio yang datang tiba-tiba. Dan memaksa supaya Darren serta Jihan kembali dari perjalanan. Namun, hal yang diberi tahukan oleh Akio justru membuat Darren semakin kesal."Si Luna dikabarkan mengandung," ujar Akio membuat Darren menghela napas."Bagaimana bisa hamil sih?"Jihan membantu Susan meletakkan minuman serta camilan di hadapan Akio. Sepertinya pembahasan mereka berdua cukup serius. Hingg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status