Share

Sebuah Karma

"Aduh."

Selagi ciuman itu. Darren dikejutkan oleh Jihan yang tiba-tiba saja mengaduh, namun bibir Jihan justru tersenyum begitu menjauhkan wajah. Darren tentu saja nampak cemas dan mengelus wajahnya.

"Kenapa Sayang? Apa aku ada menyakitimu?"

Jihan terkekeh. "Bukan. Tapi anak kita terasa menendang tadi."

Kecemasan di wajah Darren pun hilang, digantikan dengan senyuman. "Sepertinya anak kita juga tak sabar ingin ditengok sama ayahnya."

Jihan tersenyum. "Apa sih Mas? Bisa saja alasannya kalau lagi ingin."

Perlahan Darren merebahkan dirinya di atas ranjang. Kemudian Darren menaiki tubuh Jihan amat ramah. Kancing bajunya dilepas cukup hati-hati juga.

"Mas, aku tidak akan hancur, meski pun kau tidak melakukannya dengan pelan," komennya.

Mata Darren terangkat dan menatapnya kemudian tersenyum. "Baiklah."

Bibir Jihan pun mengulas senyum saat Darren lebih bersemangat membuka bajunya. Bibir Darren mengecup kulit lehernya antusias. Jemari Jihan mengelus kepala suaminya dengan lembut.

Kecupan Dar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status