Home / Romansa / Dibutakan Cinta CEO Tampan / Chapter 8. Runtuhnya Ikatan Cinta

Share

Chapter 8. Runtuhnya Ikatan Cinta

Author: Fatri_e
last update Last Updated: 2025-08-02 21:50:27

Sejak malam itu semua komunikasi antara Sky dan Shen putus. Berapa kali pun Shen mencoba untuk mendekatinya, ia tak pernah memiliki harapan. Sky diharuskan terbang ke Jepang menghadiri rapat khusus dan kembali pada saat acara pernikahan dimulai.

Shen merasa putus asa. Makannya tak lagi enak, tidur pun tak pernah lelap. Ia habis memikirkan bagaimana nasibnya di kemudian hari.

Semua orang mentertawakan dirinya. Tuan rumah mengolok-olok bahkan memperlakukan dirinya lebih buruk dari pembantu. Lebih sakit daripada itu, Susiana hanya diam tanpa pembelaan.

Ia tak pernah akrab dengan ibunya entah sejak kapan. Kali pertama ia mengenal abjad, bukan Susiana yang mengajarkan terlebih dulu, guru-guru di sekolah SD-nya-lah yang berjasa untuk itu. Susiana tak membencinya, juga tak pernah menyayanginya selayaknya anak kandung.

Ia sendiri di kehidupan ini. Tanpa Sky.

Pada akhirnya yang bisa ia lakukan hanya menyaksikan Sky bersanding dengan Ruby dalam singgasana megah yang harusnya menjadi miliknya. Shen mengepalkan tangan, ada rasa tak terima hingga keinginan balas dendam muncul bertubi-tubi. Tapi ia mencintai Sky, ia tak tega jika harus menyakitinya.

“Ayo kita pulang, Bu.” Ajak Shen kepada Susiana yang masih sibuk bekerja.

“Duluan saja. Ibu masih bekerja.” Balas Susiana cuek. Diam-diam ia memperhatikan raut wajah Shen. Ada Kesedihan begitu dalam yang ia pun bisa merasakan.

“Sudah ibu katakan jangan pernah mendekati tuan Sky! Kau lihat, siapa yang hancur? Dirimu sendiri!”

Susiana melepaskan celemek yang ia pakai. Ia menarik tangan Shen keluar dari dalam gedung dan menyetop taksi untuk membawanya pulang. Ia sadar, sikapnya terlalu kasar hingga sedikit melunak ketika berbicara dengan Shen di dalam mobil.

“Ibu menyarankan kau berhenti, Shen.”

Shen semakin terisak dan menangis dengan menutupi wajahnya. Ia malu bahwa dirinya telah gagal mempertahankan cinta yang dia agung-agungkan di hadapan orang.

“Aku tidak bisa berhenti, Bu.” Ucapnya dalam Isak, “Sky adalah hidupku.”

Susiana kembali terdiam. Meski dengan raut wajah yang datar ia bisa merasakan seberapa dalam kesedihannya. Pernah sekali ia ingin memeluk atau mengelus rambutnya, namun ia urungkan, karena ia takut Shen bergantung dengan dirinya saat menerima ketulusan.

Ia tidak bisa. Shen hanya akan merepotkan.

“Apa aku boleh tidur di pangkuanmu, Bu? Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang.”

Shen memohon penuh harap. Sejak kecil tak pernah dirasai disayang oleh sang ibu. Tatapannya selalu dingin, kendati apa yang dia inginkan akan selalu dipenuhi, tetap saja kasih sayang tak pernah ada.

Apakah karena itu ia selalu bergantung pada Sky? Merasa hanya Sky yang mencintainya di dunia ini.

Susiana mengangguk. Akhirnya ia luluh. Ulu hatinya berdesir ketika tangannya menyentuh kepala Shenina.

“Apa kau pernah menyayangiku, Bu?”

Tercengang dengan pertanyaan yang tak pernah ia duga akan ia dengar hari ini, Ibunya masih memilih untuk diam.

“Aku merasa tidak pernah disayangi oleh ibu.” Lanjut Shen terisak lebih keras. “Jadi jika aku mencintai Sky, maka itu adalah seluruh kasih sayang yang aku punya. Dan hari ini, kasih sayang itu hilang, Bu.”

Shen terisak pilu. Mengapa dunia juga tak menyayanginya? Orang bilang takdir itu selalu adil. Jika yang kaya akan dipertemukan dengan si miskin, apakah orang yang paling mencintai akan dipertemukan dengan pasangan yang tidak mereka cintai?

“Semua orang bilang aku harus sadar diri. Apa salah kalau aku mencintai orang kaya, Bu? Apa kita sangat miskin?”

Susiana menarik nafas lelah. Menurutnya pertanyaan Shen semakin aneh. Terbersit dalam hatinya hendak mengatakan sesuatu, tapi ia urungkan.

“Ayo kita pergi, Bu!” Shen mengusulkan.

“Tidak! Ibu betah di keluarga Andromeda.” Susiana langsung menjawab. Tak peduli hati Shen teriris mendengarnya. Memang ada yang harus ia lakukan di keluarga Andromeda yang membuatnya tak bisa pergi.

“Aku tidak bisa hidup di sana lagi.”

“Kalau begitu carilah pekerjaan di luar dan pindah dari rumah nyonya.”

“Ya ... Ibu tidak menyayangiku. Jadi ibu tidak peduli dengan keadaanku.”

Shen langsung turun dari mobil, saat itu mobil sudah berada di depan gerbang keluarga Andromeda. Shen segera berlari menuju belakang istana Andromeda. Menyusuri jalan berbatu yang membawa ia ke hamparan bunga Peony yang mulai layu. Sama seperti dirinya.

Pertama kali tempat yang paling ia sukai dan ia benci berada dalam titik yang sama. Ia mengelus permadani yang mereka pakai terakhir kali. Semuanya masih sama, tanpa ada yang berubah.

“Kau akan selalu menjadi sebagian dari diriku, sayang.” Shen mulai berkhayal.

“Dan aku akan selalu menjadi satu-satunya damai yang bisa kau pikirkan.”

Ia mengambil setangkai bunga Lily dan menghirup aromanya seolah mabuk.

“Karena saat kau menciumku pertama kali, aku sudah tertulis tinta dalam sejarahmu.” Shen menyesap aromanya lebih dalam, hambar. “Meski kau bersamanya, kau akan selalu merindukanku.”

Kemudian Shen merebahkan dirinya di atas permadani dengan pasrah. Air matanya meleleh keluar seperti hujan yang menyerbu bumi. Di tengah rintik yang semakin deras itu membuatnya sedikit tenang.

Banyak kenangan yang berputar dalam kepalanya seolah mengingatkan ‘hei jangan pernah menyerah untuk cintamu! Sky hanya mencintaimu! Dia tidak mencintai Ruby meski seujung kuku pun!’

Shen tersenyum. Rasanya pasti ia sudah gila. Ia memikirkan malam pertama Sky akan terlewati dengan Ruby nanti malam. Sky pasti akan mencarinya dan lebih memilih menghabiskan waktu bersamanya. Baginya tidak apa, hubungan terlarang pun sanggup ia jalani jika itu satu-satunya jalan untuk tetap bersama Sky.

“Aku menunggumu malam ini.”

Klik.

Satu pesan menggoda yang ia kirimkan melalui pesan kepada Sky. Berharap pesan itu dibaca untuk memenangkan hatinya kembali. Salah mereka jika ia menjadi gelap.

Gelap mata karena cinta adalah pengorbanan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dibutakan Cinta CEO Tampan   Chapter 77. Aksi Sarinah Dan Dragon

    “Kau tidak boleh menampar wanita yang sedang mabuk ...” ucap Dragon terbata sambil tersenyum lebar. “Tapi ia akan suka kalau kau menamparnya di atas ranjang, hehe ...”Haruskah Sarinah juga memborgol Dragon dan menaburkan bubuk cabai rawit seperti yang ia lakukan tadi? Harusnya ia kan?Malah mulutnya lebih lakn*t dari apapun!“Jangan halangi aku! Aku akan memberi wanita ini pelajaran!”Si lelaki dengan cepat menghempaskan cengkeraman Dragon, namun gagal. Meski ia tengah sempoyongan, kekuatannya tak berubah sedikit pun.“Hei! Kau kira dia tidak belajar? Dia sudah bosan belajar wajib belasan tahun, malah kau tambahi.”Ucapannya hanya memantik api kemarahan yang lebih besar, lelaki itu meninju wajah Dragon sekali hingga membuatnya terhuyung.Seketika kepalanya berputar hebat, Sarinah berteriak karena histeris. Takkan mungkin ia melalui malam ini dengan rasa aman.“Kurang aj*r!!”Dragon meninju balik. Akhirnya, terjadilah perkelahian antara dua pria yang setengah mabuk dengan p

  • Dibutakan Cinta CEO Tampan   Chapter 76. Sarinah dan Pria Asing

    Lagu “Sweet Glam’ mengalun diiringi remix disco yang memecahkan suasana malam di club. Sarinah sedang menikmati sebatang rokok dengan mengepulkan asapnya ke udara secara bersahaja. Sesekali kepalanya berputar, irama music membuat geraknya kadang tak terhenti, gila sendiri, namun di sana memang lah tempat untuk menggilakan diri. Ia memperhatikan tamu-tamu yang baru datang dengan diam, namun mulutnya sibuk meresapi benda itu dalam-dalam.Ada seorang pria berpakaian jas rapi selalu melirik ke arahnya, dan Sari sudah lama menyadari akan itu. Ia kembali menggetarkan abu rokok di sela jarinya hingga mengenai lantai yang cukup kotor. Siapa yang peduli? Tempat itu adalah satu-satunya ia bisa bebas berekspresi.Dengan tersenyum Sari membalas anggukan si pria, entah apa yang dipikirkannya, tapi merasa membuat Sarinah pasrah, itu bukan hal yang mudah. Ia terus mendekat, pelan tapi pasti akhirnya pria itu sampai di hadapan Sari.Dengan mencondongkan tubuhnya kepada Sari, ia berlagak menguasa

  • Dibutakan Cinta CEO Tampan   Chapter 75. Liburan

    “Ibuuuu!!!”Rentangan tangan kecilnya terayun bagai ombak Seapearls yang sedang tenang, sedikit tak seimbang. Wajahnya yang lucu diterpa angin, lembut dan menyegarkan suasana pagi yang beraroma lautan. Shen senang memandanginya sejak pertama kali ke sana.Shen memeluk anaknya yang menghambur bagai peluru keluar dari sarang. Daniell kecil terasa lengket, seakan tak mau berpisah dari ibunya sedetik saja.“Daniell rindu ibu.”Shen mencubit hidungnya dengan gemas. Ia pun merasakan kerinduan walau hanya semalam tak bertemu.Di belakang Daniell, mobil yang membawanya datang kembali terbuka. Memunculkan wajah Ayla yang nampak sedikit khawatir. Ia khawatir karena baru pertama kali melihat Papino dan langsung mengajak Daniell pergi dengan mengatasnamakan Shenina.Ternyata benar, setelah melihat Shen, hatinya jauh lebih tenang.“Ayla!” Shen memeluknya hangat, “Terima kasih sudah menjaga Daniell dengan baik sampai ke sini.”“Kak, untunglah! Aku kira kami sedang diculik dan berusaha dij

  • Dibutakan Cinta CEO Tampan   Chapter 74. Seapearls

    “Hai, pa!”Han membuka pintu mobil, langsung disambut oleh Dasen yang sudah gelisah menunggu sejak tadi. Kekhawatiran jelas tercetak pada wajahnya yang mulai berkeriput itu. Ia melirik ke dalam mobil, melihat Shenina sedang terlelap pulas.“Apa kubangunkan saja?”Tangan Dasen mengisyaratkan penolakan. Ia hanya sampai di depan mobil lalu berkata, “Bawa saja ke kamar, biarkan dia tidur lebih lama.”“Baiklah, pa!”Hansandy membuka pintu mobil sisi satunya dan mengangkat tubuh Shen dengan pelan. Malam itu, Udara di Seapearls cukup lembab. Angin laut bertiup kencang, membuat siapa pun yang sedang berada di luar rumah tidak akan tahan.Mereka buru-buru masuk. Diletakkannya Shenina di kamar tamu. Hansandy meminta Emma untuk mengganti pakaiannya saja.Setelah mengantar Shen, Han merebahkan diri di Sofa ruang tamu, yang terlihat Dasen mulai menghampirinya dan duduk di sebelah sofa yang lain.“Apa kau lelah?”“Oh, tidak apa-apa, pa! Hanya sedikit saja.”“Bagaimana kondisi di sana? Ap

  • Dibutakan Cinta CEO Tampan   Chapter 73. Penolong Yang Tepat

    Malam telah menunjukkan pukul 23.45, namun Shenina masih berusaha menyetop taxi yang lewat. Sudah larut begini, banyak yang menolak untuk menaikkan penumpang dengan tujuan jauh. Hendak ke stasiun bus, itu sudah pemberhentian terakhir sejak satu jam yang lalu.Shenina kembali duduk di halte yang dingin. Sialnya ia lupa membawa mantel untuk menutupi tubuhnya yang sebagian terbuka di punggung dan leher, ia menyesal kenapa selalu mengikut pilihan Dragon. Tak memberi manfaat, tapi selalu membawanya ke dalam masalah.Shen memperhatikan suasana lagi, hening. Cat-cat mengelupas sedikit dengan noda akibat rembesan air hujan menambah kesan halte yang lumayan seram di malam hari.Shenina memeluk dirinya sendiri. Ia membiarkan Ayla, Sarinah, dan Daniell pulang lebih dulu dengan alasan masih ada urusan penting yang lain. Ia juga meminta supaya mereka berdua menginap malam ini untuk menemani anaknya. Kendati Sarinah ingin ikut dengannya karena khawatir, Shen meminta waktu untuk sendirian.Unt

  • Dibutakan Cinta CEO Tampan   Chapter 72. Suara Yang Lama Terpendam

    “Aku harus bicara denganmu, Shen!”Nada suara yang pelan namun terasa penuh kecurigaan. Sky masih sama saja, mendengarkan orang lain yang belum tentu benar dari dirinya sendiri.Nyonya Fernandes sudah meninggalkan pesta sejak tadi. Kepergiannya menimbulkan prasangka besar, semua orang tak lagi menikmati pesta. Semuanya menjadi kacau, perayaan besar-besaran itu berubah menjadi malapetaka.Jantung Judy agaknya kembali bermasalah, Jordan dan keluarga Andromeda yang lain buru-buru melarikannya ke rumah sakit. Hingga yang tersisa kini hanya Sky semata, Shenina dan Sarinah, dengan Ayla dan Daniell kecil menanti di luar.“Katakan saja di sini!”“Aku harus bicara berdua denganmu.” Ia melirik Sarinah yang masih berdiri di samping Shenina. Hingga gadis itu diberi kode, ia langsung paham dan berjalan keluar. Meski dalam hatinya ia takut setengah mati, takut Shenina akan menjadi korban kemarahan Sky Andromeda.“Hhhuufhht!”Sky menarik nafas panjang sebelum berbicara lagi.“Kau tahu hari

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status