Awalnya hanya ada keraguan di hati Shen, yang pada akhirnya kemenangan berpihak pada ego Sky. Sebesar dia menaruh harapan, sebesar itu pula ia kecewa. Kehadiran Ruby sebagai penggantinya membuat Shen buta. Ia tetap menginginkan Sky dan menjeratnya dalam intrik gelap yang kotor. Meskipun pada akhirnya ia tak berhasil, Ruby dan Sky tetap berjodoh. Ketika kesadarannya tumbuh, ia justru menemukan timbal balik yang lebih serius. Betapa penyesalan tak lagi berguna, kini semua berjalan tak sesuai dengan yang dia inginkan. Shen bertemu Dragon, lelaki yang mengaku bisa membantunya dalam masa kesulitan itu. Beberapa hal terungkap jauh, jauh dari angan-angannya yang mengungkap seluruh rahasia orang-orang yang dia kenal. Takdir mempertemukan ia dengan Sky kembali. Apakah mereka akan selalu terikat? Lalu, bagaimana akhir cinta mereka yang gelap? Yang ia tahu, ia hanya akan egois untuk yang terakhir kalinya saja.
View More“Sky, putra sulungku tersayang!” Judy, nyonya besar keluarga Andromeda itu, tersenyum lebar di hadapan semua anggota keluarga. “Anak bungsu keluarga Bussara yang super power dan berpengaruh dalam dunia bisnis itu, tak hanya cantik, tapi sangat elegan. Dan yang paling penting keluarganya berkuasa, memenuhi seluruh negeri dengan reputasi brand-brand mewah. Apa yang menghalangiku? Selain dia akan menjadi menantuku, aku akan sangat bangga memilikinya di sisi keluarga Andromeda yang terhormat.”
Deg!
Mendadak tubuh gadis yang sedang menghidangkan kudapan siang itu sedikit terhuyung. Namanya Shenina.
Ia adalah pembantu di keluarga Andromeda sekaligus kekasih tak resmi dari Sky.
Shen sedang berusaha sekuat tenaga untuk menahan gemetar tubuhnya. Berharap Judy meralat dan menunjuk Lion, adik Sky yang beda hanya satu tahun.
“Sky dan putri keluarga Bussara akan sangat cocok,” lanjut Judy, “sebelum peresmiannya sebagai CEO nanti, kita adakan pesta pertunangan lebih dulu. Supaya Sky bisa menunjukkan kepada semua orang bahwa ia sudah resmi memilih calon istri. Bagaimana?”
Shen yang lemas hampir melepaskan pegangannya pada nampan. Gelas yang dibawanya tumpah, dan menetes ke gaun Emily yang duduk di meja makan.
“Hei! Pembantu sialan! Kenapa kamu menyiramku?!” Emily, sepupu Sky tertua berdiri seraya mengibaskan dress-nya yang basah.
“Kauuu!!!” Judy menunjuk wajah Shen dengan murka. “Jika itu air panas, maka seluruh gajimu tak akan bisa membayar kompensasinya!”
“Maaf, nyonya.” Shen membungkuk.
Dalam diam, ia menahan semua gejolak sendirian. Air matanya hendak menitik, namun berusaha ditahan sekuat mungkin. Ia tak mau dianggap lebih rendah meskipun statusnya sudah rendah di hadapan Sky.
“Itu hanya air, bukan api yang membakar gaunnya.” Akhirnya Sky bersuara.
Sky yang tampan dan perfeksionis dalam segala hal. Rahang yang memang tegas tak perlu menjelaskan betapa ia menentang perjodohan konyol itu. Ia mendukung Shen untuk segera berdiri, membiarkan bola matanya ditatap sendu yang ia yakin Shen mencoba jawaban dirinya akan berkomentar terhadap perjodohan itu.
Namun hening, justru Sky menarik tangannya seakan menunjukkan bahwa ia membangkang terang-terangan.
“Apakah Sky menentang?” lirih Shen dalam hati.
Judy berubah mimik ketika melihat mereka mengabaikan. Nyatanya ia mengetahui hubungan keduanya sejak lama. Judy pikir akhirnya gadis pembantu itu akan tahu diri suatu saat tanpa campur tangannya, namun ia salah besar.
Judy tak pernah mengizinkan hidup Sky bertumpu pada satu masalah, menjadi pembantu saja sudah masalah besar, apalagi menjadi menantunya.
“Sekali lagi maaf, nona, saya tidak sengaja.” Shen membungkuk terakhir kali sebelum Sky menariknya lebih kencang.
“Shen ...,” tiba-tiba Sky mendekatinya dengan pelan dari arah belakang.
Diraihnya pundak Shen dengan lembut, meremas perlahan supaya otot itu tak terlalu tegang. Shen bisa merasakan tengkuknya dijalari hawa hangat dari hembusan nafas Sky yang kian mendekat.
Cup!
Shen menggeliat. Ia tak pernah tahan jika digoda dengan cara seperti itu. Ia membalikkan badan, memandang wajah tampan Sky tanpa berkedip.
“Tak perlu dengarkan omong kosong mereka. Aku tetap akan menjagamu seperti ini.”
Shen menunduk, tak tahu hendak bersikap seperti apa.
“Jika kau dengan gadis itu, apa masih akan tetap menjagaku?”
Sky terdiam. Dari sudut matanya ia melihat ketika gadis itu menghela nafas. Kehidupannya yang seperti seorang pangeran membuatnya bukan hanya berkuasa, tapi harus tunduk pada oligarki yang menurunkannya kuasa itu.
Tapi hatinya tetap miliknya, ia tak ingin dikendalikan oleh orang lain. Ia berpikir sampai tak mengindahkan pertanyaan Shen, hingga gadis itu salah menyimpulkan.
“Kau sudah menjawabnya.”
Shen lantas berlari meninggalkan Sky dalam bisu. Yang ada di hatinya hanyalah rasa kecewa. Kenapa Sky tak bisa tegas dengan jawabannya?
Sore harinya Judy menerima kedatangan Ruby ke kediaman keluarga Andromeda. Ruby seorang influencer, pengusaha, dan putri kenamaan konglomerat besar dalam negeri yang menjadi salah satu orang paling berpengaruh dalam dunia style dan kecantikan. Ia satu sekolah dengan Sky, Shenina, dan Emily dari SMP hingga SMA.
Ia menyukai Sky sejak masa Menengah Pertama. Seberapa keras pun ia berusaha mendapatkan perhatiannya, keberadaannya akan selalu tertutupi oleh kehadiran Shen. Alhasil, ia membenci Shen setengah mati.
“Apa bedanya kita berdua? Kau dan aku memang berbeda dari berbagai aspek, kau tahu kan? Tapi bersikap untuk terlihat baik di depan keluarga yang tidak sepadan hanya karena kau ngotot ingin diterima, bukankah itu sesuatu yang SERAKAH?” Ruby berucap keras sambil menghampiri Shenina yang sedang menghidangkan teh camomile untuknya. Ia menelaah sekeliling, benar, hanya ada mereka berdua.
Hati Shen berdesir kencang. Apa maksud dari perkataan Ruby barusan? Itu penghinaan terberat yang ia dengar daripada banyak hinaan yang sudah sering ia dengar.
“Tuhan itu memang adil. Hanya manusia yang tidak tahu diri yang tidak merasakan keadilan,” tambah Ruby, “dalam konteks keadilan itu harusnya kita perlu menerima saja, kan? Tuhan selalu menakdirkan orang-orang yang bernasib sama untuk saling mengelilingi, hanya ketika kau didekati orang yang lebih tinggi, tak akan membuatmu sederajat, loh!”
Tangan Shen mengepal kuat. Jelas, penghinaan itu untuk dirinya yang selalu dianggap “tidak sepadan” dengan Sky.
“Katakanlah kau mendapatkan raganya, tapi hatinya? Cintanya? Kau tak bisa hidup hanya menjadi bayangan orang lain.”
Shenina berlalu dengan hati yang panas. Cukuplah ungkapan itu untuk membuat mulutnya bungkam. Ia harus meyakinkan diri, selagi Sky tak berkata dia mencintai Ruby, maka cintanya dengan pria itu akan tetap abadi.
“Persetan denganmu Shen! Kau tak akan pernah bisa berhasil dengan mimpimu yang ketinggian itu!” umpat Ruby.
Matanya memerah, dalam ayalnya ia hanya akan menjadi penderitaan bagi Shen selamanya. Ketika melihat Judy berjalan tak jauh, ia baru memasang muka manis kembali dan bercerita banyak hal seolah kehidupan indah berada di sekelilingnya saja.
“Aku sedang mempromosikan “Fancy” di berbagai negara saat ini, mama Judy. Keuntungan tahun ini meningkat pesat dari tahun kemarin, aku sedang mendesain produk baru juga untuk pria, dan memilih beberapa model untuk mempromosikannya secara global. Apa ... Mmm, menurut mama ... Sky akan cocok?”
Judy mendehem seraya tertawa kecil. Ia akan senang Sky terkenal di belahan dunia lain. Ia memenangkan pertaruhan, bahwa perjodohan mereka berdua adalah berita terfenomenal tahun ini, dan popularitas Andromeda group akan semakin meningkat.
“Tentu saja, ya! Mama setuju jika Sky mau melakukan itu. Tapi kau tahu sendiri, hidupnya terlalu introvert, sampai mama pusing dia bertahan dalam circle pertemanannya yang itu-itu saja. Mama sangat berharap kalau kau bisa membawanya keluar.”
“Dengan senang hati, ma. Ah, apa aku boleh berbicara dengannya, sekarang?”
“Seharusnya memang begitu, kan? Dia calon suamimu, jangan ragu untuk mendekatinya, sana! Sky sedang di kamar.”
Ruby antusias. Sejak tiga tahun terakhir ia tak pernah bertatap muka dengan Sky. Hal itu dikarenakan jadwalnya sebagai pebisnis dan influencer yang sangat padat, toh, Sky pun tak pernah mengajaknya bertemu, ia begitu sibuk dibuai ucapan mesra dari gadis pembantu yang menyamarkan keberadaannya.
Pada saat ia membuka pintu kamar dengan pelan, ia menyadari orang lain telah lebih dulu masuk ke kamar Sky. Ia berjalan pelan dan menyaksikan pemandangan yang sangat membuatnya marah. Hampir watak aslinya keluar, kali ini, ia akan membuat perhitungan.
“Kalian keterlaluan!”
Sore itu keluarga Andromeda berkumpul di taman depan dengan agenda minum teh bersama. Sky dan Ruby turut hadir. Sky menyibukkan diri dengan laptopnya, sementara Ruby hanya mencoba bergelayut manja tanpa ditanggapi.Judy membolak-balik majalah dengan antusias, sedangkan Jordan Andromeda, ayahnya, sedang bermain catur dengan Lion. Kehadiran Anton membuat Sky menatap tajam, tapi tidak dengan yang lain.Judy menyambutnya dengan tawa dan menyuruh pelayan membawakan cangkirnya. Anton kemudian bergabung ke dalam pembahasan nyonya Andromeda dengan lagak menyaksikan sepenuhnya, padahal ia hanya mencari muka.“Anton! Sudah berapa usiamu?”Lelaki itu tersenyum sambil menggeleng, “Usia bagiku tidak perlu, bibi.”“Jangan bilang begitu, kau harus menikah dan berkeluarga seperti Sky juga.”Sky, yang dipanggil namanya melirik sekilas. Lalu memfokuskan pandangannya kembali ke arah layar. Sama sekali tak tertarik.“Aku menikmati hidupku yang sekarang, bi. Beruntung aku tidak jadi menikah dengan
“Shen ...”Alangkah terkejutnya wanita itu mendapati Sky tengah berdiri di hadapannya. Wajahnya seolah tak bersalah, dia berani bahkan untuk memanggil namanya. Shen mengeratkan hati, ia tak mau terlihat seperti pecundang terakhir kali.Shen maju selangkah ke hadapan Sky. Mencoba menentang matanya hingga Sky gugup dan seakan diinterogasi, tak menyangka Shenina mulai memberanikan diri begitu cepat.Apa karena dukungan suaminya yang kemarin? Karena ia tak lagi memiliki rasa kepada Sky?“Ada apa, tuan?”Tidak tahu kenapa, mendengarnya, hati Sky terasa mencelos. Perih. Shen selalu memanggil namanya dulu, sekarang ia merendahkan dirinya sendiri di hadapannya.“Apa kita boleh bicara?”Shen menyelidik dengan mata datar, ia lihat ekspresi Sky sedikit gentar namun dingin. Mata yang setenang itu, berubah begitu kejam saat ia ingat kebungkamannya dahulu.“Aku sedang bekerja, sebaiknya tuan pulang saja.”“Aku hanya butuh waktu 10 menit untuk berbicara denganmu.”Nadanya dingin, sedingin
“Kenapa sayang?”Shenina masih terheran dengan tingkah putranya. Matanya yang semula sudah menggenang perlahan merembes keluar dengan ekspresi wajah yang sangat sedih.“Kenapa tidak ada yang mau berteman dengan Daniel, ibu? Huhu ...”“Eh? Maksudnya siapa sayang?”“Aku sangat senang kalau paman mau berteman denganku. Tapi sepertinya paman marah kepada kita ...”Daniel masih tersedu. Lelaki yang menghampiri Shenina tadi masih berdiam diri di kursi Shenina berbaring sebelumnya. Tiada yang dapat menebak ekspresinya dari dalam, apakah ia tersentuh atau hanya sekedar mengamati.Sementara Ayla dan Sari yang tadi terdiam tergopoh menghampiri Daniel yang menangis.“Kenapa Daniel bisa sesedih ini, ya?”Shen mengarah pada lawan bermainnya, Ayla dan Sari. Wajah mereka cukup menunjukkan kebingungan tentang kesedihan Daniel. Yang mereka lihat sangat datar, seolah sesuatu sedang bereaksi tanpa terlihat mata.“Huhu ... Ibu, apa paman tidak menyukai Oniell?” Daniel masih meraung dengan wajahn
“Yah ... Bolanya melambung jauh!”Sari membuang pandang ke arah lain—tak merasa bersalah. Ia membiarkan Daniel berlari mengejar bola yang arahnya ke luar dari bibir pantai.Ayla hendak mengikut, tapi Sari menahan tangannya.“Sudah, di sini saja! Biar Daniel bersosialisasi sendirian.”“Nanti kalau dia hilang, bagaimana?”“Pikiranmu terlalu jauh. Kita saja masih bisa melihatnya.”“Baiklah.”Ayla merebahkan diri duduk di tepi. Pakaiannya kepalang basah, main di pantai memang harus begitu. Tak lama Sari menyusul, ia mendarat dengan lenguhan panjang karena katanya pasir memasuki area dalamnya.“Kakak sibuk sekali akhir-akhir ini.”“Berkat si gendut bau yang hanya bisa menyuruh ini, itu, tanpa bonus!”“Kenapa kakak tidak pindah kerja saja?”“Ke restoranmu?” Sari menggeleng, “Aku tidak suka kita bergerombol seperti ngajak perang!”“Kakak tidak tahu apa yang terjadi akhir-akhir ini. Banyak kejadian yang mungkin berat buat kak Shen.”“Kenapa? Ada yang mengganggunya?”“Seorang lel
“Kenapa kau bilang begitu, Ay?”“Soalnya aku dengar nama kakak banyak disebut.”“Ah! Mungkin kau salah dengar, Ay! Bisa jadi Shenina teman mereka, kan nama orang banyak yang sama.”“Dia bilang kalau kakak dengannya saling kenal.”“A-aku?” sial. Shen berpikir Sky terlalu ikut campur untuk masalah mereka yang sudah lama tenggelam. Ia bersusah payah menyembunyikannya dari orang-orang, pria itu malah berkoar-koar kalau mereka sudah saling kenal.“Apa dia ada hubungan...”“Ayla!! Aku antar Daniel membersihkan diri dan mengajaknya tidur dulu. Baru kita bicara.”Ayla hanya mengangguk heran dan terdiam. Ia melihat ada kebohongan di mata Shen. Sepertinya wanita itu memiliki hubungan yang tak bisa diungkap dengan lelaki yang hampir masuk daftar idamannya itu.Apalah daya, seberapa penasaran pun ia, Ayla hanya bisa menunggu Shen mengatakannya.Cukup larut malam Shen berhenti. Ia terlihat letih, menutup pintu kamarnya dengan hati-hati dan memastikan Daniel tak bisa mendengarkan apa pun.
“Malam ini makan di rumah kan?”“Ah, aku sangat merindukan masakanmu! Bos si*lan itu memberiku banyak job!” umpat Sarinah di seberang telefon.Shenina tersenyum mendengar tutur katanya yang kasar, tapi apa adanya. Bukan berarti ia membenarkan omongan kasar, ia pun akan menutup telinga Daniel ketika Sarinah mengumpat di depannya.Penuh sumpah serapah tapi hati hello kitty. “Baiklah, mungkin lain kali kita bisa makan bersama.”“Oke, Shen. Aku kerja dulu, dah!!”Tutt!Kali ini Shenina mendial nomor Ayla. Indekos nya lumayan dekat hingga tak perlu waktu lama meski hari telah gelap. Malam ini Ayla juga berencana untuk menginap karena esok weekend mereka akan jalan-jalan ke pantai membawa Daniel.“Aku akan berangkat sekarang, kak. Apa ada yang kau butuhkan? Aku akan mampir sebentar ke swalayan.”“Semua lengkap. Hati-hati di jalan yah.”Shen berpindah pada beberapa bahan makanan yang yang sudah ia keluarkan dari lemari pendingin. Di liriknya Daniel masih bermain, ia tersenyum ana
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments