Share

Bab 27

Author: Merisa storia
last update Last Updated: 2025-03-09 17:35:26

Malam telah menyelimuti Jakarta ketika mobil Mercedes hitam Gavin memasuki pelataran rumah megahnya di kawasan elite Menteng. Rumah bergaya mediterania itu berdiri angkuh dengan taman luas yang tertata apik, lampu-lampu taman menyala lembut menerangi jalan setapak menuju pintu utama.

Begitu mobil berhenti, seorang pelayan bergegas membukakan pintu. Gavin melangkah keluar dengan wajah lelah. Jas mahalnya sedikit kusut setelah seharian bekerja. Deru mesin mobil perlahan menghilang saat sopir pribadinya mengarahkan kendaraan itu menuju garasi belakang.

"Selamat malam, Pak," sapa pelayan itu sopan.

Gavin hanya mengangguk singkat sebelum melangkah masuk ke dalam rumah. Setelah penat seharian, yang dia inginkan hanyalah ketenangan. Namun, begitu pintu utama terbuka, suara wanita yang sudah tidak asing menyambutnya dengan nada yang dibuat-buat riang.

"Sayang, kau sudah pulang!"

Bella, dengan gaun rumahan yang tetap terlihat elegan, berjalan anggun menghampiri suaminya. Rambut pirang panjangn
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Merisa storia
makasih kak :)
goodnovel comment avatar
shannon
makin seru, lanjut kak.. semangat
goodnovel comment avatar
Merisa storia
ya kan ceritanya harus runut Kak :(
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 185

    "Selanjutnya, kami memiliki bukti transfer dana sebesar 500 juta rupiah dari rekening terdakwa ke rekening Bram Setiawan sebagai upah pembunuhan," Joseph menunjukkan print out rekening.Bram yang semula diam, tiba-tiba berdiri. "Yang mulia, saya ingin mengaku!""Bram!" Pak Sugeng memandang garang pada pembunuh yang diperintahkannya."Saya tidak tahan lagi. Benar, Pak Sugeng yang menyuruh saya untuk membunuh Pak Gavin. Dia bilang kalau Pak Gavin adalah penghalang bisnisnya. Jefri yang saya suruh untuk menembak," Bram berkata dengan suara bergetar.Ruang sidang menjadi ricuh. Pak Sugeng berdiri dan berteriak, "Kamu gila, Bram! Kamu tidak bisa sembarangan menuduhku!""Terdakwa, harap tenang!" ketua hakim mengetuk palu.Joseph tersenyum puas. "Yang mulia, dengan pengakuan saksi Bram dan bukti-bukti yang kami sajikan, jelas bahwa terdakwa Sugeng adalah dalang dari percobaan pembunuhan ini."Pengacara Pak Sugeng yang baru, mencoba membantah, tapi bukti-bukti yang ada terlalu kuat. Pak Sugen

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 184

    Hari berganti hari, luka di tubuh Gavin kian membaik. Setelah dua minggu di rumah, kondisi fisiknya sudah hampir pulih sepenuhnya. Hanya sesekali rasa pegal yang muncul di punggungnya ketika terlalu lama duduk atau berdiri.Siang itu adalah hari pertamanya setelah kejadian penembakan datang ke perusahaan. Mobil hitam milik Gavin memasuki basement parkir gedung kantor pusat. Dika yang sudah kembali bertugas sebagai bodyguard pribadi, turun terlebih dahulu untuk memastikan keamanan."Tuan, situasi aman," Dika membuka pintu mobil untuk Gavin.Begitu Gavin melangkah keluar dari lift menuju lobi utama, seluruh karyawan yang kebetulan berada di sana langsung bersorak gembira. Mereka spontan bertepuk tangan menyambut kedatangan sang pemimpin."Selamat datang kembali, Pak Gavin!" seru salah seorang karyawan."Syukurlah Bapak sudah sembuh!" tambah yang lain.Gavin tersenyum hangat dan melambaikan tangan. "Terima kasih semuanya. Saya senang bisa kembali bekerja."Sekretaris pribadi Gavin, mende

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 183

    Seminggu berlalu dengan cepat. Pagi itu, Gavin akhirnya diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Kondisinya sudah sangat membaik, meski bekas luka tembak di punggungnya masih menyisakan sedikit rasa sakit jika tersentuh."Akhirnya hari ini pulang juga ya, sayang," Livia berkata sambil melipat baju-baju Gavin."Ya! Aku sudah tidak sabar ingin pulang," Gavin duduk di tepi tempat tidur dengan wajah berseri-seri. "Pasti Alaric sudah gemuk sekarang."Elena yang ikut membantu kepulangan Gavin, berdiri sambil membawa tas besar. "Pak Gavin, barang-barang sudah saya kemas semua.""Terima kasih, Elena," Gavin tersenyum tulus.Dika, sudah siap dengan kursi roda. "Tuan, ayo kita siap berangkat.""Dika, saya masih bisa jalan," Gavin protes."Tuan, ini prosedur rumah sakit. Lagipula untuk berjaga-jaga saja," Dika menjelaskan sambil membantu Gavin naik kursi roda.Perjalanan menuju lobi rumah sakit terasa seperti perjalanan kebebasan. Dika mendorong kursi roda dengan hati-hati, matanya selalu waspada

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 182

    Sandra duduk meringkuk di pojok kasur dengan tatapan kosong. Rambutnya yang dulu selalu rapi kini kusut tidak terurus. Pakaian yang sama sudah ia kenakan selama tiga hari berturut-turut."Sandra ... Sandra, sayang ...." Rita, duduk di tepi kasur sambil mengelus punggung putrinya dengan lembut. "Mama sudah bawakan bubur, ayo makan sedikit."Sandra tidak menjawab. Matanya menatap tembok kosong seolah-olah ada sesuatu yang menarik di sana."Sandra, dengar Mama ...," Rita mencoba lagi dengan sabar. "Kamu belum makan dari kemarin. Badan kamu akan sakit kalau begini terus."Tiba-tiba Sandra tertawa. Tawa yang aneh, tanpa alasan, membuat Rita bergidik ngeri."Hehe ... Bayiku pasti lapar juga ya, Ma," Sandra berkata sambil terus tertawa. "Dia pasti suka makan es krim strawberry. Besok Mama belikan ya ...."Rita merasakan dadanya sesak. Air mata mengalir di pipinya yang sudah keriput karena beban hidup dan kesedihan."Sandra ... Anakmu sudah ...," Rita tidak sanggup melanjutkan kalimatnya."Ba

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 181

    "Ya. Tuan Gavin sudah tidak memerlukan bantuan ventilator, monitor jantung, dan alat-alat ICU lainnya. Di ruang VVIP, beliau akan lebih nyaman dan bisa menerima lebih banyak pengunjung."Seorang perawat senior yang ikut masuk menambahkan, "Kami akan segera menyiapkan ruang VVIP terbaik untuk Tuan Gavin. Proses pemindahan bisa dilakukan sore ini juga."Gavin tersenyum lega. "Akhirnya saya bisa keluar dari ruangan yang penuh bunyi 'bip-bip' ini."Dokter tertawa. "Memang suara monitor jantung agak mengganggu ya, Tuan. Tapi itu pertanda baik bahwa jantung Tuan berdetak normal terus."Dua jam kemudian, tim medis mulai mempersiapkan proses pemindahan. Perawat dengan hati-hati melepaskan satu per satu alat monitoring yang terpasang di tubuh Gavin."Tuan Gavin, kami akan memindahkan Tuan ke tempat tidur khusus untuk perpindahan ya," perawat utama menjelaskan sambil mengatur roda tempat tidur.Gavin meringis saat menggeser tubuhnya. Luka tembak di punggungnya masih menyisakan rasa sakit dan be

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 180

    Joseph tersenyum dengan tenang menghadapi amukan Pak Sugeng. Pria berjas rapi itu tidak bergeming sedikitpun meskipun dihadapkan dengan amarah yang meledak-ledak."Saya tidak peduli siapa Anda," Joseph berkata dengan nada datar namun tegas. "Saya hanya menjalankan tugas untuk klien saya. Fakta tetap fakta, dan hukum tetap hukum."BRAK!Pak Sugeng mendorong meja dengan kasar hingga bergeser beberapa sentimeter. Wajahnya memerah padam, urat-urat di leher dan pelipisnya tampak menonjol karena marah.Namun Joseph tetap duduk dengan tenang, bahkan tidak berkedip sedikitpun. Ketenangan yang ditunjukkannya justru semakin membuat Pak Sugeng frustasi."SAYA AKAN MENCARI PENGACARA TERBAIK!" Pak Sugeng berteriak sambil menunjuk-nunjuk Joseph. "PENGACARA YANG BISA MENGALAHKAN ANDA!"Joseph mengangguk pelan sambil merapikan berkas-berkasnya. "Silakan saja, Pak. Saya ingin tahu apakah masih ada yang mau menjadi lawyer Anda setelah melihat bukti-bukti yang sudah ada.""SIALAN! BRENGSEK! ANDA—"Pak S

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status