共有

Bab 2

作者: Agniya14
last update 最終更新日: 2025-08-13 10:26:04

Akbar berkata dalam hati, “Apa? Menikah dengan perempuan ini? Mama enggak salah? Gimana ya caranya menolak permintaan mama?”

“Harus ya, Ma, balas budi dengan menikah? Apa tidak ada cara lain untuk membalas kebaikan Hana?” Akbar pikir pasti ada cara lain untuk membalas pertolongan Hana pada mamanya.

Namun, keinginan Ririn tidak bisa diganggu gugat. “Enggak ada, Nak. Hana ini sudah menyelamatkan nyawa Mama loh. Jadi, kamu harus menikahi dia sebagai balas budi Mama sama Hana.”

Akbar mengusap wajah. Pria itu bingung bagaimana cara membujuk sang mama agar tidak memaksanya menikah dengan Hana. “Ma, aku boleh ngomong sebentar sama Hana di luar?”

Mata Ririn langsung berbinar. Perempuan itu mengira anaknya sudah tidak sabar untuk segera dinikahkan dengan Hana. “Boleh dong, Sayang. Kamu mau ngobrol serius ya dengan Hana? Mau tanya mas kawin ya, Nak?”

“Iya, Ma, aku harus ngomong serius dengan Hana.” Akbar pun menatap Hana. “Hana, ikut saya keluar sebentar!”

Akbar keluar dari ruangan kerjanya lebih dulu. Hana mengikutinya di belakang. Akbar terus berjalan sampai dia menemukan lorong yang tidak jauh dari ruangannya dan sepi. Dia pun berhenti di sana lalu menunjukkan wajahnya yang serius.

“Hana, langsung aja ya. Saya tahu kamu pasti tidak mau menikah dengan saya, kan?”

Hana mengangguk. “Iya, saya tidak mau menikah dengan Mas-nya. Saya sadar diri, tidak pantas saya menikah dengan Mas yang seorang direktur rumah sakit sementara saya cuma seorang karyawan catering biasa.”

“Nah, saya mau kamu membujuk mama saya supaya tidak menikahkan kita. Saya juga akan membujuk mama saya nanti di rumah. Kamu bisa kan, Hana?”

Hana mengangguk, “Saya usahakan sebisa saya ya, Mas. Mas dengan saya itu sama. Sama-sama tidak mau dinikahkan.”

“Iya, kamu minta ganti yang lain kalau mama maksa buat balas budi sama kamu.”

“Baik, Mas.”

“Ok, saya percaya sama kamu. Sekarang kembali ke ruangan saya, ajak mama saya ngobrol di mana saja, di kantin atau di kafe terserah.” Akbar mengeluarkan dompetnya lalu memberikan beberapa lembar uang untuk Hana. “Ajak mama saya makan di luar. Kamu ambil uang ini buat membayar makanan nanti.”

Hana menatap uang yang diberikan Akbar dengan tatapan bingung. “Maksudnya saya yang bayari makan ibu Ririn?”

“Iya. Kamu bayar pakai uang saya ini.”

Hana masih diam. Namun, Akbar meraih tangan Hana lalu dia letakkan uang itu di tangan perempuan itu.

“Ambil dan jangan dikembalikan!”

Hana terpaksa menerima uang itu.

“Simpan nomor HP kamu di sini!” Akbar memberikan ponselnya pada Hana, perempuan itu mengetikkan nomor ponselnya di sana. Ponsel itu pun dia kembalikan.

Akbar menghubungi nomor Hana. “Simpan nomor saya supaya saya bisa menghubungi kamu nanti.”

“Baik, Mas.”

Setelah itu, keduanya pun kembali ke ruangan kerja Akbar. Akbar menatap Hana seolah memberi perintah agar Hana mengajak Ririn meninggalkan ruangan kerja Akbar.

“Ibu, bisa enggak kita ngobrol di luar. Saya mau bicara berdua saja sama Ibu.”

“Ok, kita ke kafe yang ada di dekat sini!” Ririn pamit pada Akbar dan pergi bersama Hana.

Tiba di kafe, Ririn memesan makanan. Hana hanya bisa pasrah dan menerima apa pun yang dipesan oleh perempuan paruh baya itu.

“Kamu mau ngomong apa, Hana?” Ririn penasaran.

“Saya memang sudah membantu Ibu, tapi saya ikhlas kok bantuin Ibu, jadi Ibu tidak perlu membalas apa pun untuk bantuan saya.”

Ririn menggeleng. “Hana, saya ini orangnya tahu diri. Kalau ada yang sudah membantu saya harus membalas kebaikan orang itu. Kamu sudah menyelamatkan nyawa saya. Balasan yang paling pantas buat kamu ya menikah dengan saya.”

“Tapi, saya cuma karyawan biasa. Mas Akbar direktur rumah sakit. Perbedaan saya dengan Mas Akbar itu seperti bumi dan langit, Bu. Saya tidak pantas menjadi menantu Ibu.” Hana menunduk.

Ririn meraih tangan Hana. Perempuan itu semakin menyukai Hana yang tidak silau dengan jabatan Akbar dan harta keluarga Ririn. “Hana, dengan berkata seperti itu, kamu malah pantas buat jadi istri Akbar, jadi menantu Ibu. Ibu suka dengan kesederhanaan kamu. Zaman sekarang ini cari perempuan kayak kamu.” Ririn sangat berharap pada Hana.

Hana menghela napas. Sepertinya rencana penolakannya tidak disetujui oleh Ririn. Dia takut Akbar akan marah padanya. “Ibu, tolong saya. Saya tidak mau menikah dengan Mas Akbar.” Hana menatap Ririn penuh harap.

“Kalau alasan kamu hanya karena kamu merasa biasa saja, saya bisa membuat kamu supaya jadi perempuan luar biasa yang pantas menikah dengan anak saya. Sekarang kamu minum dulu ya. Biar saya yang memikirkan soal pernikahan kalian.”

Hana bimbang, apa dia masih bisa menolak permintaan Ririn sesuai janjinya dengan Akbar tadi.

Di saat Ririn sedang menikmati hidangan di hadapannya. Hana mendengar suara seorang pria yang dia kenal sedang bicara dengan seorang perempuan. Hana menajamkan pendengarannya agar bisa menguping obrolan pasangan itu.

“Mas Farhan, jadi kan mau nikah sama aku? Papa sudah tanya kapan Mas Farhan mau datang ke rumah untuk melamar?” suara perempuan yang Hana dengar.

Hana terdiam. Dia penasaran dengan sosok Farhan yang disebut oleh perempuan itu. Hana tidak mungkin menoleh, dia pun mengeluarkan ponselnya lalu mengarahkan layar ponselnya agar bisa memantulkan wajah siapa yang sedang berbicara itu.

Ketika melihat sosok pria yang terpantul di layar ponsel itu, Hana menutup mulutnya yang terbuka. Dia masih belum percaya dengan apa yang dia lihat. Hana terus memperhatikan layar agar lebih yakin dengan apa yang dia lihat. Saat itu, perasaan Hana semakin hancur saat dia mengetahui fakta jika Farhan memutuskan hubungan dengannya bukan karena ingin melanjutkan pendidikan. “Jadi, Farhan selama ini selingkuh?” ucap Hana dalam hati.

Mampir yuk ke karya saya yang lain :

1. Dokter Cantik Pemilik Hati CEO

2. Dear, Mantan Suami

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 10. Mencari Rio

    Akbar baru pulang dari rumah sakit pada jam tujuh malam. Namun, pria itu tidak pulang ke rumah, dia pergi ke sebuah kafe tempat dia dan empat sahabatnya sering bertemu. Akbar dan empat sahabatnya sudah berteman sejak mereka masuk Fakultas Kedokteran. Di usianya sekarang mereka sudah menjadi dokter spesialis sesuai keinginan masing-masing dan bekerja di rumah sakit yang berbeda. Hanya Akbar saja yang menjadi direktur rumah sakit karena memang dia mewarisi dari papanya. Tiba di kafe, empat sahabat Akbar sudah berkumpul. Setelah turun dari mobil dia pun segera menghampiri meja keempat sahabatnya itu.“Wah, ini penganten baru sudah datang,” sapa Rio. “Gimana nih malam pertamanya? Sukses besar dong?” tanya Rio lagi. Akbar sendiri jengah dengan pertanyaan soal malam pertama. Dia pun menjawab sekenanya. “Ya, gitulah.” Taufan heran melihat reaksi Akbar. “Loh, kenapa? Eh, iya, cewek yang kamu nikahi itu kan bukan pacarmu, Bar? Kok bi

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 9. Pulang Malam

    Pulang dari makan siang di restoran yang menjual masakan Jepang, Akbar berpikir bagaimana caranya dia dapat mencoba masakan Hana. Namun, tidak ada satu ide pun yang terlintas di pikiran Akbar. “Gimana ya caranya?” Pria itu mengetuk-ngetuk layar ponselnya, tetapi tetap tidak mendapat ide sama sekali. “Apa tunggu agak malam aja ya? Hana pasti sudah tidur jam 10 malam, kan?” Akhirnya, pria itu senang karena mendapat ide itu. Dia pun akan menunggu malam hari. Untuk makan malam mengganjal perutnya, Akbar pun pergi ke kafe dekat rumah untuk membeli kopi dan roti saja. Dia akan pulang mendekati jam 10 malam. “Hana, saya mau keluar. Kunci saja pintunya dan jangan tunggu saja datang. Kamu cabut saja kunci rumah itu karena saya ada kunci cadangan.” “Iya, Mas.” Akbar pun pergi untuk menjalankan rencananya. Dia segera pergi ke kafe dengan mobilnya. Tiba di kafe, Akbar memesan kopi dan roti bakar. Lalu dia menonton film di ponselnya aga

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 8. Masakan Hana

    Kening Akbar berkerut mendengar ucapan Rara, dia pun berkata dalam hati, “Rara kenapa nih? Kok jadi aneh gini?”“Kamu kenapa lagi, Ra?” tanya Akbar yang kebingungan dengan sikap Rara. “Mas, aku menyesal sudah minta Mas menikah dengan perempuan itu.” Rara menegaskan lagi ucapannya. Akbar menghela napas. Perempuan itu sendiri yang membiarkan dia menikah, kenapa sekarang dia yang menyesal. “Kamu sendiri yang bilang enggak akan menyesal kalau saya menikah dengan perempuan pilihan mama saya. Kenapa sekarang kamu menyesal? Saya nikah aja belum ada satu hari, kenapa kamu jadi tiba-tiba berubah gini, Ra?” “Mas!” “Iya, kenapa?” “Tadi aku datang ke resepsi pernikahan Mas Akbar. Aku lihat Mas bahagia banget berdiri di pelaminan sama perempuan itu. Mas cinta ya sama dia? Mas sudah melupakan aku?” Akbar coba menenangkan Rara. “Kamu sendiri yang belum mau diajak nikah, saya ancam dengan menikah

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 7. Telepon dari Rara

    “Loh, siapa yang selingkuh, Hana? Aku tidak selingkuh. Aku sudah bilang kan kalau aku mau fokus lanjutin kuliah.” Farhan terus mengelak. Hana jelas tidak percaya lagi pada Farhan yang sudah ketahuan berbohong masih aja terus membohonginya. “Yang kamu bawa ke pelaminan tadi itu pacar kamu, kan? Dia calon istri kamu. Itu kamu bilang enggak selingkuh? Sejak kapan kamu dekat sama perempuan itu?” “Perempuan mana yang kamu bilang? Yang tadi aku bawa ke pelaminan? Oh Della. Dia bukan pacarku apalagi calon istri, dia itu sibuk mengejar-ngejar aku, dia yang jatuh cinta sama aku, sedangkan aku enggak ada perasaan apa pun sama dia.” Hana menatap Farhan dengan heran. “Kita ini sudah putus ya. Buat apa kamu berbohong sama aku. Mau kamu pacaran sama dia pun, sudah tidak ada urusannya dengan aku.” “Kamu enggak percaya sama aku, Han? Dia bukan pacarku.” “Kenapa aku harus percaya sama kamu? Aku cuma masa lalu kamu. Tidak usah

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 6

    Acara lamaran kali ini dihadiri kolega bisnis Adam dan keluarga dekat. Sama dengan acara besoknya ketika akad nikah. Lebih banyak dihadiri keluarga dekat dan rekan bisnis Adam saja. “Kamu sudah siap menjadi istri saya, Hana?” tanya Akbar sebelum akad nikah berlangsung. “Siap, Mas. Saya tidak ada pilihan lagi dan tidak bisa mundur. Saya tidak mau merusak nama baik orang tua Mas Akbar.” Hana sudah tahu konsekuensi jika dia mundur tiba-tiba. “Bersiaplah. Sebentar lagi kamu resmi jadi istri saya.” “Iya, Mas.” Hana mengangguk lalu menunduk, dia tidak mampu menatap Akbar lebih lama karena masih merasa rendah diri pada pria itu. Akad nikah sudah dipersiapkan, karena Hana adalah anak yatim piatu dan tidak memiliki saudara lainnya. Dia pun diwalikan dengan wali hakim. “Saya terima nikahnya Hana Prastika binti Ahmad Deni dengan mas kawin emas 100 gram dibayar tunai.” Akbar mengucap dengan lantang dalam satu tarikan napas. Setelah itu para saksi menyatakan jika pernikahannya dengan Hana s

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 5

    Hana terpaksa menuruti keinginan Ririn. Dia sudah tidak bisa lagi menolak. Mulai hari itu, Hana dimasukkan ke beberapa kursus agar dia belajar menjadi istri Akbar nantinya. Hari itu juga, Hana dipaksa pindah ke kontrakan baru yang jauh lebih besar dan nyaman untuk Hana. Hidup Hana saat ini diatur oleh Ririn. “Ibu, kontrakan ini terlalu besar buat saya.” Hana menolak dengan halus. “Tidak, Hana, ini cukup buat kamu.” Kamar dengan ukuran tiga kali lipat dari kamar kos Hana sebelumnya dengan AC dan kamar mandi di dalam harusnya membuat Hana lebih nyaman tinggal di sana. “Saya tidak bisa membayar kontrakan ini, Bu.” “Kamu tenang aja, kontrakan ini sudah saya bayar. Kamu sekarang fokus untuk belajar menjadi istrinya Akbar saja. Dia kan direktur rumah sakit, kamu nanti akan menemani dia setiap ada pertemuan, Ibu mau kamu bisa membawa diri di setiap pertemuan itu nanti.” Hana mengela napas. Betapa beratnya menjadi istrinya Akbar menurutnya yang hanya seorang gadis biasa dan tidak terbi

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status