Share

Bab 3

Author: Agniya14
last update Last Updated: 2025-08-13 10:26:45

Hana masih menguping pembicaraan antara Farhan dan seorang perempuan yang tidak dia kenal itu.

“Nanti dulu ya, Sayang, Mas kan masih harus ngumpulin uang dulu buat biaya pernikahan kita.”

“Oh jadi, Farhan enggak ada rencana melanjutkan pendidikan? Dia mau nabung buat biaya nikah? Ternyata Farhan sudah membohongi aku?” Hana bicara dalam hati.

“Mas … papa kan sudah bilang, jangan pikirkan biaya pernikahan. Kalau sudah ada niat mau nikah harus disegerakan. Papa sanggup kok biayain pernikahan kita.”

“Sama perempuan itu Farhan merencanakan masa depan? Terus denganku yang sudah 10 tahun menjadi kekasihnya enggak. Apa karena aku cuma seorang karyawan catering aja?”

“Mas malu, Sayang kalau semua biaya ditanggung sama papa kamu. Kesannya Mas ini enggak usaha apa-apa buat nikahin kamu.”

“Nah, itu kamu sadar diri enggak punya apa-apa, Mas, " gerutu Hana dalam hati.

“Mas pikirin aja soal mas kawin untuk pernikahan kita nanti. Lainnya biar papaku yang urus.”

“Sekarang aku enggak akan marah lagi ke kamu mas Farhan. Silakan menikah dengan perempuan itu biar mereka tahu jati diri kamu yang sebenarnya. Aku juga tidak akan balas dendam sama kamu karena aku yakin kamu akan mendapatkan karmamu sendiri karena sudah menyakiti perasaanku. Lihat saja nanti, aku yakin akan mendapatkan suami yang jauh lebih baik dari kamu. Lebih tampan, lebih kaya dan tentu saja hatinya jauh lebih baik.” Hana mendoakan yang terbaik untuk masa depannya.

“Hana sudah selesai makannya? Ayo kita pulang! Oh ya, biar Ibu yang bayar semua makanan ini ya.”

“Tapi, Bu … saya harus bayar semua makanan ini karena ….” Hana tidak bisa melanjutkan ucapannya lagi.

“Sudah biar Ibu yang bayar, tadi Ibu kan sudah janji sama kamu.”

Hana terpaksa menurut. Ririn yang membayar makanan. Saat Hana keluar dari kafe bersama dengan Ririn, perempuan itu berusaha agar tidak dikenali oleh Farhan. Untungnya dua sejoli itu sedang dimabuk asmara sehingga tidak memperhatikan orang-orang di sekeliling mereka.

***

Malam harinya, Hana menghubungi Akbar. Dia merasa bersalah karena tidak bisa membujuk Ririn agar membatalkan rencana perjodohannya.

“Mas, maaf ya, saya enggak bisa membuat ibu Mas Akbar membatalkan rencananya.”

Terdengar helaan napas Akbar. “Ya, ibu saya memang begitu, keras sekali, kalau sudah mau A ya harus A. Saya juga sudah coba membujuk, tapi ibu tetap dengan keputusannya.”

“Terus saya harus gimana dong, Mas?” Hana bingung dengan rencana selanjutnya.

“Saya akan terus mencoba membujuk ibu saya. Oh ya, misalnya ibu saya mengajak kamu ketemu usahakan untuk terus menolak ya, Han.”

“Iya, Mas, saya janji akan berusaha menolak dan meyakinkan ibunya Mas supaya membatalkan perjodohan kita.” Hana selalu sadar diri dan merasa tidak pantas menjadi istrinya Akbar.

“Oh ya, Mas, tadi saya enggak jadi bayarin makan siang. Jadi, besok saya mau kembalikan uang Mas Akbar ke rumah sakit ya.”

“Uang itu? Ok. Datang saja ke ruangan saya pada jam kerja.”

“Baik, Mas.”

Akbar menutup panggilan telepon.

Keesokan harinya, Hana datang ke rumah sakit dan menemui Akbar di ruangannya. Dia letakkan uang yang diberikan oleh Akbar kemarin padanya di meja.

“Ini ya Mas, uangnya sudah saya kembalikan.”

“Ya, Hana.”

“Maaf ya, Mas karena saya tidak bisa membujuk ibunya Mas supaya saya yang membayar makanannya.”

“Iya, enggak apa-apa.”

Pada saat itu, ponsel Akbar berdering. Di layar ponsel muncul nama kontak seseorang dengan emoticon love. Hana yakin jika orang yang menelepon Akbar itu adalah kekasihnya. Hana semakin merasa tidak pantas menikah dengan Akbar.

“Saya terima telepon dulu ya, Han. Atau kalau urusan kamu sudah selesai. Kamu boleh keluar dari ruangan ini!”

Karena tidak ingin mengganggu privasi Akbar, Hana pun keluar dari ruangan itu.

Akbar pun menerima panggilan itu. “Halo, maaf ya, Sayang, tadi ada yang datang ke ruangan sebentar. Oh ya, kamu sudah sampai di mana?”

“Aku di udah di depan ya, Mas.”

“Ok, jadinya mau makan di mana? Kamu beneran hari ini libur syuting?”

“Iya, Mas. Hari ini aku free cuma buat Mas aja. Kita makan di kafe seberang rumah sakit aja yuk.”

“Ok. Mas ke depan dulu. Tunggu ya, Sayang, jangan ke mana-mana ya.”

“Ok.”

Setelah menutup panggilan telepon, Akbar pun keluar dari ruangannya. Di depan rumah sakit dia menemui seorang perempuan cantik memakai kacamata hitam dengan penampilan yang terlihat mewah. Sangat jauh jika dibandingkan dengan Hana yang hanya seorang pekerja di sebuah usaha catering.

Akbar tersenyum lebar saat bertemu dengan kekasihnya, Rara. Mereka pun bergegas menuju kafe di seberang rumah sakit.

Dari jarak yang agak jauh, Hana melihat pertemuan Akbar dengan Rara. Dia merasa senang karena jika Akbar memiliki pacar maka dia akan terbebas dari rencana Ririn.

Sementara itu, di kafe, Akbar duduk berhadapan dengan Rara. Wajah Akbar terlihat sangat serius. Siang ini dia memang sengaja mengajak Rara bertemu karena ingin membicarakan sesuatu.

“Ra, Mas mau kita menikah. Mas akan lamar kamu secepatnya.”

Rara terkejut mendengar ucapan Akbar.

“Mas, aku belum siap nikah. Jangan paksa aku untuk menikah sekarang. Aku lagi merintis karir keartisan, kalau belum jadi bintang utama, aku belum mau nikah, Mas. Sudah berkali-kali aku bilang ke Mas loh.”

Akbar mengusap wajah. Obrolan soal pernikahan dengan Rara pasti selalu berakhir dengan penolakan dari perempuan itu.

“Orang tua Mas sudah mendesak Mas untuk segera menikah. Bahkan sekarang mama mau menjodohkan Mas dengan seseorang perempuan yang sangat mama sukai. Kamu yakin tidak mau menikah dengan Mas dalam waktu dekat? Gimana kalau ternyata Mas malah menikah dengan perempuan yang dijodohkan mama itu?” Akbar kali ini menggunakan Hana untuk memaksa agar Rara mau segera menikah dengannya.

“Apa? Mas, jangan nikah sama perempuan lain ya. Aku tuh cinta sama Mas Akbar.” Wajah Rara terlihat memelas.

“Kalau kamu menolak terus, Mas bisa apa?"

Mampir yuk ke karya saya yang lain :

1. Dokter Cantik Pemilik Hati CEO

2. Dear, Mantan Suami

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 44. Ending

    Setelah menginap dua hari di rumah sakit dan kondisinya membaik, Hana akhirnya diberi izin untuk pulang. Langit sore itu cerah, menyambut kedatangannya kembali ke rumah. Bayinya yang cantik, yang baru saja dilahirkan dengan perjuangan penuh, digendongnya dengan lembut. Setiap gerakan kecil sang bayi membuat hati Hana berdebar bahagia.Sesampainya di rumah mertuanya, dia disambut dengan senyum hangat dari Ririn, ibu mertua yang selalu penuh perhatian. "Selamat datang, Hana. Kamu pasti lelah," ujar Ririn dengan lembut, sambil memeluk menantunya yang sudah seperti anak kandungnya sendiri. Ririn kemudian menyambut cucunya dengan penuh kasih sayang, sementara Hana merasa diterima sepenuhnya. "Istirahat dulu ya, Hana, Mama sudah siapkan kamar buat kamu dan bayi yang cantik ini. Sini biar Mama yang gendong bayi kamu." Ririn menyapa bayi dalam gendongan Hana. "Hai cantik! Sini biar Nenek yang gendong ya."Hana bersama dengan Akbar menuju lantai dua rumah Ririn. Mereka masuk ke kamar yang bi

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 43. Melahirkan

    “Biarkan saja istrinya berbaring, Pak. Nanti kalau sudah bukaan tujuh, langsung siap-siap.”Akbar menemani Hana yang berbaring di brankar. Dia memang tidak tahu seperti apa rasa sakitnya setiap kontraksi yang dirasakan oleh Hana. Yang dia tahu memang rasanya sakit sekali. Seandainya bisa rasa sakit itu bisa dipindahkan padanya, dia rela menanggung rasa sakit itu agar Hana tidak merasakan sakitnya sendirian. Hana mengatur napas setiap kali kontraksi itu terasa. Akbar menggenggam tangan Hana dengan erat setiap kali Hana merasakan sakit. “Masih kuat, Hana?”Perempuan itu mengangguk. Dia sendiri sangat ingin melahirkan dengan cara normal, siapa pun yang membantu mau itu dokter atau bidan dia tidak peduli. Yang penting anaknya lahir dalam keadaan selamat. “Masih, Mas.” “Kalau kamu enggak kuat nahan rasa nyerinya, kamu bilang aja, nanti Mas yang minta dokter kandungan buat operasi kamu.” Mata Akbar terlihat berkaca-kaca karena tidak tega melihat Hana. Hana sendiri tidak mau dikasihani.

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 42. Persiapan Melahirkan

    “Kalau itu sih jangan, Bar. Biar aku aja. Doain ya biar sahabatmu yang ini segera menikah, biar sama kayak kamu dan yang lain. Eh ya, kamu ngajak yang lain enggak, Bar? Kok belum pada keliatan?” Rio celingak-celinguk mencari sahabat mereka yang lain. “Ngundang kok, cuma emang belum pada dateng aja. Nanti juga sampe di sini kok, tapi, Rio kamu udah yakin kan sama Della? Ya orang kan pasti ada kekurangan dan kelebihannya, kamu bisa terima itu semua?” “Bisa, Bar, aku bisa. Mau cari yang gimana lagi? Hana sudah kamu kekepin dan enggak akan kamu ceraikan, jadi aku sama Della aja. Della juga kan termasuk anak rumahan, enggak suka banyak jalan apalagi dugem, jauh dia sih. Ya enggak ada salahnya aku buka hati buat Della.” “Papanya maksa kamu cepetan nikahin Della enggak, Rio?” Akbar tahu pasti papanya Della ingin putrinya segera menikah. Seperti dengan Farhan dulu, papanya Della yang terus mendesak mereka menikah. “Pastilah. Kayak

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 41. Tujuh Bulanan

    Satu hari sebelum acara syukuran tujuh bulanan kehamilan Hana, dia dan suaminya sudah berada di rumah orang tua Akbar. Mereka menyaksikan sendiri orang-orang di rumah itu tampak sibuk dengan persiapan acara syukuran. Sejak tadi Hana sudah ikut membantu, tetapi Ririn terus melarangnya melakukan apa pun. Hana tidak boleh menyapu, mengepel, bantu-bantu merapikan rumah. Perempuan itu mejadi kesal sendiri karena tidak boleh melakukan apa pun. Dia segera pergi ke kamarnya menemui sang suami. Hari itu Akbar sedang cuti karena persiapan acara syukuran untuk Hana, tetapi dia masih tetap memeriksa laporan dari karyawannya. Hana datang dengan wajah kesalnya lalu duduk di samping Akbar dengan tangan yang dilipat di depan dada. “Kamu kenapa, Hana?” tanya Akbar yang bingung melihat Hana yang tiba-tiba datang dengan wajah ditekuk. “Aku sebel sama mama, masa aku enggak boleh bantuin sih, Mas, aku enggak boleh nyapu, ngepel dan lain-lain.”

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 40. Bekal Makan Siang

    Rio terkejut mendengar pertanyaan dari papanya Della. Selama ini mana pernah dia jatuh cinta pada Della, tetapi haruskah dia berkata jujur pada pria yang menjadi direktur rumah sakit di tempat dia bekerja? Rio menggelengkan kepalanya. “Belum, Pak. Saya belum pernah jatuh cinta sama Della. Memangnya ada apa ya, Pak?” Papanya Della menghela napas. Dia merasa kasihan pada anaknya yang baru putus dengan Farhan dan gagal menikah, padahal acara pertunangannya sudah diselenggarakan waktu itu. “Kamu pasti sudah tahu kan tentang rencana pernikahan Della? Anak itu sedang patah hati saat ini. Dia butuh seseorang yang bisa menghibur perasaan sedihnya. Untungnya, acara pernikahannya belum direncanakan. Hanya sampai pertunangannya saja. Kalau misalnya acara pernikahan itu jadi dan Della putus dengan Farhan dan saya harus mencari pengganti Farhan, maka saya akan memilih kamu, Nak Rio.” Papanya Della tersenyum penuh arti. Rio pun merasa bingung saat ini.

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 39. Papa Della

    Akbar sudah menghubungi Della dan Rio melalui telepon. Dia hubungi mereka satu persatu untuk diundang makan malam bersama di rumahnya. Della tentu senang diundang makan malam di rumah Akbar, apalagi Rio, dia sangat senang karena bisa bertemu dengan Hana lagi. “Syukurlah kamu sudah balik ke rumah, Bar. Aku jadi bisa ketemu Hana lagi,” ucap Rio di saat Akbar meneleponnya. “Rio, ingat Hana itu istriku, aku melarangmu jatuh cinta sama Hana lagi karena aku tidak akan menceraikan istriku.” Akbar kali ini tegas pada Rio karena tidak mau membuat sahabatnya itu jatuh cinta makin dalam pada Hana karena ujungnya dia akan merasa sakit hati saja. “Yah … kok gitu sih, Bar. Kamu tahu enggak? Aku tuh susah jatuh cinta, sekalinya jatuh cinta aku suka sama Hana. Emang kayaknya kisah percintaan aku enggak bisa berjalan mulus kayak jalan tol. Dapet cewek yang aku mau susah banget, sekalinya ketemu eh ternyata dia istri orang. Selanjutnya apa? Kenapa enggak ada cewek yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status