共有

Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit
Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit
作者: Agniya14

Bab 1

作者: Agniya14
last update 最終更新日: 2025-08-13 10:25:21

“Hana, aku mau kita putus. Mulai sekarang kita tidak usah ketemu lagi!” Farhan baru saja memutuskan hubungannya dengan Hana–pacar yang sudah menemaninya selama sepuluh tahun terakhir. Saat ini mereka sedang bertemu di koridor rumah sakit ketika Hana mengantarkan bekal makan siang untuknya.

Bagai mendengar suara petir di siang bolong, Hana merasa heran dengan apa yang diucapkan Farhan padanya. “Putus? Kenapa? Apa alasannya, Sayang?”

“Aku mau fokus sama pendidikanku. Sebentar lagi aku mau ambil spesialis penyakit dalam, kalau sudah mulai kuliah lagi aku akan sibuk dan kita bakalan susah ketemu.” Wajah Farhan terlihat datar.

“Selama sepuluh tahun terakhir, aku selalu menemanimu, Sayang. Kamu kuliah kedokteran, koas, sampai sekarang kamu jadi dokter di rumah sakit ini, aku selalu menemani kamu dan hubungan kita selama ini baik-baik saja. Apa aku ada kesalahan sama kamu, Sayang?” Hana berusaha membuat Farhan menatap matanya karena pria itu memalingkan pandangannya. “Kenapa kamu enggak mau menatap aku?”

“Iya. Selama ini memang hubungan kita baik-baik aja, tapi sekarang kondisinya berbeda. Aku akan jadi sangat sibuk dan kita akan jadi sulit ketemu.”

“Aku akan menunggu kamu sampai selesai pendidikan spesialis itu. Katakan berapa lama aku harus menunggu tanpa mengganggu kamu?” Hana tidak rela jika hubungannya dengan Farhan harus berakhir hanya karena pria itu harus mengambil spesialis penyakit dalam.

“Kali ini kondisinya beda, Hana. Nanti kamu bahkan enggak bisa menghubungi aku selama berminggu-minggu dan kita enggak akan bisa ketemu.” Farhan terlihat kukuh dengan keinginannya.

“Itu bukan masalah yang besar, Sayang. Aku enggak akan ganggu selama kamu ambil spesialis itu. Aku janji. Jadi, kita jangan putus, ya.” Hana tetap berusaha membujuk Farhan.

“Aku enggak mau kamu mengeluh karena kita enggak bisa ketemu atau kamu–”

“Sayang, aku janji enggak akan protes ke kamu, hm. Kita jangan putus, ya.”

Selama sepuluh tahun terakhir, Farhan adalah dunianya Hana. Dia merasakan bahagia dan sedih bersama pria itu. Orang tuanya sudah meninggal sejak dia masih kecil. Kemudian, Hana tinggal di sebuah panti asuhan dan dia bertemu dengan Farhan sejak SMA. Dengan kepintarannya Hana bisa sekolah di SMA dengan beasiswa full. Namun, dia tidak melanjutkan kuliah karena tidak ada biaya dan memilih bekerja di sebuah catering sebagai juru masak.

Sejak Farhan kuliah di Fakultas Kedokteran, Hana tidak hanya memberikan dukungan semangat, dia juga membantu biaya kuliah pria itu sampai dia harus merelakan semua gajinya untuk pria itu agar Farhan bisa lulus kuliah dan menjadi dokter karena Farhan adalah segala-galanya untuk Hana. Dia tidak mau jika sampai pria itu tidak bisa melanjutkan kuliah karena kesulitan keuangan.

“Lebih baik kita putus saja, Hana. Setelah lulus nanti kalau kita masih berjodoh kita akan ketemu lagi.”

Kata-kata yang diucapkan Farhan membuat hati Hana terasa sakit. Hubungan yang dia perjuangkan selama ini agar berujung ke pernikahan berakhir sia-sia. Tanpa disadari bulir bening mengalir di kedua matanya.

“Apa artinya aku selama sepuluh tahun terakhir ini untukmu?” tanya Hana dengan suara bergetar sambil menahan tangisnya agar tidak meledak di hadapan Farhan.

“Kamu adalah perempuan paling baik yang pernah aku kenal.”

“Percuma aku baik sama kamu kalau semua itu enggak ada artinya di matamu.” Hana menunduk. Air matanya semakin deras.

“Enggak, Hana, aku bisa melihat semua kebaikanmu itu. Terima kasih karena sudah mau mendukungku selama ini sampai sekarang, tapi maaf hubungan kita harus berakhir.” Farha mendekati Hana dan memegang bahunya. “Kamu pasti kuat meski tanpa aku di sampingmu.”

Hana merasakan sakit karena dicampakkan begitu saja oleh Farhan. Dia tidak tahu apa kesalahannya sampai pria itu memutuskan hubungan mereka. Tidak mungkin dia diputuskan hanya karena pria itu ingin mengambil pendidikan spesialis.

“Apa ada orang lain yang kamu suka selain aku?” Tiba-tiba saja terlintas dalam pikiran Hana kemungkinan itu.

“Enggak, Hana. Cuma ada kamu perempuan yang ada dalam hati aku.”

“Aku enggak mau kita putus.”

“Kita harus putus. Pulanglah. Jangan datang lagi ke sini karena hubungan kita sudah berakhir.”

“Kamu tega banget sama aku.” Hana akan memukul dada Farhan tetap pria itu menahan tangannya. “Aku masih ada pasien.” Lalu Farhan tinggalkan Hana begitu saja di koridor itu.

Setelah kepergian Farhan, tubuh Hana luruh ke lantai. Dia ingin menangis sejadi-jadinya, tetapi dia ingat jika dia sedang berada di rumah sakit. Perempuan itu hanya bisa terisak meratapi nasibnya yang diputuskan secara tiba-tiba.

Setelah puas menangis, walaupun hatinya masih sakit, Hana bangkit. Sekuat tenaga dia bangkit lalu menegakkan tubuhnya Hana pun pergi meninggalkan rumah sakit itu.

Baru beberapa langkah meninggalkan gerbang rumah sakit, Hana melihat seorang Ibu yang sedang mempertahankan tasnya agar tidak dijambret oleh dua orang pria di atas kendaraan bermotor. Salah satu pria itu mengacungkan pisaunya agar tidak ada satu orang pun yang membantu Ibu itu.

Melihat kejadian ini, dengan cepat Hana melempar kotak bekal yang dia bawa ke arah dua orang penjambret lalu dia berteriak. “Pak polisi di sini ada jambret! Pak polisi di sini ada jambret!”

Teriakan Hana membuat dua orang penjambret itu pergi dengan kecepatan tinggi.

Hana merasa lega. Dia bergegas menghampiri ibu itu. “Ibu enggak apa-apa?” Hana memeriksa apa ada luka di tubuh Ibu itu. “Syukurlah Ibu tidak apa-apa. Ayo saya antar, Ibu mau ke mana?”

Perempuan paruh baya bernama Ririn itu menatap kotak bekal yang dilempar Hana tadi. “Terima kasih sudah membantu saya, kalau tidak ada kamu, bukan cuma tas saya yang kena jambret tapi kita nyawa saya bisa hilang. Itu bekal makan siang kamu? Ayo ikut saya, biar saya ganti makan siang kamu.”

Ririn menarik lengan Hana agar mengikuti langkahnya menuju rumah sakit. Namun, bukan menuju ruang perawatan, tetapi ruangan direktur rumah sakit. Perempuan itu mengajak Hana masuk ruangan.

Di ruangan itu ada sang direkrut rumah sakit bernama Akbar. Ririn mengenalkan Akbar pada Hana. Lalu satu kalimat selanjutnya membuat keduanya terkejut.

“Akbar, Hana ini sudah menyelamatkan nyawa Mama. Sebagai balas budi, Mama mau kamu menikah dengan Hana.” Ririn tersenyum lebar.

🌹🌹🌹🌹🌹

Terima kasih buat yang sudah mampir baca. Jika berkenan mampir yuk ke karya saya yang lain.

1. Dokter Cantik Pemilik Hati CEO

2. Dear Mantan Suami

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 10. Mencari Rio

    Akbar baru pulang dari rumah sakit pada jam tujuh malam. Namun, pria itu tidak pulang ke rumah, dia pergi ke sebuah kafe tempat dia dan empat sahabatnya sering bertemu. Akbar dan empat sahabatnya sudah berteman sejak mereka masuk Fakultas Kedokteran. Di usianya sekarang mereka sudah menjadi dokter spesialis sesuai keinginan masing-masing dan bekerja di rumah sakit yang berbeda. Hanya Akbar saja yang menjadi direktur rumah sakit karena memang dia mewarisi dari papanya. Tiba di kafe, empat sahabat Akbar sudah berkumpul. Setelah turun dari mobil dia pun segera menghampiri meja keempat sahabatnya itu.“Wah, ini penganten baru sudah datang,” sapa Rio. “Gimana nih malam pertamanya? Sukses besar dong?” tanya Rio lagi. Akbar sendiri jengah dengan pertanyaan soal malam pertama. Dia pun menjawab sekenanya. “Ya, gitulah.” Taufan heran melihat reaksi Akbar. “Loh, kenapa? Eh, iya, cewek yang kamu nikahi itu kan bukan pacarmu, Bar? Kok bi

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 9. Pulang Malam

    Pulang dari makan siang di restoran yang menjual masakan Jepang, Akbar berpikir bagaimana caranya dia dapat mencoba masakan Hana. Namun, tidak ada satu ide pun yang terlintas di pikiran Akbar. “Gimana ya caranya?” Pria itu mengetuk-ngetuk layar ponselnya, tetapi tetap tidak mendapat ide sama sekali. “Apa tunggu agak malam aja ya? Hana pasti sudah tidur jam 10 malam, kan?” Akhirnya, pria itu senang karena mendapat ide itu. Dia pun akan menunggu malam hari. Untuk makan malam mengganjal perutnya, Akbar pun pergi ke kafe dekat rumah untuk membeli kopi dan roti saja. Dia akan pulang mendekati jam 10 malam. “Hana, saya mau keluar. Kunci saja pintunya dan jangan tunggu saja datang. Kamu cabut saja kunci rumah itu karena saya ada kunci cadangan.” “Iya, Mas.” Akbar pun pergi untuk menjalankan rencananya. Dia segera pergi ke kafe dengan mobilnya. Tiba di kafe, Akbar memesan kopi dan roti bakar. Lalu dia menonton film di ponselnya aga

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 8. Masakan Hana

    Kening Akbar berkerut mendengar ucapan Rara, dia pun berkata dalam hati, “Rara kenapa nih? Kok jadi aneh gini?”“Kamu kenapa lagi, Ra?” tanya Akbar yang kebingungan dengan sikap Rara. “Mas, aku menyesal sudah minta Mas menikah dengan perempuan itu.” Rara menegaskan lagi ucapannya. Akbar menghela napas. Perempuan itu sendiri yang membiarkan dia menikah, kenapa sekarang dia yang menyesal. “Kamu sendiri yang bilang enggak akan menyesal kalau saya menikah dengan perempuan pilihan mama saya. Kenapa sekarang kamu menyesal? Saya nikah aja belum ada satu hari, kenapa kamu jadi tiba-tiba berubah gini, Ra?” “Mas!” “Iya, kenapa?” “Tadi aku datang ke resepsi pernikahan Mas Akbar. Aku lihat Mas bahagia banget berdiri di pelaminan sama perempuan itu. Mas cinta ya sama dia? Mas sudah melupakan aku?” Akbar coba menenangkan Rara. “Kamu sendiri yang belum mau diajak nikah, saya ancam dengan menikah

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 7. Telepon dari Rara

    “Loh, siapa yang selingkuh, Hana? Aku tidak selingkuh. Aku sudah bilang kan kalau aku mau fokus lanjutin kuliah.” Farhan terus mengelak. Hana jelas tidak percaya lagi pada Farhan yang sudah ketahuan berbohong masih aja terus membohonginya. “Yang kamu bawa ke pelaminan tadi itu pacar kamu, kan? Dia calon istri kamu. Itu kamu bilang enggak selingkuh? Sejak kapan kamu dekat sama perempuan itu?” “Perempuan mana yang kamu bilang? Yang tadi aku bawa ke pelaminan? Oh Della. Dia bukan pacarku apalagi calon istri, dia itu sibuk mengejar-ngejar aku, dia yang jatuh cinta sama aku, sedangkan aku enggak ada perasaan apa pun sama dia.” Hana menatap Farhan dengan heran. “Kita ini sudah putus ya. Buat apa kamu berbohong sama aku. Mau kamu pacaran sama dia pun, sudah tidak ada urusannya dengan aku.” “Kamu enggak percaya sama aku, Han? Dia bukan pacarku.” “Kenapa aku harus percaya sama kamu? Aku cuma masa lalu kamu. Tidak usah

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 6

    Acara lamaran kali ini dihadiri kolega bisnis Adam dan keluarga dekat. Sama dengan acara besoknya ketika akad nikah. Lebih banyak dihadiri keluarga dekat dan rekan bisnis Adam saja. “Kamu sudah siap menjadi istri saya, Hana?” tanya Akbar sebelum akad nikah berlangsung. “Siap, Mas. Saya tidak ada pilihan lagi dan tidak bisa mundur. Saya tidak mau merusak nama baik orang tua Mas Akbar.” Hana sudah tahu konsekuensi jika dia mundur tiba-tiba. “Bersiaplah. Sebentar lagi kamu resmi jadi istri saya.” “Iya, Mas.” Hana mengangguk lalu menunduk, dia tidak mampu menatap Akbar lebih lama karena masih merasa rendah diri pada pria itu. Akad nikah sudah dipersiapkan, karena Hana adalah anak yatim piatu dan tidak memiliki saudara lainnya. Dia pun diwalikan dengan wali hakim. “Saya terima nikahnya Hana Prastika binti Ahmad Deni dengan mas kawin emas 100 gram dibayar tunai.” Akbar mengucap dengan lantang dalam satu tarikan napas. Setelah itu para saksi menyatakan jika pernikahannya dengan Hana s

  • Dicampakkan Dokter Dinikahi Direktur Rumah Sakit    Bab 5

    Hana terpaksa menuruti keinginan Ririn. Dia sudah tidak bisa lagi menolak. Mulai hari itu, Hana dimasukkan ke beberapa kursus agar dia belajar menjadi istri Akbar nantinya. Hari itu juga, Hana dipaksa pindah ke kontrakan baru yang jauh lebih besar dan nyaman untuk Hana. Hidup Hana saat ini diatur oleh Ririn. “Ibu, kontrakan ini terlalu besar buat saya.” Hana menolak dengan halus. “Tidak, Hana, ini cukup buat kamu.” Kamar dengan ukuran tiga kali lipat dari kamar kos Hana sebelumnya dengan AC dan kamar mandi di dalam harusnya membuat Hana lebih nyaman tinggal di sana. “Saya tidak bisa membayar kontrakan ini, Bu.” “Kamu tenang aja, kontrakan ini sudah saya bayar. Kamu sekarang fokus untuk belajar menjadi istrinya Akbar saja. Dia kan direktur rumah sakit, kamu nanti akan menemani dia setiap ada pertemuan, Ibu mau kamu bisa membawa diri di setiap pertemuan itu nanti.” Hana mengela napas. Betapa beratnya menjadi istrinya Akbar menurutnya yang hanya seorang gadis biasa dan tidak terbi

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status