Share

Bab 2 Kebohongan

Author: Myafa
last update Huling Na-update: 2024-09-29 16:36:27

Kata-kata yang keluar dari mulut Kalea itu sontak membuat Alby terperangah. Alby pikir Kalea tidak akan seberani itu.

“Perceraian bukan solusi, Lea.” Aku berusaha membujuk.

“Lalu apa solusinya?” Kalea menatap tajam Alby.

Alby benar-benar frustrasi kali ini. Tak sanggup jika harus kehilangan Kalea. “Apa kamu mau meninggalkan ibu begitu saja dengan perceraian ini? Ibu pasti tidak akan mampu menerima semua ini.” Kali ini Alby menggunakan ibunya untuk mempertahankan Kalea, karena tidak mungkin dirinya bisa menjadi alasan Kalea bertahan.

Kalea memalingkan wajahnya, tak mau melihat Alby. Sejujurnya dia kesal karena Alby menjadikan ibu mertuanya sebagai alasannya bertahan. Seolah Alby tahu jika dia tidak akan bisa meninggalkan ibu mertuanya.

“Mas, jangan bawa-bawa ibu!” Kalea memberikan peringatan pada Alby.

Alby segera duduk di samping Kalea agar bisa bicara dengan baik-baik.

“Ibu hanya dekat dengan kamu. Bahkan aku anaknya saja tidak bisa mendekati ibuku sendiri. Kamu menantu ibu yang paling disayang. Hanya kamu yang mengerti kondisi ibu. Apa kamu tega meninggalkannya.”

Pikiran Kalea melayang memikirkan sejak kapan ibu mertuanya menjadi tanggung jawabnya. Padahal Alby adalah anak semata wayang Bu Salma-mertuanya itu.

Namun, sekali pun Kalea kesal dengan bagaimana cara Alby mempertahankannya, pikiran Kalea tak bisa lepas dari Bu Salma. Menjadi istri Alby selama enam tahun, membuat Kalea dekat dengan ibu mertuanya itu.

Bu Salma menderita Alzhiemer. Semakin hari semakin parah. Mas Alby tak pernah sanggup jika mengurus ibunya, lebih tepatnya tidak sabar. Hanya Kalealah yang bisa melakukannya. Jika sampai Kalea pergi, tentu saja Bu Salma akan sangat sedih.

 “Aku tahu jika aku salah, Lea. Aku sudah melukai hatimu, tapi aku mohon berikan waktu untuk aku mencari orang-menjaga ibu.”

Kelea seolah terjebak dengan permainan yang dibuat oleh Alby. Pria itu punya banyak cara untuk membuatnya bertahan.

“Bagaimana bisa aku percaya padamu lagi, Mas? Kamu saja sudah membohongi aku bertahun-tahun.”

Alby sadar jika tidak akan mudah membujuk Kalea. Padahal dia sudah menggunakan kartu AS miliknya untuk membuat Kalea bertahan.

“Percayalah padaku. Aku akan berusaha mencari orang yang bisa menjaga ibu. Setelah itu lakukan apa yang kamu mau.”

Kali ini Kalea benar-benar pusing sekali. Takut jika dia percaya pada Alby akan kembali dibohongi. Namun, dia juga tidak bisa meninggalkan ibu mertuanya begitu saja. Apalagi Alby sedang sibuk bekerja.

Tiba-tiba saja wajah Bu Salma tersenyum berada dalam pikiran Kalea. Seolah memang jawabannya Kalea tidak bisa meninggalkan mertuanya itu begitu saja.

“Baiklah, aku akan bertahan sementara saja.”

Senyum tipis di sudut bibir Alby, menghiasi wajahnya. Tidak sia-sia membujuk Kalea dengan ibunya. Karena akhirnya Kalea luluh juga.

“Terima kasih, Lea.”

“Tapi, ingat baik-baik. Aku di sini bukan karena kamu, tapi karena ibu. Setelah kamu dapat orang yang menjaga ibu, kita lanjutkan pembicaran tentang perceraian.”

Alby tidak menjawab, tetapi memilih diam.

Diamnya Alby itu dianggap Kalea sebagai jawaban iya.

 ***

“Selamat pagi, Mas Alby.”

Alangkah terkejut Alby ketika melihat Sandra di depan pintu.

“Selamat pagi, Kalea.” Sandra menyapa Kalea yang berdiri di belakang Alby.

Alby segera memutar tubuhnya untuk menatap Kalea. Memastikan reaksi Kalea.

Kalea masih mematung. Dia memerhatikan Sandra yang datang ke rumah pagi-pagi. Yang membuat Kalea terkejut Sandra datang tidak dengan tangan kosong. Melainkan membawa koper. Pikiran Kalea pun melayang memikirkan kenapa wanita itu membawa koper ke rumah.

“Mau apa kamu ke sini lagi?”

“Aku ke sini untuk tinggal bersama Mas Alby.”

Mata indah Kalea membulat sempurna ketika mendengar apa yang baru saja Sandra katakan. Tinggal bersama? Rasanya tak bisa Kalea bayangkan hal itu terjadi.

Membayangkan wajah Sandra saja sudah membuat hati Kalea tersiksa, bagaimana bisa dia akan tinggal bersama dengan wanita itu. Tentu saja itu akan semakin menyiksanya.

Kalea segera mengalihkan pandangan pada Alby. “Apa-apaan ini?” tanyanya.

Alby menelan salivanya, tak berani menjawab apa-apa.

“Usir dia!” Permintaan Kalea itu terdengar tak bisa dibantahkan.

Alby masih diam dan tidak melakukan apa yang diminta Kalea. “Lea, tolong mengerti posisiku sekarang.” Alby menatap Kalea penuh harap.

Bukan jawaban itu yang diharapkan Kalea. “Posisi apa yang harus aku mengerti?”

“Lea, anak yang ada di kandungan Sandra adalah darah dagingku. Aku tidak bisa membiarkan begitu saja. Aku bertanggung jawab penuh pada anak itu.”

Kalea mendesah berat, merasa jika apa yang dikatakan Alby semakin menekannya. Tanpa Alby melihat sisi dirinya juga.

“Lalu posisiku? Apa kamu memikirkan bagaimana posisiku? Apa aku harus melihat wanita yang sudah menghancurkan rumah tanggaku berada di satu tempat denganku? Dia tinggal di sini seolah-olah bagian dari keluarga ini?” Kalea nyaris tertawa pahit ketika semua itu akan terjadi.

Sunyi. Tak ada jawaban yang bisa diberikan Alby. Sejujurnya Sandra sudah mengatakan jika dia ingin tinggal dengannya sudah sejak kemarin, tapi tidak menyangka jika wanita itu akan datang tiba-tiba, sekarang di saat semua belum siap.

Niat Alby adalah membujuk Kalea dulu. Mengajak Kalea memperbaiki rumah tangga. Barulah setelah itu membicarakan pada Kelea perihal Sandra yang ingin tinggal bersama.

Namun, semua sirna ketika Sandra mengambil langkah lebih cepat dibanding Alby.

“Aku tidak mau dia tinggal di sini!” Kali ini suara Kalea lebih tegas.

Alby semakin gusar dengan sikap Kalea. “Sandra sekarang sedang hamil. Dia butuh perhatian dan tanggung jawabku. Tinggal di sini memudahkan aku untuk menjaganya. Jadi aku mohon mengertilah, Lea.”

Kalea menggelengkan kepala tak percaya jika jawaban itu yang didapatkan. “Lalu apa tanggung jawabmu padaku? Bukankah harusnya kamu memberikan ketenangan untukku di rumah ini? Ketenangan itu jika dia tidak tinggal di sini.”

Alby berada dalam persimpangan. Rasanya, dia menyesali pilihannya menjalani hubungan dengan dua wanita, karena dia akan selalu dihadapkan dengan dua pilihan juga.

“Tempatmu bukan di sini. Jadi sekarang pergilah!” Kalea pikir jika Alby tidak bisa mengusirnya, maka dia yang akan mengusir Sandra.

“Kalea, kamu tidak bisa melakukan ini padaku. Aku sedang hamil anak Mas Alby.” Sandra berusaha untuk tetap bertahan. “Kalea, bersikaplah dewasa. Kamu juga punya anak, pastinya kamu ingin anakmu dekat dengan papanya. Itu hal yang sama yang aku inginkan saat ini. Aku ingin anakku dekat dengan Mas Alby.”

Jawaban Sandra itu membuat Kalea mencibirkan bibirnya. “Bersikap dewasa?” Dia melemparkan pertanyaan itu lagi. “Aku sudah bersikap dewasa dengan bertahan di sini dan menerima pengkhianatan kalian!” Suara Kalea bergetar, tapi penuh dengan penekanan.

Kalea beralih pada Alby. “Jika kamu tidak bisa bertindak tegas dengan mengusirnya, maka aku saja yang pergi dari sini.” Dia segera berbalik untuk mengayunkan langkahnya ke kamar.

Alby langsung mengejar Kelea. Menarik tangan istrinya itu. “Lea, jangan bersikap seperti ini. Jangan pergi dari sini, ibu masih membutuhkanmu. Bukankah kita sudah sepakat untuk kamu tetap di sini sampai aku dapat orang untuk menjaga ibu?”

“Tadinya aku mau menunggu, tapi sepertinya aku tidak bisa menunggu.” Kelea merasa jika bertahan seperti ini dirinyalah yang akan terluka.

Kalea segera mengayunkan langkahnya ke kamar. Namun, Alby terus mengikutinya sampai ke kamar.

“Lea, aku mohon pikirkan ibu. Bagaimana bisa kamu meninggalkan ibu?” Alby terus saja memohon.

“Jangan gunakan ibu terus-terusan untuk membuatku bertahan di sini, Mas!” Kalea muak ketika Alby menggunakan kelemahannya untuk bertahan.

“Kalau buka karena ibu kamu bertahan, kalau begitu bertahanlah demi Kyna. Apa kamu tega memisahkan Kyna dengan aku?” Alby menarik tangan Kalea agar istrinya itu luluh.

Kalea langsung melepaskan tangan Alby yang memegangi tangannya. “Aku tidak akan bertahan karena ibu atau pun karena Kyna, Mas. Aku akan tetap pergi.” Kalea kembali mengayunkan langkahnya untuk mengambil koper. Air matanya sedari tadi tak berhenti menetes. Kehidupan rumah tangganya sepertinya akan benar-benar berakhir sekarang.

Sayangnya, saat hendak mengambil baju di lemari, tiba-tiba saja pusing menyergap. Pandangan Kalea mulai kabur dan kepalanya terus berputar. Tanpa peringatan apa-apa tubuh Kalea lunglai. Terjatuh ke lantai kamar.

“Kalea.” Suara Alby terdengar saat tubuh Kalea ambruk ke lantai.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (8)
goodnovel comment avatar
Josevieta Savana
Kalea jdi perempuan jgn lembek...jgn plin-plan..jdi perempuan jgn goblok ..kesalahan alby itu bukan sekedar selingkuh .sj tpi meliputi kebohongan yg sangat besar ..jdi harus berpikir dan bertindak pintar donk
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
betul itu,kalea.tinggalkan rumah itu.biar saja alby dan siular kadut tinggal disitu mengurusi ibunya alby
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
iiiih.. dasar lelaki g'tau diri.dikasih hati malah minta jantung.kalea udah mau bertahan dirumah itu karena mertuanya.eh..alby malah meminta kalea untuk mengizinkan sandra tinggal disitu juga
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Dicampakkan Suami Dinikahi Dokter Tampan   Bab 150 TAMAT

    “Menurutmu kita ke mana?” tanya dr. Derran.Dari jalanan yang dilalui, tentu saja dia tahu ke mana arah mobil. Namun, dia memang ingin memastikan saja.Benar saja. Akhirnya mobil berhenti di depan rumah milik dr. Derrran. Sudah tidak tampak pembangunan sama sekali di rumah tersebut.“Apa sudah jadi?” tanya Kalea menatap sang suami.“Ayo kita lihat saja.”Kalea segera turun sambil menggendong Davi, sedangkan Kyna tampak asyik berjalan bersama dengan sang daddy.Mereka masuk bersama. Saat masuk pekarangan, Kalea dibuat terkejut karena fasad depan benar-benar berubah sekali. Ternyata tidak hanya bagian dalam saja, tapi bagian depan juga yang dirubah. Dindingnya berwarna putih dengan aksen kayu di beberapa sudut, atapnya berwarna abu-abu gelap, dan jendela-jendela besar yang memungkinkan cahaya matahari masuk dengan leluasa. Di depan rumah, ada taman kecil yang dipenuhi bunga berwarna-warni—mawar, melati, dan beberapa tanaman hijau yang tumbuh subur. Sebuah bangku taman berwarna cokelat

  • Dicampakkan Suami Dinikahi Dokter Tampan   Bab 149 Tempat Nyaman

    Alby mengalihkan pandangan pada pemilik suara itu. Tampak dr. Derran berjalan dengan langkah pasti-menghampiri.“Apa yang terjadi karena Tuhan ingin kamu sadar akan apa yang sudah kamu lakukan. Sehingga ke depan kamu tidak akan melakukan kesalahan lagi.” Dr. Derran kembali melanjutkan ucapannya.Senyum tipis menghiasi wajah Alby. Dr. Derran adalah lelaki yang bijak. Maka memang pantas Kalea mendapatkan pria itu.“Fokuslah pada keluarga. Karena keluarga adalah tempat ternyaman.” Dr. Derran menepuk bahu Alby. “Anak-anakmu adalah keluargamu. Jadi jagalah mereka dengan sepenuh hati.”Alby mengalihkan pandangan ke arah Kyna dan Alysa yang berada di stroller. Dua anaknya adalah hal berharga untuknya.“Kamu memang harus fokus pada anakmu yang sakit, tapi bukan berarti kamu melupakan anak pertamamu. Bagilah kasih sayangmu. Jangan sampai kamu kehilangan seperti dulu kamu kehilangan banyak hal di hidupmu.”Kata-kata yang diucapkan dr. Derran memang ada benarnya. Memang seharusnya Alby membagi w

  • Dicampakkan Suami Dinikahi Dokter Tampan   Bab 148 Karma

    “Mama.” Kyna langsung memegangi baju Kalea.Kalea tahu persis jika anaknya takut, karena itu dia berusaha untuk menenangkan. “Tidak apa-apa.”Alby yang berjalan sambil mendorong stroller pun langsung menghampiri Kalea dan Kyna.“Kyna.” Alby memanggil sang anak.Kyna takut saat papanya memanggil.“Kyna, tidak apa-apa.” Kalea berusaha meyakinkan sang anak.Kyna yang awalnya takut, akhirnya maju untuk menghampiri sang papa. Alby segera merentangkan tangan menyambut sang anak yang sedang menghampiri.Sebuah pelukan diberikan Alby pada Kyna. Kerinduan yang terpendam saat Alby memeluk anaknya. Rasa bahagia menyelimuti karena dapat melepaskan kerinduan pada anaknya.Kyna merasakan kehangatan sang papa, karena dia cukup lama tidak bertemu dengan papanya.“Kyna, apa kabar?” Alby melepaskan pelukan dan menatap sang anak.“Kyna baik Papa.”Alby membelai lembut wajah Kyna. Merasa benar-benar sedih sudah mengabaikan anaknya cukup lama. Selama ini Alby sibuk mengurus anaknya yang sedang sakit. Haru

  • Dicampakkan Suami Dinikahi Dokter Tampan   Bab 147 Jadi Kamu!

    Seminggu sudah dr. Derran tidak bekerja. Dia memilih fokus untuk menjaga anaknya. Pagi ini dia mulai praktik lagi. Sengaja dr. Derran berangkat pagi-pagi, karena ada yang ingin dilakukannya.Rumah sakit masih terlihat sepi. Perawat juga baru datang beberapa. Dr. Derran segera ke ruangannya. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat seseorang keluar dari ruangannya.“Kamu sudah apa, Olda?” tanya dr. Derran.Olda yang baru saja keluar dari ruangan dr. Derran seketika panik. Seperti maling yang ketahuan mencuri.“Saya hanya merapikan ruangan dr Derran.” Olda memberanikan diri untuk menjawab.Dr. Derran menatap dengan penuh curiga. Masih belum yakin jika Olda benar-benar merapikan ruangannya. Dengan segera, dia membuka pintu. Dilihatnya bunga segar terdapat di vas yang berada di atas meja.“Kamu yang menaruh bunga itu?” tanya dr. Derran penuh selidik.“Iya, Dok.” Olda tidak bisa mengalak lagi.Bunga yang terdapat di atas meja sama persis dengan yang ada di mejanya beberapa waktu lalu. Pik

  • Dicampakkan Suami Dinikahi Dokter Tampan   Bab 146 Sudah Diluruskan

    “Dr. Derran.” Mayra yang melihat dr. Derran memanggilnya, karena ini masih di lingkungan rumah sakit, tentu saja Mayra harus sopan.Dr. Derran menghentikan langkahnya. Padahal dia berniat ke parkirkan untuk mengambil sesuatu di mobilnya.“Ada apa?” tanya dr. Derran dengan sikap dingin.“Bagaimana keadaan istrimu?” tanya Mayra penasaran.“Dia sudah melahirkan. Bayi kami selamat.”“Syukurlah. Aku ikut senang mendengarnya.” Mayra kemarin harus pulang karena ada urusan, karena itu dia langsung meninggalkan Kalea setelah wanita itu dirawat.Saat bersama Mayra, dr. Derran teringat akan sesuatu. “Aku sudah dengar cerita dari Kalea. Maaf jika aku menuduhmu ingin mendekati aku.”“Tidak masalah. Yang terpenting masalahnya sudah diluruskan.” Mayra ikut senang jika ternyata semua sudah tidak ada kesalahpahaman. “Apa kamu sudah menemukan siapa pelakukanya?” tanyanya penasaran.“Belum, aku akan segera mencarinya.”Mayra mengangguk. Itu sudah ranah dr. Derran. Jadi tidak mau ikut campur.Usai berb

  • Dicampakkan Suami Dinikahi Dokter Tampan   Bab 145 Bukan Dia

    “Aku tahu, pasti itu jadi pertanyaan.” Mayra tersenyum. “Waktu itu direktur rumah sakit cabang meminta aku ke rumah sakit pusat. Aku sempat menolak, tetapi dia mengancam akan memecat aku, karena itu aku tetap memilih pindah.”Kalea hanya bisa mengembuskan napasnya kasar.“Jadi dapat atau tidak izin dari Derran, sebenarnya aku tetap akan bekerja di rumah sakit. Aku hanya menghargai dia, karena itu aku berniat meminta izin.”Urusan pekerjaan memang tidak selayaknya dicampur adukkan dengan urusan pribadi. Kalea tahu pasti itu.“Aku sudah tidak mau berhubungan dengan Derran sebenarnya, karena aku tahu seberapa salah aku pada Derran, tapi aku butuh pekerjaan.” Mayra menatap Kalea lekat.Kalea pernah dengar cerita dari suaminya jika dia dan Mayra bercerai karena Mayra memilih pria lain. Saat dipindah tugaskan ke rumah sakit cabang, Mayra menjalin hubungan dengan pengusaha di sana. Hingga akhirnya memilih menikah dengan pengusaha itu dan sejak itu mereka mengakhiri semuanya.Ingin rasanya

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status