Share

Part 26B. Pilihan Terbaik

Author: TrianaR
last update Huling Na-update: 2025-08-20 20:02:12

Langit mulai berwarna jingga saat mereka tiba di taman kecil yang rindang tak jauh dari rumah. Angin bertiup pelan, suasana tenang. Burung-burung masih terdengar berkicau di kejauhan.

Kaivan mendorong stroller Alif, sementara Ny. Inara berjalan di samping Berlian yang tampak agak kikuk.

“Mbak Berlian, sering keluar rumah nggak?” tanya Ny. Inara sambil tersenyum ramah.

“Jarang, Nyonya, biasanya ya di rumah saja, nemenin Alif,” jawab Berlian pelan.

“Panggil saya Bunda aja ya. Biar nggak kaku.”

Berlian tersenyum kecil. “Iya, Bun …”

Awalnya memang terasa canggung. Tapi Ny. Inara banyak bicara dengan lembut, kadang melontarkan candaan ringan. Lama-lama, Berlian mulai merasa nyaman. Sesekali mereka tertawa bersama.

Kaivan yang mendorong Alif di depan sesekali menoleh ke belakang, senyumnya mengembang melihat ibunya dan Berlian bisa ngobrol dengan akrab.

Alif juga tampak senang, matanya berbinar menatap dedaunan yang b
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dicampakkan Suami, Dinikahi Konglomerat   Part 37A. Terbongkar

    Part 37Malam itu, kamar terasa hening hanya ditemani suara detak jam di dinding. Berlian duduk di tepi ranjang, menunduk, raut wajahnya masih terlihat shock dan sedih usai pertemuan dengan Leo tadi.Pintu kamar terbuka pelan. Kaivan masuk, menutup pintu, lalu berjalan mendekat. Ia duduk di samping Berlian, “Berlian …” panggilnya lirih.Berlian tak langsung menoleh, hanya mengangkat sedikit wajahnya. “Ya?” sahutnya nyaris berbisik.Kaivan menarik napas panjang, menatap kosong ke depan. “Aku ingin kau tahu tentang Alif. Waktu itu, aku sedang hancur karena Bayi kami meninggal tak lama setelah lahir. Dan setelah melahirkan Rania ia terus menanyai bayinya, saak kubilang bayinya meninggal dia tak percaya, depresi. Dan di saat yang bersamaan, Leo …” Kaivan menelan ludah, nada suaranya terdengar berat. "Leo mau membuang bayi yang baru saja lahir darimu. Aku tak tega. Jadi, aku memutuskan mengadopsinya. Aku membayar sejumla

  • Dicampakkan Suami, Dinikahi Konglomerat   Part 36B. Itulah Kenyataannya, Mas

    Hari-hari di kontrakan sempit itu terasa seperti dunia baru bagi Leo dan ibunya. Setiap pagi, Leo keluar tanpa tujuan jelas. Kadang ia mencoba mencari peluang pekerjaan atau menjual jasa, kadang hanya berjalan menyusuri jalanan kota. Siang itu, kakinya membawanya ke sebuah lapangan kecil di dekat pasar. Di tengah lapangan, ada panggung sederhana dengan pengeras suara, dan seorang ustadz sedang berceramah di hadapan sekelompok orang.Leo berdiri di pinggir jalan, hanya ingin mengistirahatkan kakinya, tapi satu kalimat sang ustadz membuatnya terpaku.“Beda istri, beda rezeki. Ada istri yang menjadi ladang keberkahan, membuat rumah tangga tenteram dan rezeki mengalir. Tapi ada pula yang justru menjadi ujian berat, menguras tenaga, harta, bahkan menjauhkan kita dari ketenangan hati.”Kata-kata itu menembus pikirannya seperti anak panah. Tanpa sadar, wajah Berlian terlintas di benaknya. Saat awal menikah dengannya, hidupnya tenang. Usahanya berkembang

  • Dicampakkan Suami, Dinikahi Konglomerat   Part 36A. Semua Hilang

    Part 36Seminggu berlalu.Hari-hari itu terasa seperti mimpi buruk yang tak kunjung selesai bagi Leo. Pagi sampai malam ia sibuk menandatangani dokumen, bertemu calon pembeli, dan memindahkan barang-barang. Rumah yang selama ini menjadi simbol keberhasilannya kini perlahan kosong satu per satu perabot keluar lewat pintu, diangkat oleh para pembeli atau tukang angkut.Sofa empuk di ruang tamu, meja makan jati, lemari besar, bahkan piring-piring keramik yang dulu dibeli bersama Berlian, semuanya pergi.Mobil hitam yang dulu sering ia pakai rapat ke luar kota pun akhirnya ia lepas. Menyerahkan kunci mobil itu ke tangan pembeli adalah salah satu momen yang membuat dadanya terasa sesak. Uang hasil penjualan langsung ia arahkan untuk melunasi sebagian besar utang ke vendor, bank, dan pihak penagihan. Namun saat semua dihitung, masih ada kekurangan besar untuk membayar pesangon karyawannya.Leo duduk di teras rumah ibunya malam itu, m

  • Dicampakkan Suami, Dinikahi Konglomerat   Part 35B. Ditagih

    Leo memejamkan mata, menyandarkan kepala di sofa. Mereka mungkin sedang menceritakan kabar ini ke keluarganya sekarang. Anak-anak yang bertanya kenapa Ayah pulang cepat. Ibu yang menahan tangis di depan anaknya.Tiba-tiba, suara gedebuk dari depan pintu membuatnya tersentak. Ia bangkit dan berjalan pelan. Di lantai teras, sebuah amplop besar berwarna cokelat tergeletak, basah oleh hujan. Leo mengambilnya, tulisan tebal di sudut kiri atas membuat dadanya langsung berdegup kencang. TAGIHAN TERLAMBAT.Ia membuka perlahan, matanya langsung menatap sederet angka yang membuat perutnya mual. Utang vendor, cicilan alat, dan biaya sewa gedung kantor cabang yang belum lunas. Semua sudah melewati jatuh tempo.Leo menelan ludah. 'Astaga, bahkan sebelum karyawan dapat pesangon, aku harus nutup ini semua dari mana uangnya?'Ia menumpukkan amplop itu di atas dokumen lain. Tidak lama kemudian, suara notifikasi ponselnya berbunyi. Pesan dari pihak bank.

  • Dicampakkan Suami, Dinikahi Konglomerat   Part 35A. Pailit

    Part 35Lampu ruang tamu menyala temaram. Di meja, tumpukan dokumen dan map berisi laporan keuangan berserakan. Leo duduk terpaku di kursi, kepalanya tertunduk, jemari memegangi kepalanya. Nafasnya berat.Di hadapannya, secangkir kopi hitam tak tersentuh.Matanya merah karena begadang dan terlalu banyak menahan beban air mata.Pikiran Leo berputar, usaha yang dulu dibangunnya dengan penuh semangat, sekarang tinggal nama. Penjualan merosot, utang menumpuk, dan satu per satu klien pergi. Hari ini ia baru saja menandatangani surat PHK untuk semua karyawan.Handphone di meja berdering. Leo melirik, nama bendahara perusahaan muncul di layar. Ia mengangkat dengan suara serak.“Ya, semua sudah aku tanda tangani. Gaji terakhir dan pesangon, tidak sampai telat, walau itu artinya aku harus jual rumah ini sekalipun.”Setelah menutup telepon, Leo menatap sekeliling rumahnya. Ruang tamu yang dulu penuh tawa kini terasa sunyi. Matanya

  • Dicampakkan Suami, Dinikahi Konglomerat   Part 34B. Malam Pengantin

    Berlian menunduk, air matanya jatuh tanpa bisa ditahan. Kaivan tersenyum, lalu mengusap perlahan sudut matanya sebelum mencium keningnya.“Sekarang kamu resmi jadi milikku, selamanya,” bisiknya lirih, membuat Berlian kembali tersenyum di tengah rasa haru.Acara dilanjut dengan sungkeman. "Semoga kalian bahagia ya, Nak. Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah."Berlian tersenyum bahagia, langkahnya langsung menghampiri baby Alif yang sedari tadi digendong oleh Mbok Tarmi. Bayi itu tak rewel maupun menangis, justru terlihat ceria seolah merasakan kebahagiaan sang ibunda."Sayaaang ..." Berlian langsung menggendong dan menciumi pipi chubby Alif. Kaivan menyusul di belakangnya dan ikut mencium bayi itu penuh rasa sayang.Langit tampak begitu cerah, matahari bersinar hangat, dan angin berhembus lembut, membawa aroma bunga yang menghiasi seluruh area pesta. Dekorasi indah berdiri di tengah halaman luas, berhiaskan kain putih, ta

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status