Share

3. Dibodohi

Author: LiaBlue
last update Last Updated: 2025-07-15 16:55:17

Rastanti tertawa sinis. “Prank? Masih aja gak sadar diri! Udah dikasih tau, gak percaya. Kamu kira, kalau bukan karna kasian sama kamu, siapa yang bakal suka sama kamu? Kalau bukan Yuda, gak ada lagi pria yang mau menikahi perempuan kayak kamu gini. Tapi Yuda berhak dapat wanita yang jauh lebih baik, bukan beban dan parasit sepertimu.”

“Udah ‘lah, Buk.” Yuda mengembuskan napas pelan, lalu menatap Aina. “Aku sudah mengurus semua surat-surat untuk perceraian kita. Aku akan kasih kamu 1 juta, kamu bisa cari kontrakan atau kost murah buat pindah dari sini.”

“Apa-apaan kamu, Yuda? Gak ada, kenapa juga kamu harus kasih dia 1 juta? Kalau dia gak punya uang, itu urusannya sendiri. Derita dia sendiri, keluar dari sini gak punya duit, biar dia jadi gelandangan, bukan urusan kita lagi!” celoteh Rastanti.

“Anggap saja sebagai nafkah terakhir dariku, atau sebagai uang perpisahan. Aku tahu kamu tidak punya tabungan, jadi setidaknya 1 juta ini bisa kamu gunakan untuk mencari tempat tinggal murah dan sebagai uang bertahan sampai kamu dapat kerja.” Yuda mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya.

Rastanti segera menyambar uang yang disodorkan oleh Yuda kepada Aina. “Ck, kamu ini gimana, sih? Kamu lupa kalau sebentar lagi akan menikahi Moja? Kamu lebih butuh banyak uang untuk itu, Yuda! Kenapa malah harus menyumbang kepada perempuan ini, dia kesenengan jadinya. Kalau mau kasih, tidak harus 1 juta, lima puluh ribu saja sudah cukup. Ini, ambil!”

Aina memejamkan matanya ketika Rastanti melemparkan selembar uang lima puluh ribu ke wajahnya. Ia mencoba tenang, meski hatinya begitu sakit, dan otaknya masih sulit menerima hal mengejutkan ini.

“Apa sebenarnya ini, Mas? Apa maksud semua ini? Bukannya selama ini kita baik-baik saja? Kenapa sekarang malah tiba-tiba kamu pulang membawa dia, dan ingin menceraikan aku? Apa yang salah? Perasaan kita tidak ada masalah apa-apa. Kenapa tiba-tiba, Mas?” tanya Aina dengan ekspresi bingung serta tak percaya.

“Ini bukan tiba-tiba, dari awal sebenarnya memang udah begini,” jawab Yuda.

Aina terdiam, keningnya berkerut. “Dari awal begini? Maksud kamu?”

Rastanti berdecak kesal. “Bisa-bisanya lulusan terbaik malah sebodoh kamu! Padahal udah dijelasin dari tadi! Kamu itu dari awal gak dicintai karna kamu itu cuma pengantin pengganti, tau! Kamu itu cadangan! Pelarian! Apa lagi yang mau kamu dengar, udah dari tadi aku jelaskan!”

Dada Aina berdenyut mendengar itu. Tentu rasa sakitnya sudah tak bisa diungkapkan lagi. Ia mendongak, menatap Yuda dengan sorot tanpa makna. “Apa semua itu benar?”

Yuda mengembuskan napas kasar. “Lagi pula, kamu juga untung karena selama ini bisa tinggal dengan tenang di rumahku. Anggap saja 2 tahun ini aku membantumu supaya tidak kesulitan di luar sana. Kamu tidak punya keluarga, tidak punya orang tua lagi, jadi kita sama-sama untung dalam hal ini. Kamu senang bisa tinggal di sini, makan di sini.”

Aina tersenyum pahit. Ia menunduk dengan rasa sakit begitu dalam. “Jadi selama ini apa, Mas? Sedari awal kamu mendekatiku di kampus, bersikap baik padaku di kampus, sampai akhirnya kamu ngajak aku nikah, sekarang pernikahan kita udah 2 tahun, kamu cuma anggap aku pengganti? Apa kamu ini lucu?”

“Udah ‘lah, Ai. Aku capek debat sama kamu, hampir tiap hari harus ngomong sama kamu, belum lagi jadi hakim buat debat kamu sama Ibuk-ku. Aku gak bakal terlalu desak kamu buat beres-beres. Kamu bisa ke kamar ambil barang sekarang, buat pindah dari sini. Aku juga mau bantu Moja buat beberes kamarnya, dia bakal tinggal di sini mulai sekarang. Makanya kamu harus pindah dari sini sekarang juga.”

Aina tertawa miris. Matanya berkaca-kaca, tetapi ia segera menunduk untuk tak memperlihatkan rasa sakitnya di depan pelaku yang membuatnya terluka begitu dalam.

“Padahal aku mencintaimu dengan tulus, Mas. Aku gak nyangka, ternyata aku emang sebodoh itu dari dulu, ya? Aku kira kamu juga cinta, ternyata semua kebaikan kamu selama ini palsu.” Aina mendongak, ia menatap Yuda dengan sorot dingin. “Aku tau sekarang, selama ini kamu baik sama aku di kampus, apa cuma demi tugas kampus?”

Yuda diam sejenak, lalu berdecak. “Baik ‘lah, aku akan jujur saja, karna kamu begitu keras kepala. Aku ingin semuanya segera selesai, biar kamu juga gak banyak ngomong lagi. Moja udah capek dari tadi berdiri, kamu malah ngajak debat kayak gini.” Ia malah mencemaskan Moja di saat hati istrinya tengah hancur berkeping-keping. “Iya! Aku emang deketin kamu karna tugas, karna di kampus kamu mahasiswi yang paling pintar dan rajin. Aku memanfaatkanmu yang tidak punya teman. Lalu, kamu juga ingin tau kenapa aku menikahimu? Selain karna ingin membuat Moja kesal dan menjadikan kamu sebagai pengganti Moja, aku juga ingin terus memanfaatkan kepintaranmu itu. Berkat kamu, aku bisa terus naik jabatan, dan sekarang aku akan segera menjadi manager. Puas sekarang?”

Napas Aina tercekat, ia membatu di tempat dengan hati hancur sehancur-hancurnya. Tangannya terkepal, semua kalimat Yuda sukses membuatnya jatuh ke jurang terdalam.

“Ternyata hingga akhir aku emang gak pantes buat bahagia, ya?” Aina bergumam dengan bibir bergetar. “Ternyata kamu emang sebodoh itu, Aina. Bodoh sampai menganggap pria di depanmu ini menjadi harapan satu-satumu untuk hidup selama ini. Bodoh karna kamu sangat mencintainya, sedangkan dia sama sekali tidak pernah mencintaimu, hanya memanfaatkanmu. Jadi ... sebenarnya aku ini pintar atau bodoh?” batinnya ingin sekali meraung.

“Apa lagi yang kau tunggu? Cepat keluar dari rumah ini! Jangan kira kamu bisa memohon-mohon di sini, mau pura-pura menangis darah pun gak peduli! Cepat keluar dari sini! Tidak usah lagi beberes barang, karna semua barang yang kamu punya adalah pembelian Yuda. Cepat keluar!” Rastanti mendorong Aina hingga terjatuh ke lantai.

Aina menarik napas dalam, menguatkan dirinya sendiri. “Jangan menangis, Aina. Jangan perlihatkan lemahnya kamu, atau mereka akan semakin senang dan bahagia atas penderitaan serta rasa sakit ini,” batinnya.

“Kasian, Tante. Seenggaknya kasih aja satu baju, biar bisa diganti-ganti di jalan. Masa cuma satu baju di badannya doang? Nanti jadi gembel, dong? Kasian dia.” Moja yang sedari tadi diam, akhirnya bersuara sok baik.

Aina mendongak, menatap dingin ke arah Moja yang tersenyum miring ke arahnya. Tanpa ekspresi, Aina pun berdiri.

“Kamu emang terlalu baik, Moja. Kamu emang menantu idaman Tante.” Rastanti begitu lembut kepada Moja, sebelum ia mendelik sinis ke arah Aina. “Padahal dia udah rebut Yuda dari kamu. Masih aja kamu kasian sama dia. Udah, biarin aja, dari awal dia ini emang gembel yang dipungut Yuda dan dibawa pulang ke rumah ini. Jadi gak ada hak dia buat bawa apa pun dari rumah ini.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   7. Penggugat

    “Aina, cepet ke sana. Nanti kalo dia semakin marah, bisa bahaya. Kamu bisa dipecat, ke sana minta maaf,” bisik salah satu pelayan rumah makan itu.Aina mengembuskan napas pelan. “Padahal aku gak lakuin apa-apa, kenapa malah dia bilang aku gak sopan? Aku udah nganter pesanan mereka dengan baik-baik, lalu pamit pergi dengan baik-baik juga.”“Udah ‘lah, kayaknya mereka ini pelanggan yang sombong. Mending kamu minta maaf aja, berhadapan dengan mereka, pasti kita bakal dipersulit. Aku takutnya kamu nanti dipecat kalo sampe manager datang.”Aina kembali mengembuskan napas. “Dia cuma pengen mempersulitku, atau bahkan dia emang sengaja mau aku dipecat,” gumamnya.“Apa, Ai?”Aina menggeleng sembari tersenyum. “Aku akan ke sana, biar aku yang urus.”“Kamu gak usah balik berdebat, ya. Minta maaf aja, asal dia gak memintamu buat bersujud atau bertingkah keterlaluan, lebih baik mengalah dulu.”Aina tersenyum sembari mengangguk. “Iya, aku akan coba minta maaf dulu. Kamu di sini aja, ntar malah ikut

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   6. Tidak Memaafkan

    “Jaman sekarang emang susah nyari kerjaan, Nak. Meski udah sarjana pun, ya begitu ‘lah. Karna kamu belum dapat kerjaan, kamu mau coba kerja di rumah makan, gak? Ya, emang kerjanya gak di tempat yang elit, jadi pelayan gitu. Kebetulan itu punya-nya temen Ibuk, kalo mau coba, entar Ibuk bilang, dia lagi nyari satu karyawan lagi itu sekarang.”Mata Aina berbinar. “Yang bener, Buk? Aku mau, Buk. Gak penting elit atau enggaknya, yang penting halal, Buk. Sekalian nunggu panggilan wawancara kalo dapat rejeki keterima di salah satu perusahaan.”Tiyem tersenyum melihat tanggapan Aina. “Kalo emang kamu mau, nanti Ibuk kasih tau temen Ibuk. Kebetulan lokasi rumah makannya gak jauh dari sini, kok. Nanti Ibuk tunjukin, malem siap magrib kita ke sana, ya. Kamu istirahat aja dulu bentar, pasti capek tiap hari nyari kerjaan.”Aina tersenyum sambil mengangguk-angguk senang. “Makasih banyak, Buk. Aku seneng bisa dapet kerjaan.” Aina mencium telapak tangan Tiyem dengan tulus.Tiyem terkekeh. Ia menepuk

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   5. Usaha Aina

    Aina menatap kos-kosan di depannya. Kondisi di sana terbilang begitu ramai, bahkan sangat sempit.Setelah berhasil menggadaikan kalung peninggalan ibunya, Aina langsung berusaha mencari kos-an murah. Hingga kini kondisi menjelang magrib, hari sudah mulai gelap, akhirnya Aina mendapatkan kos-an murah.Harga sewa kos-an sesuai dengan kondisi kos-an tersebut. Kamar yang kecil, dan kamar mandi di ujung, setiap harinya tentu harus berebut atau antri.Meski begitu, Aina sudah tenang dan senang, karena malam ini ia tak harus tidur di jalanan karena diusir mendadak dari rumah mantan suaminya. Meski secara hukum negara Aina dan Yuda masih suami istri, tetapi dalam agama mereka sudah resmi bercerai, sebab Yuda sudah menalaknya dalam keadaan sadar.“Haah, akhirnya usahaku dari tadi siang membuahkan hasil juga.” Aina menarik napas lega.“Nak Aina, ini tikarnya.”Aina menoleh, ia tersenyum melihat ibu pemilik kos itu kembali sembari membawa tikar kecil. “Makasih banget, Buk. Maaf malah ngerepotin.

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   4. Dendam

    “Padahal dia udah rebut Yuda dari kamu. Masih aja kamu kasian sama dia. Udah, biarin aja, dari awal dia ini emang gembel yang dipungut Yuda dan dibawa pulang ke rumah ini. Jadi gak ada hak dia buat bawa apa pun dari rumah ini.”Aina menatap Yuda yang tampak tak merasa bersalah setelah mempermainkannya selama ini. “Padahal aku merelakan masa bagusku untuk membentuk karir, demi menikah bersama kamu. Tapi ternyata ini balasannya. Aku yang membantumu naik jabatan sampai akan menjadi manager, sekarang kamu buang aku karna cinta pertamamu kembali? Aku tidak sangka, ternyata selama ini aku mencintai binatang.”“Jaga ucapanmu, Aina!” bentak Yuda. Ia menarik napas dalam, lalu menatap Aina nyalang. “Kamu juga harusnya sadar diri. Berkaca ‘lah, tiap hari kamu gak pernah berdandan, selalu jelek! Laki-laki mana yang bisa betah bersamamu?”Aina tertawa tak percaya mendengar itu. “Berdandan? Kamu menuntutku untuk menjadi cantik di saat aku yang mengerjakan semua kerjaan rumah, mencuci baju, cuci pir

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   3. Dibodohi

    Rastanti tertawa sinis. “Prank? Masih aja gak sadar diri! Udah dikasih tau, gak percaya. Kamu kira, kalau bukan karna kasian sama kamu, siapa yang bakal suka sama kamu? Kalau bukan Yuda, gak ada lagi pria yang mau menikahi perempuan kayak kamu gini. Tapi Yuda berhak dapat wanita yang jauh lebih baik, bukan beban dan parasit sepertimu.”“Udah ‘lah, Buk.” Yuda mengembuskan napas pelan, lalu menatap Aina. “Aku sudah mengurus semua surat-surat untuk perceraian kita. Aku akan kasih kamu 1 juta, kamu bisa cari kontrakan atau kost murah buat pindah dari sini.”“Apa-apaan kamu, Yuda? Gak ada, kenapa juga kamu harus kasih dia 1 juta? Kalau dia gak punya uang, itu urusannya sendiri. Derita dia sendiri, keluar dari sini gak punya duit, biar dia jadi gelandangan, bukan urusan kita lagi!” celoteh Rastanti.“Anggap saja sebagai nafkah terakhir dariku, atau sebagai uang perpisahan. Aku tahu kamu tidak punya tabungan, jadi setidaknya 1 juta ini bisa kamu gunakan untuk mencari tempat tinggal murah dan

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   2. Cuma Istri Pengganti

    Aina pun terkejut, ia menatap Yuda dengan sorot tak percaya. “Mas, kamu kasih aku uang 300 ribu tiap bulan. Apa itu yang kamu maksud gede? Itu semua cuma buat bahan-bahan masak di dapur aja, Mas, bahkan itu kurang. Kita ada 3 orang dewasa di sini, 300 ribu dibagi 30 hari 10 ribu. 10 ribu dibagi buat 3 orang, berarti berhari satu orang 3 ribuan. Nasi dan lauk apa yang dapet 3 ribuan jaman sekarang, Mas? Sekarang apa-apa mahal, beras mahal, buat lauk mahal, bahkan seiket sayur aja mahal. Dari situ aku minta lagi, kalo emang udah beneran abis. Kalo enggak, aku juga gak bakal pernah minta lagi. Aku bahkan gak minta jatah buat belanja aku, entah sekedar beli baju daster murah karna baju daster aku pada lusuh-lusuh kayak gini. Aku ngertiin kamu karna katanya kamu lagi nabung buat buka usaha kecil-kecilan biar gak terus kerja di tempat orang ‘kan?”“Bener-bener ya, kamu! Apa maksud kamu bilang begitu, hah?! Kamu ngeluh? Istri macam apa kamu ngatain suami kayak gitu, hah? Bener-bener gak bera

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status