Share

4. Dendam

Author: LiaBlue
last update Last Updated: 2025-07-15 16:55:42

“Padahal dia udah rebut Yuda dari kamu. Masih aja kamu kasian sama dia. Udah, biarin aja, dari awal dia ini emang gembel yang dipungut Yuda dan dibawa pulang ke rumah ini. Jadi gak ada hak dia buat bawa apa pun dari rumah ini.”

Aina menatap Yuda yang tampak tak merasa bersalah setelah mempermainkannya selama ini. “Padahal aku merelakan masa bagusku untuk membentuk karir, demi menikah bersama kamu. Tapi ternyata ini balasannya. Aku yang membantumu naik jabatan sampai akan menjadi manager, sekarang kamu buang aku karna cinta pertamamu kembali? Aku tidak sangka, ternyata selama ini aku mencintai binatang.”

“Jaga ucapanmu, Aina!” bentak Yuda. Ia menarik napas dalam, lalu menatap Aina nyalang. “Kamu juga harusnya sadar diri. Berkaca ‘lah, tiap hari kamu gak pernah berdandan, selalu jelek! Laki-laki mana yang bisa betah bersamamu?”

Aina tertawa tak percaya mendengar itu. “Berdandan? Kamu menuntutku untuk menjadi cantik di saat aku yang mengerjakan semua kerjaan rumah, mencuci baju, cuci piring, nyapu, ngepel, memasak. Aku gak memiliki waktu untuk merawat diriku sendiri, selain itu ... aku juga gak diberi modal oleh suamiku sendiri buat berdandan. Jangankan membeli bedak, baju dasterku aja gak dibeliin padahal ada yang 30 puluh ribuan. Jadi siapa yang mau disalahkan sebenernya? Aku atau kamu yang gak becus jadi suami, gak bisa kasih modal buat istri jadi cantik? Kamu liat istri-istri di luar sana cantik? Karna dia dimodalin sama suaminya. Atau kamu liat gadis-gadis di luar sana cantik? Itu karna dia gak punya tanggungan lain selain ngurusin dirinya sendiri.”

“Cukup! Terserah! Aku gak peduli. Meski kamu dandan pun, aku tetap gak bakal tertarik. Sekarang kamu silakan pergi dari sini, jangan membuat masalah ini semakin panjang. Kamu aku talak!”

Aina tersenyum sinis. “Percaya ‘lah, sekarang kalian senang-senang setelah mempermainkan hidup seseorang sampai seperti ini. Ke depannya, kalian semua akan merasakan apa itu dipermainkan, mungkin berkali lipat dari pada ini,” desisnya.

Tanpa berkata-kata lagi, Aina melangkah ke dalam kamar, mengambil satu tas berisik berkas-berkas pendidikannya.

“Tunggu, aku cek dulu. Jangan-jangan kamu selundupkan barang-barang berharga dalam tas itu!” Rastanti menyambar tas di tangan Aina. Ia mengecek seluruh isi tas, tak ada barang lain selain berkas-berkas milik Aina.

Aina menatap Rastanti dengan sorot dingin. Ia balik menyambar tasi itu, lalu melirik dingin ke arah Yuda, sebelum akhirnya Aina keluar dari rumah minimalis tersebut. Sorot matanya penuh dendam, seakan ribuan tamparan pun tak akan sanggup menyelesaikan dendam di hatinya.

“Aku bersumpah, aku akan mengembalikan rasa sakit ini, aku akan membuat kalian merasakan berjalan di alur kehidupan yang sudah aku rasakan lebih dulu. Aku bersumpah!” batin Aina disambut pekikan suara guntur.

***

“Huh, akhirnya pergi juga manusia pembawa sial yang bisanya cuma numpang hidup itu,” decih Rastanti, “mulai sekarang, hari-hariku akan segera menyenangkan karena akan segera punya mantu baru, mantu impian selama ini. Harusnya kamu pulang dari dulu, Moja. Tante sudah rindu sekali, loh.”

Moja tersenyum kepada Rastanti. “Padahal aku masih merasa bersalah sekali, karena aku, Aina malah harus cerai dengan Yuda. Saat aku dengar Yuda nikah sama Aina, aku sangat patah hati. Tapi bagaimana, aku tidak bisa cepat kembali karena tuntutan kontrak kerja di Jepang. Saat kontrakku sudah habis, aku juga ragu untuk balik ke Indonesia, karna bagaimana pun Yuda dan Aina sudah menikah, makanya aku ragu-ragu untuk balik ke Indonesia. Akhirnya karna aku dapat pekerjaan di Indonesia, makanya pulang ke sini. Eh, malah harus membuat Yuda cerai sama Aina. Aku  jadi merasa bersalah sekali.”

Moja mengusap sudut matanya yang tak berair. Tentu saja semua celotehannya dan gerakannya itu hanya akting belakang. Moja adalah gadis sok polos yang penuh kelicikan.

“Kenapa juga kamu harus ragu-ragu pulang ke Indonesia? Jadi 1 tahun lalu, saat kamu awal menghubungiku, apa saat itu kontrak kerjamu di Jepang sudah habis?” tanya Yuda.

Moja mengangguk. “Tapi aku ragu untuk kembali ke sini.”

“Ish, harusnya kamu kembali saja tahun lalu. Jadi Tante gak keburu setruk tiap hari liat wajah jelek si Aina,” cetus Rastanti.

“Aku gak mau jadi orang ketiga dalem hubungan mereka, Tante. Makanya aku—”

“Kamu gak pernah jadi orang ketiga, Ja,” tukas Yuda lembut, “dari dulu, sedari awal hingga sekarang, kamu masih menjadi satu-satunya.”

“Benar!” tangkas Rastanti cepat, “Aina itu yang jadi orang ketiga dalam kehidupan kalian. Bukan kamu, dia yang jadi parasit.”

“Aina hanya pengganti, sedari dulu kamu tetap menjadi yang pertama. Bahkan sebenarnya, sedari setahun lalu, saat kamu mulai menghubungiku lagi, aku sudah ingin menceraikannya. Tapi karna aku masih butuh dia untuk pekerjaanku, aku masih mempertahankannya. Sekarang posisiku sudah aman, aku percaya diri sebentar lagi pasti akan diangkat menjadi manager, jadi tidak perlu dipertahankan lagi dia di sini, apalagi kamu sudah kembali.” Yuda tersenyum sembari mengusap lembut pipi Moja, sungguh tidak merasa bersalah atas apa yang ia lakukan kepada Aina—wanita yang selama 2 tahun ini mengabdikan diri secara tulus kepadanya sebagai seorang istri.

Semua percakapan itu rupanya masih terdengar oleh Aina. Wanita itu belum sempat benar-benar pergi. Dada Aina semakin berdenyut sakit, rupanya sedari dulu dirinya memang tak pernah berharga di mata Yuda.

“Jadikan ini sebagai pukulan untuk maju buat kamu, Aina. Seenggaknya Tuhan udah nunjukin sama kamu, kalo laki-laki itu bukan manusia, tapi binatang. Gak pa-pa 2 tahun ini sia-sia, kita ganti dengan kehidupan yang lebih baik setelah ini. Kita buktikan, kalau kita bisa injak mereka lebih dari merka injak kamu saat ini,” desis Aina penuh tekad.

Moja menyadari Aina masih ada di luar rumah. Ia menyeringai. “Sampai kapan pun, Yuda akan terus bertekuk lutut kepadaku. Heh, kamu bukan lawanku, wanita jelek yang bodoh,” batinnya licik.

***

Aina memejamkan matanya, lalu menarik napas dalam. Perlahan ia menunduk, menatap kalung di telapak tangannya.

“Buk, maaf karna aku jadi anak bodoh. Aku pantas disebut anak durhaka karna ... kalung peninggalan Ibuk harus aku gadaikan. Aku cuma punya ini satu-satunya hartaku, Buk. Kalo aku gak gadaikan ini, aku gak bakal bisa bertahan hidup sebelum dapet kerjaan. Aku janji, saat nanti aku dapet kerjaan, aku bakal tebus kalung ini lagi.” Aina mengusap kristal bening yang lolos satu per satu dari pelupuk matanya.

Aina pun sangat sedih harus menggadaikan barang peninggalan sang ibunda. Namun, ia tak punya pilihan lain. Aina benar-benar tidak memiliki sepeser pun uang di sakunya, dan ia tak sudi menerima satu rupiah pun uang dari Yuda.

Mata Aina berkilat penuh dendam. “Dengan modal ini, aku akan membalikkan semua keadaan.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   7. Penggugat

    “Aina, cepet ke sana. Nanti kalo dia semakin marah, bisa bahaya. Kamu bisa dipecat, ke sana minta maaf,” bisik salah satu pelayan rumah makan itu.Aina mengembuskan napas pelan. “Padahal aku gak lakuin apa-apa, kenapa malah dia bilang aku gak sopan? Aku udah nganter pesanan mereka dengan baik-baik, lalu pamit pergi dengan baik-baik juga.”“Udah ‘lah, kayaknya mereka ini pelanggan yang sombong. Mending kamu minta maaf aja, berhadapan dengan mereka, pasti kita bakal dipersulit. Aku takutnya kamu nanti dipecat kalo sampe manager datang.”Aina kembali mengembuskan napas. “Dia cuma pengen mempersulitku, atau bahkan dia emang sengaja mau aku dipecat,” gumamnya.“Apa, Ai?”Aina menggeleng sembari tersenyum. “Aku akan ke sana, biar aku yang urus.”“Kamu gak usah balik berdebat, ya. Minta maaf aja, asal dia gak memintamu buat bersujud atau bertingkah keterlaluan, lebih baik mengalah dulu.”Aina tersenyum sembari mengangguk. “Iya, aku akan coba minta maaf dulu. Kamu di sini aja, ntar malah ikut

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   6. Tidak Memaafkan

    “Jaman sekarang emang susah nyari kerjaan, Nak. Meski udah sarjana pun, ya begitu ‘lah. Karna kamu belum dapat kerjaan, kamu mau coba kerja di rumah makan, gak? Ya, emang kerjanya gak di tempat yang elit, jadi pelayan gitu. Kebetulan itu punya-nya temen Ibuk, kalo mau coba, entar Ibuk bilang, dia lagi nyari satu karyawan lagi itu sekarang.”Mata Aina berbinar. “Yang bener, Buk? Aku mau, Buk. Gak penting elit atau enggaknya, yang penting halal, Buk. Sekalian nunggu panggilan wawancara kalo dapat rejeki keterima di salah satu perusahaan.”Tiyem tersenyum melihat tanggapan Aina. “Kalo emang kamu mau, nanti Ibuk kasih tau temen Ibuk. Kebetulan lokasi rumah makannya gak jauh dari sini, kok. Nanti Ibuk tunjukin, malem siap magrib kita ke sana, ya. Kamu istirahat aja dulu bentar, pasti capek tiap hari nyari kerjaan.”Aina tersenyum sambil mengangguk-angguk senang. “Makasih banyak, Buk. Aku seneng bisa dapet kerjaan.” Aina mencium telapak tangan Tiyem dengan tulus.Tiyem terkekeh. Ia menepuk

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   5. Usaha Aina

    Aina menatap kos-kosan di depannya. Kondisi di sana terbilang begitu ramai, bahkan sangat sempit.Setelah berhasil menggadaikan kalung peninggalan ibunya, Aina langsung berusaha mencari kos-an murah. Hingga kini kondisi menjelang magrib, hari sudah mulai gelap, akhirnya Aina mendapatkan kos-an murah.Harga sewa kos-an sesuai dengan kondisi kos-an tersebut. Kamar yang kecil, dan kamar mandi di ujung, setiap harinya tentu harus berebut atau antri.Meski begitu, Aina sudah tenang dan senang, karena malam ini ia tak harus tidur di jalanan karena diusir mendadak dari rumah mantan suaminya. Meski secara hukum negara Aina dan Yuda masih suami istri, tetapi dalam agama mereka sudah resmi bercerai, sebab Yuda sudah menalaknya dalam keadaan sadar.“Haah, akhirnya usahaku dari tadi siang membuahkan hasil juga.” Aina menarik napas lega.“Nak Aina, ini tikarnya.”Aina menoleh, ia tersenyum melihat ibu pemilik kos itu kembali sembari membawa tikar kecil. “Makasih banget, Buk. Maaf malah ngerepotin.

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   4. Dendam

    “Padahal dia udah rebut Yuda dari kamu. Masih aja kamu kasian sama dia. Udah, biarin aja, dari awal dia ini emang gembel yang dipungut Yuda dan dibawa pulang ke rumah ini. Jadi gak ada hak dia buat bawa apa pun dari rumah ini.”Aina menatap Yuda yang tampak tak merasa bersalah setelah mempermainkannya selama ini. “Padahal aku merelakan masa bagusku untuk membentuk karir, demi menikah bersama kamu. Tapi ternyata ini balasannya. Aku yang membantumu naik jabatan sampai akan menjadi manager, sekarang kamu buang aku karna cinta pertamamu kembali? Aku tidak sangka, ternyata selama ini aku mencintai binatang.”“Jaga ucapanmu, Aina!” bentak Yuda. Ia menarik napas dalam, lalu menatap Aina nyalang. “Kamu juga harusnya sadar diri. Berkaca ‘lah, tiap hari kamu gak pernah berdandan, selalu jelek! Laki-laki mana yang bisa betah bersamamu?”Aina tertawa tak percaya mendengar itu. “Berdandan? Kamu menuntutku untuk menjadi cantik di saat aku yang mengerjakan semua kerjaan rumah, mencuci baju, cuci pir

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   3. Dibodohi

    Rastanti tertawa sinis. “Prank? Masih aja gak sadar diri! Udah dikasih tau, gak percaya. Kamu kira, kalau bukan karna kasian sama kamu, siapa yang bakal suka sama kamu? Kalau bukan Yuda, gak ada lagi pria yang mau menikahi perempuan kayak kamu gini. Tapi Yuda berhak dapat wanita yang jauh lebih baik, bukan beban dan parasit sepertimu.”“Udah ‘lah, Buk.” Yuda mengembuskan napas pelan, lalu menatap Aina. “Aku sudah mengurus semua surat-surat untuk perceraian kita. Aku akan kasih kamu 1 juta, kamu bisa cari kontrakan atau kost murah buat pindah dari sini.”“Apa-apaan kamu, Yuda? Gak ada, kenapa juga kamu harus kasih dia 1 juta? Kalau dia gak punya uang, itu urusannya sendiri. Derita dia sendiri, keluar dari sini gak punya duit, biar dia jadi gelandangan, bukan urusan kita lagi!” celoteh Rastanti.“Anggap saja sebagai nafkah terakhir dariku, atau sebagai uang perpisahan. Aku tahu kamu tidak punya tabungan, jadi setidaknya 1 juta ini bisa kamu gunakan untuk mencari tempat tinggal murah dan

  • Dicerai Suami, Dipinang Duda Kaya   2. Cuma Istri Pengganti

    Aina pun terkejut, ia menatap Yuda dengan sorot tak percaya. “Mas, kamu kasih aku uang 300 ribu tiap bulan. Apa itu yang kamu maksud gede? Itu semua cuma buat bahan-bahan masak di dapur aja, Mas, bahkan itu kurang. Kita ada 3 orang dewasa di sini, 300 ribu dibagi 30 hari 10 ribu. 10 ribu dibagi buat 3 orang, berarti berhari satu orang 3 ribuan. Nasi dan lauk apa yang dapet 3 ribuan jaman sekarang, Mas? Sekarang apa-apa mahal, beras mahal, buat lauk mahal, bahkan seiket sayur aja mahal. Dari situ aku minta lagi, kalo emang udah beneran abis. Kalo enggak, aku juga gak bakal pernah minta lagi. Aku bahkan gak minta jatah buat belanja aku, entah sekedar beli baju daster murah karna baju daster aku pada lusuh-lusuh kayak gini. Aku ngertiin kamu karna katanya kamu lagi nabung buat buka usaha kecil-kecilan biar gak terus kerja di tempat orang ‘kan?”“Bener-bener ya, kamu! Apa maksud kamu bilang begitu, hah?! Kamu ngeluh? Istri macam apa kamu ngatain suami kayak gitu, hah? Bener-bener gak bera

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status