Share

Penyesalan Michael

Author: NihayatuZain
last update Last Updated: 2024-12-05 17:37:05

Michael menatap serius pada layar monitor yang menunjukan isi di dalam rahim Clara. Dia begitu penasaran apakah Clara hamil atau tidak. Meskipun hamil, nantinya dia ingin melakukan tes DNA. Sang Dokter kandungan kini sedang melakukan pemeriksaan. Alat USG itu sudah berselancar di atas perut rata Clara.

"Tidak ditemukan tanda-tanda kehamilan di sini," ungkap Dokter kandungan itu yang berhasil membuat Michael terperanjat kaget sekaligus kecewa. 

Bukan kecewa karena Clara yang tidak mengandung anaknya, tapi dia kecewa karena Clara telah menipunya sehingga membuat dia kehilangan sang istri yang begitu berharga. Tatapan tajam dan dingin itu kembali Clara dapatkan. Bahkan, kini Lorenza yang selalu bersikap manis dan hangat itu tiba-tiba cuek dan judes pada Clara.

"Bisa-bisanya kamu menipuku, Clara!" Suara bariton itu terdengar menyeramkan di telinga Clara. Michael menatap penuh api kemarahan.

"Aku lakukan ini karena sangat mencintaimu, Michael. Aku ingin menikah denganmu," ucap Clara dengan ekspresi mengiba. 

"Aku tidak sudi menikah denganmu! Gara-gara kamu, aku telah kehilangan Sandrina dan kebahagiaan dalam hidupku!" bentak Michael dengan suara yang sangat tinggi. Dia benar-benar emosi dan kecewa sekarang.

Hanya karena percaya pada ucapan Clara, dia sampai melepaskan Berlian demi kerikil seperti Clara. Ini sungguh membuat Michael kesal dan menyesal. Seandainya dia tidak mendengar ucapan dan desakan Clara dengan sang mami, pasti saat ini juga Sandrina masih menjadi istrinya.

Clara mengepalkan tangannya pertanda emosi. Dia benar-benar tidak menyangka jika penipuannya akan terbongkar secepat ini. Sekarang, Clara sangat marah dan dendam pada sosok Sandrina yang telah membuat kebohongannya terbongkar. 

"Sandrina, aku akan membalas perbuatanmu ini!" ucap Clara dalam hati.

Di sudut lain, Sandrina telah sampai ke rumah orang tuanya. Perempuan yang baru saja kehilangan sosok suami yang sangat ia cintai, begitu lemas dan berjalan gontai masuk ke dalam rumah yang dulu menjadi tempat tinggalnya. Selama ini, Sandrina tidak pernah sekalipun menceritakan kejahatan apa saja yang mertua dan adik iparnya lakukan padanya. Masalah perselingkuhan suaminya pun tetap dia tutupi rapat-rapat dari kedua orang tuanya. Namun, kali ini dia sudah tidak bisa diam lagi. Kabar perceraiannya akan segera terdengar oleh kedua orang tuanya.

"Sandrina, kamu pulang, Nak," sambut sang Ibu dengan ekspresi bahagianya.

Sandrina tidak kuasa menahan tangis saat melihat wajah Ibunya. Wanita cantik itu pun bergegas menghamburkan diri ke dalam pelukan wanita yang telah mengandung dan melahirkannya. Betapa sakit dan hancurnya hati Sandrina saat ini. 

"Tenang, Nak. Ibu ada di sini," ucap Marlinda seolah mengerti pada kesedihan hati putrinya.

Sandrina masih menangis sesenggukan dalam pelukan Ibunya. Sudah lama dia tidak menangis seperti ini. Pelukan hangat itu seketika mampu membuat dirinya merasa tenang dan nyaman.

***

"Tindakan kamu sudah benar, Sandrina. Laki-laki seperti Michael memang harus kamu tinggalkan. Keluarga seperti ini hanya berpotensi membuatmu menderita selamanya," ucap Marlinda sembari menyodorkan minuman ke hadapan putrinya.

Sandrina telah memberi tahu apa yang terjadi padanya. Marlinda selaku seorang ibu, tentunya sangat kaget dan merasa sakit hati atas perbuatan Michael pada putri semata wayangnya ini. Apa yang saat ini Sandrina rasakan, tentunya dia juga bisa merasakannya.

"Iya, Bu. Sekarang kami sudah berpisah. Michael telah melepas Sandrina demi perempuan licik itu," balas Sandrina dengan suara yang lemah.

"Suatu saat nanti, dia akan menyesal karena sudah menyia-nyiakan perempuan sebaik kamu," timpal Marlinda.

Sandrina terdiam dan kini pikirannya kembali teringat pada kenangan indah bersama Michael. Saat pertama kali dia mengenal Michael, Sandrina sangat terkesan dan kagum pada sikap Michael yang manis padanya. Selama mereka menempuh pendidikan di universitas yang sama, selama itu juga Michael berusaha mendapatkan hati Sandrina. 

"Semua ruang dalam hatiku, hanya terisi oleh namamu, Sandrina," ucap Michael kala itu.

Sandrina tersipu malu. Dia yang awalnya menolak Michael dengan berbagai macam alasan, pada akhirnya luluh dan bersedia menjadi kekasih pria berdarah Indonesia—Jerman itu. Setelah tiga tahun menjalin hubungan pacaran, Michael melamar Sandrina lalu selang satu bulan mereka menikah.

Banyak janji yang Michael ucapkan pada Sandrina. Terutama janji untuk setia sehidup semati. Namun, janji hanya tinggal janji. Nyatanya, Michael tergoda oleh Clara dan mengingkari janjinya pada Sandrina. 

"Sandrina!" Terdengar suara seorang lelaki yang tak lain adalah Michael.

Sontak saja Sandrina meninggalkan lamunannya. Wanita cantik itu sangat terkejut saat sosok Michael berdiri tidak jauh dari tempatnya. Hatinya yang sakit karena perbuatan Michael padanya, membuat Sandrina enggan bertemu dengan pria yang kini sudah menjadi mantan suaminya. Dia bergegas melangkahkan kakinya hendak meninggalkan Michael di sana. Namun, tiba-tiba saja Michael berlari dan menarik tangan Sandrina lalu membawa ke dalam pelukannya.

"Sandrina, aku minta maaf. Aku akan perbaiki semuanya," ucap Michael dengan suara yang bergetar. 

Sandrina berontak dan kini melepaskan diri dari pelukan Michael. Dia benar-benar geram pada sikap Michael yang lancang. "Jaga sikap kamu, Michael! Kita sudah bercerai."

Michael mengusap wajahnya kasar. "Aku ingin kita bersama lagi, Sandrina. Aku benar-benar menyesal karena sudah menyakitimu. Perempuan itu, ternyata dia tidak hamil. Dia menipuku demi ingin merusak kebahagiaan kita."

Sandrina menarik ujung bibirnya membentuk senyuman sinis. "Sekiranya mulai sekarang kamu bisa bahagia dengan dia, bukan aku!" 

"Sandrina, please! Aku masih mencintaimu. Tolong beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya," pinta Michael dengan tatapan penuh permohonan.

"Tidak ada yang bisa diperbaiki. Kaca yang sudah pecah berantakan, tidak akan bisa kamu susun lagi dengan rapi. Begitupun dengan hatiku. Hatiku sudah hancur berkeping-keping atas sikapmu!" teriak Sandrina sembari menatap tajam dan penuh api kemarahan. Dia tidak bisa lagi menahan emosinya. 

Marlinda selaku seorang ibu, langsung menghampiri putrinya lalu mencoba menenangkannya. Dia pun menatap tajam dan jutek pada Michael. "Sebaiknya kamu pergi sekarang juga, Michael. Saya tidak ikhlas kamu menyakiti anak saya."

Michael menatap hampa dan kali ini dia benar-benar merasa bahwa dunia dan seisinya sudah tidak dia butuhkan lagi. Hatinya hancur, harapannya kabur. Setelah tahu bahwa dia mengalami kemandulan, di situlah Michael semakin merasa kesal sekaligus sedih. Mentalnya kini sedang dihantam habis-habisan. Marah, kecewa, sedih, dan malu kini bercampur aduk dalam dadanya. Wajar saja jika Sandrina tidak ingin kembali padanya. Selain karena sikapnya yang telah menyakiti Sandrina, dia juga hanya lelaki mandul yang tidak akan bisa menghamili wanita sampai kapan pun.

Melihat sikap Sandrina yang benar-benar cuek dan menjauh darinya, membuat Michael sangat minder. Dia merasa jika Sandrina meremehkannya karena penyakit yang dideritanya. Padahal selama ini dia mengira jika Sandrina lah yang mandul. Namun, ternyata kenyataan pahit dan memilukan justru ada pada dirinya.

"Jangan pernah menemui putriku lagi!" ucap Marlinda dengan tegas dan galak.

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Happy Ending

    Kabar kehamilan Sandrina sudah sampai ke telinga kedua orang tuanya. Mendengar kabar itu, mereka berdua sangat bahagia dan bersyukur. Sejak putri mereka menikah dengan Michael, sejujurnya keduanya sangat menantikan sosok seorang cucu, tapi mereka tidak berani mendesak atau memaksa putri mereka untuk segera memberikan cucu pada mereka. Sekarang, tanpa diminta pun Sandrina sudah dipercayai oleh Tuhan untuk mengandung anaknya. "Alhamdulillah, anak kita benar-benar sehat dan subur, Yah. Berarti memang rezeki dia bersama Hurraim. Tuhan memang tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya," ucap Marlinda penuh syukur. Sang suami mengangguk pelan diiringi senyuman kemenangan. Mereka juga sudah tahu kalau nanti malam di kediaman Pristilla akan mengadakan acara syukuran atas kehamilan Sandrina. Jadi, keduanya akan hadir untuk ikut mendoakan, serta memberikan ucapan selamat dan support terhadap Sandrina juga Hurraim. "Semoga Tuhan selalu menjaga mereka. Menjaga Sandrina dari hal buruk. Menjaga calon

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hurraim Pingsan

    Hurraim berlari ke loteng. Mendengar hal yang mengkhawatirkan tentang istrinya, dia langsung menemui Sandrina di sana. Jantungnya berdetak kencang. Hurraim takut Sandrina kenapa-kenapa. Saat ini, Sandrina tengah duduk sembari memegangi perutnya. Ekspresinya membuat Hurraim semakin panik. Tentu saja Sandrina mulai berakting. Perempuan cantik itu seolah sedang merasakan sakit di bagian perutnya. "Arrgggh!!" pekik Sandrina."Sayang, apa yang terjadi padamu?" tanya Hurraim dengan kekhawatiran yang semakin mendalam. Ditangkapnya tubuh sang istri. Kemudian dia mengelus perut rata Sandrina yang tanpa disadari tengah mengandung sang buah hati. Sandrina meringis seperti kesakitan. Pristilla dan Fery hanya menonton saja. Begitu juga dengan Eleanor. Mereka diam-diam sedang menunggu waktu untuk memberikan surprise pada Hurraim."Perutku, sayang...." Sandrina mengeluh. "Ayo kita ke rumah sakit! Ini tidak bisa dibiarkan," ucap Hurraim tampak panik. Hampir saja dia menggendong tubuh Sandrina, ta

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Suprise

    "Awas, hati-hati. Jangan sampai jatuh," ucap Pristilla dengan sangat antusias. Begitu tahu bahwa menantunya sedang mengandung, Pristilla sangat menjaga ketat Sandrina. Tentu saja dia takut Sandrina dan juga calon bayi dalam perutnya kenapa-kenapa. Sandrina digandeng oleh dua asisten rumah tangga. Ini terlalu berlebihan, tapi Sandrina tidak bisa menolak. Sebenarnya dia juga bisa berjalan sendiri sampai kamarnya. Namun, kekhawatiran sang mertua telah membuatnya seperti seorang ratu. "Kita akan mempunyai cucu!" seru Pristilla pada Fery. Sontak hal itu membuat Fery melebarkan kedua mata dan menatap setengah tidak percaya. "Hah, yang benar? Maksudnya Sandrina hamil?" Fery bertanya dengan raut wajah kaget serta penasaran. Pristilla mengangguk cepat. "Iya! Kita harus merayakan ini. Secepatnya kita atur acara perayaan kehamilan Sandrina.""Bun, itu terlalu berlebihan," protes Sandrina sedikit tidak setuju. "Apanya yang berlebihan? Kita akan mengadakan syukuran atas kehamilan kamu, Sandri

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Sandrina Sakit

    Hari demi hari terus berlalu. Sandrina dan Hurraim sudah menjalani rumah tangga selama satu bulan. Hari demi hari mereka lalui dengan penuh kebahagiaan. Tidak ada satu pun orang yang berani mengganggu kebahagiaan mereka. Dalam satu bulan ini, Sandrina masih tinggal bersama mertuanya. Hal itu dikarenakan keinginan Pristilla yang merasa masih belum siap berpisah jauh dengan Hurraim. Hurraim sendiri sudah ingin pindah rumah. Bahkan sebelum menikah pun, Hurraim sudah membeli rumah untuk dihuni dengan istrinya. Namun, saat ini dia belum bisa meninggalkan rumah orang tuanya itu. Padahal Hurraim sudah membujuk Pristilla berulang kali. Namun, Pristilla tetap kekeuh belum siap dan tidak mengizinkan Hurraim untuk pindah rumah. Pagi ini, Sandrina terbangun dalam keadaan lemas. Dia yang sudah tidak menjadi sekretaris Hurraim, hanya melakukan tugasnya sebagai seorang istri sekaligus owner San Kitchen. Selain itu, Sandrina juga mulai menekuni bisnis perhiasan media online. Hal ini sengaja dia lak

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Tidak Ingin Memberatkan

    Hurraim mengelus lembut perut rata Sandrina. Perasaannya senang tak menentu. Telah terpikirkan olehnya bagaimana jika di dalam perut rata itu ada janin sang buah hati mereka. Tentu saja Hurraim sangat tidak sabar. Dia menikah, tujuan menikah memang tidak melulu tentang anak. Akan tetapi, memiliki anak setelah menikah adalah suatu kebahagiaan. Hurraim sendiri tidak pernah berniat untuk menunda-nunda punya anak. Jika Tuhan berkehendak, maka dia berharap Sandrina segera diberi momongan. "Semoga secepatnya kamu mengandung anak kita, sayang," ucap Hurraim dengan suara lembut. Sandrina tersenyum tipis. Waktu itu dia dengan Michael pun mengharapkan hal yang sama. Setiap saat menanti kehadiran sang buah hati mereka. Namun, takdir tidak sampai membuat mereka memiliki anak. Bahkan Sandrina sempat dituding wanita mandul oleh mertuanya sendiri. Semoga saja kali ini tidak. Sandrina sebenarnya sedikit trauma jika seandainya Tuhan sedikit lama memberikan anak padanya. Khawatir mertuanya mengira di

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Aku Milikmu

    Selesai pesta pernikahan, Hurraim membawa kabur Sandrina ke sebuah hotel mewah yang sudah dipesannya. Segenap keluarga melepas dengan penuh kebahagiaan. Senyuman mengembang di sudut bibir kedua mempelai pengantin pria dan wanita. Taburan bunga mengiringi kepergian mereka. Sorak sorai keceriaan menambah kesan bahagia di sana. "Kamu milikku sayang!" ucap Hurraim. Pria tampan itu membopong tubuh ramping Sandrina dari luar hingga ke dalam hotel. Nuansa honeymoon terasa kental di sana. Taburan bunga dan gemerlapan lampu menyambut mereka. Belum lagi aroma harum dari berbagai sudut pun tercium menyengat indera penciuman mereka. "Malam ini aku tidak akan menahan diri lagi," ucap Hurraim lagi. Pria tampan itu nampak perkasa. Dia bahkan tergesa-gesa dan tidak sabaran. Maklum, Hurraim adalah sosok pria dewasa yang tidak pernah melakukan hubungan intim dengan wanita mana pun. Maka saat dia telah menikahi wanita pujaan hatinya, jangan heran jika Hurraim begitu semangat dan tidak sabar. Sekaran

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status