Share

Siapa Mereka?

Sebuah mobil Mercedes-Benz 300 SLR Uhlenhaut berhenti tepat di sebuah gedung mewah, dari dalam mobil keluar dua wanita beda generasi.

Bisik beberapa orang saat melihat mobil tersebut rupanya menjadi kebanggaan tersendiri bagi kedua wanita tersebut.

"Siapa mereka?"

"Kalian tidak tahu? Wanita yang sudah paruh baya itu 'kan ibunya Pak Seno. Kalau wanita disebelahnya aku tidak tahu sih, nggak kenal."

"Apa mungkin istrinya? 'Kan Pak Seno sudah menikah."

"Bukan, Pak Seno memang sudah menikah. Tapi istrinya bukan orang itu, istri Pak Seno itu cantiknya alami. Sedangkan wanita itu cantiknya karena oplas."

Iya, dua orang yang baru saja turun dari mobil dan hendak memasuki gedung di mana Seno bekerja adalah Bu Sekar dan Dewi. Keduanya datang tepat di saat jam makan siang, sehingga banyak karyawan yang baru mau keluar mencari makan siang. Walau di perusahaan tersebut tersedia kantin, tapi ada sebagian dari karyawan yang ingin makan makanan luar.

Bu Sekar mendelik pada tiga karyawati yang tengah menggunjing mereka, hatinya tentu saja kesal saat calon menantu kesayangannya di bandingkan dengan wanita kampungan yang diperistri Seno.

"Mereka benar-benar gak punya mata apa, masa wanita kampung itu jauh lebih baik dari kamu," ucap Bu Sekar.

"Biarkan saja, Ma. Mereka kan tidak tahu apapun, lagian juga tidak akan ada yang berpihak pada wanita itu kalau mereka tahu yang sebenarnya," balas Dewi.

Dewi mengambil compact powder dan dengan sigap dia membenahi make up-nya, hari ini adalah pertemuan pertama dirinya dengan Seno setelah sekian tahun tidak bertemu.

"Gimana, Ma? Menurut Mama aku cantik tidak?" tanya Dewi.

"Tentu saja, kamu cantik sekali sayangku. Seno pasti pangling liat kamu yang sekarang jadi makin cantik dan seksi, ayo masuk. Seno sudah Mama kabari, dia menyuruh kita menunggu di lobby."

"Asik! Ayo Ma, aku udah kangen banget dengan Mas Seno."

Dewi merangkul lengan Bu Sekar, keduanya dengan penuh percaya diri masuk ke pintu utama perusahaan tempat di mana Seno bekerja.

Baru saja mereka sampai, Seno langsung menyambut kedatangan ibunya dan Dewi.

"Mama, Dewi. Kalian sudah lama menunggu?"

"Tidak, kami baru saja sampai kok. Lihat Seno, Dewi makin cantik 'kan? Kalah jauh pasti istri kamu itu," ucap Bu Sekar sambil mengerlingkan sebelah matanya ke pada Dewi.

Dewi yang mengerti maksud Bu Sekar langsung merangkul lengan kanan Seno, menempelkan gundukan di dadanya yang sengaja dia perlihatkan juga. Seno gak ubahnya seperti kucing garong, yang ketika disodorkan ikan asin maka akan langsung menerkamnya. Namun, tentu saja untuk saat ini Seno hanya mampu melirik sebentar.

"Iya nih, kapan pulang ke Indonesia?" tanya Seno sambil menelan ludahnya.

Dewi yang paham ke mana arah mata Seno makin menempelkan tubuhnya, membiarkan Seno merasakan sensasi dari dua gundukan tersebut.

"Kemarin baru sampai, lalu karena aku kangen kamu makanya aku ke rumah mu. Aku nggak ngerepotin kamu, 'kan?" tanya Dewi dengan nada manjanya.

"Tentu saja, tidak. Oh iya, kalian belum makan siang 'kan? Yuk keluar, kita makan di kafe yang baru buka di seberang kantor. Menu di sana enak, tempatnya juga cocok untuk kita melepas rindu," jawab Seno.

Bu Sekar tersenyum senang melihat kedekatan Dewi dan Seno, rencananya pasti berhasil kali ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status