Lirea melangkah masuk dengan malas setelah seorang pengawal membukakan pintu kamar. Dia hanya menghela nafas saat melihat pengawal itu menutup pintu dan menguncinya dari luar.
Dia duduk di sudut ruangan dengan wajah frustasi. Lalu pintu kamar terbuka perlahan. Shaka, dengan tubuh tinggi dan pesona yang tak bisa disangkal, berdiri di sana dengan senyuman penuh arti. Dia membawa nampan berisi makanan. Lirea memalingkan wajahnya dan enggan untuk menatapnya. “Makan dulu,” suara Shaka terdengar tenang tapi penuh kontrol. “Kamu pasti belum makan kan, setelah hampir seharian lari di jalanan? Nanti kamu sakit.” Lirea mendengus pelan. “Apa pedulimu? Bukannya kamu hanya ingin aku tetap di sini, bagaimanapun keadaanku?” Shaka mengangkat alis, sedikit tersenyum miring. “Hem.. Tepat sekali. Aku memang ingin kamu tetap di sini.” Shaka meletakkan nampan di atas meja dengan gerakan penuh perhitungan. Lalu dia mendekat perlahan, membuat Lirea refleks menggeser duduknya. “Aku tidak mengerti kenapa kamu terus melawanku. Bukankah, lebih mudah kalau kamu menerima kenyataan?” “Kenapa kamu melakukan ini?” Lirea akhirnya bertanya, suaranya sedikit bergetar. “Apa yang sebenarnya kamu inginkan dariku, Shaka?” Shaka berjongkok di depannya, menyamakan tinggi badan mereka. Tatapannya yang gelap menelusuri wajah Lirea, seolah ingin mencari jawaban yang hanya dia sendiri yang memahami. “Aku ingin kamu menikah denganku.” “Kamu gila!” Lirea langsung berdiri, tapi baru saja dia ingin menjauh, dia langsung ditarik oleh pria itu dan jatuh di pangkuannya. Shaka tersenyum tipis, senyumannya itu mampmembutakan mata yang melihatnya. Tapi itu tidak bagi Lirea. Dia malah merasa muak. “Baru seminggu aku membawamu kesini, tapi sudah berapa kali kamu kabur, hah?” Lirea memiringkan kepalanya. Sudah kabur berapa kali ya? Dia mengingat-ingat. Saat pria itu berada di dekatnya, Lirea benar-benar tidak bisa memikirkan cara untuk kabur. Tapi saat pria itu tidak ada, dia akan kabur diam-diam, dan selama ini dia sudah berusaha kabur sebanyak tiga kali, tapi akhirnya usahanya lagi-lagi gagal. Día lalu teringat perkataan Shaka, jika tanpa persetujuan darinya, maka dia tidak akan mungkin bisa pergi meninggalkan ibu kota ini, meskipun itu hanya satu langkah saja. Melihat Lirea yang termenung dan tenggelam dalam pikirannya sendiri, Shaka menjadi kesal. Tangan besarnya itu lalu mencengkram dagu Lirea hingga membuat gadis itu hampir menangis karena kesakitan. “Kamu sudah mencoba kabur sebanyak tiga kali, dan aku tidak ingin ini terjadi lagi untuk yang keempat kalinya," kata Shaka dengan tegas. Lirea berusaha melepaskan tangan Shaka, tapi baru saja dia bergerak, cengkraman itu semakin kuat. Dia kesakitan dan menatapnya sambil berkata dengan tidak jelas, "Aku tahu!! Lepaskan aku dulu. Sakit!" Mendengar ucapan Lirea dan melihat gadis itu kesakitan, Shaka tidak menghiraukan. Dia tahu jika gadis ini sangat keras kepala. "Kamu baru ingat kalau sudah sakit ya? Kalau begitu, aku ingin kamu kesakitan saja terus!" Lirea begitu kesal. Kalau saja dia tahu akan menjadi seperti sekarang ini, sebulan yang lalu dia tidak akan menarik Shaka yang nyaris mati karena hampir tertabrak Truk. Seharusnya, dia membiarkan saja pria itu mati tertabrak dan hancur lebur. Siapa yang bisa menduga, kalau ternyata dia telah menyelamatkan iblis. Shaka mendengus dan dari sudut mulutnya muncul sebuah senyuman kejam. Suaranya yang seperti setan itu pun menggema di telinga, "Kamu menyesal ya, sudah menolongku saat itu?” “Mungkin sekarang kamu berpikir, kalau kamu membiarkan aku mati saja, kamu tidak akan terkurung begini?” Ada ekspresi kecewa dan frustasi di raut wajah Lirea, tatapan matanya tampak kosong seperti kehilangan semangat. "Tidak mungkin seperti itu. Meskipun tahu kalau akan jadi seperti ini, aku tetap tidak bisa membiarkan orang lain mati tanpa menolongnya.” Lirea memang tidak pernah menganggap kalau dirinya adalah orang yang baik, tapi dia juga tidak bisa membiarkan nyawa seseorang melayang begitu saja tepat di hadapannya. Apalagi nyawa orang itu hanya bisa diselamatkan oleh uluran tangannya. Wajah Lirea begitu cantik terlihat bersinar, seperti memancarkan sinarnya pada sekujur tubuh Shaka hingga membuat pria itu hampir gila setiap saat memikirkannya. “Kalau begitu, hidupmu memang harus terus terikat denganku.” Kata Shaka. Lirea tersenyum pahit, bukankah seharusnya Shaka mengucapkan kata terima kasih atau semacamnya? Memikirkan hal itu Lirea kesal dan memelototinya, “Kamu itu tidak tahu terima kasih! Sudah ditolong, tapi malah memperlakukan aku seperti ini!” Shaka justru tertawa mendengarnya, sudut mulutnya melengkung dengan nakal. Dia tiba-tiba memeluk Lirea dan menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum. Itu benar-benar membuat Lirea semakin muak. “Kamu bilang aku tidak tahu terima kasih? Apa kamu tahu, di ibu kota ini ada banyak wanita yang ingin menikah dengan Tuan Muda Shaka ini. Begitu banyak wanita yang memujaku, tergila-gila padaku, bahkan mereka sanggup melakukan apapun hanya untuk mendapatkan cintaku. Dari sekian banyak wanita, aku hanya memilihmu untuk menjadi Nyonya Brahmana. Seharusnya ini menjadi sebuah kehormatan yang begitu besar untukmu. Aku membalas semua kebaikanmu dengan seluruh hati dan hidupku.” Lirea menjadi semakin murung. Apa yang dikatakan oleh Shaka memang tidak salah. Sebelumnya, saat berada di masih kota X, dia sudah mendengar sedikit tentang Keluarga Brahmana yang sangat dikenal. Tentu saja, dia hanya mendengar tentang itu sambil berlalu. Mereka memang begitu dikenal, dikejar dan dipuja-puja oleh begitu banyak orang. Tapi kan, yang seperti itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan dunianya? Dulu, saat mendengar pengaruh Keluarga Brahmana, dia tidak pernah merasakan dan mengetahui secara langsung. Namun sekarang akhirnya dia merasakannya sendiri. Hanya dengan dia menelpon saja, bisa membuat seluruh sambungan telepon di ibu kota menjadi nada sibuk. Dan saat naik taksi pun, dia tiba-tiba bisa diblokir di tengah jalan tol. Dua hal itu sudah cukup untuk membuat rakyat biasa seperti dirinya menjadi ketakutan. Lirea menghela nafasnya dan menatap Shaka dengan tajam lalu berkata, "Kamu bilang, banyak para wanita yang menyukaimu dan ingin menikah denganmu, mereka juga rela melakukan apapun. Kenapa tidak mencari mereka saja? Kenapa kamu malah menahanku? Aku itu tidak mau menikah denganmu! Tidak mau!” Shaka hanya mengedip-ngedipkan matanya tanpa dosa setelah mendengarkan perkataan Lirea itu. "Justru karena kamu tidak mau, makanya aku mencarimu! Aku sudah sedewasa ini. Sejak aku nasih kecil, sudah ada gadis kecil yang berisik untuk meminta dinikahkan denganku. Pokoknya, setiap kali ada wanita yang melihatku, semuanya selalu meneteskan air liurnya. Mereka begitu berharap untuk segera menelanjangi Tuan Muda ini dan menyenangkannya! Hanya kamu saja yang menghinaku! Hanya kamu yang selalu membentakku dan menolakku!” Lirea merasa sekujur tubuhnya menjadi lemas. Apa kalau dia orang normal akan berkata seperti itu? "Jadi, kamu mau menikah denganku, karena aku tidak menyukaimu?" “Ya, tapi bukan hanya itu. Karena aku sangat menyukaimu. Tidak peduli kamu suka atau tidak padaku, yang penting aku suka," jawab Shaka. ________Sampai di usianya yang sekarang, Shaka belum pernah mendapati wanita yang tidak tertarik padanya. Hanya Lirea inilah yang menolaknya dan tidak sedikit pun tertarik pada statusnya. Ditambah lagi, gadis ini sudah menyelamatkan nyawanya. Jadi dia berpikir jika dirinya harus menjadi milik Lirea seorang. Lirea benar-benar linglung dibuat Shaka. Dia berpikir kalau Tuan Muda Shaka ini memang tidak waras. Padahal, banyak wanita yang menyukainya tetapi dia tidak menerimanya, malah memaksanya yang jelas-jelas tidak menyukainya. Apa ada masalah di otaknya? Dia merasa kalau seharusnya caranya tidak seperti ini. Melihat kelakuan Shaka, dia semakin tidak suka. Akhirnya, Lirea mengangkat kepalanya ke atas dan menatapnya, "Mana ponselku. Tolong kembalikan. Aku janji tidak akan kabur lagi. Aku hanya ingin menghubungi ibuku." Melihat Lirea yang tiba-tiba patuh begitu padanya, Shaka terlihat senang, “Kamu sendiri yang bilang kalau tidak akan kabur lagi. Kalau kamu kabur lagi, kamu tidak akan sanggup
"Sebutan 'anak haram' itu, pantasnya untuk aku atau untuk kamu? Kamu sudah tahu kebenarannya, kan? Tentang ayah yang mau atau tidak untuk mengakuiku, aku sudah punya cara untuk membuatnya mengakuiku. Percaya atau tidak, aku juga punya cara untuk membuat ayah bersedia memberiku uang! Karena kebetulan hari ini kita bertemu, aku akan memperingatkanmu. Tunggu saja aku dengan manis di rumah keluarga Juwanda, dalam dua hari ini aku akan pergi ke rumah itu untuk bertemu ayah dan meminta uang!”Lirea melempar tatapan arogan pada Rania. Dia lalu memalingkan kepalanya dengan percaya diri, membalikkan badannya dan kemudian melenggang pergi."Kamu tidak punya malu, Lirea! Tidak punya malu!” Rania menghentak-hentakkan kakinya dengan marah. Dia kini benar-benar kehilangan sikap elegan sebagai seorang gadis kaya raya.Lirea segera naik ke mobil dengan ekspresi yang sedikit muram. Tangan kecilnya yang putih dan indah itu mengepal dengan pupil mata hitamnya terlihat menderita dan suram.Shaka menatap
Putrinya bisa menikah dengan keluarga Brahmana? Pasti setelah ini, posisinya di ibu kota ini bisa naik beberapa tingkat.Pria itu lalu segera memanggil kedua anak gadisnya dan Laras istrinya.Tomi terlihat sangat bersemangat dengan senyum lebar di hadapan Laras dan kedua anak gadisnya. Dia lalu berkata, "Nyonya Brahmana baru saja menelponku, dia bilang dua hari lagi akan datang ke rumah kita untuk melamar putri kita.""Melamar putri kita?" tanya Laras agak kebingungan. "Melamar siapa? Terus , Nyonya Brahmana itu siapa?”Laras terlihat berpikir, lalu setelah ingat sesuatu dia berkata setengah berteriak karena kaget. “Nyonya Brahmana, maksudmu, keluarga kaya raya itu?”"Iya, ya yang itu, lah! Nyonya Brahmana! Dia bilang, Tuan muda Shaka sangat menyukai anak gadis kita. Sekarang ini, dia itu sedang ada di luar negeri dan akan segera terbang kembali ke sini. Setelah dia tiba di tanah air, dia akan datang ke rumah kita untuk mengatur perjodohan dengan anak kita.""Apa?" Mendengar berita it
"Apa maksudmu?""Kamu ternyata selama ini tinggal dengan seorang pria, ya?!"Sekarang sudah pukul sebelas malam, seorang laki-laki dan perempuan sedang berduaan. Baru saja Tomi juga mendengar dengan jelas suara pria itu. Kalau bukan tinggal bersama, lalu apalagi? Batinnya.“Tidak perlu ikut campur. Kalau memang tidak ada apa-apa, aku akan menutup teleponnya. Jangan menelponku lagi!""Lirea, tunggu sebentar!" Tomi yang ada di seberang sana segera teringat kalau ada hal penting yang perlu dibicarakan dengan Lieea, lalu segera melembutkan suaranya."Kalau ada urusan bilang saja, jangan terlalu banyak omong kosong!" Lirea berkata lagi."Aku tahu kamu sekarang ada di ibu kota. Ayo keluar besok, akú akan mengajakmu makan.""Tunggu sebentar!” Lirea buru-buru menutupi telepon dan membalikkan tubuhnya.Lirea bertanya pada Shaka yang ada di dalam kamar, "Apa kamu sudah memberitahu ibumu kalau ingin pergi ke rumah keluarga Juwanda untuk mengatur soal perjodohan?"Bukannya menjawab, Shaka hanya t
Sebenarnya, Shaka orang yang lumayan baik dan asyik. Dia juga orang yang masih sangat lumayan. Menjadi pacar atau suami, semuanya merupakan pilihan yang lumayan. Tidak heran kalau banyak wanita yang tergila-gila padanya.Tiba-tiba, Shaka melempar tablet yang ada di tangannya. Tablet itu terlontar dan terbang di udara membentuk lintasan di udara parabola yang sempurna, lalu mendarat dengan mantap di atas sofa. Bersamaan setelah itu, sosok manusia yang berbadan tinggi dan besar menyelimuti Lirea dalam sekejap mata dan menekannya di atas kasur.Lirea menutup kedua matanya tanpa sedikit pun merasa gugup. Akan tetapi, Shaka menaikkan sudut mulutnya dan berkata dengan begitu arogan, "Tadi waktu melihatku, kamu seperti terpesona. Apa kamu merasa penampilanku yang menjagamu tadi terlihat sangat tampan?"Lirea memutar matanya dan menatap balik Shaka. "Soal kamu yang sangat tampan ini, seharusnya sudah ada banyak wanita yang mengatakan itu, kan? Ini adalah sebuah fakta, jadi tidak perlu untuk k
Lirea tahu kalau Shaka memikirkan sesuatu yang menjijikkan tapi dia juga tidak bisa untuk protes. Dia pun cepat-cepat bangkit dan kabur masuk ke dalam kamar mandiShaka sekarang benar-benar menahan diri untuk menunggu selama 2 bulan. Dan setelah Lirea resmi berumur 18 tahun, pria itu akan memakannya. Memikirkan hal itu, Lirea jadi gemetaran. ۱Sebenarnya, Lirea bukanlah orang yang terlalu polos dan bisa menerimanya jika terjadi hubungan yang semacam itu. Hanya saja, entah bagaimana mengatakannya, menurutnya hubungan begituan harus berdasarkan perasaan sama-sama suka.Dia tidak menyukai Shaka dan itu adalah fakta. Dia bersama dengan bersama pria itu karena dipaksa. Pria itu membuatnya memasang status kalau kalau dirinya adalah gadis miliknya, padahal sejak awal dia sudah tidak bersedia. Dia juga tidak bersedia menjadi tunangannya, bahkan juga tidak bersedia untuk datang ke kota ini.Akan tetapi, keseluruhan rasa tidak bersedia yang digabung menjadi satu itu masih belum bisa sebanding
Saat bangun di pagi hari, Shaka akan menggoda Lirea. Dia juga bisa menonton kelakuan dan sifat keras kepala gadis itu yang tidak ingin mengakui kekalahannya dalam berlari. Hal itu benar-benar sangat membuatnya senang.Dan saat malam hari sebelum tidur pun dia akan menggoda-goda Lirea. Dia berpikir kalau sepertinya dari pagi hingga malam, dirinya benar-benar bisa memiliki mood yang bagus.Setelah jogging, kedua orang itu kembali ke rumah dan masing-masing pergi mandi.Saat sedang sarapan Shaka berkata pada Lirea, "Karena hari ini kamu ada janji bertemu dengan Tomi Juwanda, aku akan memberimu waktu satu hari untuk mempersiapkannya sendiri. Pergi berkeliling keluar juga hal yang bagus, apalagi seminggu lagi kamu akan mulai sekolah, jadi butuh mengakrabkan diri dengan ibu kota.""Oke," jawab Lirea sambil mengangguk.Setelah selesai memakan sarapan, Shaka lalu mengendarai mobilnya dan pergi keluar. Belakangan ini, dia selalu mengurus Lirea hingga tidak memiliki waktu untuk pergi ke perusah
Tomi pun memutar kepalanya, lalu berkata pada Tuan Lesmana dan istrinya, "Sejak kecil, Lirea tidak tumbuh besar di sisiku hingga karakternya jadi sedikit suka seenaknya. Di pertemuan yang selanjutnya tidak akan begini.”Tuan Lesmana dan Istrinya, keduanya sama-sama tidak menyukai Lirea. Namun, anak mereka, Rega menyukainya. Di matanya, semua yang dilakukan oleh gadis itu begitu unik. Dia sudah dibuat kagum oleh karakter gadis itu.Rega pun duduk bersama dengan Lirea dan segera menyerahkan menu padanya sambil berkata, "Apa pun yang ingin kamu makan, pesan saja."Lirea menyapukan pandangannya pada menu dan wajah menunjukkan keceriaan. Dia lalu menatap Rega dengan bahagia dan berkata, "Di menu ini ada begitu banyak makanan yang sebelumnya belum pernah aku makan dan semuanya berharga mahal. Apa aku benar-benar bisa memesan sesukaku?"Melihat Lirea yang tersenyum, hati Rega meleleh. "Tentu saja, pesanlah sesukamu!"Senyum manis Lirea pun terlukis di wajahnya, dia terkesima karena Rega begi
Nanda yang bersembunyi di antara kerumunan langsung berteriak, "Bukankah itu benar? Dua hari ini, semua orang dapat melihat jika instruktur utama yang dengan sengaja mencari-cari kesalahannya. Bahkan kalau itu untuk menarik perhatian, instruktur utama lah yang ingin menarik perhatiannya?""Lagipula... siapa gadis itu? Kita semua orang baru dan kita sama sekali tidak akrab.""Aku juga tidak tahu siapa itu, dan aku tidak bisa melihat seperti apa dirinya dari jauh.""Tapi mereka yang di tim 19 bilang gadis itu memang cantik. Apa menurutmu Shaka sengaja mengejar gadis cantik?""Bagaimana bisa? Dia sudah punya tunangan.""Kurasa tidak. Kalau benar dia mengejar seorang gadis cantik, bagaimana mungkin dia akan menyiksanya dengan serangan panas pada hari pertama, dan kemudian kembali menyiksanya keesokan harinya?""Kalau dia berniat untuk mengejar, bukankah gadis itu justru akan semakin menjauh?”"Ya, ya, ya...""Jangan banyak berspekulasi, lihat saja drama itu..."Saat ini, Lirea dan Shaka b
Di lapangan itu, ada 6000 orang yang sedang berbaris dengan jarak cukup jauh. Tidak hanya suasana di antara para siswa yang sangat aneh, tetapi juga suasana di antara para instruktur juga sangat aneh.Itu seperti akan ada sebuah kehancuran.Mata Lirea langsung melirik Shaka yang sedang beristirahat di jip dengan mata tertutup. Dia duduk di sana dengan kaki di pagar besi jip yang dimodifikasi sambil menutupi wajahnya dengan topi.Lirea mengira Shaka akan sangat marah ketika dia kembali!Tapi orang ini justru tiba-tiba bersikap sebaliknya?Namun akhirnya, Lirea memutuskan untuk tidak akan peduli dengan Shaka, selama dia tidak memprovokasinya, Lirea juga tidak akan peduli.Hanya saja, kenapa dia merasa sangat gugup?Berdiri di barisan dengan menghadap matahari tiga titik, tegak dengan panas yang membakar, orang-orang yang berkumpul untuk berdiri bersama dalam posisi militer benar-benar terlihat seperti sedang diberikan penyiksaan.Matahari di bulan November ini sama panasnya dengan cabai
Pantas saja Keluarga Juwanda begitu bangga dengan identitas sebagai tunangan Shaka.Tak lama, Nanda melihat ponsel Lirea berkedip, lalu dia berkata, "Lirea, ada yang mengirim pesan!""Oh?"Dia hanya menjawab dengan santai sambil mengangkat ponselnya. Dia tidak tahu kalau ada lusinan pesan, dan semuanya dari Shaka!Untuk sesaat, Lirea merasa kacau!Sebagian besar pesan Shaka adalah "telepon aku kembali," "kamu akan mati," "aku marah," "telepon aku kembali," dan "ini perintah..."Lirea memiliki dorongan untuk memutar matanya begitu membaca semua pesan yang dia terima. Saking penasarannya, Nanda ikut menjulurkan kepalanya untuk melihat isi pesan itu."Benar-benar tuan muda sang penindas, bahkan pesan singkatnya pun begitu berani."Melihat Riky masuk setelah memarkir mobil, Lirea mengedipkan mata pada Nanda, "Simpan masalah Shaka di perutmu."Nanda segera memberi hormat. "Siap!"Ketika Riky datang, dia melihat sepertinya mereka sedang membicarakan suatu rahasia, lalu dia bertanya sambil t
Sepertinya... tidak ada yang bisa disembunyikan."Instruktur utama, Shaka, kamu pasti sudah tahu, kan?""Ya, tahu. Bukankah dia Tuan muda dari Keluarga Brahmana, keluarga terbesar di ibukota? Aku dengar julukan 'tuan muda sang penguasa' itu disematkan padanya oleh orang-orang karena sosoknya yang luar biasa. Dia tampan dan kaya, bahkan gadis-gadis di tim keenam heboh membicarakannya. Tapi tidak ada harapan, kudengar dia akan bertunangan secara resmi dan akan segera menikah.""Yeah." Lirea meminum air dingin di depannya dengan santai, "Orang yang dia inginkan untuk menikah itu adalah aku."Saat ini, Nanda juga sedang minum air hampir tersedak. Dia merasa seperti butuh minuman yang tidak sedikit lagi. Tadinya dia ingin berkata pada Lirea tentang Shaka, agar Lirea tahu orang seperti apa Shaka itu, memintanya untuk memiliki sedikit kesabaran saat berdebat dengannya, jika tidak dia akan menyinggung perasaan Tuan muda yang begitu berkuasa di ibukota.Tapi begitu mendengar kata-kata Lirea, m
Melihat Lirea dan Nanda datang bersama, Riky langsung membuka pintu BMW dan mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam mobilnya.Lirea dan Riky adalah kenalan lama, sementara Lirea dan Nanda tumbuh bersama sejak kecil, dan mereka bertiga memiliki hubungan pertemanan yang cukup baik yang baik.Saat dulu mereka duduk di kelas tiga SMP, ada dua pangeran tampan di sekolah, salah satunya adalah Riky. Nanda lah yang berhasil menjalin cinta dengan pangeran itu, dan mereka telah bersama selama empat tahun.Dan masih tetap bersama sampai sekarang.Perasaan mereka begitu murni.Saat ini Shaka lari untuk mengejar Lirea, dia melihat Lirea naik mobil orang lain. Saat ini juga wajahnya tampak ditarik ke bawah. Dia tertegun beberapa saat, kemudian dia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Lirea.Lirea yang saat itu sedang mengenang tentang pertemanannya dengan Nanda di dalam mobil, terkejut karena ponselnya tiba-tiba berdering. Dia mengerutkan kening saat mendapati panggilan itu berasal dari Shaka.
"Aku tidak bisa melakukannya lagi. Aku baru saja terserang panas kemarin, aku sangat tidak nyaman. Tolong lepaskan aku, Instruktur utama!"Shaka tahu jika Lirea adalah tipe yang paling bisa berusaha menutupi hatinya, jadi dia hanya memberikan tatapan datar, "Kamu cukup berlari lima putaran."Lirea tahu, pagi ini sebelum berangkat ke kampus dia memang tidak melakukan rutinitas lari seperti biasa. Tapi bukankah sekarang dia sedang sekarat? Mungkin ini maksud Shaka, yaitu memberi hukuman padanya.Sekarat, sekarat!Dia hanya bisa terbaring tidak bergerak di sana dan perlu istirahat! Bahkan emosinya sama sekali tidak bisa tertuang, tidak bisa marah, atau apa pun itu!Tapi Shaka...Saat ini, Lirea menjatuhkan dirinya ke tanah untuk duduk langsung dan menoleh, "Aku tidak bisa lari, aku juga tidak bisa melakukan push-up ataupun sit-up."Tidak peduli apa yang akan Shaka katakan, Lirea tidak akan melakukannya. Tubuhnya sudah diforsir secara berlebihan!Ketika Shaka melihatnya mencoba bermain na
Kali ini, Lirea benar-benar ingin merobek habis senyum di wajahnya. Semakin dia melihatnya, semakin dia merasa muak!Tepat saat itu juga, Lirea memelototinya dengan penuh amarah, "Aku tidak akan lari sendiri lagi!"Mendapat penolakan Lirea, Shaka sama sekali tidak berpikir jika apa yang diminta itu bukan sesuatu yang tidak pantas. Sembari bersedekap, dia menatap ke arah Lirea dengan senyum yang semakin lebar."Ya, kamu lari sendiri lagi."Sementara Leo yang tidak melihat apa pun yang salah, ada perasaan ingin memarahi di dalam hatinya.Setelah mendengarkan semuanya dari Feri sang Dokter militer kemarin, mereka semua berspekulasi jika Shaka memiliki hubungan yang tidak biasa dengan Lirea. Di rumah sakit, Shaka bahkan menunjukkan cinta, bujukan, dan ancaman. Tak hanya itu, dia juga memeluk dan mencium.Ada cinta di sana!Jika itu cara Shaka mengejar gadis...Kemarin Lirea telah dihukum karena minum cola, dan hari ini dia juga akan dihukum karena minum air mineral!Hati Leo benar-benar g
"Dia sengaja melakukannya!" Laras dengan cepat menengahi, "Kamu tidak menyadarinya? Saat Lirea bertanya tentang kalimat ini, tidak ada suara sama sekali yang menjawabnya. Jika Shaka benar-benar ada di sana, dengan karakter Lirea yang suka pamer, bukankah dia akan meminta Shaka berbicara? Dia hanya mengucapkan kata-kata ini untuk memprovokasi kita, tapi aku pikir karena dia mengatakan kata-kata ini untuk memprovokasi kita, itu berarti tidak ada apa-apa antara dia dan Shaka, sedangkan Shaka pasti tidak akan menerima rayuannya!"Hal semacam ini, Laras bisa mengetahuinya dengan gamblang.Saat merayu Tomi Juwanda dulu, dia mengambil foto, merekam video, dan sering menelepon ibu Lirea, Nadia untuk pamer.Tetapi dia juga sering membiarkan Tomi Juwanda muncul dalam foto dan video yang akan membuat Nadia mendengar suara Tomi Juwanda, dan mencoba mengalahkan Nadia secara psikologis dan fisik.Dan sekarang, saat Lirea mengucapkan kata-kata dan memang benar-benar ada Shaka di sana, menurut teori
Saat itu juga Shaka menatap Lirea dengan sedikit terpana. Inilah saatnya untuk mengekspos dirinya. Wajah bahagianya kali ini benar-benar tidak bisa disembunyikan. Saat dia akan mengumumkan dengan lantang, tangan kecil Lirea dengan cepat menutupi mulutnya sembari menggelengkan kepala.Mendapat perlakuan itu, Shaka hanya bisa menatapnya, menatapnya dengan tajam, seolah tatapan itu bisa menembus tulang kerangka milik Lirea.Setelah Shaka cukup tenang, Lirea menutupi ponselnya dan berkata dengan suara rendah, "Bersabarlah."Sementara Tomi Juwanda yang mendengar Lirea bertanya tentang biaya sekolah pada Shaka, seketika itu juga amarahnya kembali meledak, "Apa kamu sekarang bersama Shaka? Kamu benar-benar tidak tahu malu, dia tunangan adikmu! Bagaimana kamu bisa melakukan hal yang tidak tahu malu seperti itu?"Lirea sangat puas dengan kemarahan Tomi Juwanda saat ini!Tentu saja, dia sama sekali tidak tertarik pada omelannya.Itulah dia, tidak peduli apa yang akan Tomi Juwanda katakan, tidak