Share

Pernikahan

last update Last Updated: 2022-02-09 17:10:19

***

Sudah satu minggu Wisnu keluar dari rumah sakit milik keluarga Bagas. Ia mendapatkan perawatan terbaik di rumah sakit itu secara cuma-cuma. Wisnu tidak tahu kalau rumah sakit itu milik keluarga sahabatnya karena Bagas tidak pernah cerita padanya. Yang Wisnu tahu sahabatnya hanya pengusaha sukses dengan beberapa anak cabang perusahaan di seluruh Indonesia. Wisnu hanya tahu kalau biaya rumah sakitnya ditanggung sang sahabat. Bagas sudah melakukan banyak hal untuknya juga keluarganya. Saat dirinya di phk, Bagaslah yang memberinya pekerjaan sehingga dapat mencukupi kebutuhan kedua putrinya saat itu.

Bagas dan Wisnu memutuskan mempercepat acara pernikahan Erland dan Aruna. Bagas akan mengadakan pesta besar dengan mengundang berbagai relasi bisnisnya. Maklum Erland adalah anak tunggalnya.

Satu minggu sebelum pernikahan Aruna masih bekerja, meskipun Wisnu sudah melarangnya. Saat ini Aruna sedang berada di ruangan sang bos sekaligus kekasihnya, Rafa.

"Pokoknya aku enggak mau kamu berhubungan badan dengannya, kamu milikku dan selamanya begitu. Aku mengizinkan kamu menikah dengannya, tapi tidak untuk tubuhmu. Setelah adik perempuanku menikah aku akan menikahimu," tegas Rafa.

"Iya, Sayang. Aku mencintaimu, hanya kamu. Cintaku dan tubuhku milikmu dan enggak akan aku bagi," ujarnya dengan manja.

"Iya, Sayang. Dokumen yang dibutuhkan untuk meeting sudah beres 'kan? tanyanya.

"Sudah, Sayang. Emangnya mau berangkat sekarang? Meetingnya kan masih pukul satu nanti," ucapnya.

"Kita meeting di puncak 'kan?"

"Iya, emang kenapa?" tanyanya balik.

"Aku mau kita berangkat sekarang. Aku mau kamu! Mungkin setelah kamu menikah kita tidak akan sebebas ini, dan itu pastinya akan membuatku merindukanmu. Jangan pernah tinggalin aku, dan jangan pernah berpaling dariku. Sejujurnya aku takut kehilangan kamu, Sayang. Andai mamaku sebelum meninggal tidak berpesan untuk menikahkan Silvia terlebih dahulu, diriku pasti sudah menikahimu sejak dulu, maaf ... maaf diriku sudah terikat dengan wasiat Mama," ucap Rafa sedih sambil memegang pipi Aruna.

"Kamu percaya padaku 'kan? Aku mencintaimu dari dulu dan sampai kapan pun. Aku enggak akan pernah berpaling darimu. Aku janji akan segera meminta Erland menceraikanku, setelah adikmu, Rafikah menikah."

"Aku pegang janjimu dan aku percaya padamu. Terima kasih, ya." Aruna mengangguk sambil mencium pipi Rafa.

Saat ini Aruna dan Rafa sudah berada di sebuah hotel yang ada di puncak. Mereka melakukan hubungan terlarang tanpa ikatan sebelum meeting dimulai. Sudah lama mereka melakukannya. Bahkan Aruna memakai alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Aruna benar-benar keterlaluan, di sisi lain tidak mau melepas Rafa dan di sisi lain ia menerima perjodohan ini hanya karena tidak mau menolak permintaan sang papa yang merasa berhutang budi pada keluarga Erland dirinya menerima perjodohan ini. Namun, ia tidak sadar perbuatannya akan membuat Erland sakit hati dan semakin trauma akan sebuah hubungan.

***

Besok adalah hari pernikahan Aruna. Namun, Aida sang adik belum pulang ke rumahnya di Bandung. Aruna pun menelepon sang adik. Aida meminta maaf tidak bisa hadir karena ada ujian penentuan yang sangat penting untuknya. Aruna pun bisa memahami itu.

Jumat pagi ini Aruna sudah bersiap di kamarnya dengan bantuan MUA. Setelah selesai Aruna akan dibawa ke masjid agung tempatnya melangsungkan akad nikah bersama Erland.

Aruna terlihat cantik dengan balutan kebaya modern yang pas di tubuhnya. Rambutnya disanggul dengan beberapa aksesoris yang menempel di rambut hitamnya.

Setelah rombongan pengiring yang membawa Aruna sampai di masjid. Aruna langsung dipertemukan dengan Erland yang sudah duduk di depan Wisnu dan penghulu.

Erland melihat Aruna kagum dan terpesona. Sedangkan Aruna hanya terlihat biasa.

Setelah semua sudah siap Erland menjabat tangan Wisnu mengucapkan ijab qobul dengan khidmat. Hingga para saksi dan undangan yang hadir bersamaan mengucapkan kata 'sah'

Aruna dipersilakan penghulu untuk mencium tangan Erland dan menandatangani buku nikah. Setelahnya mereka berdua bertukar cincin. Erland mencium kening Aruna sambil berdoa sesuai yang ia pelajari dalam seminggu ini. Erland tersenyum pada perempuan yang sudah menjadi istrinya itu.

Acara selesai sebelum Zuhur. Erland dan Aruna langsung dibawa ke hotel tempatnya nanti melangsungkan resepsi pernikahan sore nanti. Mereka akan beristirahat di kamar yang sudah disediakan untuk mereka saat ini juga pada malam nanti.

Erland dan Aruna masih canggung. Saat ini keduanya sudah berada di kamar. Mereka sama-sama diam. Aruna tipe perempuan yang cuek, tidak suka terlalu dikekang juga tidak suka diatur, sedangkan Erland tipe laki-laki yang perfeksionis, pendiam dan dingin. Banyak perbedaan antara keduanya. Namun, mereka juga ada kesamaan yaitu penurut pada orang tua. Bagi mereka orang tua adalah segalanya.

Mereka hanya bertemu empat kali sebelum pernikahan ini, diawali saat di rumah sakit, fitting baju, foto prewedding, dan saat ini. Mereka pun tidak pernah mengobrol hanya akan bicara bila itu perlu.

"Mas, mohon maaf sebelumnya, setelah kita menikah aku akan tetap bekerja. Aku harap Mas mengizinkannya," ucap Aruna tiba-tiba.

"Kenapa harus bekerja? Aku bisa memberimu nafkah berapa pun kamu minta, aku rasa kamu enggak usah bekerja lagi. Cukup duduk manis saja di rumah.

"Maaf, aku tidak bisa, karena aku ingin tetap bekerja, sebelumnya saya sudah mengatakan ini pada Padaku juga Papamu, Mas."

"Mereka tidak akan menyetujuinya," ucap Erland.

"Ya, Mas benar ... mereka tidak mau memberi keputusannya. tapi menyuruhku untuk meminta izin langsung padamu, saya harap kamu mengizinkannya. Aku sudah terbiasa bekerja, aku pasti bosan di rumah. Aku mohon ...," pintanya membujuk.

"Baiklah kalau kamu tetap ingin bekerja dan tetap jadi sekretaris, kamu bekerja di perusahaan saja, menjadi sekretarisku. Kebetulan Mbak Vena juga akan cuti sekitar 3 bulanan. Dia mau melahirkan putra pertamanya, aku baru saja akan mencari sekretaris."

"Tidak, Mas. Kalau bekerja di perusahaanmu aku akan beradaptasi lagi. Aku sudah cocok dan sangat cocok dengan lingkungan lamaku, aku enggak mau. Teman-temanku di sana juga sangat baik-baik padaku, jadi aku mohon ...," bujuknya.

"Baiklah, kalau kamu tidak mau, dan kalau bekerja membuatmu nyaman aku ijinkan," ucap Erland mengalah. Ia tidak mau di hari pertama pernikahan mereka terjadi perdebatan. Toh, pikirnya kalau Aruna hamil juga akan berhenti bekerja sendiri. Erland hanya bisa berharap tidak tahu bagaimana kehidupan pernikahannya nanti.

Setelah Aruna dirias, dirinya dijemput Erland. Mereka berjalan ke ballroom tempat acara resepsi diadakan. Bagas, Arumi dan Wisnu mendampingi mereka dengan tersenyum pada para undangan yang sudah hadir. Erland dengan pesona dan ketampanannya juga tersenyum menyapa beberapa relasinya, berbeda dengan Aruna yang terlihat datar dengan senyum tipisnya, Padahal dirinya terlihat sangat cantik dan anggun dengan gaun pernikahannya yang elegan. Pernikahan ini bagi Aruna hanya sandiwara untuk tidak mengecewakan sang papa. Ia tidak tahu kalau yang ia lakukan ini akan membuat sang papa hancur.

Resepsi berjalan dengan lancar, semua undangan yang berjumlah ratusan, sedikit demi sedikit meninggalkan tempat acara. Aruna dan Erland kembali ke kamar mereka yang ada di hotel ini. Kamar itu sekarang sudah dihias ala kamar pengantin.

Erland masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Berharap rasa lelahnya hilang. Ini adalah malam pertamanya. Ia memang pernah punya banyak kekasih. Namun, Erland tidak pernah melakukan hal yang jauh melewati batasannya dengan kekasih-kekasihnya. Pergaulannya juga sangat dibatasi kedua orang tuanya. Pendidikan agama dari sang mama selalu ia dapatkan, sehingga ia tidak pernah terjerumus pada pergaulan bebas. Rasanya Erland masih canggung berada satu kamar dengan Aruna.

Erland lupa tidak membawa pakaian ganti ke kamar mandi, ia pun keluar hanya menggunakan handuk sebatas pinggang dan lututnya. Aruna mencoba membuka retsleting gaunnya, sedikit kesulitan. Erland yang melihat itu menawarkan dirinya untuk membantu membuka. Aruna melihat Erland hanya memakai handuk memperlihatkan tubuh atletisnya, dada bidang dan perut sixpack membuat jantung Aruna berdetak kencang. Ia memang sudah biasa melihat Rafa seperti itu, tapi ini berbeda. Erland jauh lebih memesona daripada Rafa. Aruna tercenung. Ia menolak Erland membantunya. Ia berjalan ke kamar mandi. Namun, sebelum sampai kakinya tergelincir karena menginjak gaunnya hingga--

Bruuk ... beruntung Erland dengan sigap memegangi tubuh itu hingga jatuh ke atas ranjang dengan Erland ada di atasnya. Mereka berpandangan cukup lama. Hingga Erland tanpa sadar mencium kening Aruna.

"Maaf, apa kamu sudah siap untuk malam ini?" tanya Erland ragu. Entah, apa yang terjadi pada Aruna. Ia dengan mantap mengangguk. Dirinya lupa dengan janjinya pada Rafa, meskipun dirinya sudah sah menjadi istri Erland dan melakukan ini adalah suatu kewajibannya sebagai seorang istri. Namun, ia masih menjaga perasaan Rafa, laki-laki yang sangat ia cintanya.

"Baiklah untuk malam ini biarkan aku melakukan kewajibanku pada Mas Erland. Namun, setelah ini aku enggak akan melakukannya lagi. Maafkan aku Mas Rafa, aku janji ini yang pertama sekaligus yang terakhir," batin Aruna.

Erland merasakan ada yang berbeda pada tubuh Aruna. Meskipun ini baru pertama untuknya tapi dirinya bisa membedakan antara yang masih belum tersentuh dan sudah tersentuh. Ia menghentikan aktivitasnya menatap lama wajah Aruna.

"Kenapa?" tanya Aruna.

"Enggak apa." jawabnya. Erland melanjutkan aktivitasnya setelah berhenti sejenak. Ia tidak mau menyakiti hati Aruna dengan menanyakan sesuatu yang sifatnya privasi. Ia mencoba menerima Aruna apa adanya. Ia hanya tidak menyangka saja Aruna yang terlihat sebagai gadis baik-baik, penurut dan pendiam tidak bisa menjaga mahkotanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yhy Alex Sam
b . .i u5d4rd h v h
goodnovel comment avatar
Dewi Astati
Kisahnya sangat menegangkan......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dicintai Kakak Ipar   Kesempurnaan Cinta- Kebahagiaan yang sempurna (Berakhirnya Extra part)

    Satu minggu sudah Aida melahirkan anak keduanya. Hari ini juga Aida diizinkan untuk pulang. Sempat terjadi pendarahan sehingga tidak boleh langsung pulang dan harus dirawat.Kondisi Aida dan putrinya sudah semakin membaik. Seminggu ini Erland yang mengkhawatirkan keadaan Aida, terpaksa harus bekerja di rumah sakit. Setiap ada dokumen penting yang membutuhkan tanda tangannya, Anton pasti akan membawanya ke rumah sakit.Setelah membereskan barang-barang, Erland meminta perawat membantu mendorong kursi roda yang dinaiki Aida dan bayi mereka. Sedangkan Erland membawa barang-barangnya.Erland bergegas meletakkan barang-barang ke dalam bagasi mobil, lalu membukakan pintu mobil untuk Aida.Di kediaman Erland dan Aida. Arumi sudah menyiapkan syukuran kecil dengan mengundang beberapa tetangga dan tokoh agama di kompleks perumahan yang dihuni Aida dan Erland itu.Aluna dan Rafa pun ikut hadir. Mereka yang beberapa hari ini ikut menjaga Rendra, saat ini menemani bocah tampan itu bermain.Byan da

  • Dicintai Kakak Ipar   Kelahiran Anak Kedua Aida dan Erland

    Hari ini mereka semua bersiap untuk pulang ke Jakarta. Aisyah sudah siap dengan dua koper yang berisi barang-barangnya dan Byan. Byan menyeret koper-koper itu ke bawah. Di sana sudah ada Erland dan yang lainnya menunggu.Setelah perjalanan yang memakan waktu sekitar dua jam lebih, mereka sampai. Di bandara sopir keluarga sudah menjemput mereka sesuai perintah Bagas dan Arumi. Byan dan Aisyah, Erland dan Aida tidak langsung pulang ke kediaman mereka. Mereka akan berkumpul di rumah kedua orang tua mereka terlebih dahulu.Mereka akan membuka oleh-oleh untuk diberikan pada Bagas dan Arumi juga para asisten rumah tangga yang sudah mereka siapkan.***Dua bulan kemudian .... Malam ini Aida gelisah, sudah pukul dua belas malam dirinya masih terjaga, perutnya terasa keram berulang kali. Ingin membangunkan Erland. Namun, dirinya merasa kasihan. Pukul tujuh malam sang suami baru datang karena ada meeting penting bersama klien yang berasal dari luar negeri. Sudah berulang kali dirinya bangun un

  • Dicintai Kakak Ipar   Pesta Dansa

    Keesokan harinya. Setelah sarapan, mereka melakukan aktivitasnya masing-masing. Aida yang perutnya sudah semakin besar hanya ingin ditemani Erland jalan-jalan ke pantai. Sedangkan Dinda dan Anton mereka mempunyai rencana sendiri, begitu pun Byan dan AisyahByan mengajak Aisyah masuk ke dalam butik setelah meletakkan semua belanjaannya di mobil. Ya, mereka kembali berburu oleh-oleh. Aisyah lupa belum membelikan teman-teman sesama guru oleh-oleh.Malam ini Byan akan mengajak Aisyah ke pesta peresmian dan pembukaan rumah sakit cabang Bali. Ia ingin Aisyah tampil berbeda. Aisyah sudah cantik, tinggal sediki polesan. Pasti akan membuatnya semakin cantik.Di butik, Aisyah diminta mencoba beberapa gaun untuk pesta nanti malam. Sedangkan Byan sibuk dengan ponselnya dan membaca email. Aisyah keluar dengan menggunakan gaun yang tadi ditunjuk Byan yang terakhir kali. Ia memperlihatkannya pada Byan dan meminta pendapat sang suami.“Sayang, wow ... Aku suka yang ini. Kita pilih gaun ini aja bagus

  • Dicintai Kakak Ipar   Masih Bulan Madu

    Pagi menjelang. Byan dan Aisyah sudah keluar resort setelah mengerjakan salat Subuh. Byan ingin mengajak Aisyah menikmati sunrise.Setelah itu, Byan mengajak Aisyah berjalan mengunjungi pura, puas mengabadikan momen dengan berswafoto di sana, Byan mengajak Aisyah ke kawasan persawahan. Melihat keindahan terasering di sana. Di kawasan sawah itu terdapat jalan setapak yang tersusun rapi yang digunakan sebagai jalan untuk menuju ke tengah sawah. Mereka berswafoto lagi mencari spot foto yang instagramable untuk diunduh di story mereka. Mereka menghabiskan waktu mereka dengan penuh kemesraan. Canda tawa dan suka cita. Aisyah sangat bahagia, Byan sudah mewujudkan mimpinya.Byan menyewa sepeda untuk mereka berdua. Byan membonceng Aisyah, dengan sedikit kikuk dirasakan Aisyah ketika Byan menyuruhnya duduk di depannya. Awalnya Byan kesusahan mengayuh sepeda itu karena sudah lama tidak mengayuh sepeda, tetapi lama-kelamaan Byan sudah terbiasa mengayuhnya.Mereka bersepeda mengitari area pers

  • Dicintai Kakak Ipar   Bulan Madu

    Hari ini Byan dan Aisyah berkemas untuk bulan madu, mereka membawa peralatan yang mereka butuhkan, semua perlengkapan yang menunjang mereka di sana sudah dimasukkan ke dalam koper.“Sudah beres semua kah, Yang?” tanya Byan sambil memeluk Aisyah dari belakang yang sibuk meletakkan barang-barang mereka ke dalam koper.“Tinggal sedikit, habis itu sudah beres, tinggal kita berangkat,” ucapnya.Sepulang dari hotel yang ada di Bogor, Byan langsung membawa Aisyah pindah ke rumah yang memang disiapkan Byan untuk Aisyah. Rumah itu pun sudah ditempati pengajian menjelang akad nikah dengan mengundang ibu-ibu pengajian komunitas Arumi dan juga anak yatim di bawah asuhan Arumi dan Aida.“Sayang hari ini aku masih ada jadwal operasi. Aku bisa melakukannya cepat karena ini hanya operasi kecil. Waktu kita untuk pergi ke bandara masih lama,” ucap Byan bersiap.“Hm ... Kakak segera bersiap. Selesaikan tugasmu gabus itu cepat pulang supaya kita tidak telat.” Aisyah tersenyum turut membantu mengancingi k

  • Dicintai Kakak Ipar   Tiket Bulan Madu

    ***Pagi pun menyapa. Sejuknya udara pegunungan sangat terasa. Apalagi saat ini musim penghujan. Udara pagi semakin dingin, sedangkan mentari masih bersembunyi di balik peraduannya. Aisyah mengajak Byan berjalan pagi mengitari hotel setelah salat subuh. Jaket tebal milik Byan bertengger di tubuh wanita cantik itu. Sebelum sarapan, mereka ingin berkeliling mencari kuliner khas Jawa Barat yang dijual di pagi hari.Dengan memakai gamis soft pink dan hijab senada, Aisyah semakin terlihat cantik memesona. Sedangkan Byan menggunakan celana pendek selutut berwarna abu dan sweater tebal berwarna putih tampil nyantai tetap tak mengurangi ketampanannya. Mereka terlihat sangat serasi, membuat beberapa pasang mata melihat kagum ke arah pasangan itu. Byan menggandeng erat tangan Aisyah yang sedikit kedinginan padahal sudah memakai jaket milik Byan. "Sayang, pagi-pagi gini enak minum yang hangat-hangat, ya," ucap Kenzo saat sudah keluar jauh dari hotel. "Iya ... Eh lihat itu ada penjual ronde. P

  • Dicintai Kakak Ipar   Merajut Cinta Bersama

    Pagi pun tiba, Byan dan Aisyah diminta Arumi turun ke restoran mewah yang ada di hotel ini untuk sarapan bersama. Di sana sudah ada Bagas, Erland, Aida, Rendra, dan Anton juga calon istri Anton.Erland yang jahil berusaha menggoda pengantin baru itu. Pria tampan yang sudah akan menjadi ayah lagi itu sengaja memprovokasi sang kakak."Wangi banget, Bro, udah keramas berapa kali, nih?" ucap Erland menggoda sambil menaik turunkan alisnya memandang Byan. Aida yang merasa sungkan mencubit paha sang suami supaya tidak ngomong aneh-aneh."Apaan, sih, Er. May tau saja atau mau tau baget?" balas Byan melirik Aisyah yang langsung merona menahan malu."Widiih, udah nggak sabar aja, langsung belah duren, cus langsung sikat," goda Erland lagi sedikit vulgar. Erland memang berbeda dengan Byan yang masih sering canggung. Erland lebih terbuka dan ceplas-ceplos. "Bisa diem enggak?" cibir Byan malu bercampur kesal pada sepupu rasa saudara dan rasa sahabat itu.Aisyah sejak tadi hanya menunduk malu, mu

  • Dicintai Kakak Ipar   EXTRA PART (Sakinah Bersamamu)

    Ketika kamu mencintai seseorang, kamu tidak akan menyerah dalam hal apapun untuk memperjuangkannya. Karena cinta butuh perjuangan dan pengorbanan.(Byan- Aisyah ~ Dicintai Kakak Ipar season 2)***Tiga bulan berlalu. Saat ini Aisyah berada di Lembang. Di sana ia tinggal bersama sang nenek.Aisyah mengisi hari-harinya dengan mengajar santri Tahfiz di pesantren tempatnya dulu belajar menghafal Alquran dari kecil.Kini Aisyah lebih tenang dalam menjalani hidupnya. Setiap hari ia juga tidak berhenti menghubungi sang ibu.Meskipun kadang kala saat sendirian ia kembali memikirkan Byan. Ia ingin sekali tahu bagaimana keadaan laki-laki yang namanya masih bertahta di hatinya. Ya, Aisyah tidak bisa melupakan Byan meskipun ia berusaha. Berbeda dengan Lucky yang tidak sulit melupakan laki-laki itu, tapi tidak dengan Byan.***Byan bahagia setelah dua bulan ikut terapi. Ia sudah bisa berjalan. Setelah ia bisa berjalan dengan sedikit pincang, satu bulan berikutnya ia menjalani operasi untuk menorm

  • Dicintai Kakak Ipar   Memilih Pergi

    Kepercayaan bukanlah sesuatu hal yang dapat kita janjikan, tapi sesuatu hal yang harus kita buktikan agar mereka mendapatkannya.(Byan❤️ Aisyah – Dicintai Kakak Ipar 2)***Aisyah berusaha tenang. Ia ingin menjadi kekuatan untuk Byan, supaya laki-laki yang ada di depannya ini tidak semakin terpuruk.“Aku di sini. Insyaallah akan menemani Mas Byan sampai sembuh. A-aku tidak akan meninggalkanmu, Mas,” ucapnya mantap. Arumi dan Bagas melihat ketulusan dari gadis itu.“Kamu tidak akan pergi ‘kan, Sya? Ka-kamu tidak akan membatalkan pernikahan kita ‘kan?” tanya Byan penuh harap.Aisyah diam tidak menjawab. Ia masih dilema untuk membahas pernikahan saat ini, ia memang memutuskan untuk menemani Byan, karena ia merasa ikut andil dalam kecelakaan ini. Kalau saja Byan tidak mencarinya ke Bandung, Byan tidak akan kecelakaan.“Sya, kamu masih ada di sini ‘kan?” tanya Byan lagi.“Ya, aku ada di sini. Jangan pikirkan apa-apa lagi, pikirkan kesembuhanmu saja,” ujar Aisyah.Arumi dan Bagas memahami s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status