Share

Dicintai Kakak Ipar
Dicintai Kakak Ipar
Penulis: Makhchuena Asma

Keputusan

Hidup adalah seni menggambar tanpa sebuah penghapus, jadi berhati-hatilah dalam mengambil keputusan di tiap lembaran berharga dalam hidupmu.

(Erland - Dicintai Kakak Ipar)

***

"Nak, selama ini Papa tidak pernah melihatmu kencan lagi setelah putus dengan Erina," ucap Bagas pada Erland, putra semata wayangnya.

"Iya, Pa. Belum ada yang cocok, kalau diteruskan hanya akan membuat hati Erland sakit. Untuk apa?" jawabnya datar. Erland terlihat tidak suka bila sang papa membahas mantan pacarnya yang mengkhianatinya dengan temannya sendiri, hanya karena saat itu dirinya sibuk menyelesaikan skripsinya.

"Bolehkah Papa meminta sesuatu padamu?" tanya sang papa tiba-tiba.

"Memangnya Papa mau minta apa? Sepertinya serius amat, Pa." tanya Erland penasaran.

"Maukah kamu menikah dengan putri sahabat Papa, putrinya Om Wisnu," ucap Bagas.

"Sepertinya Erland enggak bisa deh, Pa. Erland belum siap! Lagian kita belum mengenal apa dia mau menikah dengan Erland?"

"Insyaallah mau, Nak. Putrinya Om Wisnu itu penurut-penurut. Jadi enggak akan nolak permintaan ayahnya. Gadis itu bernama Aruna, dia seorang sekretaris di perusahaan yang bergerak di bidang garmen, sedangkan adiknya seorang dokter muda. Saat ini masih melanjutkan pendidikan mengambil program spesialis. Kebetulan adiknya Aruna bekerja di rumah sakit kita yang ada di Bandung. Papa rasa dia tidak tahu kalau rumah sakit tempatnya bekerja itu milik keluarga kita. Wisnu sebagai sahabat Papa saja tidak tahu kalau keluarga kita punya rumah sakit, apalagi keluarga kita tidak ada yang jadi dokter. Untuk nama anak keduanya Papa sedikit lupa, tapi lupakan anak keduanya Om Wisnu, karena yang akan menikah denganmu adalah kakaknya. Usia Aruna dan adiknya hanya beda 3 tahun. Dan usia Aruna beda sama kamu dua tahun."

"Maaf, Pa. Erland harus memikirkannya dulu, tolong beri waktu untuk Erland" ucapnya.

"Kenapa harus dipikirkan lagi? Aruna itu gadis yang baik, cantik dan modis. Ya sudah, kalau kamu mau memikirkannya dulu. Papa kasih waktu hingga nanti malam. Saat makan malam Papa menunggu jawabanmu, kalau boleh meminta Papa harap kamu setuju," ucap Bagas sedikit memaksa. Ia tahu Erland tidak suka bila harus dipaksa. Ia akan melakukan sedikit taktik supaya sang putra menyetujui perjodohan ini.

Setelah makan malam, Bagas mengajak sang putra duduk di ruang keluarga. Arumi, sang mama. Membawakan keduanya minuman coklat untuk menemani mereka mengobrol.

"Papa meminta kamu memberi keputusan malam ini juga. Jadi apa keputusanmu, Nak?"

"Maaf, Pa. Jangan malam ini!" tawar Erland.

"Papa maunya sekarang karena besok Papa akan mengunjungi Om Wisnu dan kamu juga harus ikut," ucap Bagas tidak terbantahkan. Kalau seperti ini Erland tidak mungkin bisa menolak sang papa. Meskipun Erland berkepribadian keras, tetapi ia adalah anak yang penurut. Apalagi menyangkut kedua orang tuanya.

"Ya sudah, baiklah! Terserah Papa saja, meskipun aku menolak Papa juga tetap memaksa dan Papa sangat tahu aku tidak bisa menolak permintaan kalian. Aku menyetujui perjodohan ini. Demi kalian berdua, sekali lagi demi kalian berdua. Kalau suatu saat pernikahan ini tidak berjalan sesuai harapan kalian aku minta maaf, tapi kalian tenang saja aku akan berusaha untuk menjadi imam yang baik sesuai yang kalian ajarkan," ucapnya tak bersemangat.

"Itu baru anak Papa. Terima kasih, Nak. Papa senang mendengarnya. Papa bangga punya anak seperti kamu sudah tampan pintar dan baik hati," puji Bagas dengan mata berbinar.

"Mama juga senang. Sudah enggak sabar nimang cucu," ucap Arumi.

"Mama, aku nikah aja belum udah bahas nimang cucu," ucap Erland yang membuat kedua orang tuanya tersenyum.

Pagi ini Erland diajak sang papa mengunjungi sahabatnya yang saat ini dirawat di rumah sakit sekaligus memperkenalkannya dengan calon istrinya.

Bagas masuk ke ruangan itu bersama sang istri juga Erland setelah mengetuk pintu dan mengucap salam. Di sana sudah ada Aruna yang sedang menyuapi papanya. Melihat ada tamu, Aruna berhenti dan menyambut mereka dengan ramah dan sopan. Aruna sangat mengenal sahabat papanya itu. Namun, ia belum pernah mengenal Arumi apalagi Erland.

"Selamat pagi, Om," sapanya ramah pada Bagas.

"Selamat pagi, Nak. Bagaimana kabarmu, Wis?" balasnya sambil menanyakan kabar sang sahabat.

"Alhamdulillah sudah sedikit membaik."

Erland menjabat tangan Wisnu dengan sopan sambil tersenyum padanya. Erland melihat ke arah Aruna, memindainya dari atas hingga ke bawah. Jujur, ia mengagumi kecantikan Aruna. Gadis cantik bertubuh sedikit sintal dan tidak bisa dikatakan tinggi. Tinggi Aruna hanya sebatas dadanya. Rambutnya hitam, panjang dengan ujung rambut dibuat bergelombang.

Erland pun pemuda yang tampan. Ia seorang CEO yang bergerak di bidang properti juga periklanan milik keluarganya. Ia juga pengusaha muda sukses memilik beberapa toko kue dan butik yang dirinya rintis sendiri tanpa campur tangan kedua orang tuanya.

Aruna menyadari tatapan Erland yang melihatnya dengan intens. Jujur, ia tidak begitu menyukai tatapan bak elang itu, meskipun laki-laki yang menatapnya itu berwajah tampan.

Bagas menyadarinya. Ia tersenyum dan segera memperkenalkan sang istri juga putranya pada Aruna.

"O iya, Nak Aruna. Kenalkan ini Istrinya Om, namanya Arumi," ucapnya.

"Selamat pagi, Nak. Kamu cantik sekali. Tante senang bisa bertemu langsung denganmu," ucap Arumi memuji sambil tersenyum lembut pada Aruna.

"Selamat pagi juga, Tan. Saya juga senang bertemu dengan Tante." balasnya sambil mencium tangan Arumi.

"Kalau yang ini putranya Om. Namanya Erland," ucap Bagas.

"Hai, aku Erland," ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

"Aku Aruna," balasnya menerima uluran tangan itu.

"Sayang, Nak Erland ini yang Papa ceritakan padamu, Papa ingin kamu menikah dengannya."

Deg ... Aruna terkejut mendengarnya. Memang sang papa pernah memintanya menikah dengan anak sahabatnya. Namun, ia sudah menolak berulang kali. Ia tidak menyangka sang papa akan membahasnya. Bahkan di depan laki-laki itu dan keluarganya. Ia bisa apa? Sedangkan hatinya sudah terisi dengan laki-laki lain yang ia cintai sejak dulu hingga sekarang, bahkan hubungannya dengan sang kekasih sudah melewati batas wajar.

Aruna masih terdiam, ingin menolak, ia tidak mau membuat sang papa malu. Ia juga tidak mau terjadi sesuatu yang buruk pada sang papa. Hatinya benar-benar bimbang.

"Ta-tapi, Pa. Sebelumnya kami belum saling kenal, apa Mas Erland mau menikah denganku, saya yakin Mas Erland sudah punya kekasih. Saya tidak mau Mas Erland melakukan pernikahan ini karena terpaksa," ucapnya lembut. Namun, mengandung penolakan.

"Kalian bisa saling kenal setelah menikah, saya mengenal Nak Erland sejak dia masih kecil, Nak Erland pemuda yang baik dan Papa akan tenang kalau Papa meninggal kamu sudah menikah, tinggal nanti kamu jaga adik kamu," ucap Wisnu membujuk.

"Papa ngomong apa? Papa pasti sembuh. Jangan bilang tentang kematian, Aruna tidak suka," ucapnya menangis.

"Semua orang pasti akan meninggal, Nak. Papa hanya ingin yang terbaik buat kalian berdua. Kamu dan adikmu, Aida. Papa akan lebih tenang kamu bersama Nak Erland yang pasti akan menjaga kalian, terutama kamu istrinya."

"Apa yang dikatakan Papamu benar, Nak. Insyaallah Erland akan menjagamu," ucap Bagas ikut menimpali.

Aruna melihat ke arah Erland, begitu juga dengan Erland. Mata mereka saling bertemu pandang. Cukup lama. Hingga Aruna memalingkan mukanya.

"Kalian belum menanyakan keputusan Mas Erland. Mungkin saja ia tidak menyetujuinya," ucapnya melirik Erland.

"Insyaallah demi kebaikan bersama saya setuju. Maksudnya saya menyetujui perjodohan ini. Dan Insyaallah saya akan menjagamu dan berusaha menjadi suami yang baik untukmu, itu pun kalau kamu mau menjalin hubungan itu denganku," ucap Erland. Wisnu, Bagas dan Arumi tersenyum lega.

Erland tidak pernah menyangka keputusannya menyetujui perjodohan yang dilakukan oleh Papanya akan menghancurkan hidup dan hatinya di masa depan.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Mukhtar Wasiin
menginpirasi
goodnovel comment avatar
LUHUR ADITYA AL BASIR
ok sangat menarik sekali
goodnovel comment avatar
Dewi Astati
Kisahnya sangat menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status