Share

13| Hutan Merah

Penulis: Kay Liavin
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-07 09:00:52

LILIANA

Aku mengerjapkan mata, mencoba memahami apa yang baru saja kudengar. Ryder Black berdiri di depanku dengan tangan terlipat di dada, matanya menatapku dengan penuh percaya diri. Kata-katanya bergema di pikiranku.

"Memaksa suamimu membuka akses ke Hutan Merah!"

Aku terkejut. Sama sekali jauh dari dugaanku. Jika mereka menculikku demi uang atau harta, itu masih masuk akal. Tapi ini? Mereka menginginkan akses jalan ke sebuah kawasan yang bahkan belum pernah kudengar sebelumnya. Dan... Ethan Darnell? Wah, tampaknya dia salah mengira aku masih ada hubungan Ethan Darnell dan memiliki nilai tukar.

Aku hampir membuka mulutku untuk mengatakan yang sebenarnya agar mereka bisa membebaskan aku. Tapi, aku lalu menutup rapat lagi mulutku dan menggeleng.

Aku bisa saja dalam bahaya jika ternyata aku tidak bernilai untuk tujuan mereka, bukan? Aku tidak punya jaminan kalau mereka akan membebaskanku begitu saja. Karena aku sudah tahu tuju

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   14| Wanita yang Haus Perhatian?

    LILIANA"Apa kau tidak penasaran seberapa berharganya dirimu bagi Ethan Darnell?" bisik Ryder di telingaku, suaranya dalam dan penuh tipu daya.Aku mengatupkan rahangku rapat-rapat, berusaha menahan dorongan untuk bereaksi terhadap provokasinya. Namun, godaan itu membayangiku. Seberapa berharganya aku bagi Ethan? Apakah dia akan datang mencariku? Ataukah dia bahkan tidak peduli jika aku menghilang?Aku menepis pikiranku sendiri, lalu mendengus sinis dan menatap Ryder dengan dingin. "Aku sudah tahu jawabannya. Aku sama sekali tidak berharga baginya. Itu sebabnya dia mencampakkanku tiga tahun lalu. Jadi kau keliru memilih sandera kali ini. Seharusnya kau menculik Sophia Lennox, dan bukannya aku!"Ryder menyeringai, tatapannya menyapu wajahku seolah mencari kebohongan dalam kata-kataku. Napasku naik turun dalam amarah, mantel yang kubalutkan di tubuhku sedikit terbuka, memperlihatkan lekuk dadaku yang terangkat karena emosi. Aku buru-buru menyilangkan mantel itu, menutupinya rapat-rapat

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   15| Mereka Ingin Aku Mati di Tangan Penculikku

    LILIANAAku terbangun dengan napas tersengal. Malam begitu sunyi, hanya suara dedaunan yang berdesir tertiup angin yang menemani keheningan ini. Tapi ada sesuatu yang salah. Aku merasakan beban di atas tubuhku, dan begitu membuka mata, aku melihat wajah Ryder yang begitu dekat denganku.Tangan kasarnya membekap mulutku erat, membuatku hampir tidak bisa bernapas. Jantungku berdetak kencang, kepanikan menguasaiku. Cahaya redup dari bulan yang menembus kain tenda membuatku bisa melihat ekspresi tajam di wajahnya. Lebih mengerikan lagi, di tangannya yang lain, ia menggenggam belati dan mengarahkannya tepat ke leherku.Apa-apaan ini? Apa dia ingin membunuhku? Secepat ini?Aku mencoba meronta, namun tubuhnya yang jauh lebih besar dan kuat menekan tubuhku, membatasi setiap gerakanku."Satu suara atau gerakan kecil saja yang menarik perhatian, aku tak segan membunuhmu saat ini juga," bisiknya tepat di telingaku.Ancaman itu membuat tubuhku membeku. Aku bisa merasakan amarah dan permusuhan yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   16| Bibirku Membengkak Karena Ciumannya

    LILIANARyder menyeringai penuh kemenangan. "Yap, mereka yang datang ke sini tadi memang ingin kau mati. Tapi mereka bukan orang-orang Ethan!"Aku terbelalak tak percaya. Ada orang yang ingin aku mati tapi bukan Ethan?"Apa kau memikirkan seseorang yang sesuai?" bisik Ryder di telingaku, nadanya rendah dan penuh keintiman.Aku... aku tidak bisa berpikir. Ryder memang sudah menjauhkan belatinya dariku, tapi dia kini meletakkan kedua lututnya di antara tubuhku. Dia menjepitku di antara pahanya yang berotot. Aku mulai cemas. Apa yang ingin dia lakukan?"Bisa kau minggir dariku?" pintaku separuh gemetar."Tidak akan! Apa kau lupa baru saja kau hampir mencelakai kita semua yang ada di sini!" desis Ryder. Tubuhnya terlihat kokoh di atasku. Aku tak berdaya di bawah tatapan mata itu."Lepaskan aku!" refleks aku berteriak dan memberontak.Ryder hanya menyipitkan kedua matanya tanpa bergeser sedikit pun. "Kukira kau akan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   17| Semuanya Mencari Liliana

    SOPHIAPlak!Aku menampar salah satu pengawalku di hadapan banyak orang. Suara tamparan itu menggema di ruangan yang sunyi, diikuti oleh tatapan kaget rekan-rekannyayang berdiri dengan kepala tertundukdi hadapanku. Itu terjadi begitu saja. Kemarahan meledak dalam dadaku ketika mendengar laporan mereka."Bagaimana bisa kalian datang dengan laporan seperti ini? Liliana mungkin sudah mati?" Aku mengulang kata-kata mereka dengan nada yang dipenuhi amarah. "Mungkin? Aku membutuhkan kepastian! Bawakan buktinya padaku kalau dia memang sudah mati!"Suara teriakanku memenuhi ruangan, membuat beberapa pengawal itusemakin menundukkan kepala. Tak ada yang berani menatap mataku yang dipenuhi bara kemarahan. Aku bisa merasakan jantungku berdegup kencang, telapak tanganku mengepal erat, menahan dorongan untuk melepaskan lebih banyak amarah kepada mereka.Jika Liliana memang sudah mati, mana mungkin Ethan menggila dan mencarinya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   18| Jangan Menantangku, Aku akan Menikmatinya!

    LILIANAAku menatap tajam ke arah Ryder yang duduk di kursi kemudi van. Lelaki itu tampak santai, bahkan terlalu santai untuk seseorang yang baru saja menculikku ke tempat asing dan menjadi buronan seluruh pasukan keamanan."Katakan padaku siapa orang-orang yang datang ke perkemahan semalam?" tanyaku, suaraku nyaris putus asa.Ryder hanya melirikku sekilas sebelum kembali fokus pada jalanan yang berkelok. "Entahlah," jawabnya santai. "Yang jelas bukan orang-orang Darnell. Aku sangat kenal siapa orang-orang Darnell."Aku mendesah, merasa percuma mengharapkan jawaban yang lebih jelas darinya. Aku bersandar di kursi dan menoleh ke luar jendela. Aku biarkan angin dingin menerpa wajah dan rambutku. Jalanan yang kami lalui berbatu dan menanjak, dikelilingi oleh pohon-pohon tinggi yang seolah membentuk dinding alami. Tempat ini indah, namun sama sekali asing bagiku."Kau ... tidak khawatir jika aku tahu ke mana tujuan kita?" tanyaku akhir

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   19| Dia Juga Seorang Pemimpin

    LILIANAAku keluar dari toilet setelah berusaha keras membersihkan diri sebaik mungkin. Meski hasilnya tidak sempurna, setidaknya aku merasa sedikit lebih segar. Pakaianku masih kotor, rambutku kusut, dan wajahku masih menyimpan sisa-sisa kelelahan. Tapi aku tidak bisa berbuat lebih banyak. Aku korban penculikan, dan bisa pergi ke toilet serta membersihkan diri sampai puas saja sudah merupakan keajaiban.Dengan sisa-sisa keberanian yang kupunya, aku melangkah keluar dan bergabung dengan keluarga ini di meja makan. Randal, bibinya, dan Ryder sudah duduk santai, masing-masing menikmatiroti yang dicelup kesup jagungdan daging kalkun yang tampak begitu menggoda. Perutku bergejolak, mengingatkan betapa aku telah lama tidak merasakan makanan yang layak.Tanpa berpikir panjang, aku langsung meraih sepotong roti dan daging kalkun, memakannya dengan lahap. Aku bahkan tidak peduli jika mereka menganggapku rakus. Rasa lapar telah mengalah

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   20| Kau Kejahatan Termanis yang Pernah Aku Lakukan

    LILIANAAku masih duduk di meja makan, menatap sisa-sisa sup jagung yang mulai dingin di dalam mangkuk. Kata-kata kasar Ryder masih terngiang di telingaku, tetapi aku tidak peduli. Dia memang selalu pemarah, dan aku sudah cukup lelah menghadapi ledakan emosinya. Dia meninggalkan meja makan setelah melemparkan kata-kata kasar.Di seberang meja, Bibi Sarah dan Randal hanya diam, menatapku dengan ekspresi prihatin. Aku tahu mereka tahu bahwa semua ini salah. Aku bisa merasakan ketidaknyamanan di udara.Ini kesempatanku.Aku mengangkat wajah, menatap langsung ke arah Bibi Sarah. "Tolong aku," kataku, suaraku bergetar karena ketakutan dan harapan. "Aku tidak ingin berada di sini. Aku tahu kalian juga tahu bahwa apa yang dilakukan Ryder itu salah. Masih ada kesempatan untuk menghentikan semua ini."Bibi Sarah mengerjapkan matanya, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Ekspresinya tidak berubah, dan itu membuat hatiku semakin gelisah. Aku bera

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   21| Memastikan Kau Tidak Kabur

    RYDERAku menekan pedal rem dengan kasar dan menghentikan trukku di depangerbang masukarea perlindungan. Ada banyak pondok kayu tua yang tersembunyi di tengah hutan. Liliana duduk di kursi penumpang, tampak tegang, kedua tangannya mengepal di atas pahanya yang terbuka. Aku berbalik menatapnya tajam."Keluar!" suaraku terdengar tajam, hampir seperti geraman. Aku tidak ingin berlama-lama berdua dengannya. Tidak ingin kehilangan kendali.Liliana mengangkat wajahnya, menatapku dengan ekspresi yang sulit diartikan. Matanya yang cokelat tua seperti hendak mengungkapkan sesuatu, tetapi aku tidak peduli."Cepat!" desakku lagi, merasa napasku sendiri semakin berat.Aku tarik pintu di sampingnya, memaksa dia turun.Dengan enggan, Liliana akhirnya turun dari truk. Udara malam yang dingin menyergapkami, membuatdiamerapatkan kemeja flanel yang kupinjamkan. Aku melihatnya menarik-narik ujung celana pendeknya, t

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20

Bab terbaru

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   35| Tidur di Lantai atau di Ranjang?

    LILIANAMalam itu terasa dingin meski api di perapian pondok masih menyala. Kabut tipis menggantung di luar, seolah-olah ikut menyembunyikan dosa-dosa yang belum sempat terbongkar.Aku mencoba mendorong dadanya. Tapi dia terlalu kuat, dan aku terlalu lemah dalam pelukannya.“Lepaskan aku, Ryder!” desisku, separuh panik, separuh muak.Tangannya menelusuri pinggangku dengan perlahan, seolah menandai wilayah kekuasaannya. Sentuhan itu membuat tubuhku tegang, tidak karena gairah, tapi karena jijik dan ketakutan. Getar tangannya terasa dingin di kulitku, menciptakan gelombang mual dalam perutku.“Aku tidak melakukannya! Aku bukan pelacur!” teriakku putus asa.Tapi memang itu kabar yang beredar. Bahkan dimuat dalam laporan berita khusus untuk istri-istri pria ternama. Nama dan wajahku terpampang jelas di layar, disandingkan dengan judul yang membuat semua orang jadi menyalahkanku atas perceraianku dengan Ethan tiga tahun lalu. Gosip yang terlalu sempurna untuk dipercaya, terlalu keji untuk

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   34| Jangan Sentuh Kelemahanku

    LILIANAMalam sudah larut. Angin dari celah pintu pondok tua ini menggesek pelan kulitku, membawa aroma tanah basah dan kabut. Di dalam pondok yang terbuat dari kayu keras ini hanya diterangi lampu minyak, aku berdiri mematung. Napasku tertahan. Di depanku, Ryder berdiri tegak. Tegas. Matanya menyorotiku seperti elang memangsa mangsanya."Baiklah," katanya akhirnya, suaranya dalam dan tajam. "Aku akan melepasmu..."Aku hampir tidak percaya dengan yang kudengar. Lidahku kelu. Dadaku seperti akan meledak. Apakah ini berarti dia sadar akan kebodohannya karena telah mempercayai Ethan? Ataukah... apakah kata-kataku akhirnya menyentuhnya? Membuatnya iba?Namun, sebelum aku bisa meresapi perasaan itu, suara dinginnya kembali menusuk."Dengan satu syarat," lanjutnya.Aku mengerjapkan mata. Tentu saja. Selalu ada syarat. Tak pernah semudah itu. Aku mengepalkan tangan, mencoba menenangkan detak jantungku yang kacau."Syarat?" gumamku, nyaris tak terdengar.Ryder menatapku tajam, seperti memutus

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   33| Terus Memprovokasi

    LILIANAEntah berapa lama aku duduk meringkuk di ranjang keras itu, tubuhku kaku dan pegal. Tali kasar yang mengikat pergelangan tangan dan kakiku terasa semakin menyakitkan setiap kali aku mencoba bergerak. Udara di dalam pondok kayu ini dingin, menusuk tulang, dan semakin menambah perasaan putus asa yang menggerogoti hatiku.Aku benar-benar bosan, tapi yang lebih dominan adalah rasa kesal yang membakar dalam dada.Siang tadi, seorang pria bertubuh kekar mengantarkan makanan. Ia juga menawariku bantuan untuk ke toilet, dengan sikap dingin dan formal seperti robot. Aku menolak keduanya. Aku tidak ingin bergantung pada siapapun di tempat ini, apalagi menunjukkan kelemahan.Dia mengabaikan semua rengekanku untuk membebaskanku. Wajahnya datar, bahkan saat aku berusaha memohon ataupun mengancam. Sejak upayaku kabur semalam — dengan mencuri salah satu kuda mereka — semua orang di tempat ini tampaknya jauh lebih berhati-hati.Aku mendesah pelan, menahan rasa frustrasi.Ketika malam tiba dan

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   32| Hanya Sandiwara Mereka Berdua

    LILIANADia menjatuhkanku ke ranjang kokoh dan cukup besar di pondok ini. Ranjang ini bahkan terasa lebih nyaman daripada yang mereka berikan padaku di pondok tempat aku dikurung semalam. Tapi, bukan soal ranjang yang ingin aku keluhkan. Aku inginkan jawaban.Ryder tidak bisa pergi begitu saja setelah apa yang baru saja dia katakan. Seharusnya aku sadar dari awal ini terasa aneh. Aku berjuang untuk duduk dan berlari ingin mencegah Ryder pergi.Aku menatap punggung Ryder dengan tatapan marah yang membara. Lelaki itu tetap tak bergeming, seolah-olah pertanyaanku tak berarti apa-apa baginya. Tanpa menoleh sedikit pun, dia berjalan menuju pintu kayu pondok yang reyot itu. Pondok ini bahkan tak memiliki jendela—tempat ini jelas dibuat untuk menahan seseorang. Sepertiku.“Tunggu!” teriakku, suaraku menggema keras di ruangan yang pengap ini. “Jangan coba-coba meninggalkanku tanpa jawaban, Ryder! Jangan berani mengabaikan pertanyaanku!”Aku merasakan nadiku berdegup cepat di bawah kulitku. Ke

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   31| Aku Takut Mengetahui Kebenarannya

    LILIANAAku tidak punya pilihan selain berkuda dengannya. Ryder menarikku ke atas kudanya dengan kasar, membuat tubuh kami otomatis berimpitan. Aku bisa merasakan napasnya yang berat di belakang telingaku, sementara satu tangannya mencengkeram tali kendali dan tangan lainnya melingkari pinggangku erat.Aku merasa muak pada diriku sendiri. Aku menyesal kenapa tidak pernah mau repot-repot belajar cara bertahan hidup di alam. Setidaknya akan bermanfaat pada saat seperti ini. Tidak memiliki keahlian khusus menjadikanku seperti beban."Duduk diam dan jangan banyak bergerak," desisnya. "Kalau kau mencoba melompat turun, aku tidak akan bertanggung jawab jika kau terluka."Aku menggigit bibir, menahan amarah yang berkecamuk di dadaku. Aku tahu Ryder bukan orang yang bisa diajak bernegosiasi dengan mudah, terutama dalam situasi seperti ini. Kudanya berlari melintasi jalanan berbatu yang sepi, jauh dari perkampungan terdekat. Aku merasa terperangka

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   30| Pelarian di Tengah Malam

    LILIANATekadku sudah bulat. Seharian bahkan sampai malam, aku terus memikirkan rencana untuk kabur. Aku mencuri waktu berkeliling perkampungan ini demi mempelajari rute pelarianku dan kendaraan apa yang bisa kugunakan.Ada sejumlah mobil kemah dan truk di lapangan desa terpencil ini, diparkir di area yang digunakan untuk api unggun saat malam. Tapi terlalu banyak orang di sana saat malam. Mustahil aku mencuri salah satunya tanpa membuat mereka sadar.Lalu cara lain apa yang bisa kugunakan? Kuda? Entah kenapa tiba-tiba aku teringat kuda yang dipakai Ryder saat membawaku ke sini. Aku mengoreksi ide itu. Kuda itu ditinggalkan di kampung sebelumnya, dan kami ke sini menggunakan truk.Tak putus asa, aku menyelinap lagi setelah dari sungai untuk mandi. Aku terus mencari dan benar saja, ada beberapa kuda di kandang. Sekitar tiga atau empat. Tampaknya mereka menggunakan kuda untuk berburu.Aku sudah memikirkan dan mempersiapkan segalanya. Malam nanti, menjelang fajar, saat orang-orang terlel

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   29| Menyiapkan Strategi Untuk Lolos

    LILIANADengan susah payah, aku akhirnya berhasil melepaskan diri darinya dan menjauh. Aku menarik selimut yang tadi menjadi alas dudukku, membungkus tubuhku, lalu berguling di bawah pohon. Jika dia melarangku pergi ke pondok, maka aku akan tidur di sini. Aku tidak peduli.Angin malam bertiup pelan, menyentuh kulitku yang mulai dingin. Aku merapatkan selimut, mencoba menenangkan diri. Tapi ketenangan itu tidak berlangsung lama.Tanpa peringatan, Ryder meraih tubuhku, mengangkatku bersamaan dengan selimut yang membungkusku erat. Aku terperangkap! Aku meronta sekuat tenaga, tapi itu sia-sia."Apa yang kau lakukan?" pekikku."Membawamu pergi," jawabnya singkat.Aku terus menggeliat, mencoba melepaskan diri, tapi Ryder tetap melangkah mantap seolah aku hanyalah gumpalan kapas dalam gendongannya. Dengan sekuat tenaga, aku berusaha menggigit lengannya, berharap dia akan melepaskanku."Aww!" Dia mengumpat pelan, tapi tidak menghentikan langkahnya. "Sial, kau benar-benar liar."Aku tidak pedu

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   28| Pikiranku Berkhianat, Aku Ingin Disentuh Olehnya!

    LILIANAAku menggigit bibir bawahku, menyadari bahwa aku telah menginjak ranah yang seharusnya kuhindari. "Aku hanya bertanya," jawabku akhirnya, berusaha membela diri.Ryder menghela napas pelan, lalu bangkit dari tempatnya duduk. Dia menarikku ke balik batu besar tempatnya bersandar tadi. Kami tersembunyi dari semua orang. Anehnya, aku tidak menolak. Sebaliknya, aku tidak bergerak, meskipun ada dorongan dalam tubuhku untuk mundur."Serina bukan siapa-siapaku," katanya, berdiri tepat di hadapanku. Dia mengunci tubuhku di antara kedua lengannya yang menekan batu. "Dan aku tidak membiarkan siapa pun memilihkan jalan hidupku."Aku menelan ludah. Ada sesuatu dalam caranya berbicara yang membuatku merasa seakan ia sedang berusaha menegaskan sesuatu padaku."Kalau begitu," suaraku hampir berbisik, aku tidak akan terintimidasi. "Mengapa dia begitu marah kepadaku?"Ryder menyipitkan matanya. "Kau terlalu banyak bertanya."Aku mendengus pelan, mencoba menutupi kegugupanku. "Aku sandera di sin

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   27| Kenapa Tidak Kau Nikahi Dia?

    LILIANASebelum aku bisa merespons, satu penjaga pintu sudah bergerak cepat, tangannya yang besar mencengkram tanganku dan menarikku dengan kasar. Aku berusaha melawan, berteriak dan berontak sekuat tenaga. "Tidak!" aku berteriak, suaraku pecah. Aku berusaha untuk menarik diriku dari genggaman tangan penjaga yang kasar, tetapi usahaku sia-sia. Tangan besar itu tak tergoyahkan, menarikku tanpa ampun.Aku merasa tubuhku terangkat dari lantai, tak mampu melawan. Tanpa ampun, mereka membawaku keluar dari balai pertemuan itu, menarikku kembali ke pondok. Aku tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Aku akan terkunci di sana, sendirian. Mereka tidak akan membiarkanku keluar sampai mereka yakin aku tak akan mencoba melarikan diri atau melakukan sesuatu yang bisa membahayakan mereka.Setiap langkah yang mereka ambil membawa aku semakin jauh dari apa yang masih tersisa dari kebebasanku. Rasanya seperti ada tembok besar yang menghalangi jalanku, dan aku tak tahu bagaimana cara menghindarinya. Ak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status