Saat melihat Zayden yang begitu serius, Timothy akhirnya juga setuju dan berkata, “Baiklah. Begitu kamu membawa pulang wanita yang kamu cintai, aku tidak akan melarangmu untuk bercerai.”Setelah mencapai kesepakatan, Zayden pun kembali ke kamarnya. Saat melihat sosoknya yang menjauh, Timothy hanya bisa berdesah.Setelah melihat situasi ini, Erick, pengurus rumah ini pun maju dan menghibur Timothy, “Pak Timothy, jangan terlalu khawatir. Nona Audrey sangat polos dan baik hati. Setelah menghabiskan waktu bersama, Tuan Zayden mungkin akan menyadari kebaikannya. Dengan begitu, bukannya mereka bisa memupuk perasaan untuk satu sama lain secara perlahan?”Setelah mendengar ucapan Erick, Timothy mengangguk dan berdesah dalam hati, ‘Semoga begitu.’...Setelah Zayden pergi ke ruang baca bersama Timothy, Audrey buru-buru kembali ke “kamar pengantin” yang baru ditinggalinya tidak sampai satu malam itu. Saat mengingat kembali tatapan dingin Zayden tadi, dia tidak bisa menekan rasa takutnya. Pria it
Pada saat berikutnya, Zayden sudah menekan Audrey ke dinding. Zayden mencengkeram dagu Audrey dengan kuat untuk memaksanya mendongak, lalu berkata padanya, “Awalnya, aku masih penasaran tentang latar belakang wanita yang dicari ayahku. Tak disangka, ternyata kamu itu cuma seorang wanita mata duitan.”Nada Zayden terdengar penuh ejekan, kekuatannya juga lumayan kuat. Audrey bahkan merasa dagunya seperti akan dihancurkan oleh Zayden. Rasa sakit itu membuat Audrey tanpa sadar berlinang air mata, tetapi dia berusaha menahan air matanya agar tidak mengalir. Kemudian, dia menjawab, “Benar, aku ini memang wanita mata duitan. Jadi, apa Tuan Zayden sudah bisa kasih aku uangnya supaya wanita menjijikkan seperti aku segera pergi?”Setelah mendengar jawaban ini, Zayden merasa agak heran. Lebih tepatnya, dia tidak pernah bertemu dengan wanita mana pun yang begitu terang-terangan menunjukkan seberapa materialistik diri mereka. Bahkan jika benar-benar menginginkan uang, mereka biasanya juga akan bers
“Tadi, ayahku mencariku khusus untuk membicarakan hal ini. Kayaknya dia sudah tertipu sama kamu dan tidak mengizinkanku untuk bercerai denganmu,” ujar Zayden.Setelah mendengar ucapan Zayden, Audrey pun mengerutkan keningnya. Timothy berkata seperti itu? Namun, setelah mengalami hal barusan, dia tidak bisa menerima untuk bersama dengan pria yang emosinya begitu tidak stabil. Dia tidak sanggup menyinggungnya, tetapi bisa bersembunyi darinya.“Kalau begitu, aku yang akan berbicara dengannya. Jangan khawatir, aku tidak akan mengatakan kalau kamu yang mau bercerai,” jawab Audrey dengan tenang. Kemudian, dia membalikkan badan.Zayden menatap Audrey dengan penuh minat. Meskipun sudah memiliki banyak pengalaman dalam menilai orang, dia tetap tidak bisa menebak apa sebenarnya yang dipikirkan wanita ini. Apa Audrey sedang bermain tarik ulur dengannya, atau dia tahu rencananya ditakdirkan gagal sehingga dia menyerah?Selesai berbicara, Audrey berbalik dan bermaksud untuk berdiskusi dengan Timoth
Tatapan Audrey terlihat sangat jernih dan tegas. Meskipun perjanjian ini membuatnya sangat tergoda, dia tidak ingin menjual tubuhnya untuk pria ini.Zayden pun terdiam. Setelah merenung sesaat, dia memicingkan matanya dan menjawab, “Jangan khawatir, meskipun wanita sepertimu memohon padaku, aku juga tidak akan menyentuhmu.”Audrey pun tersenyum. Dia sama sekali tidak merasa tersinggung dan berkata, “Baguslah kalau begitu.”Kemudian, Audrey menuliskan syaratnya di kontrak dengan serius sebelum membubuhkan tanda tangannya di bawah. Setelah itu, dia menyodorkan kontrak itu kepada Zayden.Setelah melihat tulisan Audrey, Zayden merasa tulisannya sangat berbeda dengan kesan wanita bermata duitan yang diberikannya kepada Zayden. Tulisan Audrey sangat indah dan anggun. Dapat dilihat bahwa dia sering berlatih menulis. Namun, Zayden cepat-cepat menyingkirkan perasaan aneh ini. Dia juga membubuhkan tanda tangannya di samping tanda tangan Audrey dan menyimpan kontrak itu.Kemudian, Zayden mengelua
Zayden juga tidak tahu sudah berapa lama dia menatap Audrey. Setelah Audrey membalikkan halaman buku, dia baru tersadar. Saat mengingat dirinya menatap wanita itu hingga terbengong begitu lama, Zayden pun tersenyum mengejek.Seorang wanita mata duitan malah bangun pagi untuk membaca buku? Apa Audrey ingin membuat Zayden mengubah pandangannya terhadap Audrey? Ini benar-benar adalah permainan yang membosankan. Setelah itu, Zayden pun turun dari tempat tidur dan langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi.Saat mendengar suara pergerakan, Audrey baru menyadari bahwa Zayden sudah bangun. Apa Zayden marah karena dirinya menggunakan meja kerjanya? Audrey juga tidak berani berpikir kejauhan. Bagaimanapun juga, uang yang diberikan Zayden adalah biaya pengobatan ibunya. Dia pun buru-buru membereskan meja kerja Zayden dan duduk diam.Beberapa saat kemudian, Zayden pun berjalan keluar dari kamar mandi. Saat melihat Audrey yang sudah membereskan barangnya, dia berkata dengan nada malas, “Ayo keluar
“Aku tahu,” jawab Audrey dengan patuh. Setelah itu, dia baru buru-buru menghilang dari pandangan Zayden.Setelah keluar dari Kediaman Moore dan memastikan dirinya tidak terlihat siapa pun, Audrey baru mengembuskan napas panjang. Emosi Zayden terlalu tidak stabil, dia benar-benar sulit dihadapi. Namun, demi ibunya, Audrey harus bertahan....Audrey pergi ke rumah sakit dengan naik bus. Setelah menemukan kamar ibunya dirawat, dia melihat sahabatnya, Emilia Jones sedang merawat ibunya. Saat ini, raut wajah ibunya sudah terlihat jauh lebih baik. Audrey pun akhirnya merasa lega.Setelah melihat kedatangan putrinya, Lara Weber buru-buru bertanya tentang pekerjaan baru Audrey. Sebelumnya, Audrey sudah membohongi ibunya bahwa dirinya mendapatkan pekerjaan baru sehingga tidak bisa menjenguk ibunya untuk beberapa hari. Dia sama sekali tidak mengatakan tentang dirinya yang sudah menikahi seorang pria asing. Audrey juga sudah menyusun skenarionya agar kebohongannya tidak terbongkar.Setelah ketiga
“Aku sudah menyuruh orang untuk meminta rekaman CCTV-nya, tapi ... rekaman CCTV bulan lalu sudah dihapus oleh pihak hotel,” jawab Caleb.Zayden mengerutkan keningnya. Hari itu, dia sebenarnya ingin langsung kembali untuk mencari wanita itu. Tak disangka, dia malah mengalami kecelakaan.Akhir-akhir ini, Caleb juga sibuk mempertahankan harga saham perusahaan agar tidak ada orang yang bisa memanfaatkan kesempatan untuk mengacau. Jadi, dia tidak memiliki waktu untuk menyelidiki insiden malam itu. Zayden pun tidak menyalahkannya.“Lanjutkan penyelidikannya. Jangan lewatkan petunjuk apa pun,” perintah Zayden dengan tenang.Setelah mengiakan perintah Zayden, Caleb pun pergi.Zayden menyelesaikan beberapa urusan di ruang baca, lalu berjalan keluar. Dia kebetulan bertemu dengan Audrey yang baru kembali dari rumah sakit.Audrey tidak bisa tidur nyenyak semalam, juga sudah mengungkit tentang hal yang menyakitkan kepada Emilia tadi. Saat ini, seluruh tubuhnya terasa sangat letih. Dia hanya ingin c
Naik bus? Selama ini, Zayden tidak pernah menggunakan transportasi umum.Meskipun Keluarga Conner bukanlah keluarga kalangan atas, putri mereka seharusnya tidak begitu miskin hingga hanya bisa naik bus.Zayden merasa dirinya benar-benar tidak bisa memahami Audrey. Setelah itu, Zayden pun bangkit dan berjalan ke kamar. Begitu membuka pintu kamar, dia melihat Audrey sedang duduk di kursi dengan ekspresi kewalahan.Setelah memberikan kertas itu kepada Zayden, Audrey merasa agak menyesal. Bagaimana jika Zayden tersinggung dan menginginkan uangnya kembali? Bukankah yang akan rugi adalah dirinya sendiri? Setelah memikirkan hal ini, Audrey merasa sangat cemas. Dia pasti sudah kelelahan karena mengalami terlalu banyak masalah akhir-akhir ini sehingga pikirannya menjadi kurang jernih.Zayden memperhatikan ekspresi Audrey yang berubah dari cemas hingga marah dengan penuh minat. Setelah beberapa saat, dia baru berdeham.Audrey langsung tersadar dari lamunannya dan melirik ke arah Zayden dengan ag