Share

Bab 4

Selesai berbicara, pembantu itu pun keluar dari kamar.

Audrey menatap pria yang terbaring di tempat tidur dengan ragu untuk sesaat. Setelah itu, dia menekan rasa malunya dan membuka selapis demi selapis pakaian Zayden.

Meskipun Zayden berada dalam kondisi koma, tubuhnya masih tetap sangat bagus. Selain bekas luka yang masih tertinggal akibat kecelakaan, tubuhnya yang proporsional masih dihiasi dengan otot-otot yang sempurna dan bahkan terlihat sangat menggoda.

Audrey mengambil handuk basah, lalu mulai menyeka tubuh Zayden. Pada akhirnya, dia mulai merasa kewalahan setelah hanya tertinggal sepotong celana dalam Zayden. Tangannya masih menggenggam celana dalam Zayden, tetapi dia tidak memiliki keberanian untuk melepaskannya.

Di dalam benak Audrey, tiba-tiba terngiang kembali kata-kata yang baru dia dengar barusan. Jika Zayden tidak sadar dari komanya, Audrey mungkin harus melahirkan seorang pewaris untuk Zayden. Namun ... bagaimana bisa dia mengandung anak Zayden apabila Zayden tidak sadar dari komanya?

Tubuh pria ini memang berotot dan sangat bagus, tetapi ....

Setelah bergumam dengan suara rendah untuk beberapa saat, Audrey merasa seperti tersengat listrik dan kabur dengan panik. Berhubung terlalu panik, dia bahkan tidak menyadari tangan Zayden yang tadinya masih lemas sudah terkepal.

Audrey berlari masuk ke kamar mandi, lalu menggunakan air dingin untuk membasuh wajah dan berusaha untuk menenangkan dirinya. Hanya saja, perasaan aneh itu masih melekat di hatinya. Setelah kembali ke kamar, dia merasa malu untuk melanjutkan tugasnya yang masih belum selesai. Jadi, dia pun buru-buru membantu Zayden memakaikan kembali pakaiannya.

Tidak lama kemudian, malam sudah tiba.

Setelah sibuk seharian, Audrey sudah merasa agak lelah. Dia pun meringkuk di samping tempat tidur dan tidur.

Pada saat tengah malam, Audrey merasa agak dingin dan tanpa sadar berguling mendekati sisi Zayden. Merasakan kehangatan tubuh Zayden, dia pun tidur dengan nyenyak.

...

Zayden merasa dirinya sudah bermimpi. Di dalam mimpi, dia kembali lagi ke malam yang penuh gairah itu. Gadis di dalam pelukannya masih sangat polos, tetapi juga begitu manis hingga membuatnya gila ....

Audrey tersentak bangun di tengah malam. Saat membuka matanya, dia menyadari dirinya sudah dipeluk dengan erat oleh seorang pria. Bajunya juga entah sejak kapan sudah dibuka dan menunjukkan lekuk tubuhnya yang indah.

Audrey langsung ketakutan. Apa ada orang yang diam-diam masuk dan ingin menodainya karena tahu bahwa Zayden sedang koma? Ingatan kelam malam itu langsung muncul di benaknya. Dia pun berusaha sekuat tenaga untuk mendorong orang yang memeluknya, lalu berlari keluar dengan panik.

“Pelayan, tolong!” teriak Audrey setelah berlari keluar. Dia sudah sepenuhnya ketakutan.

Sekarang sudah tengah malam. Saat mendengar teriakan Audrey, para anggota Keluarga Moore yang lain juga terbangun, termasuk Timothy. Saat melihat pakaian Audrey yang tidak rapi dan rambutnya yang berantakan, ekspresi Timothy langsung menjadi suram. Baru sekamar dengan Zayden sehari, Audrey sudah membuat keributan. Apa dia akhirnya tetap merasa keberatan karena putranya koma?

“Ada apa? Kenapa kamu buat keributan malam-malam? Tidak sopan sekali!” tegur Timothy.

Saat melihat Timothy, Audrey sudah merasa lebih tenang. Dia menjawab, “Ada orang di kamar. Entah siapa yang sudah masuk secara diam-diam.”

Setelah mendengar ucapan Audrey, Timothy pun mengerutkan keningnya. Selama ini, keamanan di Kediaman Moore sangat ketat. Setelah insiden Zayden, keamanannya bahkan sudah diperketat.

Tepat pada saat Timothy hendak menegur Audrey, terdengar suara dingin seorang pria dari belakang, “Ayah, ini aku.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status