Share

Bab 3

Penulis: Lilia
Mendengar ucapanku, suasana di lobi menjadi makin berisik. Setiap perkataan dibaluti dengan keraguan dan sindiran.

"Seorang wanita yang lahir dari keluarga miskin mana mungkin bisa menikah dengan orang kaya?"

"Orang miskin memang nggak punya etika, suka berbohong dan mata duitan!"

"Jelas-jelas dia hanya ingin membuat Pak Luis marah."

Luis menatapku.

"Ziva, kamu kira kamu bisa membuatku marah dengan berbohong?"

"Kamu kira aku nggak tahu kondisi keluargamu? Keluarga kaya mana yang akan menikahi wanita sepertimu? Kecuali konglomerat yang nggak perlu menikah dengan keluarga kaya untuk mendapatkan dukungan lebih!"

Dia melangkah maju untuk mencari jejak kebohongan di balik mataku.

"Atau kamu menjalin hubungan dengan salah satu staf di sini? Makanya bisa menyelinap masuk dan mengaku-ngaku sebagai istri presdir?"

Aku tidak menanggapinya dan hanya menggenggam erat berlian biru putraku.

Putraku sedang menunggu di atas, aku tidak ingin membuang-buang waktu di sini.

Melihat situasi ini, suatu senyuman muncul di sudut bibir Paula.

"Karena Ziva begitu ingin menjadi istri presdir, bukankah lebih baik kita membiarkannya tetap di sini? Dia mungkin berguna."

Dia melirik ke arah ruangan, suaranya sangat manis, tetapi setiap kata yang dia lontarkan dipenuhi dengan niat licik.

"Hari ini, semua tamu yang hadir adalah presdir, kalian pasti membutuhkan pelayan untuk menuangkan teh dan mengantarkan air. Ziva, ini kesempatan bagus. Kalau kamu bisa menaklukkan salah satu dari mereka, kamu akan menjadi istri presdir."

"Bukankah ini lebih bermartabat daripada mengemis belas kasihan?"

Orang-orang di sekeliling tertawa terbahak-bahak.

Mantan pacar presdir perusahaan terbuka akan melayani dan menghibur mereka, ini memang sangat menarik.

"Ide bagus! Cepat suruh dia ganti seragam pelayan, suruh dia menuangkan teh dan air untukku."

"Membiarkan orang seperti ini melayani kita sudah merupakan berkah terbesar dalam hidupnya!"

"Nona Paula baik sekali, bisa-bisanya kasih dia kesempatan seperti ini. Kalau aku, aku pasti sudah mengusirnya!"

Saking marahnya, aku tertawa.

"Kamu tuli? Kubilang lepaskan aku!"

Penolakanku membuat ekspresi Paula berubah muram.

"Ziva, kamu memang nggak tahu diuntung. Membiarkanmu menjadi pelayan di sini, aku sudah cukup menghargaimu. Bisa-bisanya kamu menolak?"

Ekspresi Luis menjadi makin muram.

"Ziva, sebenarnya apa maumu? Uang? Status? Atau kamu masih menginginkan cintaku? Kukasih tahu, nggak mungkin! Hanya wanita dari keluarga terpandang seperti Paula yang pantas menjadi istriku, kamu harus sadar diri!"

Saat ini, beberapa satpam hotel berseragam melangkah ke arah kami.

Satpam itu segera menunjukku.

"Kapten, ada pengemis yang membuat keributan di sini, dia nggak mau pergi!"

Ekspresi kapten satpam berubah muram.

"Hari ini diadakan Konferensi Bisnis, konglomerat akan hadir bersama istri dan pewarisnya. Ini pertama kalinya keluarganya tampil di depan umum."

"Karena itu, nggak boleh terjadi kesalahan!" Dia menatapku sambil berkata, "Keberadaan orang sepertimu hanya akan menurunkan kelas Konferensi Bisnis, cepat usir dia dari sini!"

Dua satpam maju dan hendak menyeretku pergi.

Tepat pada saat ini, Luis berteriak, "Tunggu!"

Tatapan Luis tertuju pada berlian biru di tanganku.

Sekujur tubuhnya gemetaran, suaranya agak serak.

"Ziva, kenapa kamu masih nggak mengerti? Aku sudah nggak membutuhkan hadiah murahan seperti ini."
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dihina Miskin, Aku Istri Konglomerat   Bab 9

    Aku berkata sambil menggelengkan kepala, "Aku nggak butuh cincin berlianmu.""Kenapa? Berlian ini berkali-kali lipat lebih bagus dari berlian yang kamu berikan padaku dulu, bahkan lebih mahal dan langka dari berlian biru yang kamu pegang hari itu!""Luis, kamu masih ingat malam hujan itu? Kamu bilang cincin berlian kecil yang kuberikan padamu menjadi kekuatanmu untuk terus melangkah." Aku menatapnya dengan iba. "Tapi, setelah lima tahun nggak bertemu, kamu malah menyebutnya hadiah murahan. Kalian seperti dua orang yang berbeda, sebenarnya mana dirimu yang asli? Intinya, kamu sudah banyak berubah.""Aku nggak berubah." Dia menggelengkan kepala dengan putus asa. "Ziva, cintaku padamu nggak pernah berubah!""Cinta?" Aku terkekeh. "Memberikan Paula kapal pesiar dan melamarnya, itu yang dinamakan cinta?""Jelas-jelas, kamu tahu dia licik dan mungkin akan menyakitiku, tapi kamu malah mengabaikan hal ini demi kepentinganmu sendiri dan membiarkannya menghancurkan hidupku, itu yang dinamakan ci

  • Dihina Miskin, Aku Istri Konglomerat   Bab 8

    Sesampai di kamar suite lantai teratas, Randi perlahan-lahan meletakkan Kris yang sudah tertidur di atas kasur, lalu berbalik dan menarikku ke dalam pelukannya.Dia mengelus rambutku sambil bertanya, "Tadi kamu takut?"Aku menggelengkan kepala sambil bersandar di dadanya."Ada kamu di sini, aku nggak takut.""Tapi ...." Nada bicaranya berubah serius. "Paula Santoso ... aku pernah mendengar nama ini."Aku kebingungan. "Kamu pernah bertemu dengannya?""Sayang, bolehkah kamu menceritakan tentang insiden itu?"Sekujur tubuhku bergetar hebat."Aku ...." Suaraku gemetaran. "Aku nggak ingin mengingat kejadian itu.""Aku tahu ini berat bagimu." Randi mengecup dahiku. "Tapi, kalau kita nggak mengatasi mereka, mereka akan mencoba untuk menyakitimu lagi. Aku nggak akan membiarkan siapa pun menyakitimu lagi."Di dalam pelukannya yang hangat, aku perlahan-lahan rileks dan mulai mengingat kejadian itu."Hari itu, setelah aku meninggalkan Luis, aku sedang berjalan pulang, tiba-tiba ada beberapa orang

  • Dihina Miskin, Aku Istri Konglomerat   Bab 7

    Paula membelalakkan sepasang mata belonya."Apa kamu bilang? Luis, kamu gila? Aku istrimu! Bagaimana boleh kamu mengkhianatiku?"Luis terkekeh, tetapi suaranya dibaluti dengan suatu emosi."Istri? Paula, kita belum mendaftarkan pernikahan mau pun mengadakan resepsi, bagaimana bisa kamu bilang aku mengkhianatimu?""Luis ...." Suara Paula gemetaran.Luis menyelanya, "Selama ini, kamu tahu aku nggak pernah mencintaimu.""Sedangkan aku terus membohongi diri sendiri, aku mengira waktu akan membuatku melupakan Ziva."Dia menatapku dengan penuh penyesalan."Hingga hari ini, melihatmu bersama orang yang kamu cintai, aku baru mengetahui aku sudah kehilanganmu.""Ziva, aku kehilangan cinta sejati dalam hidupku."Saking marahnya, wajah Paula berkerut hebat."Kamu mengkhianatiku demi dia? Luis, jangan lupa. Tanpa dukungan dari Keluarga Santoso, perusahaanmu nggak akan berkembang!""Beraninya kamu mengkhianatiku, kamu akan menyesal!"Luis menatap Paula, sisa kehangatan di matanya pun hilang."Kamu

  • Dihina Miskin, Aku Istri Konglomerat   Bab 6

    Randi meletakkan Kris yang sudah tertidur di pelukanku, lalu menghadap ke arah lobi.Detik berikutnya, sisi lembutnya menghilang dan digantikan dengan wibawa seorang penguasa bisnis."Sekarang ...." Suaranya tidak kuat, tetapi setiap kata yang diucapkan sangat lantang. "Jelaskan padaku, kenapa istriku diperlakukan seperti pencuri?"Manajer umum hotel keluar dari kerumunan dengan gemetaran, keringat dingin mengalir di keningnya."Pak Randi, ini ... ini salah paham. Kami nggak bermaksud menyinggung Nyonya ....""Salah paham?" Randi mendengus dingin. "Aku melihat kalian bertindak kasar pada istriku.""Ada yang menuduhnya mencuri dan menculik, itu juga salah paham?"Sikap para tamu segera berubah, mereka menyalahkan karyawan hotel."Keterlaluan! Bisa-bisanya kalian nggak sopan sama Nyonya!""Manajemen hotel ini bermasalah!""Pak Randi, kami bisa bersaksi. Para satpam ini yang memfitnah istri Anda!"Mereka yang sebelumnya menertawakanku, kini sikap mereka berubah drastis, mereka takut menyi

  • Dihina Miskin, Aku Istri Konglomerat   Bab 5

    Ketika perhatian semua orang tertuju pada pria itu, Kris memanfaatkan kesempatan ini untuk melepaskan diri dari pelukan Paula. Dia berlari menghampiri pria yang baru muncul itu."Ayah! Ayah!"Kris menerjang ke pelukan pria itu sambil memeluk erat lehernya.Pria itu menggendong Kris dengan satu tangan, lalu mengusap punggungnya dengan lembut sambil berkata, "Nggak apa-apa, ada Ayah di sini."Kemudian, pria itu menatapku dengan tidak tega dan rasa bersalah."Sayang, aku datang terlambat."Akhirnya, aku berhasil melepaskan diri dari beberapa satpam yang menahanku.Para satpam mundur dengan ketakutan sambil menatapku dengan tidak percaya.Aku berdiri dan melangkah ke arah suamiku."Randi."Dia menarikku ke pelukannya, sama sekali tidak peduli dengan penampilanku yang lusuh.Di dalam pelukannya yang hangat dan aman, aku pun merasa lebih tenang."Sayang." Dia mengecup daun telingaku dengan lembut, lalu mengangkat kepalanya untuk melihat sekeliling.Situasi di lobi sangat hening, seolah-olah

  • Dihina Miskin, Aku Istri Konglomerat   Bab 4

    Melihat ekspresi Luis, suatu kenangan pun melintas di benakku.Lima tahun yang lalu, malam itu turun hujan.Luis baru mengambil alih perusahaan. Karena kemampuannya kurang memadai, dia diragukan oleh dewan direksi.Dia duduk di kantor dengan kelelahan.Ketika aku menemukannya, dia sedang menatap sebuah cincin berlian dengan linglung.Itu adalah hadiah pertama yang kubelikan untuknya dengan tabunganku.Aku bertanya dengan pelan, "Ada apa?"Luis menatapku, tatapannya sangat lembut dan dibaluti dengan rasa bersalah. "Aku sedang memikirkan apakah aku pantas menerima hadiah semahal ini. Ziva, aku mungkin nggak bisa mengambil alih perusahaan ini."Aku berdiri di belakangnya sambil memijat bahunya dengan lembut."Kesuksesan bukan sesuatu yang instan, kamu sudah bekerja keras.""Ziva." Dia menoleh ke arahku, tatapannya sangat lesu. "Kalau suatu hari aku makin sukses atau mungkin menghadapi badai yang lebih besar dari sekarang, apa kamu akan tetap menemaniku?""Pasti." Tanpa ragu-ragu, aku lang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status