Share

Bab 2

Penulis: Lilia
Aku meliriknya dengan tenang, lalu lanjut meraba-raba dasar air mancur.

Sekarang, identitasku istimewa dan harus dirahasiakan, wajar kalau dia tidak dapat menemukan apa-apa tentangku.

Namun, aku malas menjelaskan padanya.

"Aku nggak butuh belas kasihanmu."

Luis menatap ponselnya, ekspresinya makin muram.

"Ziva, kamu tahu kenapa datamu nggak bisa ditemukan? Karena kamu nggak punya latar belakang dan koneksi, siapa pun berhak menginjakmu!"

Paula melangkah maju, seolah-olah sedang mengasihaniku. Namun, dia sama sekali tidak menyembunyikan cahaya sinis di balik matanya.

"Ziva, aku tahu sulit untukmu menerima perbedaan ini. Kamu pernah berpacaran dengan Luis dan sekarang kamu jatuh miskin. Tapi, kamu nggak punya sandaran, kamu harus bisa menerima kenyataan ini. Sebaiknya kamu terima niat baik Luis, terima pekerjaan itu dan jangan memaksakan diri untuk tinggal di sini."

Para pebisnis elite di sekitar mulai berkomentar.

Aku bisa mendengar sindiran mereka dan juga menyadari tatapan sinis mereka.

"Seorang wanita yang lahir dari keluarga miskin, bisa-bisanya berharap dicintai oleh seorang presdir dari perusahaan terbuka?"

"Lihatlah betapa malangnya dia. Beberapa tahun lagi, dia akan hidup seperti anjing liar yang memungut sisa makanan di jalan."

"Orang kelas bawah memang rendahan, hanya pantas bekerja untuk kita."

Tepat pada saat ini, aku menyentuh sebuah batu licin dan dingin, itu adalah berlian putraku!

Aku mengambilnya dengan hati-hati, lalu menyeka permukaannya.

Aku berkata dengan lega, "Sudah ketemu." Lalu, aku hendak berdiri.

Tiba-tiba, sebuah tangan kasar menggenggam pergelangan tanganku.

Genggaman Luis bagaikan penjepit baja yang menarikku berdiri.

"Ziva." Dia berkata dengan pelan, "Dulu, kamu menolak untuk menemaniku dari nol. Sekarang, sekalipun kamu mencari ke seluruh dunia, kamu nggak akan bisa menemukan pria sebaik aku, 'kan?"

"Inilah akibat dari menolakku!"

Dia mempererat genggamannya sehingga aku merasakan rasa sakit dari tanganku.

Namun, aku lebih khawatir dia akan menghancurkan berlian biru di telapak tanganku.

"Lepaskan aku!"

"Lepaskan kamu?" Luis tersenyum dingin. "Kamu tahu ada berapa banyak orang biasa yang nggak bisa bertahan hidup karena menyinggung orang berkuasa?"

"Kukasih kamu kesempatan terakhir, berlututlah dan memohon padaku. Aku mungkin akan pertimbangkan untuk mempekerjakanmu sebagai petugas kebersihan di anak perusahaan dalam negeri."

Aku menatap Luis.

Sikapnya sangat sombong dan angkuh, tidak terlihat sedikit pun kelembutan di masa lalu.

"Sudah kubilang aku nggak butuh belas kasihanmu."

"Kenapa?" Dia tiba-tiba berteriak, amarahnya meluap. "Pasti datamu dihapus karena kamu berbuat kejahatan, 'kan? Selain aku, siapa yang akan menerimamu? Siapa yang berani menerimamu?"

Auranya sangat mencekam sehingga orang-orang di sekitar pun menundukkan kepala dengan ketakutan.

Namun bagiku, tindakannya sangat konyol.

"Luis." Aku mengangkat kepalaku untuk menatapnya. "Maaf mengecewakanmu, aku nggak butuh belas kasihanmu karena hari ini aku datang sebagai istri presdir."

Luis melepaskan tanganku.

Ekspresinya berubah dari kaget menjadi marah, dia tidak memercayai hal ini.

"Kamu? Mana mungkin kamu adalah istri presdir?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dihina Miskin, Aku Istri Konglomerat   Bab 9

    Aku berkata sambil menggelengkan kepala, "Aku nggak butuh cincin berlianmu.""Kenapa? Berlian ini berkali-kali lipat lebih bagus dari berlian yang kamu berikan padaku dulu, bahkan lebih mahal dan langka dari berlian biru yang kamu pegang hari itu!""Luis, kamu masih ingat malam hujan itu? Kamu bilang cincin berlian kecil yang kuberikan padamu menjadi kekuatanmu untuk terus melangkah." Aku menatapnya dengan iba. "Tapi, setelah lima tahun nggak bertemu, kamu malah menyebutnya hadiah murahan. Kalian seperti dua orang yang berbeda, sebenarnya mana dirimu yang asli? Intinya, kamu sudah banyak berubah.""Aku nggak berubah." Dia menggelengkan kepala dengan putus asa. "Ziva, cintaku padamu nggak pernah berubah!""Cinta?" Aku terkekeh. "Memberikan Paula kapal pesiar dan melamarnya, itu yang dinamakan cinta?""Jelas-jelas, kamu tahu dia licik dan mungkin akan menyakitiku, tapi kamu malah mengabaikan hal ini demi kepentinganmu sendiri dan membiarkannya menghancurkan hidupku, itu yang dinamakan ci

  • Dihina Miskin, Aku Istri Konglomerat   Bab 8

    Sesampai di kamar suite lantai teratas, Randi perlahan-lahan meletakkan Kris yang sudah tertidur di atas kasur, lalu berbalik dan menarikku ke dalam pelukannya.Dia mengelus rambutku sambil bertanya, "Tadi kamu takut?"Aku menggelengkan kepala sambil bersandar di dadanya."Ada kamu di sini, aku nggak takut.""Tapi ...." Nada bicaranya berubah serius. "Paula Santoso ... aku pernah mendengar nama ini."Aku kebingungan. "Kamu pernah bertemu dengannya?""Sayang, bolehkah kamu menceritakan tentang insiden itu?"Sekujur tubuhku bergetar hebat."Aku ...." Suaraku gemetaran. "Aku nggak ingin mengingat kejadian itu.""Aku tahu ini berat bagimu." Randi mengecup dahiku. "Tapi, kalau kita nggak mengatasi mereka, mereka akan mencoba untuk menyakitimu lagi. Aku nggak akan membiarkan siapa pun menyakitimu lagi."Di dalam pelukannya yang hangat, aku perlahan-lahan rileks dan mulai mengingat kejadian itu."Hari itu, setelah aku meninggalkan Luis, aku sedang berjalan pulang, tiba-tiba ada beberapa orang

  • Dihina Miskin, Aku Istri Konglomerat   Bab 7

    Paula membelalakkan sepasang mata belonya."Apa kamu bilang? Luis, kamu gila? Aku istrimu! Bagaimana boleh kamu mengkhianatiku?"Luis terkekeh, tetapi suaranya dibaluti dengan suatu emosi."Istri? Paula, kita belum mendaftarkan pernikahan mau pun mengadakan resepsi, bagaimana bisa kamu bilang aku mengkhianatimu?""Luis ...." Suara Paula gemetaran.Luis menyelanya, "Selama ini, kamu tahu aku nggak pernah mencintaimu.""Sedangkan aku terus membohongi diri sendiri, aku mengira waktu akan membuatku melupakan Ziva."Dia menatapku dengan penuh penyesalan."Hingga hari ini, melihatmu bersama orang yang kamu cintai, aku baru mengetahui aku sudah kehilanganmu.""Ziva, aku kehilangan cinta sejati dalam hidupku."Saking marahnya, wajah Paula berkerut hebat."Kamu mengkhianatiku demi dia? Luis, jangan lupa. Tanpa dukungan dari Keluarga Santoso, perusahaanmu nggak akan berkembang!""Beraninya kamu mengkhianatiku, kamu akan menyesal!"Luis menatap Paula, sisa kehangatan di matanya pun hilang."Kamu

  • Dihina Miskin, Aku Istri Konglomerat   Bab 6

    Randi meletakkan Kris yang sudah tertidur di pelukanku, lalu menghadap ke arah lobi.Detik berikutnya, sisi lembutnya menghilang dan digantikan dengan wibawa seorang penguasa bisnis."Sekarang ...." Suaranya tidak kuat, tetapi setiap kata yang diucapkan sangat lantang. "Jelaskan padaku, kenapa istriku diperlakukan seperti pencuri?"Manajer umum hotel keluar dari kerumunan dengan gemetaran, keringat dingin mengalir di keningnya."Pak Randi, ini ... ini salah paham. Kami nggak bermaksud menyinggung Nyonya ....""Salah paham?" Randi mendengus dingin. "Aku melihat kalian bertindak kasar pada istriku.""Ada yang menuduhnya mencuri dan menculik, itu juga salah paham?"Sikap para tamu segera berubah, mereka menyalahkan karyawan hotel."Keterlaluan! Bisa-bisanya kalian nggak sopan sama Nyonya!""Manajemen hotel ini bermasalah!""Pak Randi, kami bisa bersaksi. Para satpam ini yang memfitnah istri Anda!"Mereka yang sebelumnya menertawakanku, kini sikap mereka berubah drastis, mereka takut menyi

  • Dihina Miskin, Aku Istri Konglomerat   Bab 5

    Ketika perhatian semua orang tertuju pada pria itu, Kris memanfaatkan kesempatan ini untuk melepaskan diri dari pelukan Paula. Dia berlari menghampiri pria yang baru muncul itu."Ayah! Ayah!"Kris menerjang ke pelukan pria itu sambil memeluk erat lehernya.Pria itu menggendong Kris dengan satu tangan, lalu mengusap punggungnya dengan lembut sambil berkata, "Nggak apa-apa, ada Ayah di sini."Kemudian, pria itu menatapku dengan tidak tega dan rasa bersalah."Sayang, aku datang terlambat."Akhirnya, aku berhasil melepaskan diri dari beberapa satpam yang menahanku.Para satpam mundur dengan ketakutan sambil menatapku dengan tidak percaya.Aku berdiri dan melangkah ke arah suamiku."Randi."Dia menarikku ke pelukannya, sama sekali tidak peduli dengan penampilanku yang lusuh.Di dalam pelukannya yang hangat dan aman, aku pun merasa lebih tenang."Sayang." Dia mengecup daun telingaku dengan lembut, lalu mengangkat kepalanya untuk melihat sekeliling.Situasi di lobi sangat hening, seolah-olah

  • Dihina Miskin, Aku Istri Konglomerat   Bab 4

    Melihat ekspresi Luis, suatu kenangan pun melintas di benakku.Lima tahun yang lalu, malam itu turun hujan.Luis baru mengambil alih perusahaan. Karena kemampuannya kurang memadai, dia diragukan oleh dewan direksi.Dia duduk di kantor dengan kelelahan.Ketika aku menemukannya, dia sedang menatap sebuah cincin berlian dengan linglung.Itu adalah hadiah pertama yang kubelikan untuknya dengan tabunganku.Aku bertanya dengan pelan, "Ada apa?"Luis menatapku, tatapannya sangat lembut dan dibaluti dengan rasa bersalah. "Aku sedang memikirkan apakah aku pantas menerima hadiah semahal ini. Ziva, aku mungkin nggak bisa mengambil alih perusahaan ini."Aku berdiri di belakangnya sambil memijat bahunya dengan lembut."Kesuksesan bukan sesuatu yang instan, kamu sudah bekerja keras.""Ziva." Dia menoleh ke arahku, tatapannya sangat lesu. "Kalau suatu hari aku makin sukses atau mungkin menghadapi badai yang lebih besar dari sekarang, apa kamu akan tetap menemaniku?""Pasti." Tanpa ragu-ragu, aku lang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status