Short
Tunanganku Mendonor Ginjalku

Tunanganku Mendonor Ginjalku

Oleh:  FukoTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
11Bab
5Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Aku dan adik perempuanku adalah saudara kembar. Kami sama-sama menderita penyakit ginjal yang parah. Kami akhirnya mendapatkan dua buah ginjal dari donor. Dokter ingin mentransplantasikan masing-masing satu pada kami. Namun, adikku menangis dalam pelukan tunanganku. Dia ingin kedua ginjal itu untuk dirinya sendiri. Aku menolak, jadi tunanganku mengurungku di rumah dan mempersilakan adik perempuanku menerima kedua donor ginjal itu. Dia memegang daguku sambil berujar memperingatkanku. "Sakitmu nggak selama adikmu. Dia hanya ingin hidup seperti orang normal. Kenapa kamu begitu egois? Apa kamu nggak bisa menunggu ginjal berikutnya?" Sayangnya, tunanganku tidak tahu bahwa aku tidak dapat menunggu ginjal berikutnya karena aku akan segera meninggal.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Saat mengetahui ada dua sumber ginjal dan kami berdua bisa sama-sama mendapatkan transplantasi ginjal, aku menangis bahagia.

Setelah menunggu selama tiga tahun, pernikahanku dengan Hansen Juandi yang selama ini selalu ditunda akhirnya bisa terlaksana. Setelah menjalani operasi transplantasi ginjal, aku bisa menikah dengannya tanpa beban psikologis apa pun.

Saat aku tengah asyik menanti pernikahanku, adikku, Lidya Trioko, berlutut di hadapanku.

"Kak, aku sudah sakit selama bertahun-tahun dan aku benar-benar ingin merasakan punya tubuh yang normal. Kakak mau nggak memberiku kedua ginjal donor itu?"

Aku tercengang, aku tidak percaya Lidya memiliki niat seperti ini.

Sebelum aku bisa mengatakan apa pun, Lidya mencengkeram celana panjangku dan memohon dengan suara pelan.

"Kak, aku sudah sepuluh tahun lebih lama sakit daripadamu. Aku ingin sekali menjadi seperti orang normal."

"Aku mohon, berikan kedua ginjal itu padaku dan tunggu donor berikutnya. Kak Hansen pasti akan mencarikannya untukmu."

Sejak kecil, Lidya memang sangat egois. Dia selalu merebut barang-barangku dengan memanfaatkan penyakitnya, tapi tidak kusangka dia bahkan tega merebut ginjalku.

Aku melepaskan tangannya dan menolak permintaannya.

"Kedua ginjal donor itu diperuntukkan kita masing-masing. Sekalipun kamu mau dua-duanya, pihak rumah sakit nggak akan setuju."

"Aku juga lebih nggak setuju. Aku akhirnya menemukan ginjal donor. Aku hanya perlu menunggu operasi, lalu setelah itu bisa menikah dengan Hansen."

"Lagi pula, aku juga nggak tahu apa umurku akan cukup panjang untuk mendapatkan donor berikutnya. Lidya, hidup dengan satu ginjal juga cukup."

Begitu aku selesai berbicara, seseorang pun bergegas masuk. Orang itu membantu Lidya bangkit berdiri dari atas lantai dengan hati-hati, lalu langsung menuduhku.

"Revina, kok kamu tega membiarkan Lidya tergeletak di lantai begini. Dia itu sakit parah, apa kamu ingin membunuhnya!"

Aku menatap tunanganku yang tengah melindungi Lidya mati-matian itu dengan ekspresi datar, lidahku mendadak terasa pahit.

Sejak kapan Hansen dan Lidya menjadi begitu dekat?

Lidya menangis di pelukan Hansen, dia terlihat begitu menyedihkan,

"Kak Hansen, ini bukan salah Kakak. Kakak hanya … nggak mau mendonorkan ginjalnya padaku."

"Lebih baik aku mati saja. Aku nggak bisa hidup seperti orang normal, jadi lebih baik aku mati saja."

Begitu mendengar ucapan Lydia, ibuku yang baru saja masuk ke dalam rumah pun sontak menamparku dan memakiku dengan lantang.

"Bisa-bisanya aku melahirkan putri sekejam kamu yang tega membunuh adiknya sendiri!"

"Sejak kecil kamu memang licik dan suka sekali menindas Lidya. Sekarang, kamu bahkan nggak mau memberikan ginjal donormu pada Lydia. Jangan kira aku nggak tahu apa rencanamu!"

Ketika Hansen melihatku ditampar, dia mengernyit dan hendak berjalan menghampiriku. Namun, Lydia menghentikannya.

Adikku itu menangis dengan makin pilu.

"Ibu, setelah aku meninggal, Ibu harus baik-baik sama Ayah. Ibu telah memberikan begitu banyak padaku selama ini. Maaf aku belum sempat berbakti pada Ibu."

"Kak Hansen, terima kasih telah mencarikan ginjal untuk kami. Tapi, aku nggak pantas menerimanya. Aku akan membalas budi baikmu di kehidupan selanjutnya ...."

Mendengar ancaman Lydia, ibu kami segera memeluknya dengan gelisah dan membujuknya dengan manis.
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
11 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status