Share

Aku Lelah

Penulis: Yani Artan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-23 19:27:03

Sepanjang malam kuhabiskan waktuku bersama dengan Caca. Aku ingin anakku tidak merasakan kesepian seperti yang aku rasakan. Dia harus berpikiran bahwa ada Ibunya yang sangat menyayanginya.

Mas Bagas bahkan tidak menghiraukan kami semenjak pulang kerja tadi. Dan aku memilih tak peduli. Dia mungkin marah, tapi aku jauh lebih sakit hati. Belum kering luka yang selama ini dibuatnya, ditambahinya lagi setiap hari hingga hati ini tak pernah sembuh dari luka.

Aku melirik ponselku yang tergeletak di atas nakas. Kenapa aku jadi ingin menghubungi Mas Rangga. Kenapa tiba-tiba aku memikirkan pria itu. Ingin berbagi hatiku yang sepi dengannya meskipun aku tahu ini salah.

Kuurungkan niatku karena aku takut Mbak Risa yang akan membuka pesanku. Bisa hancur aku ditangannya jika kedapatan menghubungi suaminya.

KLUNTING!!

Satu pesan masuk di ponselku. Kuraih dan kubuka pesan itu. Bibirku tersenyum ketika melihat nama si pengirim pesan.

[Sudah tidur, Kinan] tanya Mas Rangga.

[Belum, Mas] jawabku.

[Pasti lagi mikirin aku kan ya] balasnya diiringi emoticon senyum dan tutup mulut.

Aku tersenyum dalam hati. Tebakan lelaki itu benar 100%. Tapi aku malu jika harus mengakuinya, jadi aku membalasnya dengan alasan yang lain.

[Belum ngantuk aja, Mas] balasku.

Malam itu kami saling berbalas pesan. Mas Rangga menceritakan tentang perasaannya selama ini padaku. Dia merasa punya ketertarikan padaku sejak aku menginjakkan kaki di kampung ini.

Mas Rangga juga mengatakan kerap kali mengetahui sikap kasar suamiku itu. Dia cuma ingin membuat aku merasa tidak sendiri.

[Kinan, besok kita sarapan bareng ya] ucap Mas Rangga.

[Apa?! Aku gak salah denger, 'kan] balasku.

[Besok aku jemput di depan toko indoapril, depan gang jam 9 pagi] balasnya.

Aku tak tahu harus membalas apa, jujur aku sangat takut jika harus menemui pria itu. Bagaimana jika ada tetangga yang melihat kami keluar bersama.

Lama menunggu balasan pesanku, akhirnya Mas Rangga mengirimkan pesan lagi.

[Nggak usah takut, semuanya akan baik-baik saja. Yaudah selamat tidur, sampai ketemu besok pagi ya] ucap Mas Rangga dalam pesannya.

Aku memilih tak membalas pesannya lagi dan menyimpan ponselku di bawah bantal setelah sebelumnya kuhapus riwayat panggilan dan pesan masuk.

Belum dapat kuputuskan apakah besok akan menemui pria itu atau tidak. Hatiku mengatakan tidak tapi pikiranku tak dapat menolaknya.

Kudengar pintu kamar di buka, Mas Bagas masuk dan duduk di sisi ranjang. Aku memilih memejamkan mataku pura-pura tidur.

"Kinan, besok masakin aku gulai ikan," ucapnya seraya mengguncang bahuku.

Kubuka mataku dan melihatnya tengah memandangku."Liat besok aja, Mas. Mak Sarni suka kehabisan ikannya," sahutku.

"Makanya kalau bangun yang pagi biar gak keduluan sama emak-emak yang lain," sahutnya.

"Yaudah biarin aku tidur sekarang, biar besok gak kesiangan," balasku.

"Oh iya, tadi kamu beli martabak dua dus? Boros banget sih jadi istri. Awas aja kalau akhir bulan sampai kehabisan duit belanja," cerocosnya asal tuduh.

Mungkin suamiku menemukan dus martabak yang ada di kulkas. Aku memang belum menghabiskannya. Tak membaginya pada Ibu Mertuaku juga takut nanti dia tanya kapan aku belinya karena setahu dia aku hanya di rumah sepanjang hari.

Aku diam tak menanggapi pertanyaan Mas Bagas. Udah males saja dengan ucapannya yang selalu buruk. Lebih baik aku tidur. Dan sepertinya dia tak menuntutku untuk menjawabnya seperti tadi pagi.

Baru kutarik selimutku untuk segera tidur, Mas Bagas sudah menariknya lagi.

"Dek, kita main bentar ya?"

****

Aku bangun pagi-pagi sekali agar bisa mendapatkan ikan di warung Mak Sarni. Jangan sampai Mas Bagas mengomel lagi gara-gara kehabisan.

Alhamdulillah aku dapatkan ikannya. Segera kubersihkan ikan itu dan kuracik bumbunya. Aku masak gulai ikan.

Caca masih tertidur dengan pulas jadi aku melanjutkan beberes alat-alat masak dan membersihkan rumah. Setelah itu kusiapkan kopi Mas Bagas seperti biasa.

"Gulai ikannya udah mateng, dek?" tanya Mas Bagas saat baru bangun dari tidur.

"Udah, Mas. Mau diambilkan sekarang atau mau mandi dulu," tanyaku seraya menyapu lantai.

"Sekarang aja, aku udah laper banget ini. Gara-gara semalam liat postingan Nita yang makan gulai ikan jadi pingin," ucap Mas Bagas.

Rupanya dia stalking akun mantannya jadi tahu apa saja aktifitasnya dan apa yang dimakannya.

"Dek, kalau masak itu yang menggugah selera. Menu gonta-ganti jadi gak bosen makannya. Liat itu Nita pinter nyenengin suaminya. Kemarin masak gulai ikan, kemarinnya lagi masak daging rendang," ucap Mas Bagas lagi.

"Mas, aku bisa saja masak seperti mantanmu itu. Asal kau tambahi uang belanjaku. Asal kamu tahu, Mas. Saat aku masak ikan, semuanya kamu yang makan dan aku cuma kebagian telur atau tempe goreng. Aku ngalah biar kamu bisa makan enak, gak komplen mulu sama aku." jelasku tak suka karena dia selalu membandingkanku dengan mantannya itu.

"Kenapa kamu jadi marah? Wajarlah aku ngasih tau kamu biar bisa nyontoh istri yang baik itu gimana, dikasih tau malah nyerocos panjang lebar," ujarnya.

"Mas, sebelum kamu memintaku untuk jadi istri yang baik, coba berkaca lah. Apa kamu sudah menjadi suami yang baik. Berapa persen gajimu yang kau berikan padaku? Gak lebih dari seperempatnya, 'kan? Masih lebih gede gaji pembantu, dihargai pula." jelasku agar di mau membuka matanya.

"Dek, dari tadi kamu bantah aku terus ya. Apa susahnya sih nurutin yang aku minta!" serunya.

"Aku gak bisa, Mas. Aku capek selalu menurutimu. Aku lelah ...." aku berkata dengan air mata yang tak dapat dibendung lagi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dihina Suami Setelah Aku Melahirkan   Ending

    "Yaelah ... kayak cewek aja sih pake curhat-curhatan segala!" cibir Rangga."Emang cewe doang yang butuh didengar, aku juga dong," sahut Dewa.Lia datang membawa teh hangat dan cemilan untuk Lala dan Dewa. Gadis itu lalu mempersilakan tamunya untuk mencicipinya."Silakan, seadanya saja ...."ucap Lia.Dewa memperhatikan adik Rangga itu, matanya tak berkedip melihat Lia yang polos namun tetep terlihat kecantikannya."Rangga, itu adik kamu bukan?" tanya Dewa berbisik."Iya, kenapa emang?" tanya Rangga balik."Kayaknya aku bakalan sering main ke rumah ibumu nanti deh, Ga." celetuk Dewa."Eh, gak ada ya, jangan coba-coba deketin adikku atau kamu akan berurusan sama kakaknya," balas Rangga seraya menunjuk dirinya."Yeay ... emang kamu gak mau punya ipar ganteng dan mapan kayak aku, Ga?" komentar Dewa."Udah deh, jangan becanda," jawab Rangga.Lia lalu pamit ke depan menemani Andika yang sedang bermain di luar, Dewa minta ijin Rangga untuk sekedar mengobrol bersama Lia di depan.Tinggal Lala

  • Dihina Suami Setelah Aku Melahirkan   Hadiah Istimewa

    Kinan membuka map itu dan melihat apa isi di dalamnya. Ternyata di dalam map itu ada sertifikat rumah atas nama Kinan. Diam-diam Bu Niken dan suaminya telah membeli rumah Bu Nilam dan mengalihkan namanya atas nama Kinan.Kinan menyeka sudut matanya yang basah, rasa haru menyeruak di dada."Bu, Pak ... saya gak tahu harus bagaimana lagi untuk mengungkapkan rasa terima kasih saya kepada kalian. Begitu banyak yang sudah kalian berikan untukku," ucap Kinan dengan mata berkaca-kaca."Tak perlu begitu, Kinan. Kami juga orangtuamu jadi wajar kan kalau kami ingin memberikan sesuatu kepada putri kami," ucap Bu Niken dengan senyum lembutnya.Kinan lantas memeluk wanita yang telah melahirkan suaminya itu dengan perasaan bahagia. Bu Niken membalas pelukan menantunya dengan erat.Kinan lantas memeluk wanita yang telah melahirkan suaminya itu dengan perasaan bahagia. Bu Niken membalas pelukan menantunya dengan erat."Cukup dampingi Radit dan jadikan dia raja di hatimu, maka dia akan memperlakukan

  • Dihina Suami Setelah Aku Melahirkan   Hadiah dari Mertua

    "Bagaimana mungkin, Mas? Andika belum punya kekuatan hukum karena dia anak di bawah umur. Lalu bagaimana kalau aku menikah dengan Dion nanti, sementara dia tak ingin tinggal bareng ibuku?" tanya Risa tak terima.Bu Lina dan Lia menggelengkan kepala tak percaya dengan penuturan Risa. Sementara Bu Yuni menatap tajam putrinya."Apa kamu bilang? Dan kamu lebih memilih Dion daripada Ibumu sendiri, hah?!" tanya Bu Yuni dengan mendelikkan matanya."Sudahlah, Bu. Aku tak mau nantinya Dion seperti Mas Rangga, pergi meninggalkanku karena sikap Ibu," jawab Risa datar."Hei, ibu bahkan belum tahu bagaimana dan siapa Dion, apa pekerjaannya, sudah mapankah dia hingga berani menikahi putriku?" seru Bu Yuni."Tak penting, Bu. Yang penting anak dalam kandunganku memiliki seorang ayah," jawab Risa kekeh.Bu Lina dan Lia merasa heran dengan perdebatan anak dan ibu itu. Sebegitu tak berharganya kah seorang Rangga di mata mereka hingga di depannya mereka berdebat tentang seorang laki-laki lain tanpa ada r

  • Dihina Suami Setelah Aku Melahirkan   Kedatangan Bu Yuni

    "Loh, sayang banget, Mbak. Apa karena sedang hamil ya jadi gitu? Tapi beneran loh, Mbak ... mumpung ada gratisan, uenak pula," Bu Abdul kembali menawari Risa."Saya kan udah bilang gak berselera, Bu!" ucap Risa dengan wajah ditekuk.Karena merasa tak tahan saat melihat semua orang mengucapkan selamat kepada Kinan dan Radit, apalagi melihat Kinan yang selalu tersenyum bahagia membuat Risa pergi dari tempat itu dengan rasa dongkol.Ini merupakan kejutan buat Risa. Di saat dia mengira Kinan akan menderita karena gagal menikah, justru Kinan kini bahahia dengan sebuah kejutan istimewa.****Risa pulang ke rumah dengan rasa panas di hati. Ketika sampai, dia melihat ibunya-Bu Yuni- sudah duduk di ruang tamu bersama Bu Lina dan Lia "Oh, sudah sampai, Bu. Kirain besok mau ke sininya," ucap Risa kepada ibunya."Iyalah, setelah mendengar ceritamu waktu kamu telepon kemarin hati Ibu langsung panas aja," jawab Bu Yuni.Setelah itu dia beralih menatap Bu Lina dan bertanya kepadanya."Jadi selama i

  • Dihina Suami Setelah Aku Melahirkan   Akhirnya Sah

    Radit duduk di samping Ayahnya. Pak Penghulu mengambil tempat di depan Radit bersama wakilnya.Paklik dari Radit kemudian memberi sambutan untuk tamu yang sudah hadir. Setelah mengucapkan salam dan basa-basi kecil, dia mengungkapkan tujuannya datang ke rumah Kinan bersama keluarga."Saya rasa Bapak/Ibu sekalian tahu apa maksud kami datang ke sini ya ... karena ada Pak Penghulu bersama kami. Benar kami ingin menikahkan putra kami Radit Mahesa bersama Kinan Wulandari yang tempo hari sempat tertunda karena suatu hal." tutur Paklik Radit.Suasana kembali riuh saat Paklik dari Radit memperjelas maksud dan tujuannya."Dan untuk mempersingkat waktu, kami ingin segera memulai acara akadnya, silakan, Pak bisa dimulai ...." Paklil Radit mempersilakan.Kinan yang ada di dalam akhirnya disuruh keluar oleh adiknya, Dinda."Mbak, udah ditungguin, cepetan keluar," ucap Dinda."Eh, bentar Mbak. Ganti baju, gih. Ini ada kebaya cantik dan kerudungnya," ucap MuA itu bergegas."Bu Niken dan keluarganya

  • Dihina Suami Setelah Aku Melahirkan   Acara di Rumah Kinan

    Hari itu Bu Rina meminta bantuan Ranti dan Dinda serta beberapa tetangga lainnya. Pak Abdul dan istrinya juga secara khusus diminta bantuannya.Sementara ada orang suruhan Bu Niken yang membantu Kinan agar tampak lebih cantik."Kenapa aku mesti dirias seperti ini, Mbak?" tanya Kinan heran."Ini atas perintah Bu Niken. Dia ingin mengunjungimu dan dia tak ingin melihatmu pucat seperti ini." ucap perempuan itu.Kinan pun akhirnya menurut dan membiarkan dirinya dirias oleh orang suruhan Bu Niken."Aku juga bawain baju yang cantik buat Mbak Kinan. Setelah ini Mbak ganti baju juga ya," ucap perempuan itu.Kinan mengangguk kecil, sebenarnya dia ingin menolak untuk berhias apalagi jika dia mengingat Radit masih terbaring lemah. Tapi karena semua atas permintaan Bu Niken, maka Kinan tak dapat menolaknya.Sementara Bu Rina dengan wajah sumringah, membersihkan rumahnya dengan bantuan Ranti, seolah akan ada acara di rumahnya. Dinda lebih memilih untuk menjaga Caca."Bu, ini bunga pesanan Ibu, say

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status