Share

Bab 11

Author: Felix Harrington
Ryan menggeleng sambil tersenyum getir. Dia tidak membalas pesan itu. Perasaannya tidak sedalam dulu lagi. Alisha sudah tidak seperti dulu. Cinta pertamanya hanya tinggal kenangan dan berakhir di musim panas saat kelulusan kuliah hari itu.

Ryan memeriksa ponselnya lagi dan melihat ada banyak panggilan tak terjawab. Biasanya itu hanya panggilan promosi dari agen asuransi dan pinjaman, jadi dia tidak terlalu peduli. Namun, dia terkejut saat menyadari ada 3 panggilan tak terjawab yang masuk pukul 10 pagi.

Seharusnya itu bukan panggilan promosi, jadi Ryan menghubungi kembali nomor itu. "Halo, tadi kamu menghubungiku ya? Aku Ryan."

"Oh. Halo, Ryan. Aku Feliska, manajer divisi personalia dari kantor pusat EPS Group. Aku menghubungimu untuk memberi tahu bahwa kamu resmi diterima di bagian pemasaran kantor pusat kami. Mohon lakukan serah terima pekerjaanmu di kantor cabang dan datang ke kantor pusat Senin depan."

"Apa? Aku diterima di kantor pusat?" tanya Ryan dengan terkejut. Dia seketika merasa kikuk.

"Pak Ryan, apa ada masalah?" tanya Feliska dengan perhatian.

Ryan sangat bingung karena dirinya masih magang. Apalagi, hari ini dia mau pergi ke perusahaan untuk mengurus prosedur pengunduran diri. Kenapa tiba-tiba malah diterima di kantor pusat?

"Ini nggak salah? Apa mungkin namanya sama?" tanya Ryan. Dia hampir tidak bisa memercayainya.

"Dari semua pekerja magang kali ini, hanya kamu yang bernama Ryan. Nggak akan salah," sahut Feliska.

"Tapi aku ...," ucap Ryan yang makin bingung.

Feliska menyela, "Divisi personalia hanya mengurus penempatan posisimu. Mengenai detailnya, kamu bisa tanyakan langsung pada divisi yang mempekerjakanmu. Mereka akan beri jawaban."

"Oke, baiklah. Terima kasih," tutur Ryan dengan semangat.

"Sama-sama. Ingat untuk datang tepat waktu Senin depan. Sampai jumpa," balas Feliska.

Setelah panggilan itu berakhir, Ryan merasa sangat gembira. Divisi pemasaran EPS Group adalah salah satu divisi yang terkuat selain divisi litbang.

Visi EPS Group adalah berfokus pada pasar. Itu sebabnya, EPS Group memiliki tradisi bahwa semua divisi harus bekerja sama dengan divisi pemasaran. Divisi pemasaran adalah garda terdepan dan pemimpin perusahaan.

Ryan seketika senang sekali. Dengan kondisinya yang sekarang, bisa bergabung dengan divisi pemasaran itu benar-benar titik balik besar dalam hidupnya.

Ryan hanya tidak mengerti. Padahal dia sudah mau mengundurkan diri, kenapa tiba-tiba bisa diterima di divisi pemasaran kantor pusat?

Ryan menggeleng dan memutuskan untuk tidak memikirkannya dulu. Lagi pula, dia juga akan mengetahui detailnya di kantor pusat Senin depan nanti. Yang harus dia lakukan sekarang adalah melakukan serah terima pekerjaan di kantor cabang.

Ryan pun bangkit untuk membersihkan diri, lalu keluar. Setibanya di perusahaan, dia langsung menuju ke kantor Haikal. Lantaran terlalu bersemangat, dia langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.

Namun saat ini, ada seorang karyawan wanita yang sedang duduk di atas pangkuan Haikal sambil bersikap manja. Sementara itu, Haikal sedang memajukan bibirnya dan hendak mencium wajah karyawan wanita itu.

"Astaga!" pekik Ryan.

Begitu melihat Ryan masuk, Haikal terkejut dan buru-buru mendorong karyawan wanita dari pangkuannya. Dia menyergah, "Kamu nggak bisa ketuk pintu dulu?"

Ryan terkekeh-kekeh sebelum berujar, "Pak Haikal, aku begini juga karena ada urusan mendesak."

"Urusan mendesak apa? Bukannya kemarin kamu bilang mau mengundurkan diri? Aku masih tunggu surat pengunduran dirimu," balas Haikal.

Ryan melirik sekilas karyawan wanita itu dengan tatapan sinis, lalu menoleh ke arah Haikal sambil tersenyum. Dia menyangkal, "Mengundurkan diri? Sepertinya aku nggak pernah bilang begitu. Pak Haikal, hari ini aku datang untuk melakukan serah terima pekerjaan."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 160

    "Benar, sihir!" Ryan menurunkan suaranya. "Sihir Harry Potter! Wuu, wuu, wuu!""Enyah sana!""Siap!"Ryan pun kembali ke kamar dengan riang, bersiap mematikan ponsel dan tidur. Namun, tiba-tiba muncul satu pesan dari nomor tak dikenal.Pesannya singkat saja, hanya satu kalimat.[ Ryan, aku ingin bicara denganmu. ]Ryan tertegun. Orang ini bisa langsung memanggil namanya, berarti pasti seseorang yang dia kenal. Siapa ya?Dia membalas.[ Kamu siapa? ]Beberapa saat kemudian, balasan masuk.[ Saskia. ]....Malam berikutnya, di Bar Starry.Bar ini merupakan salah satu bisnis milik keluarga Kenny. Malam itu, Kenny mengundang Ryan untuk bersenang-senang di bar milik keluarganya, menjanjikan akan memberinya "kenikmatan kelas raja".Sebenarnya Ryan sempat menolak, tetapi karena tak enak hati, akhirnya dia tetap datang.Bar Starry punya suasana yang romantis. Di lantai satu, bartender cantik sibuk membuat berbagai koktail sambil memainkan atraksi api yang berwarna-warni. Orang-orang duduk di m

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 159

    Zio tertegun sejenak.Detik berikutnya, Ryan berkata, "Eh, aku baru ingat. Kamu 'kan nggak sudi makan di kantin. Ya sudah, nggak usah ikut."Lucya langsung mengerutkan kening. "Ryan!" Dia tidak ingin klien melihat keributan internal di divisinya.Di luar dugaan, Tania justru tertawa karena gaya Ryan yang sedikit usil itu.Zio berkata, "Ryan, cuma makan bareng klien saja, nggak perlu sombong begitu. Nanti juga kamu bakal kena batunya."Ryan tertawa lebar. "Oke, aku tunggu ya! Oh ya, ngomong-ngomong soal makan, tadi kamu bilang mau traktir semua orang, 'kan? Jangan bohong lho! Aku sudah kosongin perut dari siang, nanti malam harus makan dari traktiranmu! Hahaha!"Ryan berjalan keluar dari kantor dengan wajah ceria.Tania tersenyum geli dan berkata dengan nada lembut, "Kamu ini cerewet juga ternyata.""Padahal aslinya aku polos lho," sahut Ryan. "Dia yang sering cari masalah sama aku.""Hahaha!" Tania tertawa lagi. Entah kenapa setiap kali melihat Ryan, dia selalu merasa lucu. Ini seperti

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 158

    "Karena Bu Tania sudah memercayaiku, aku juga ingin memberi janji. Selama masa kerja sama, kalau ada masalah yang disebabkan oleh kesalahan pihak EPS, aku akan segera turun tangan secara langsung untuk menyelesaikannya.""Selain itu, kalau selama proses kerja sama ada hal yang membuat Bu Tania kurang nyaman, silakan langsung menghubungiku. Aku akan segera mengoordinasikan dan menyelesaikannya.""Semua yang kulakukan ini hanya demi satu tujuan. Sentosa Media sudah memberikan kepercayaan pada EPS, maka kami juga harus layak mendapatkan kepercayaan itu dan memastikan Sentosa Media nggak punya kekhawatiran apa pun di kemudian hari.""Bagus!" Tania bertepuk tangan sambil tersenyum puas.Lucya dan yang lain tertegun. Apa yang baru saja disampaikan Ryan benar-benar seperti penampilan kelas atas dalam dunia penjualan. Dia mampu menangkap inti dari kebutuhan klien dengan sangat tajam, berbicara tepat pada sasaran, dan memberikan rasa aman melalui komitmen yang kuat. Inilah tipe sales yang benar

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 157

    Zio tahu bahwa semuanya sudah terbongkar. Dengan wajah pasrah, dia berkata, "Bu Lucya, aku salah."Wajah Lucya langsung dipenuhi amarah. Sungguh memalukan. Urusan internal divisinya malah terbongkar di depan klien!Tania berkata, "Bu Lucya, menurut pandanganku, manajer penjualanmu ini baik dari sisi moral, etika profesional, maupun kemampuan pribadi, semuanya bermasalah. Kalau dia yang mewakili EPS untuk menandatangani kontrak, kami nggak akan setuju."Kalimat itu membuat hati Zio langsung tenggelam ke dasar. Sementara Lucya hanya bisa menarik napas panjang. Kerja sama besar yang sudah hampir selesai, malah berantakan begitu saja.Tepat pada saat itu, terdengar ketukan di pintu."Siapa?" tanya Lucya dengan nada jengkel."Aku, Ryan!" Terdengar suara dari luar."Ada apa?" tanya Lucya segera."Aku boleh masuk sebentar untuk bicara?" tanya Ryan balik.Lucya merasa semakin kesal. Dua manajer penjualan ini benar-benar membuat kepalanya pusing. Namun, Tania justru tersenyum tipis dan berucap,

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 156

    Dalam dunia penjualan, cara untuk mendapatkan klien itu bermacam-macam. Kadang memberikan sedikit hadiah atau suap kecil dianggap hal yang biasa. Tentu saja, dari sisi tim penjualan, itu dianggap wajar. Namun, kalau sampai pihak klien menyadarinya, itu bisa menjadi masalah besar.Klien tidak akan membiarkan orang dari pihak mereka menerima suap, karena itu bisa memengaruhi kerja sama. Kalau hari ini Tania datang dengan membawa alasan suap untuk menghentikan penandatanganan kontrak kerja sama, masalahnya bisa menjadi serius.Lucya langsung menatap tajam ke arah Zio dan membentak, "Zio, apa maksudnya ini?"Zio buru-buru menjawab, "Bu Lucya, aku cuma memberikan klien sepasang kenari hias. Cuma hadiah kecil saja. Nggak bisa disebut sebagai suap, 'kan?"Tania langsung menyela, "Frandy bilang nilainya 36 juta! Nilai segitu bisa disebut hadiah kecil?"Zio langsung terdiam.Lucya tahu jelas, pihak lawan sedang mencari-cari celah. Kalau tidak hati-hati, kerja sama ini bisa gagal total. Karena k

  • Dijaga Gadis-Gadis Berdasi, Dikejar Para Janda Berdaster   Bab 155

    "Pak Frandy? Dia sudah keluar dari tim proyek ini," sahut Taro."Apa?" Zio tertegun. Firasat buruk langsung menyergap hatinya."Pak Zio, kenapa bengong saja? Cepat antar klien ke ruang Bu Lucya. Beliau pasti sebentar lagi kembali," kata Poppy."Oh, oh, baik!" Zio buru-buru berkata, "Silakan lewat sini. Aku antar ke ruang Bu Lucya. Beliau sebenarnya mau turun langsung menjemput kalian, tapi tiba-tiba ada rapat penting. Sebentar lagi juga kembali.""Nggak masalah," jawab Tania dengan senyuman profesional, lalu mengikuti Poppy dan Zio menuju divisi pemasaran.Sementara itu, dari jendela lantai delapan, pemandangan itu terlihat jelas oleh Ryan. Sudut bibirnya perlahan terangkat membentuk senyuman kecil."Bu Tania, lama nggak bertemu. Kamu masih sama seperti dulu, cantik dan berwibawa." Begitu tiba di divisi pemasaran, Lucya juga kebetulan baru saja kembali. Pertemuan kerja sama pun dilakukan di ruang kantornya yang luas.Lucya dan Tania saling berjabat tangan. Dua wanita cantik dan berkari

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status