Share

dengan berat

Dengan berat hati, kulangkahkan kaki ke rumah bergaya minimalis dengan cat toska terang itu. Pintu rumah nampak terbuka sementara anak Kak Dani nampak duduk di terasnya.

"Assalamualaikum," ucapku sambil menelan ludah, aku sungguh khawatir dia melaporkan masalah ini ke kantor polisi.

Bukankah, bukan hal sulit untuk melacak pelaku dan menyelidiki bukti?

"Hmm, aku benar-benar tegang," gumamku sendiri.

"Walaikum salam," suara jawaban Kak Dani terdengar dari dalam.

Ah, aku sungguh malas menjumpainya, malas menatap wajah yang dulu sering menyeringai jahat dan menertawakan kepolosanku, sikapnya sama jahatnya dengan kak Yanto yang suka membentak dan berteriak pada diri ini, sejak pertama aku menginjakkan kaki lingkungan mereka.

"Masuklah," ujar kak Tina yang mengikuti dari belakang.

"Baik, Kak," balasku lirih. Ketika ku injakan kaki ke lantai ubin berwarna marmer coklat itu, kak Dani nampak menoleh dari kasurnya yang dihamparkan di depan Tivi.

"Masuklah Zahra," ujarnya memberi isyarat.

"Terim
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status