Share

Bab 20

Author: Juwita Liling
last update Last Updated: 2025-06-11 15:17:55

Eric duduk di kursi dalam ruangannya, pikirannya dipenuhi oleh bayangan Kasih dan bayi dalam kandungannya. Ia mengusap kasar wajahnya. Saat ini, ia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Tak lama, pintu ruangannya terbuka. Di ambang pintu, ia melihat Bagas. Ia menghembuskan napas beratnya. Bagas melangkah masuk ke dalam ruangan Eric, matanya memandang wajah atasannya itu dengan prihatin.

Bagas tahu jika saat ini atasannya itu benar-benar kacau. Semua kenyataan tentang Cintya dan kepergian Kasih membuatnya terpuruk dan dipenuhi penyesalan akan sikapnya terhadap Kasih selama ini. Keterpurukan dan penyesalan yang berusaha disembunyikannya, rasa kehilangan yang dipendamnya dalam hati.

Bagas duduk di kursi. Ia menghela napas sebelum berbicara pada atasannya. Saat ini, ia harus berhati-hati dalam melontarkan perkataan.

"Apakah kau sudah menemukannya?" tanya Eric. Ia memandang wajah asistennya itu. Tatapan itu penuh harapan pada Bagas, berharap pria itu mendapatkan informasi te
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 27

    Nayla perlahan melepaskan pelukannya dari Eric. Tatapan bening bocah itu tak beranjak dari wajah pria di hadapannya. Eric mengulas senyum di wajahnya, lalu mengangkat tangan dan menyelipkan helai rambut Nayla ke belakang telinga dengan lembut.Bocah tiga tahun itu mendongakkan wajah mungilnya ke arah Kasih, seolah meminta kepastian atas ucapan pria tersebut. Kasih hanya mengangguk pelan sambil tersenyum penuh kasih.Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Eric langsung menggendong Nayla. Ajaibnya, Nayla sama sekali tidak menolak. Hal itu membuat wajah Eric senang sekali. Sorot matanya berbinar, seolah tengah memeluk dunia yang selama ini hanya bisa ia bayangkan.Suasana dalam mobil Eric terasa sunyi. Hanya suara mesin yang terdengar samar. Sesekali Nayla mencuri pandang ke arah Eric yang duduk di samping Kasih, sementara tubuh kecilnya bersandar di pangkuan sang mama.“Mama,” panggil Nayla pelan.Kasih tersenyum. Ia tahu benar nada suara itu. Ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh putrin

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 26

    Jantung Kasih berdegup kencang. Ia benar-benar tak menyangka kata Mama meluncur dari bibir pria yang saat masih memandangnya dan juga Nayla. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan debaran dalam dadanya. Walau bagaimanapun, dulu ia pernah menaruh harapan pada pria itu. Namun, semua itu telah sirna. Kasih merasa bahwa harapan itu hanyalah sebuah ilusi, sesuatu yang tak akan pernah bisa ia genggam.Kasih menoleh ke arah Nayla saat mendengar suara putrinya yang bertanya dengan polosnya.“Om Eric, kenapa Om memanggil Mama aku dengan 'Mama' juga? Om Eric kan bukan anak Mama,” ucap Nayla sambil memandang wajah pria itu dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.Eric terlihat kaget dan gugup. Ia mencoba menjawab, tetapi kata-katanya terhenti di ujung lidah. Ia tampak kebingungan, seolah terjebak oleh ucapannya sendiri. Pandangannya beralih ke Kasih, seakan memohon bantuan untuk keluar dari situasi yang membingungkan itu.Dalam hati Eric bergumam, ia merasa heran dengan dirinya sendiri.

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 25

    Suasana pagi terasa hangat dan penuh semangat, riuh oleh suara celoteh dan tawa kecil Nayla yang memecah keheningan rumah. Bocah itu sudah tampak rapi dan cantik dengan seragam PAUD-nya. Ia duduk manis di kursi makan, senyum lebar menghiasi wajah mungilnya. Dengan mata berbinar, Nayla memperhatikan Kasih yang sedang menuangkan nasi goreng ke piringnya.Aroma sedap nasi goreng mengepul hangat, membuatnya beberapa kali mengendus sambil mengangguk senang. Pandangannya lalu beralih pada telur ceplok setengah matang yang diletakkan di pinggir piring. Tak lama kemudian, ia menoleh ke arah pintu, matanya langsung menangkap sosok Revan yang baru saja masuk ke ruang makan.“Selamat pagi om Revan,” ucapnya sambil tersenyum.Revan memandang Nayla, ia membalas senyuman keponakannya itu. “Pagi Nay,” balasnya.Perlahan ia menarik kursi dan duduk, Nayla memandang Revan sambil tersenyum.Terdengar suara pintu di ketuk dari luar, Kasih segera meletakkan piring di atas meja di hadapan Nayla dan Revan.

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 24

    Eric memandangi Kasih yang sedang menidurkan Nayla di atas tempat tidur. Seusai makan malam tadi, Eric tampak tak berdaya. Putrinya sama sekali tidak mau mendekat kepadanya. Berbagai macam bujukan telah ia lakukan, tetapi Nayla hanya menatapnya dingin, lalu memalingkan wajah.Minat Nayla terhadap semua boneka dan mainan yang diberikan oleh Eric pun hilang begitu saja. Gadis kecil itu lebih memilih menggambar bersama Revan daripada bermain dengan hadiah-hadiah yang telah disiapkan Eric dengan penuh harap.Tidak hanya itu, Revan yang semula tampak senang saat menerima hadiah berupa kotak alat menggambar dari Eric, tiba-tiba berubah menjadi kikuk setelah melihat lirikan tajam dari Nayla. Tanpa berkata apa pun, remaja berkebutuhan khusus itu menyerahkan kembali kotak tersebut kepada Eric."Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya." Ucapan ibunya itu kembali terngiang di telinganya saat ini, saat ia teringat bagaimana sang ibu sering mengatakan hal itu setiap kali melihat sikapnya yang hampir m

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 23

    Eric keluar dari mobil, seperti yang dikatakannya pada Kasih sebelum ia pergi bahwa ia akan kembali dua jam kemudian. Sebelum melangkah masuk ke dalam rumah Kasih, Eric terlebih dulu meminta sopir pribadinya untuk mengambil semua hadiah yang telah ia siapkan untuk Nayla dan juga Revan.Ia mengulas senyum lebar di wajahnya. Melihat berbagai macam boneka dari yang terkecil sampai yang terbesar. Eric berpindah memandang kotak seperangkat alat gambar dan lukis untuk Revan. Ia tahu jika Revan sangat suka menggambar dan melukis.Di depan pintu rumah Kasih, ia berdiri menatap pintu. Dari dalam terdengar suara tawa Nayla. Senyum kembali terulas di wajahnya."Ternyata putriku sudah bangun," ucapnya.Ia memandang salah satu boneka beruang yang dipegangnya.Tanpa mengetuk, Eric membuka pintu. Nayla dan Revan yang sedang duduk di lantai beralaskan karpet menoleh ke arah pintu."Om!" seru Nayla. Senyum lebar tertera di wajahnya. Kedua matanya berbinar memandang boneka besar yang dipegang oleh Eric

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 22

    Suasana ruang tamu rumah Kasih yang tidak begitu luas itu kini terasa semakin sempit dan sesak. Ruangan itu seolah menghimpit Kasih, membuatnya sulit bernapas. Kasih dan Eric duduk berhadapan di sofa, terdiam seribu bahasa. Mereka seakan menikmati keheningan yang menggantung di antara mereka, meski sebenarnya hati keduanya sama-sama gaduh oleh berbagai rasa dan pikiran. Eric sangat bersyukur karena cabang perusahaannya di surabaya mengalami masalah sehingga ia bisa menemukan Kasih dan juga putrinya.Tadi begitu Eric tersadar dari keterpakuannya, tanpa sepatah kata pun ia langsung menarik tangan Kasih. Tak memberinya kesempatan untuk berbicara, apalagi protes, Eric menyuruh Kasih masuk ke dalam mobil dan memintanya untuk memberitahukan dimana rumahnya."Pak Eric, lebih baik Anda..." Kasih tidak melanjutkan kalimatnya. Tatapan tajam dari Eric membuatnya terdiam. Tatapan itu seolah berkata, diamlah, jangan bicara dulu.Kasih menarik napas panjang, lalu melirik ke arah putrinya yang ter

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status