Share

DIAM-DIAM MULAI PERHATIAN

Author: Rita Hawa
last update Last Updated: 2024-08-12 11:32:26

"Minggir, biar aku saja!"

Ketika para karyawan mendengar suara itu, mereka langsung menunduk dan bahkan tidak berani bernafas dengan keras. Semuanya diam di tempat dan seolah berubah menjadi patung.

Natasha yang masih pingsan di meja kerjanya langsung digendong Leon dan segera dibawa lari ke rumah sakit besar tak jauh dari kantor.

Yunka dan Mauren dengan perasaan takut memilih menyusulnya. Entah kenapa mereka berdua selalu merasa was-was ketika Natasha bersama Leon.

"Grant, cepatlah!" Leon berseru dengan panik begitu berhasil membawa Natasha ke mobilnya.

Kedua gadis itu tertinggal karena langkah Leon terlalu cepat.

**

Di rumah sakit, Natasha masih tak sadarkan diri meski dokter sudah selesai memeriksanya. Hal itu membuat Leon sangat cemas.

Meski ia selalu membuat Natasha kesal dan bersikap dingin padanya, Leon merasa tidak ada salahnya berusaha menjalin hubungan yang sebenarnya dengan Natasha. Meski pun ia tahu semuanya tidak akan mudah mengingat Natasha begitu membencinya sejak kejadian kemarin.

Untuk itu, Leon dengan sabar duduk di samping tempat tidur Natasha dan meminta Grant untuk menunda meetingnya.

Suara Leon yang keras saat berbicara pada Grant akhirnya membuat Natasha bangun.

Gadis itu mengerjapkan matanya dan melihat sekeliling, ia segera tahu kalau ada di rumah sakit.

"Di mana Yunka dan Mauren? Apakah hanya Leon yang membawaku ke sini?" pikir Natasha.

Leon yang sibuk menjelaskan detail pekerjaannya hari ini pada Grant, tak menyadari kalau Natasha ternyata sudah bangun.

Sebaliknya Grant yang menyadari hal itu dan ia berteriak senang, "Tuan Muda, Nona Natasha sudah siuman."

Leon menghentikan pembicaraannya dan tatapannya beralih ke arah Natasha. Meski dalam hatinya ia sangat senang, tapi kenyataannya bahkan tidak ada senyuman sedikitpun di wajah Leon.

"Kamu sangat merepotkanku hari ini." Leon berkata dengan dingin.

Natasha mendengus kesal dan tidak ingin berbicara apapun, percuma.

Kesal tidak mendapat jawaban apapun dari Natasha, Leon berbalik pergi dan berseru pada Grant, "Aku akan kembali ke kantor sekarang juga!"

"Tapi Tuan Muda, bagaimana dengan Nona?"

"Jaga dia!"

Grant diam-diam tersenyum senang karena menyadari tuan mudanya mulai jatuh cinta pada Natasha, jadi dia mengangguk dengan patuh.

Begitu Leon pergi, Natasha bertanya pada Grant dengan kesal, "Apa Tuan Mudamu tidak makan makanan seperti kita, Grant?"

"Maksud Nona?"

"Dia tidak seperti manusia, sangat tidak berperasaan."

Grant tertawa kecil dan mengubah topik lain. "Apa Nona ingin makan sesuatu?"

"Ya Grant, aku lupa sarapan tadi pagi dan aku juga tidak tidur semalam."

"Hmm pantas saja Nona pingsan. Aku akan segera kembali."

Natasha hanya mengangguk dan tidak mengatakan apapun lagi, suster datang untuk kembali memeriksa begitu Grant pergi.

Tak lama kemudian, Grant kembali dengan beberapa kantong makanan di kedua tangannya.

"Ya ampun, kenapa banyak banget?"

Grant hanya nyengir dan membantu Natasha mengeluarkan makanan dari kantong. Tentu saja semua makanan itu perintah Leon.

"Bagaimana keadaan Nona sekarang?" tanya Grant begitu Natasha selesai makan.

"Sudah lebih baik, apa aku bisa kembali sekarang?"

"Kembali ke kantor?"

"Menurutmu, Grant?" Natasha sangat kesal sehingga ia memutar matanya ke arahnya.

"Tapi Nona..."

"Hari ini ada meeting penting, aku rasa tidak akan terlambat jika aku kembali sekarang." Natasha menyela sambil melirik ke arah jam tangannya.

"Nona, tapi meetingnya diajukan, jadi sepertinya sudah selesai." Kata Grant beralasan.

"Sejak kapan Pak Leon menjadi tidak konsisten? Atau dia memang sengaja?"

Grant tidak berani memberitahu alasan dan dugaannya terhadap sikap Leon yang dilihatnya hari ini. Ia hanya meresponsnya dengan senyuman salah tingkah.

"Kalau begitu aku ingin pulang, tapi apa boleh sama Pak Leon? Tolong tanyakan Grant, aku malas berbicara dengannya."

Karena Natasha adalah calon istri Leon, maka Grant mengangguk patuh dan langsung melakukan apapun perintah Natasha.

"Diijinkan pulang tidak?" Natasha bertanya dengan putus asa, takut Leon begitu kejam dan menyuruhnya kembali ke kantor.

Grant mengangguk sebelum berkata, "Mari saya antar Nona pulang!"

Natasha sangat senang dan segera turun dari ranjangnya.

Tiba di rumahnya, Andin menatap putrinya dengan heran karena ia tahu ini masih jam kantor dan Natasha tidak pernah pulang sepagi ini untuk alasan apapun, apalagi diantar oleh Grant.

"Nat, kamu..."

Sebelum Andin menyelesaikan pertanyaannya, Grant lebih dulu menyela.

"Maaf Bu, Tuan Muda yang menyuruh Nona pulang karena tidak enak badan."

Senyum cerah seketika muncul di wajah Andin yang awet muda, "Tuan Mudamu memang sangat perhatian pada calon istrinya, Grant, kalau begitu terimakasih. Kamu hati-hati di jalan."

Natasha memutar matanya ke arah mamanya sebelum naik ke lantai atas menuju ke kamarnya.

Begitu Grant pergi, Andin segera menyusul Natasha ke kamar.

"Nat, Mama bilang tadi pagi juga apa? Tapi kamu ngeyel, hasilnya Leon begitu murah hati menyuruh kamu pulang kan? Dia itu tidak seburuk yang kamu pikir kok."

"Hmm, ya Ma. Aku mau istirahat dulu sekarang."

"Iya Sayang."

Andin kemudian pergi dari kamar Natasha, pada saat itu Natasha baru ingat kalau ponselnya masih ada di kantor. Jadi dia berjalan cepat keluar kamar mencari mamanya.

"Ma, aku boleh pinjam HP? Aku lupa kalau Hpku ketinggalan di kantor."

Andin tersenyum manis dan berkata, "Biar Mama saja yang telfon Leon untuk mengantarnya ke sini."

Natasha memberengut kesal, "Dia tidak mungkin mau Ma, dia sangat sibuk."

"Lihat saja nanti!" kata Andin menggoda Natasha.

Natasha mengabaikan mamanya dan kembali ke kamar untuk istirahat. Sore harinya, pintu kamar Natasha diketuk dengan gaya tangan yang terdengar asing, tapi sangat mengganggu.

"Sebentar Ma!" teriak Natasha.

Begitu pintu terbuka, Natasha sangat terkejut sampai ia ingin menutup pintu kamar itu kembali, tapi mana mungkin berani? Sementara orang yang begitu ia benci berdiri di depan pintunya tanpa ekspresi.

"Gak bisa gitu Hpnya dikasihkan ke Mama aja? Lama-lama kamu modus deketin aku!" Natasha mengomel seperti orang gila sambil menarik kasar ponselnya dari tangan Leon.

"Berisik!"

Hanya satu kata yang keluar dari mulut Leon, tapi membuat hati Natasha bertambah jengkel, alhasil dia mengulurkan tangannya untuk menutup pintu kamarnya kembali, namun dengan cepat Leon menghentikannya.

Ia mencondongkan tubuhnya sehingga wajah mereka sangat dekat, Natasha tiba-tiba gemetar ketakutan.

"A-apa yang akan kamu lakukan?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dijodohkan Dengan CEO Arogan: Aku Sangat Membencinya   KEJUTAN LAGI

    “Apakah akan turun hujan lebat malam ini?”Leon mengerutkan keningnya dan menatap Natasha yang tersenyum menggoda padanya.“Wanita selalu benar.” Dia mengeluh.Natasha terkekeh dan dengan sayang menatap Leon yang sedang cemberut padanya.Dia membelai pipi putih suaminya yang sehalus patung paling sempurna itu sambil tersenyum penuh kebahagiaan.“Aku senang kamu sekarang bisa meminta maaf ketika kamu melakukan kesalahan.”"Saya belajar dengan susah payah." Jawab Leon.“Terima kasih atas usahamu.”Leon hanya bergumam dan dia mengajak Natasha kembali ke apartemennya dan bertanya, "Ini ulang tahun pertamaku bersamamu, tapi kamu tidak membelikanku kue."Natasha tertawa saat menyadarinya.Dia mengusap lengan suaminya dan berkata dengan lembut, "Kupikir satu hadiah akan cukup untuk seseorang yang serius sepertimu.""Hmm lain kali kamu harus membawakannya untukku.""Setuju."Leon tersenyum sambil mengantar Natasha kembali ke apartemennya.sedangkan Natasha, ternyata saat ini dia seperti wanit

  • Dijodohkan Dengan CEO Arogan: Aku Sangat Membencinya   MAAF SAYANG

    Natasha sudah siap dalam balutan gaun berwarna biru lembut yang dibeli Leon beberapa hari lalu, lengkap dengan beberapa makanan di meja makan dan sebuah bros emas berhiaskan berlian asli di tangannya.Namun Leon belum juga datang, padahal waktu sudah hampir jam 9 malam.Natasha menelepon bolak-balik tetapi panggilannya selalu tidak dijawab.Dia mulai khawatir dan khawatir, takut jika Leon terlalu kecewa dan marah padanya tadi sehingga dia tidak pulang malam ini.Membuat Natasha sangat kesal di tempatnya sehingga berulang kali ia duduk dan berdiri lalu mondar-mandir seperti sedang menyetrika pakaian.Dia kemudian menghubungi Grant, karena hanya dia yang mengetahui semua jadwal Leon.Panggilan itu tersambung secepat kilat dan membuat Natasha sedikit lega."Selamat malam, Bu Natasha. Apakah ada yang bisa saya bantu?"Suara ramah Grant segera mencapai telinganya."Apa Leon masih di kantor?""Pak Leon sudah pulang sekitar 20 menit yang lalu. Belum sampai?""Belum, apa menurutmu dia tidak a

  • Dijodohkan Dengan CEO Arogan: Aku Sangat Membencinya   REGAN BAD MOOD

    Karena sampai saat ini Natasha belum diijinkan oleh Leon untuk pergi ke kantor, maka dari itu dia pergi ke taman dan duduk di ayunan sambil berpikir keras.Dia terus mengingat rangkaian kejadian khusus apa saja yang berkaitan dengan dirinya dan Leon, namun dia tidak dapat menemukannya, dia terus mencoba hingga dia teringat sesuatu."Apakah hari ini ulang tahunnya?"Natasha tersenyum kecil sambil menggeleng saat menyadari Leon sedang marah padanya seperti anak kecil yang ibunya tidak membelikan mainan untuknya.Mengingat kejadian tadi, Natasha merasa ingin tertawa, ia kemudian mempunyai ide untuk memberikan sesuatu di hari ulang tahun Leon, maka ia pun masuk ke dalam villa untuk mencari buku sketsanya.Di saat yang sama, dia menghubungi Angel untuk memastikan."Iya Natasha, ada apa? apa kamu sudah memberi kejutan pada kakakku hari ini?""Jadi, benar ya hari ini hari ulang tahunnya?""iyalah, kenapa? Jangan bilang kamu belum mengucapkannya."Seolah melihat Angel di depannya, Natasha men

  • Dijodohkan Dengan CEO Arogan: Aku Sangat Membencinya   AKU SUDAH BERKOMITMEN DENGAN NATASHA

    "Tante Yola ingin Leon dan Natasha bercerai, apa kamu tidak mau bekerja sama denganku?"Nick yang sedang memeriksa dokumen di ruang kerja pribadinya, mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sumber suara yang baru saja memasuki ruangannya.“Sebenarnya aku tidak tertarik bekerjasama denganmu.”"Oh ya?" Selena tertawa sambil berjalan menuju kursi Nick dan melingkarkan lengan rampingnya di leher Nick dari belakang."Come on Nick, kamu bisa mendekati Natasha dan aku akan menjaga Leon, kamu harus berterima kasih padaku karena telah menawarkan kerjasama yang sangat menguntungkan ini."Nick berusaha melepaskan diri dari tangan Selena yang menempel manja di lehernya."Lepas!""Ya Tuhan, baiklah. Bagaimana?""Sejujurnya, tanpa kamu meminta kerja sama, aku sudah bertekad untuk tetap mendekati Natasha. Aku mencintainya sejak kami masih sekolah, dan sampai saat ini aku belum bisa memilikinya?"Tawa Selena semakin lebar."Aku tidak menyangka seorang casanova sepertimu ternyata adalah pejuang cinta

  • Dijodohkan Dengan CEO Arogan: Aku Sangat Membencinya   MEMINTA SELENA KEMBALI PADA LEON

    "Leon, umur mommy tidak akan lama lagi, kenapa kamu begitu tidak berperasaan?" Yola memohon dengan air matanya yang menyedihkan.Bukannya kasihan, Leon malah tersenyum mencemooh."Apa mommy tidak takut jika itu menjadi kenyataan?" Leon bertanya dengan sinis."Apa menurutmu mommy berbohong padamu?" Yola berteriak di sela-sela semburan air matanya.“Mommy selalu menggunakan cara ini berulang kali.” Kebencian muncul di wajah Leon yang terlihat semakin muram.Yola yang kehabisan akal untuk membalas perkataan putranya hanya terisak dan terlihat semakin menyedihkan.Di sela-sela pertengkaran mama dan kakaknya, Angel merasa perlu angkat bicara.“Mom, bukannya aku membela Leon, tapi tolong pikirkan perasaan Natasha, sebelumnya dia sudah banyak berkorban hanya untuk memenuhi keinginan Mommy dan menikah dengan Leon yang sama sekali tidak dia cintai dan sekarang mommy menyuruh mereka bercerai, kenapa mommy juga nggak mikirin perasaan tante Andin dan om Yudha?bagaimana jika aku di posisi Natasha

  • Dijodohkan Dengan CEO Arogan: Aku Sangat Membencinya   CERAIKAN NATASHA!

    "Bagaimana kabarmu sekarang?" Leon bertanya dengan cemas ketika Natasha menyelesaikan pemeriksaan dokternya."Sedikit lebih baik.""Syukurlah!" Ekspresi panik di wajah Leon berubah menjadi lega."Bolehkah saya pulang sekarang Dok?"“Iya, tapi kamu harus banyak istirahat di rumah.”"OKE." Natasha tersenyum bahagia karena tidak perlu menginap.Leon kemudian membawanya pulang setelah itu."Gimana kondisi mommy?”Leon menggeleng enggan, dia masih sangat kecewa pada Daddynya.Natasha mendengus dan berkata lagi, "kenapa nggak tanya sama Angel?”"Natasha, orang tuaku sekarang memperlakukanmu dengan buruk, kenapa kamu masih baik pada mereka?"“Aku tidak bisa melupakan kebaikan mereka saat itu.”Senyum kebanggaan dan haru tersungging di wajah Leon.Ia lalu mengulurkan tangannya untuk menggenggam lembut tangan Natasha.“Aku tidak salah memilih istri.”Natasha menunduk malu dan tersenyum.Setelah itu dengan santainya dia bertanya pada Leon, "Jadi kamu benar-benar tulus melupakan Selena?"Leon se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status