Share

Bab 3. Perkenalan

Penulis: Elfariani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-05 17:11:30

"Bu, aku mohon kali ini aja ya, plis! Bukankah Ibu hanya makan siang saja? Aku ikut atau nggak kan nggak masalah, ya Bu, ya?" Kembali Asha merayu sang Ibu, berharap kali ini rayuannya mempan.

"Nggak bisa, Asha!" pekik Bu Hani. "Ibu sudah janji mau ajak kamu untuk dikenalkan dengan anak teman Ibu, nggak enak kalau dibatalkan. Lagian siapa tau nanti setelah itu kalian berjodoh. Ingat, apa yang Ibu katakan waktu itu, dalam waktu sebulan kamu harus punya calon pasangan," ujar Bu Hani.

Sebenarnya Asha sedih kalau harus melewatkan live streaming kali ini, tapi ia juga tau kalau perintah Ibu adalah wajib dituruti. Akhirnya, ia pun mengalah dan ikut pergi dengan hati yang merana sekali.

"Ya udah deh," jawab Asha tak bersemangat.

"Nah, gitu dong! Sudah jangan manyun terus, ayo kita berangkat sekarang! Taksi sudah menunggu di depan."

Sementara di lain tempat, Bu Sulis yang merupakan teman lama Bu Hani pun sedang bersiap. Ia juga setuju dengan ide dari Bu Hani untuk menjodohkan anak mereka.

"Damian, temani Mama pergi ya!" ucap Bu Sulis pada anaknya, Damian.

"Mama mau kemana? Aku antar saja ya, hari ini aku sibuk."

Damian yang memang sangat gila kerja sampai lupa kalau usianya sudah matang untuk segera menikah.

"Mama mau ketemu teman lama sayang, kamu temani Mama ke sana. Sekalian nanti kita makan siang," sahut Bu Sulis.

Walau awalnya Damian menolak dan tidak mau, tapi akhirnya ia pun menuruti kemauan sang Mama. Toh cuma makan siang saja. Bu Sulis juga tak mengatakan kalau selain makan siang juga nanti ia akan mengenalkan Damian dengan anak perempuan Bu Hani.

******

Saat ini Asha dan Ibunya sudah hampir sampai di tempat tujuan. Asha merasa sangat tidak percaya diri sekali dengan penampilan saat ini. Bukan hanya memakai dress saja, tapi ibu juga menyuruhnya memakai heels yang membuatnya sedikit kesulitan untuk berjalan.

"Pelan-pelan dong Bu, ini aku susah jalannya," protes Asha pada ibunya, ia cukup kesulitan berjalan memakai sepatu hak tinggi milik Lisa.

Setelah itu, mereka mencari tempat duduk, sepertinya Bu Sulis dan juga putranya belum sampai. Bu Hani pun menanyakan di mana posisi Bu Sulis dan ia bilang kalau sudah berada dalam perjalanan menuju tempat mereka janjian.

"Bu, ayo makan. Aku udah lapar nih," celetuk Asha.

"Nanti Sha, tunggu teman Ibu ya sebentar lagi juga sampai," jawab ibu.

Huft!!

"Bu, Asha ke toilet dulu ya. Kebelet pipis nih," ucap Asha meminta izin. Berharap kalau live sang idolanya masih berlangsung, dan ia bisa menonton walau hanya sebentar.

Sebetulnya ia bosan, tapi apa boleh buat karena Ibunya meminta ia untuk ikut. Padahal ia lebih baik di rumah saja tadi. Mendengarkan lagu favoritnya, daripada harus ditempat seperti ini.

"Aish ini anak, ya sudah tapi jangan lama-lama ya Sha!"

"Ok bos," jawab Asha lalu ia buru-buru pergi, bukan ke toilet seperti yang ia katakan, tapi keluar untuk menonton live streaming. Buru-buru ia membuka ponsel miliknya, dan untungnya live belum berakhir.

"Akhirnya, bisa nonton Yoongi live," ucap Asha girang.

Damian dan Mamanya sudah sampai di kafe yang dimaksud, saat ini mereka berada di parkiran.

"Ayo Damian, teman Mama sudah menunggu," ucap Bu Sulis pada putranya, Damian.

"Sebentar Ma, aku ada telepon. Mama duluan aja nanti aku nyusul," jawab Damian.

"Ok, Mama tunggu ya di dalam. Jangan lama-lama!" Setelah mengatakan hal itu, ia pun masuk terlebih dahulu menemui Hani yang sudah menunggunya di dalam.

"Nah itu dia Hani, Han!" sapa Bu Sulis sembari melambaikan tangan pada teman lamanya.

"Sulis," jawab Bu Hani. "Makin cantik aja deh, mana putramu? Kok datang sendiri?" tanya Bu Hani setelah mereka bertemu.

"Dia lagi telpon dulu, nanti juga nyusul kok. Kamu sendiri, mana anak kamu?" Bu Sulis pun bertanya balik, karena ia juga melihat Hani duduk sendiri.

"Ah iya, dia lagi ke toilet sebentar tadi, biasa lah dia emang suka beser," jawab Bu Hani.

Mereka pun ngobrol panjang lebar, dan ternyata anak mereka sama-sama belum memiliki calon pasangan walau usia mereka sudah cukup matang untuk menikah. Dan mereka pun sepakat untuk menjodohkan anak mereka.

"Semoga anak kita berjodoh ya Han, aduh aku tuh udah pengen banget liat anakku menikah. Tapi ya begitulah Han, dia terlalu sibuk kerja jadi nggak ada waktu buat pacaran," ucap Bu Sulis bercerita. Seperti Bu Hani, ia juga khawatir sebab anaknya tak kunjung menikah.

"Sama Lis, aku juga udah pengen banget liat Asha nikah, tapi ya gitu lah Lis. Padahal teman-temannya kebanyakan sudah nikah bahkan udah punya anak, semoga anak kita berjodoh ya dan kita bisa jadi besan," ujar Bu Hani.

"Huh, Ibu ini apa-apaan sih. Masa cuma makan siang doang aku disuruh dandan begini," gerutu Asha yang saat ini sedang memandangi penampilan lewat kaca, live yang ia tonton sudah berakhir, namun ia masih enggan untuk kembali masuk ke dalam. Aneh, ia tak pernah berpenampilan seperti ini, rasanya ia ingin kabur saja saat ini.

Akan tetapi, akhirnya ia pun memutuskan untuk masuk lagi ke dalam, tak enak saja dengan teman Ibunya, ia berjalan tanpa memperhatikan sekitar, dan sampai akhirnya ia menabrak seseorang.

"Aw, woy, kalau jalan lihat-lihat dong!" ucap Asha, padahal ia yang salah. Tapi ya begitulah yang namanya cewek, selalu benar dan tak mau salah.

Sedangkan cowok yang ditabraknya nampak cuek dan begitu dingin. Bahkan sama sekali tak meminta maaf.

"Dasar cewek aneh, dia yang nabrak malah dia juga yang ngomel," gumam cowok itu yang ternyata adalah Damian.

"Apa kamu bilang? Minta maaf nggak?" ucap Asha.

Akan tetapi, Damian malah terus berjalan tanpa mempedulikan Asha yang saat ini tengah ngomel dan berjalan di belakangnya. Sedari tadi Mamanya mengirim pesan menanyakan keberadaannya.

"Dasar cowok aneh, itu orang apa kulkas sih?" ucap Asha kesal. Namun setelahnya ia juga masuk ke dalam untuk menemui Ibunya lagi. Dan karena ia terburu-buru jalan, ia pun hampir terjatuh lagi. Karena heels yang ia pakai patah, ia memang tak terbiasa memakai itu. Asha lebih nyaman memakai sneaker daripada heels. Walaupun heels ini tak terlalu tinggi, namun ia cukup kesulitan juga memakainya karena memang tak biasa.

"Aww!!" pekiknya. Untung si cowok kulkas tadi sudah tak kelihatan lagi, kalau iya mungkin Asha bisa malu sekali, apa lagi melihat wajah cowok tadi yang sungguh sangat menyebalkan sekali. "Yah patah, aduh gimana nih, nanti Lisa pasti marah nih," ucapnya.

"Ah bodo amat, lagian ini kan gara-gara Ibu. Udah tau aku nggak bisa pakai kayak gini, ya udah lah nyeker aja," kata Asha yang akhirnya harus jalan dengan bertelanjang kaki. "Ah lega sekali, dari tadi aku harus jalan hati-hati sekali kalau pakai ini." Asha pun harus mencari cara bagaimana nanti dia pulang, tak mungkin juga kan ia harus nyeker sampai rumah.

Damian segera menyusul Mamanya, dan ternyata sedang ngobrol dengan teman lamanya. Ia juga heran, kenapa Mama ngotot sekali agar ia bisa ikut dengannya untuk makan siang. Padahal Mama bisa saja makan siang sendiri tanpa dirinya.

"Nah itu Damian jeng, anakku yang aku ceritakan barusan," ucap Bu Sulis, memperkenalkan putranya pada Bu Hani.

"Oh ini dia, wah ganteng sekali ya anak kamu Lis, mirip sama artis Korea itu loh yang suka main sinetron," ucap Bu Hani. Padahal maksudnya adalah drama Korea, tapi malah ia menyebut sinteron.

"Damian, Tante." Damian mengulurkan tangannya pada Bu Hani.

'Aduh Asha kemana sih? Kok lama amat dia, jangan-jangan dia malah kabur.'

Setelah agak lama, akhirnya muncullah Asha. Namun ia datang sambil menenteng heels. Dan tentu saja melihat itu membuat Bu Hani tak habis pikir. Sudah ia dandani agar cantik, malah ia jalan dengan entengnya sambil menenteng sepatu.

"Maaf Bu, agak lama tadi aku–" Asha baru menyadari kalau ada orang lain di meja ini. Ada cowok aneh tadi, yang ia tabrak sebelumnya.

"Eh ini jeng, kenalin ini anakku Asha, Sha salim sama teman Ibu, namanya Tante Sulis," ucap Bu Hani.

"Asha tante!" Asha mengulurkan tangannya pada Bu Sulis sambil sesekali melirik cowok yang ada di sebelahnya.

'Itu kan cowok yang tadi, sedang apa dia disini? Jangan bilang kalau Ibu mau menjodohkan aku sama dia.'

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dijodohkan Dengan Pria Dingin   Bab 45. Si Dingin yang Bisa Juga Peka

    Asha terbangun, ia sedikit kesiangan. Rupanya meskipun tidur di atas sofa nyatanya ia bisa tidur nyenyak. "Hoahm! " Asha menguap berkali-kali sembari mengerjapkan matanya, mengumpulkan separuh nyawanya dan kesadarannya. Ia melihat ke sekeliling, ternyata ia masih di sini. Ya, bulan madu yang kata orang adalah momen yang sangat intim dan juga romantis bagi pasangan lain, namun tidak dengan dirinya. "Rupanya aku mimpi, hihi! " gumam Asha. Ia lantas menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya. "Loh kok, perasaan aku semalam tidur nggak pakai selimut." Lalu Asha kembali tersadar jika bukan hanya selimut saja, namun ia juga menemukan bantal. Asha ingat betul jika semalam ia tidur meringkuk di sofa ini, namun pagi ini ia bangun sudah ada kedua benda itu. "Pantas saja tidurku lumayan nyaman, apa cowok dingin itu yang melakukannya? " Tanpa disadari bibir Asha tersenyum. Rupanya meskipun terlihat cuek dan dingin, nyatanya Damian peduli kepadanya. Asha melangkahkan kakinya, ingin melihat ap

  • Dijodohkan Dengan Pria Dingin   Bab 44. Asha si Cegil

    Sengaja Damian meletakkan kakinya di atas kaki Asha, membuat gadis itu merasa sedikit terusik. 'Pasti sebentar lagi dia akan berpikir yang macam-macam, lalu keluar dengan sendirinya!'Asha juga berkata dalam hatinya 'Mau mengusirku secara halus rupanya, hh liat saja nanti!'Akan tetapi Asha dengan santainya membalas perlakuan Damian dengan meletakkan tangannya di atas dada lelaki itu. Rupanya kali ini Asha tak mau menyerah begitu saja, ia merasa punya hak yang sama untuk bisa tidur di kamar yang nyaman. Begitu pun dengan Damian, ia memiringkan tubuh dan meletakan tangannya seolah akan memeluk Asha dan dibalas oleh Asha yang meletakan kakinya di atas kaki Damian. 'Tak mau mengalah rupanya, ok kali ini kita lihat siapa yang akan menang kali ini!'Damian mendekatkan wajahnya, ia paham betul dengan kebiasaan gadis aneh di hadapannya ini. Ia suka sekali membayangkan yang tidak-tidak, apa lagi saat ini Damian sengaja mendekatkan wajahnya seolah-olah ia akan mencium gadis itu. Namun rupan

  • Dijodohkan Dengan Pria Dingin   Bab 43. Satu Kamar

    Rupanya, Damian serius dengan apa yang diucapkannya. Ia benar-benar tega menyuruh Asha untuk tidur di sofa, sedangkan ia sendiri tidur di kamar dengan AC dan juga kasur yang empuk. "Bulan madu macam apa ini? Seenaknya saja mau menang sendiri. Harusnya dia sebagai cowok yang tidur di sofa, bukan aku!" Meski begitu, Asha mencoba untuk bisa tidur meski tempat tidur yang ia gunakan sangat tidak nyaman. Namun, sekuat apa pun ia berusaha untuk tidur, matanya tidak bisa terpejam. "Bisa-bisanya dia tidur di kamar dan kasur yang empuk tapi menyuruhku untuk tidur di sini! Bisa pegal-pegal badanku!"Tak tahan lagi, Asha akhirnya memutuskan untuk masuk kamar. Terserah jika ia harus ribut lagi dengan Damian, ia hanya ingin tidur nyenyak malam ini. Pokoknya untuk kali ini, Asha tak mau mengalah. Pintu kamar dibuka oleh Asha, membuat Damian merasa terkejut. Apa lagi Damian saat ini sedang bertelanjang dada, ia tak menyangka jika Asha akan masuk ke kamar. Lucunya meski status mereka berdua sudah

  • Dijodohkan Dengan Pria Dingin   Bab 42. Ciuman Pertama

    "Apa? Yang nyosor duluan siapa? Bukannya kau? Ish cewek aneh!""Ja- jadi....."Asha baru ingat jika tadi ia memang sedang bermimpi, beradegan romantis namun rasanya seperti nyata dan ternyata ia lah yang mencium Damian terlebih dahulu. Kini setelah ia ingat, Asha terdiam. Ia jadi malu sendiri, apa lagi tadi ia sempat menyalahkan Damian. "Kalau mau marah-marah nggak usah dorong-dorong!"'Jadi yang tadi itu.... Ah kenapa sih aku bisa-bisanya melakukan hal itu. Ciuman pertama ku kenapa harus dengan cowok alien itu sih!'Setelah insiden itu, keduanya jadi nampak canggung. Asha mengira jika Damian marah, bagaimana tidak? Sudah dua kali ia membuat cowok itu harus terguling dari tempat tidur akibat gerakan reflek yang ia lakukan. Begitu pula dengan Damian, ia justru merasa aneh jika gadis yang sekarang menjadi istrinya itu terlihat diam saja. Rupanya ia lebih menyukai jika Asha banyak berbicara daripada harus terdiam seperti ini. "Aku lapar, bisa kah kau membelikan makanan?""Apa? " sah

  • Dijodohkan Dengan Pria Dingin   Bab 41. Satu Ranjang

    Rupanya Mama benar-benar sudah mempersiapkan semuanya, sampai tempat mereka menginap pun sudah siap. Damian berjalan tanpa mempedulikan Asha di belakangnya. "Hey, tunggu!! Ah bisa-bisanya makhluk itu tak membantuku sama sekali!"Menyadari Asha tak ada di belakangnya, Damian kembali untuk menyusul istrinya itu. Dia yang selalu sat set harus dipasangkan dengan Asha yang suka lelet dan suka mager. "Kebiasaan banget suka ninggalin, kalau aku hilang gimana?" omel Asha pada suaminya. Damian tak menyahut, mode kulkas nya sedang on. Ia hanya membawakan barang-barang yang dibawa oleh sang istri. Kini, mereka berdua sedang berada dalam perjalanan menuju villa tempat mereka menginap. Asha merasa takjub sekali dengan tempat ini, asri dan terlihat begitu nyaman. Akan tetapi, mimpi buruknya adalah kamar yang ada hanya satu saja. Itu pun sudah dihias sedemikian rupa, khas sekali untuk pasangan yang berbulan madu. Taburan bunga mawar di atas ranjang dan ucapan untuk pasangan aneh ini. Rasanya b

  • Dijodohkan Dengan Pria Dingin   Bab 40. Sampai

    Singkatnya, hari itu pun tiba. Bahkan dengan semangat nya Mama, Papa serta orang tua Asha sampai mengantarkan mereka ke Bandara. Ibu bahkan membawakan makanan untuk bekal mereka selama di perjalanan. "Aduh Ibu malu-maluin aja deh pakai bawain kayak gini, aku itu mau naik pesawat Bu, bukannya mau piknik. Ini malah Ibu bawain semur jengkol pula!" protes Asha pada Ibunya. "Ya nggak apa-apa dong, biar irit tau! Kan di sana harga makanan pasti lebih mahal, udah bawa aja. Nggak menghargai banget ya, Ibu sudah bela-belain bangun pagi-pagi buat masakin ini semua!""Ya nggak pakai rantang juga kali, Bu!" Mau tak mau, Asha membawa makanan itu karena Ibunya malah mengomel. Ini adalah pengalaman pertama bagi Asha, bepergian jauh dengan naik pesawat. Dulu, sewaktu kecil ia sering kali berandai-andai ingin naik pesawat dan bisa keliling dunia. "Kalian hati-hati ya! Jaga Asha dengan baik, jaga menantu kesayangan Mama!"Meskipun Damian kerap bersikap dingin dan menyebalkan, namun Mama sangat meny

  • Dijodohkan Dengan Pria Dingin   Bab 39. Rencana Bulan Madu

    "Apa Mama akan menginap di sini?" Asha bertanya dengan penuh hati-hati, ia takut menyinggung perasaan Mama mertuanya. "Maaf, Ma! Kalau Mama mau menginap di sini, tidak ada kamar lagi karena di rumah ini hanya ada 2 kamar saja. 1 kamar untukku dan satu lagi untuk...." Damian berhenti berbicara setelah Asha memberikan kode kepadanya. Ia hampir saja keceplosan mengatakan jika kamar yang satu lagi adalah kamar Asha, istri pura-pura nya. Mungkin, jika tadi Asha tak memberikan kode padanya, ia pasti akan berkata yang sebenarnya jika mereka tinggal satu rumah namun beda kamar tidur, tentunya hal itu sangat tidak lazim mengingat mereka adalah pasangan pengantin baru. "Untuk? Kok nggak diterusin?" Rupanya Mama menangkap gelagat aneh itu. "Eh itu Ma, iya kamar yang satu lagi belum sempat aku bereskan, masih berantakan. Maaf ya Ma, iya kan Sayang?"Kali ini Asha yang menyahut. Jujur dalam hatinya ia merasa ingin muntah memanggil Damian dengan sebutan sayang. Ia terpaksa agar Mama tak curiga

  • Dijodohkan Dengan Pria Dingin   Bab 38. Kedatangan Mama

    Damian terpaku di tempatnya, ia sungguh terkejut melihat siapa yang datang ke rumah ini. "Loh, kenapa Sayang? Kok kamu kayak kaget gitu lihat Mama datang? Mana menantu Mama? Nih Mama bawain makanan buat kalian, pasti kalian belum makan kan? Masa Asha? Ah pasti dia ada di kamar, mentang-mentang kalian masih pengantin baru yah."Damian baru ingat jika Asha memang berada di kamar dan masih tertidur, namun masalahnya kamar yang mereka tempati berbeda. Tentu akan mengundang kecurigaan Mama jika melihat hal itu. Belum juga ia mau berkata apa, justru Mamanya sudah naik ke lantai atas yang artinya menuju ke kamar mereka. "Ma, tunggu Ma!" Damian berteriak, membuat sang Mama berhenti melangkah. Mama Sulis menengok ke arahnya, tersenyum dan berkata "Oh iya tolong semua makanan dan barang-barang yang Mama bawa di mobil dikeluarkan ya!" Setelahnya Mama lanjut naik ke lantai atas. "Aduh gawat nih kalau Mama tau kalau cewek aneh itu aku kasih kamar yang.... "Damian dilema, antara menuruti ucapa

  • Dijodohkan Dengan Pria Dingin   Bab 37. Kamar Pengantin Baru

    Sangat berbeda sekali dengan kamar milik Damian tadi, kamar yang luas dengan berbagai fasilitas lengkapnya, Asha mengira kamarnya pun akan seperti itu, namun nyatanya berkata lain. Kamar ini masih berantakan, tidak ada tv layar besar, kulkas pribadi atau pun AC. "Apa ini? Bagaimana mungkin kamar yang ia tempati sangat bagus sedangkan kamarku begini. Ya Damian, kau memang keterlaluan sekali!"Yang ada dalam bayangan Asha adalah, ia bisa langsung rebahan di kamar, namun rupanya ia harus beberes dulu sebelumnya. "Menyebalkan sekali, kenapa kamar ku tak sebagus miliknya, awas saja nanti!"Mau tidak mau, Asha harus merapikan ini semua terlebih dahulu, menyusun barang-barang yang ada di kamar ini agar terlihat sedikit rapi. Bahkan kasurnya pun diletakkan di lantai begitu saja, tidak ada divan seperti yang ada di kamar milik Damian. Jika kepanasan pun hanya ada kipas angin saja. Kamar ini nampak biasa saja, tanpa ada fasilitas khusus. "Bisa-bisanya dia enak tidur di kamar yang nyaman, seda

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status