Share

Bab 3. Perkenalan

"Bu, aku mohon kali ini aja ya, plis! Bukankah Ibu hanya makan siang saja? Aku ikut atau nggak kan nggak masalah, ya Bu, ya?" Kembali Asha merayu sang Ibu, berharap kali ini rayuannya mempan.

"Nggak bisa, Asha!" pekik Bu Hani. "Ibu sudah janji mau ajak kamu untuk dikenalkan dengan anak teman Ibu, nggak enak kalau dibatalkan. Lagian siapa tau nanti setelah itu kalian berjodoh. Ingat, apa yang Ibu katakan waktu itu, dalam waktu sebulan kamu harus punya calon pasangan," ujar Bu Hani.

Sebenarnya Asha sedih kalau harus melewatkan live streaming kali ini, tapi ia juga tau kalau perintah Ibu adalah wajib dituruti. Akhirnya, ia pun mengalah dan ikut pergi dengan hati yang merana sekali.

"Ya udah deh," jawab Asha tak bersemangat.

"Nah, gitu dong! Sudah jangan manyun terus, ayo kita berangkat sekarang! Taksi sudah menunggu di depan."

Sementara di lain tempat, Bu Sulis yang merupakan teman lama Bu Hani pun sedang bersiap. Ia juga setuju dengan ide dari Bu Hani untuk menjodohkan anak mereka.

"Damian, temani Mama pergi ya!" ucap Bu Sulis pada anaknya, Damian.

"Mama mau kemana? Aku antar saja ya, hari ini aku sibuk."

Damian yang memang sangat gila kerja sampai lupa kalau usianya sudah matang untuk segera menikah.

"Mama mau ketemu teman lama sayang, kamu temani Mama ke sana. Sekalian nanti kita makan siang," sahut Bu Sulis.

Walau awalnya Damian menolak dan tidak mau, tapi akhirnya ia pun menuruti kemauan sang Mama. Toh cuma makan siang saja. Bu Sulis juga tak mengatakan kalau selain makan siang juga nanti ia akan mengenalkan Damian dengan anak perempuan Bu Hani.

******

Saat ini Asha dan Ibunya sudah hampir sampai di tempat tujuan. Asha merasa sangat tidak percaya diri sekali dengan penampilan saat ini. Bukan hanya memakai dress saja, tapi ibu juga menyuruhnya memakai heels yang membuatnya sedikit kesulitan untuk berjalan.

"Pelan-pelan dong Bu, ini aku susah jalannya," protes Asha pada ibunya, ia cukup kesulitan berjalan memakai sepatu hak tinggi milik Lisa.

Setelah itu, mereka mencari tempat duduk, sepertinya Bu Sulis dan juga putranya belum sampai. Bu Hani pun menanyakan di mana posisi Bu Sulis dan ia bilang kalau sudah berada dalam perjalanan menuju tempat mereka janjian.

"Bu, ayo makan. Aku udah lapar nih," celetuk Asha.

"Nanti Sha, tunggu teman Ibu ya sebentar lagi juga sampai," jawab ibu.

Huft!!

"Bu, Asha ke toilet dulu ya. Kebelet pipis nih," ucap Asha meminta izin. Berharap kalau live sang idolanya masih berlangsung, dan ia bisa menonton walau hanya sebentar.

Sebetulnya ia bosan, tapi apa boleh buat karena Ibunya meminta ia untuk ikut. Padahal ia lebih baik di rumah saja tadi. Mendengarkan lagu favoritnya, daripada harus ditempat seperti ini.

"Aish ini anak, ya sudah tapi jangan lama-lama ya Sha!"

"Ok bos," jawab Asha lalu ia buru-buru pergi, bukan ke toilet seperti yang ia katakan, tapi keluar untuk menonton live streaming. Buru-buru ia membuka ponsel miliknya, dan untungnya live belum berakhir.

"Akhirnya, bisa nonton Yoongi live," ucap Asha girang.

Damian dan Mamanya sudah sampai di kafe yang dimaksud, saat ini mereka berada di parkiran.

"Ayo Damian, teman Mama sudah menunggu," ucap Bu Sulis pada putranya, Damian.

"Sebentar Ma, aku ada telepon. Mama duluan aja nanti aku nyusul," jawab Damian.

"Ok, Mama tunggu ya di dalam. Jangan lama-lama!" Setelah mengatakan hal itu, ia pun masuk terlebih dahulu menemui Hani yang sudah menunggunya di dalam.

"Nah itu dia Hani, Han!" sapa Bu Sulis sembari melambaikan tangan pada teman lamanya.

"Sulis," jawab Bu Hani. "Makin cantik aja deh, mana putramu? Kok datang sendiri?" tanya Bu Hani setelah mereka bertemu.

"Dia lagi telpon dulu, nanti juga nyusul kok. Kamu sendiri, mana anak kamu?" Bu Sulis pun bertanya balik, karena ia juga melihat Hani duduk sendiri.

"Ah iya, dia lagi ke toilet sebentar tadi, biasa lah dia emang suka beser," jawab Bu Hani.

Mereka pun ngobrol panjang lebar, dan ternyata anak mereka sama-sama belum memiliki calon pasangan walau usia mereka sudah cukup matang untuk menikah. Dan mereka pun sepakat untuk menjodohkan anak mereka.

"Semoga anak kita berjodoh ya Han, aduh aku tuh udah pengen banget liat anakku menikah. Tapi ya begitulah Han, dia terlalu sibuk kerja jadi nggak ada waktu buat pacaran," ucap Bu Sulis bercerita. Seperti Bu Hani, ia juga khawatir sebab anaknya tak kunjung menikah.

"Sama Lis, aku juga udah pengen banget liat Asha nikah, tapi ya gitu lah Lis. Padahal teman-temannya kebanyakan sudah nikah bahkan udah punya anak, semoga anak kita berjodoh ya dan kita bisa jadi besan," ujar Bu Hani.

"Huh, Ibu ini apa-apaan sih. Masa cuma makan siang doang aku disuruh dandan begini," gerutu Asha yang saat ini sedang memandangi penampilan lewat kaca, live yang ia tonton sudah berakhir, namun ia masih enggan untuk kembali masuk ke dalam. Aneh, ia tak pernah berpenampilan seperti ini, rasanya ia ingin kabur saja saat ini.

Akan tetapi, akhirnya ia pun memutuskan untuk masuk lagi ke dalam, tak enak saja dengan teman Ibunya, ia berjalan tanpa memperhatikan sekitar, dan sampai akhirnya ia menabrak seseorang.

"Aw, woy, kalau jalan lihat-lihat dong!" ucap Asha, padahal ia yang salah. Tapi ya begitulah yang namanya cewek, selalu benar dan tak mau salah.

Sedangkan cowok yang ditabraknya nampak cuek dan begitu dingin. Bahkan sama sekali tak meminta maaf.

"Dasar cewek aneh, dia yang nabrak malah dia juga yang ngomel," gumam cowok itu yang ternyata adalah Damian.

"Apa kamu bilang? Minta maaf nggak?" ucap Asha.

Akan tetapi, Damian malah terus berjalan tanpa mempedulikan Asha yang saat ini tengah ngomel dan berjalan di belakangnya. Sedari tadi Mamanya mengirim pesan menanyakan keberadaannya.

"Dasar cowok aneh, itu orang apa kulkas sih?" ucap Asha kesal. Namun setelahnya ia juga masuk ke dalam untuk menemui Ibunya lagi. Dan karena ia terburu-buru jalan, ia pun hampir terjatuh lagi. Karena heels yang ia pakai patah, ia memang tak terbiasa memakai itu. Asha lebih nyaman memakai sneaker daripada heels. Walaupun heels ini tak terlalu tinggi, namun ia cukup kesulitan juga memakainya karena memang tak biasa.

"Aww!!" pekiknya. Untung si cowok kulkas tadi sudah tak kelihatan lagi, kalau iya mungkin Asha bisa malu sekali, apa lagi melihat wajah cowok tadi yang sungguh sangat menyebalkan sekali. "Yah patah, aduh gimana nih, nanti Lisa pasti marah nih," ucapnya.

"Ah bodo amat, lagian ini kan gara-gara Ibu. Udah tau aku nggak bisa pakai kayak gini, ya udah lah nyeker aja," kata Asha yang akhirnya harus jalan dengan bertelanjang kaki. "Ah lega sekali, dari tadi aku harus jalan hati-hati sekali kalau pakai ini." Asha pun harus mencari cara bagaimana nanti dia pulang, tak mungkin juga kan ia harus nyeker sampai rumah.

Damian segera menyusul Mamanya, dan ternyata sedang ngobrol dengan teman lamanya. Ia juga heran, kenapa Mama ngotot sekali agar ia bisa ikut dengannya untuk makan siang. Padahal Mama bisa saja makan siang sendiri tanpa dirinya.

"Nah itu Damian jeng, anakku yang aku ceritakan barusan," ucap Bu Sulis, memperkenalkan putranya pada Bu Hani.

"Oh ini dia, wah ganteng sekali ya anak kamu Lis, mirip sama artis Korea itu loh yang suka main sinetron," ucap Bu Hani. Padahal maksudnya adalah drama Korea, tapi malah ia menyebut sinteron.

"Damian, Tante." Damian mengulurkan tangannya pada Bu Hani.

'Aduh Asha kemana sih? Kok lama amat dia, jangan-jangan dia malah kabur.'

Setelah agak lama, akhirnya muncullah Asha. Namun ia datang sambil menenteng heels. Dan tentu saja melihat itu membuat Bu Hani tak habis pikir. Sudah ia dandani agar cantik, malah ia jalan dengan entengnya sambil menenteng sepatu.

"Maaf Bu, agak lama tadi aku–" Asha baru menyadari kalau ada orang lain di meja ini. Ada cowok aneh tadi, yang ia tabrak sebelumnya.

"Eh ini jeng, kenalin ini anakku Asha, Sha salim sama teman Ibu, namanya Tante Sulis," ucap Bu Hani.

"Asha tante!" Asha mengulurkan tangannya pada Bu Sulis sambil sesekali melirik cowok yang ada di sebelahnya.

'Itu kan cowok yang tadi, sedang apa dia disini? Jangan bilang kalau Ibu mau menjodohkan aku sama dia.'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status