Share

BAB 5. DINNER DENGAN KEENAN

Hari Minggu adalah hari  memanjakan diri,  bangun agak telat, sarapan mie instan, diseduh langsung dari dispenser , minum kopi instan sambil  melamun memikirkan ponsel yang dibanting bos, meskipun Ghea  melihat  di paper bag berisi  ponsel flip  merk terkenal yang diberikan bos . Ghea enggan membukanya, dibiarkan paper bag tergeletak di bawah meja. Makanan cepat saji yang dikirim bos, telah dilahapnya, sayang kalau dibuang , kebetulan perutnya sedang lapar-laparnya  dihabiskan tanpa sisa.

Setelah membersihkan kamar , Ghea menuju ke samping tempat kost  mencuci baju yang bertumpuk , seprei , bedcover serta handuk yang dicucinya setiap minggu di  laundry coin milik ibu kost.  Ghea lebih suka memakai laundry coin, setelah kering dia menyetrika sendiri.

Setelah selesai dia memanjakan dirinya, makan  siang pesan melalui online , melulur badannya , creambath sendiri setelah selesai dia membalur seluruh tubuhnya dengan handbody, kemudian menghempaskan dirinya di tempat tidur .

“ Uhm, nikmatnya hidup , sprei bersih , bedcover bersih dan wangi. Kebebasan yang baru kunikmati setelah bertahun-tahun hidup di lubang api penderitaan, “ bisiknya sambil melamun.

Ada keinginan melihat ponsel yang dibeli bos, tapi kekerasan hatinya melarang, Aku akan mengembalikannya hari Senin, kalau aku terima bos bertambah seenaknya pada diriku, batinnya.

Ghea bangun dari tidur siangnya menjelang sore , ketukan  agak  keras, "Hmm ..ketukan bik  Saijah." bisik Ghea .

“ Non, ada tamu. Katanya dari luar negeri,  mau ketemu non,” teriak bik Ijah dari balik pintu.

“ Terimakasih bik, bisa minta tolong, suruh tunggu sebentar , saya mau ganti baju.” Teriak Ghea.

“ Baik non.” Teriak bik Saijah, terdengar seretan sandalnya menjauh berarti dia menuju ruang tamu.

' Hmm.. siapa yang datang dari  luar negeri ? Keluargaku? Tapi mereka tidak tahu tempat tinggalku,' bisik Ghea sambil berganti baju, menyisir rambutnya , memakai bedak tipis di wajahnya yang mulus. Setelah terlihat rapi dan oke,  keluar kamar, menguncinya , menuju ruang tamu.

“ Keenan? Katanya tamu dari luar negeri, Bandung sekarang sudah diluar Indonesia ? " seru Ghea.

“ Bukan Keenan jika tidak berusaha mencari tempat persembunyianmu.” Jawab Keenan yang langsung ingin memeluk Ghea . Niatnya gagal karena Ghea berusaha menjaga jarak . Ghea sadar status mereka jauh berbeda. Mereka bersahabat  sejak SMA, kemudian Keenan pindah ke Jakarta katanya sekolah pilot , mereka putus hubungan.

“ Aku menelponmu berkali-kali tapi tidak ada respons.” kata Keenan kesal.

“ Iya, kemarin ponselku hilang, entah kemana” jawab Ghea menyembunyikan mukanya untuk menutupi kebohongannya.

“ Pesawatku kemarin mendarat di Jakarta setelah dari Paris, aku langsung menghubungimu begitu pesawatku mendarat. Kamu ada acara malam ini?” tanya Keenan.

“ Kelihatannya tidak ada, kenapa mau ngajak makan?” tanya Ghea spontan.

“ Rencana kita teman-teman kelas  Beethoven mau ngumpul, ada Shane, Johny, Darman dan Prily, katanya mereka mau ketemu sama Frigid… sorry aku hanya copy paste perkataan mereka.” Kata Keenan.

“ Jam berapa?” tanya Ghea.

“ Sekarang, kita jalan-jalan dulu baru menuju ke restoran. Kata mereka kangen mau ngumpul jam tujuh, mereka harap frigid bisa hadir …” kata Keenan menatap Ghea dengan sejuta harapan.

“ Baiklah. Aku akan ganti baju, bisa tunggu lima belas menit  ?  Eh.. tiga puluh menit, aku mau mencairkan diriku dulu agar tidak beku .” balas Ghea sambil tertawa.

“ Kamu banyak berubah Ghea, kamu terlihat lebih hangat, wajah datarmu sih .. emm.. masih dingin, tapi ada sedikit sinar kebahagiaan.” Kata Keenan menatapnya dengan kasih.

“ Tapi istilah frigid masih melekat pada diriku,  teman-teman kantorku memanggilku frigid juga, mungkin karena tatapan dinginku masih tersisa ya…” jawab Ghea.

“ Mungkin, tapi kamu terlihat semakin cantik.”

“ Oya, terima kasih atas pujiannya.”

 “ Keenan, sorry tidak ada minuman, maklum tempat kostku tidak menyediakan minum bagi tamu, sedangkan persediaan air mineralku sudah habis.” Kata Ghea,

“ Tidak masalah, aku akan menunggumu sampai kamu mencair… dan dandan yang cantik ya, biar aku bangga didampingi wanita cantik,” kata Keenan.

“ Ishh, kamu tahu kan aku  paling malas dandan.., kalau mau aku tampil cantik,  aku batal deh ikut..” gerutu Ghea.

“ Sorry, terserah mau dandan, tidak dandan boleh, kamu tetap terlihat cantik ."Ucap Keenan sambil menggaruk dagunya yang tiba-tiba terasa gatal.

Ghea meninggalkan  Keenan yang menatap kepergiaan Ghea, waktu masuk kamar kost  harum parfum Keenan serasa mengikutinya, Ghea menghirup wangi yang pasti mahal, dia tidak tahu mereknya tapi dari keharuman dan wanginya yang maskulin menunjukkan parfum mahal.

Sambil membuka lemari pakaian yang hanya terdiri dari beberapa baju, pilihan Ghea pada dres batik yang baru dibelinya ketika mendampingi bos pada acara launching rumah sakit dimana perusahaan mereka  membangunnya. Dipolesnya wajahnya dengan bedak, memakai lipstick transparan dan menyemprot minyak wangi, diambilnya satu-satu high heel yang dimilikinya , keluar mendapatkan Keenan yang terkejut melihat perubahan Ghea.

“ Kamu cantik banget.....” bisik Keenan.

“ Terimakasih..” jawab Ghea malu-malu karena dua kali Keenan memujinya cantik.

Setelah pamit pada ibu kost yang menatap kepergian Ghea bersama Keenan, ibu kost baru pertama melihat Ghea  keluar dengan pria, cakep, tinggi dan terlihat  berkelas di mata ibu kost.

Sepanjang jalan mereka bercakap-cakap, mengenang masa SMA ,” Kau ingat, saat menyelamatkan kamu dari ibu tirimu?” tanya Keenan.

“ Kita bersembunyi di kamar mandi, ketahuan sama pak Doddy, kita dikira sedang berbuat mesum.” Kata Keenan terkekeh-kekeh mengingat kejadian waktu itu.

“ Sampai aku dibilang sifrigid ternyata suka juga es mambo, ” kata Ghea menahan malu.

“ Aku harap kamu dicari lagi sama ibu tirimu, kamu akan saya selamatkan.” Kata Keenan.

“ Selamatkan aku di kamar mandi? Ogah !..” ujar Ghea merengut.

“ Tidak ! Di kamar hotel, tiduran sambil berpelukan,  kata Keenan.

“ Dasar pilot ! Pasti di setiap kota ada pramugari yang kamu garap,” goda Ghea.

“ Pasti, tapi yang aku inginkan gadis di sampingku bisa mendampingiku. Setiap pesawatku mendarat di Jakarta, aku berhalusinasi tentang dirimu," bisik Keenan sambil memandang Ghea.

Ghea terdiam, ada getaran di dadanya mendengar rayuan Keenan. Sejak mereka berteman , kemudian bersahabat , Keenan sering mengatakan bahwa dia ingin Ghea kelak menjadi pendamping hidupnya.

Ghea mengingat kembali ketika  mereka bersembunyi di kamar mandi, Keenan waktu itu menyelamatkan dirinya yang dicari ibu tirinya, Joani yang ingin pergi arisan tapi tidak ada yang menjaga Fredo yang waktu itu masih bayi. Dengan menggendong Fredo ibu tirinya  keliling sekolah bahkan sampai ke kantin sekolah. Waktu itu Keenan berbisik, “ Ayo kita sembunyi di WC." kata Keenan lalu menyambar tangan Ghea yang gemetar karena takut.

Di WC sekolah, Ghea hanya menunduk ketakutan, takut kepergok ibu tirinya sedang berduaan dengan lelaki atau kepergok guru. Untung pak  Doddy yang menemukan mereka, kalau ibu Nirmala pasti deh suaranya akan membahana ke langit sehingga semua penghuni sekolah tahu perbuatan mereka.

Pak Doddy hanya menasehati mereka, tapi ketika sedang memberi nasehat ada telinga liar mendengarnya dan timbul bisik-bisik di kelas si frigid ternyata suka es mambo.

“ Ghea kenapa kamu tiba-tiba menghilang dari kota Bandung?” tanya Keenan.

“ Panjang ceritanya,  aku tidak ingin membicarakannya.” Jawab Ghea.

“ Pasti ulah ibu tiri dan saudara tirimu?” tanya Keenan.

“ Sudah tahu kok tanya !” gerutu Ghea.

“ Aku dengar oom Prayudi sedang dirawat di rumah sakit Hasan Sadikin.” Kata Keenan.

“ Hmm... kamu tahu dari siapa ?” tanya Ghea.

“ Aku dengar dari teman-teman, mereka  mencarimu, ingin mengetahui keadaanmu.”

“ Oh, iya kenapa kamu tahu aku di Jakarta?” tanya Ghea.

“Waktu aku balik dari Paris, aku ketemu oom Gatot di bandara Soetta. Oom Gatot akan ke Singapura,  aku langsung menghampirinya , bertanya tentang kamu.  Aku ingat kamu pernah kenalkan oom Gatot waktu kita ke kantor papamu mengambil uang pendidikan yang papamu simpan untuk bayar uang sekolah?” ujar Keenan.

" Iya, oom Gatot yang mengelola uang asuransi pendidikanku sehingga aku tamat kuliah. Sebenarnya aku ingin melanjutkan ke S2, tapi papa tiba-tiba stroke." kata Ghea.

" Kamu kuliah dimana dan fakultas apa?" tanya Keenan.

" Kuliah Ekonomi dan Bisnis, aku ambil prodi Manajemen."jawab Ghea.

“ Apakah oom Gatot katakan dimana aku kerja?” tanya Ghea.

“ Tidak ! Kami tidak sempat bicara banyak .” jawab Keenan.

“ Kamu kerja dimana?” tanya Keenan.

“ Sorry , untuk sementara aku tidak bisa kasih tahu, mungkin aku akan resign dari kantorku.” Jawab Ghea.

“ Kita sudah sampai.” Kata Keenan, langsung memarkir mobilnya di depan restoran terkenal . Mobilnya diambil alih petugas wallet.

Mereka masuk ke dalam restoran , Keenan mengatakan sudah reservasi  mereka ditunjuk pada meja yang hanya ada dua kursi saja.

“ Kok.. mana yang lain?” tanya Ghea.

“ Just the two of us.” Bisik Keenan membuka kursi dan menyilahkan Ghea duduk.

Ada perasaan canggung mendapat perlakuan khusus Keenan. Meskipun jauh dalam  hatinya ,Ghea  menyukai Keenan sejak masih teman sekolah, tapi perasaannya selalu ditekan, dirinya khawatir dia tidak sempurna buat keluarga Keenan. Keluarga Keenan utuh sempurna, tanpa cela, keluarga pengusaha kaya  terkenal di kota Bandung, apalagi sekarang katanya kakaknya meneruskan usaha ayahnya di Jakarta.

“ Mau pesan apa?” tanya Keenan sambil menyerahkan daftar menu.

“ Karena kamu yang traktir, aku serahkan mengikuti apapun pilihanmu.” Jawab Ghea.

“ Mau wine?” tanya Keenan.

“ Aku tidak pernah minum yang namanya wine, champagne , alkohol atau beer,” kata Ghea tersenyum malu.

“ Aku pesan wine yang rendah alkohol.” Bisik Keenan.

“ Jangan membuatku mabok.” Kata Ghea dengan tatapan nakal.

Keenan memesan dalam bahasa Inggris ada campuran bahasa Perancis yang tidak dimengerti Ghea.

Pelayan datang membawa botol wine, diperlihatkan ke Keenan ,mereka berbicara bahasa Perancis, Keenan mengangguk  kemudian pelayan membuka botol anggur dengan anggunnya, menuangkan ke gelas Keenan  dengan bahasa Perancis dia mengatakan sesuatu, pelayan tersenyum lalu menuangkan seperempat gelas dengan wine.

“ Cheers,” seru Keenan mengarahkan gelasnya ke gelas Ghea, terdengar dentingan gelas yang beradu. Ghea merasakan suatu hal baru dalam hidupnya, lepas dari lubang api penderitaan dia menikmati suatu kebahagiaan yang pernah diimpikan , berdua dengan pria impiannya meneguk anggur kebahagiaan.

“ Ssst aahhh!!” Ghea mengernyitkan keningnya ketika minuman masuk ke dalam kerongkongannya.

“ Enak kan? Badanmu terasa hangat.” Bisik Keenan.

“ Hmm.. enak dan nikmat.” Senyum Ghea menampakkan lesung pipinya yang sangat digilai Keenan. 

“ Benarkah? “ Tanya Keenan mendekatkan wajahnya.

“ Aku ingat waktu kita sekolah dulu, kamu tersenyum manis sekali menampakkan lesung pipimu membuatku gemas, tak sadar aku mencuri-curi mencium pipimu. Tadi kamu tersenyum , mengingatkan aku waktu itu…” desah Keenan.

“ Keen…” bisik Ghea, kemudian sadar dia telah memanggil nama kesayangannya untuk Keenan. Jika mereka hanya berdua, Ghea memanggilnya Keen dan Keenan memanggilnya Ada. Waktu itu Keenan mengatakan nama manis untukmu Ada, penggalan Ananda, menjadi Ada. Kau ada untukku Ghea. Suatu saat kau adalah milikku." kata Keenan waktu itu.

“ Ada..” desah Keenan

“ Sudah lama aku tidak mengucapkannya, aku hanya mengucapkan dalam mimpiku.” Desah Keenan, meraih tangan Ghea.

Makanan pesanan mereka tiba, mereka memakannya dengan sekali-sekali saling menatap. Setelah menikmati makanan penutup , Keenan memegang jari Ghea,” Ada,  harap ini bukan untuk pertama kalinya kita bertemu, aku ingin merajut kembali hubungan kita yang selama ini putus. “

“ Maaf, aku tidak bisa janji ,”

“ Berjanjilah,”  bisik Keenan.

“ Keenan ada aturan di tempat kost jika pulang terlambat pintu gerbang ditutup.” Kata Ghea mengalihkan perkataan Keenan.

“ Mm.. kalau dulu aku akan menyelamatkanmu dari ibu tirimu, sekarang aku akan menyelematkanmu dari ibu kost.” Kata Keenan tertawa.

“ Menyelamatkanku dari ibu kost ?” tanya Ghea.

“ Jika pintu gerbangnya ditutup, aku akan melarikanmu ke hotel.” Kata Keenan tertawa terbahak-bahak, mengambil tangan Ghea , membantunya berdiri.

Dalam perjalanan pulang ke tempat kost, mereka tidak berbicara, berbanding terbalik sewaktu mereka pergi, Ghea dan Keenan disibukkan dengan pikiran mereka.

“ Sialan, pintu gerbangnya masih terbuka, berarti aku tidak  bisa melarikanmu ke hotel.” Kata Keenan sambil memukul setir mobil.

Ghea tertawa mendengar makian Keenan,  melepaskan sabuk pengaman.

“ Tunggu jangan turun dulu, ada yang ingin kulakukan , ingin kuwujudkan. Selalu terbayang dalam mimpiku.” Ujar Keenan, mendekatkan dirinya ke tubuh Ghea. Dengan  gerak cepat tanpa disadari Ghea, Keenan mencium pipi Ghea. Mereka berpandangan sejenak, merasa bahwa Ghea tidak menolaknya, bibir Keenan  langsung membungkam bibir Ghea yang  masih menyisakan wine di bibirnya, dengan ciuman lembut . Dilumatnya bibir Ghea dan mendesah  “ Ada, aku mencintaimu,” 

Ghea kaget, berusaha melepaskan tapi entah mengapa dia menyambut bibir Keenan yang terus melumatnya , mereka berdua akhirnya saling melumat. Merasa bahwa perutnya melilit nyeri, Ghea melepaskan ciuman , menatap Keenan.

“ Keen… maaf. Aku tidak bisa menerima cintamu. Aku menyukaimu, tapi aku takut mencintaimu.” Desah Ghea langsung membuka pintu mobil , lari menuju  pintu gerbang yang terbuka sedikit. Penjaga yang melihatnya langsung berdiri kemudian menutup gerbang, terdengar gemerincing kunci mengunci pintu gerbang.  Keenan hanya menatap pintu gerbang yang tertutup rapat meniggalkannya sendirian , lemas tak berdaya  mendengar jawaban Ghea.Ada batas yang tidak dapat ditembusnya melihat pintu gerbang yang  berdiri  kokoh dan kuat di depannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status