Share

Bab 5

"Maaf, Tuan! Apakah kita akan satu kamar?" tanya Azalea yang selalu mencoba memberanikan diri untuk menatap sang suami.

"Masuk!" titah Richard yang membuat Azalea terlonjak dan langsung mengikuti ucapan pria tersebut.

"Dasar suami durhaka, bisa-bisa aku punya riwayat penyakit jantung jika begini setiap hari." Azalea membatin sambil terus melangkah mengikuti perintah Richard. Wanita itu melewati sang suami yang masih menatapnya tajam dengan Richard yang juga masuk ke dalam dan langsung menutup pintu kamarnya.

Sementara Azalea kini berdiri mematung di tengah-tengah kamar dengan wajah yang terlihat begitu kesal.

Richard yang melihat hal itu, ia melangkah menuju sofa, dan ddengan kaki yang berjuntai ke bawah. "Layani aku!" titah pria tersebut.

Deg

Seketika Azalea menoleh menatap pria itu dengan wajah terkejut dengan pikiran yang melayang kemana-mana.

"Bukankah dalam surat perjanjian kita, tidak ada peraturan yang seperti itu?" tanya Azalea mehanan rasa kesal.

Tanpa menjawab pertanyaan sang istri, Richard langsung berdiri dan melangkah mendekati wanita itu, lalu ia menarik pergelangan tangan Azalea dan menghempaskan tubuh wanita itu hingga Azalea jatuh terjerembab di samping ranjang.

Setelah itu, Richard duduk di pinggiran tempat tidur dan mengangkat sepatunya seraya di letakkan pada pangkuan Azalea hingga membuat wanita itu mengerti dengan maksud ucapan sang suami.

"Apa yang kamu pikirkan, hah?" Richard menatap Azalea yang menundukkan kepalanya dengan tangan yang terkepal.

Karena tidak ingin berdebat, Azalea langsung membuka sepatu sang suami begitu pun dengan kaos kakinya. Lalu, ia berdiri dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk menyiapkan air hangat.

"Benar-benar suami penghuni neraka! Sepatu sama kaos kaki saja mesti orang yang bantu bukain, apa tangannya itu gunanya hanya untuk menyiksa orang saja?" gerutu Azalea sambil terus menyiapkan perlengkapan mandi untuk Richard.

Azalea terus mengumpat suaminya, hingga ia tidak menyadari kehadiran Richard yang mendengarkan segala ocehan wanita itu.

Begitu menyelesaikan pekerjaannya, Azalea yang semula berjongkok di pinggiran bathtub, kini ia beranjak dari tempat tersebut. Akan tetapi, begitu ia berdiri tubuhnya hampir membentur tubuh seorang pria yang berdiri di belakangnya dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku celana, dan matanya pun menatap wanita itu tajam.

Azalea membulatkan mata dan reflek menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya karena ketakutan. "Aku tidak mengatakan apapun," ucap Azalea.

Saat Wanita itu tidak mendengar suara Richard, ia mengintip dengan meregangkan jari jemarinya dan saat menatap mata sang suami yang masih menatapnya tajam, serta tidak mengalihkan tatapannya sedikitpun, Azalea menggeser tubuhnya perlahan dan hendak lari untuk meninggalkan tempat tersebut.

Namun, Richard langsung mencekal pergelangan tangan wanita itu hingga membuat Azalea memejamkan matanya erat dengan wajah yang dipenuhi ketakutan.

"Azalea ... kenapa kamu tidak bisa mengontrol mulutmu sih? Lihat saja, setelah ini Tuan Richard pasti akan membunuhmu." Azalea membatin sambil memundurkan langkahnya perlahan saat Richard menarik pergelangan tangan wanita itu perlahan.

"Buka!" titah Richard.

Pria itu melepaskan tangan sang istri saat Azalea kembali ke posisi semula dan berhadap-hadapan dengan pria tersebut.

"Mak - maksudnya bagaimana, Tuan!" tanya Azalea dengan wajah yang semakin cemas.

"Pakaianku!"

"Apa?" Azalea terkejut hingga membulatkan matanya.

"Tapi, Tuan .... " ucapan Azalea terpotong.

"Ingat ibumu!" ancam Richard sambil terus menatap wajah Azalea yang terlihat begitu ketakutan.

"Sudah, Tuan!" ucap Azalea yang memalingkan wajahnya.

"Celana!" titah Richard kembali.

Azalea yang dapat menebak bahwa percuma jika membantah Richard, dan apapun usaha yang ia lakukan akan percuma saja, Azalea pun pasrah, ia tahu bahwa Richard akan mengancamnya dengan alasan yang sama, yang bisa membuat wanita itu tidak bisa berkutik selain patuh dan tunduk.

Begitu selesai membuka celana, Azalea langsung beranjak dan balik badan, ia hendak melangkah kakinya untuk meninggalkan kamar mandi tersebut, namun Richard mencegahnya kembali.

"Jika kamu tidak menyelesaikan pekerjaanmu, maka jangan salahkan aku jika aku menghentikan pengobatan ibumu saat ini juga!"

Seketika Azalea membulatkan matanya dan berbalik badan, lalu berjongkok di hadapan pria itu kembali untuk membuka CD pria yang telah sah menjadi suaminya tersebut.

Wanita itu memejamkan matanya begitu erat dengan perasaan yang menahan kekesalan. "Apa dia sudah kehilangan otaknya? Atau dulu saat ada pembagian rasa malu dia datang terlambat hingga dia tidak mendapatkan bagian?" gerutu Azalea namun hanya diucapkan dalam hati.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status