Share

Bab 4. Ancaman

Author: Muda Anna
last update Last Updated: 2023-10-29 21:36:37

Mulut Eddriz Bushiry memerintahkan untuk Raline tersenyum bahagia walau tanpa suara. Tangan kiri laki-laki yang sekarang ini menjadi suaminya menarik kebaya bagian belakang dengan kencang. Wajahnya yang garang terlihat semakin garang saat mata melotot melakukan ancaman yang tidak terlihat kamera.

Dengan sengaja Raline mengikuti perintah laki-laki yang sekarang ini menjadi suami. Tersenyum dengan tulus sambil melambaikan tangan. Sengaja pura-pura melirik pada pemilik ponsel sambil mengedikpan mata.

Tangan Eddriz belum melepas kebaya Raline setelah kamera diarahkan ke wajah diri sendiri, "Kami baru saja melangsungkan akad nikah, tunggu undangan resmi dari kami, bye!"

Ponsel dimatikan dengan tangan kanan. Raline langsung berbalik badan dan menarik tangan Eddriz serta memutarnya sedikit, "Kalau meminta bantuan tidak perlu memaksa, Pak Tua!"

"Aaauw sakit, Bocah. Lepaskan!" teriaknya.

Raline melepas tangan Eddriz sambil mendorong perlahan, "Lain kali minta baik-baik, tidak perlu memaksa. Ra akan melakukan dengan senang hati!"

Eddriz mengusap lengan yang sakit, "Jangan mentang-mentang kamu bisa bela diri bisa menentangku, ingat kamu sudah aku beli dari Wisnu bejat itu dengan harga mahal!"

Raline terdiam memandang Eddriz yang terus mengusap lengan menggunakan sapu tangan. Tatapan mata terlihat penuh amarah dan emosi. Kebencian dan kekesalan seolah lekat di muka garang dan tanpa ekspresi.

"Aku tahu kamu ingin balas dendam pada Wisnu, aku bisa membantu kamu asal kamu menuruti semua kataku. Aku juga punya rahasia ayah tirimu itu tentang ibumu."

"Apa maksud Anda?"

"Belum waktunya aku bercerita, aku akan melihat sampai mana kamu bisa membuat aku percaya dan tidak akan kabur dariku."

Raline langsung terduduk di kursi rias dengan hati gundah gulana. Ada sesuatu rahasia yang disembunyikan ayah Wisnu tentang Ibu Rayya. Sudah bisa dipastikan hal yang buruk yang dilakukan ayah tiri durjana itu pada ibu.

"Sana ganti baju, sebentar lagi akan ada tamu bisnisku datang. Berdandanlah seperti Nyonya Ed yang sebenarnya!"

Raline tidak menjawab perintah laki-laki yang umurnya dua kali lipat darinya itu. Otak dan pikiran masih tertuju pada perbuatan yang dilakukan ayah tiri. Tidak memperhatikan suami tua yang berganti baju tanpa sungkan di depan mata.

"Cepat ganti baju!" teriaknya.

Spontan Raline melihat ke arah Eddriz yang hanya memakai celana segitiga saja, "Astagfirullah," kata Raline langsung memalingkan wajah.

Eddriz tergelak dan menggelengkan kepala, "Dasar bocah, sebentar lagi Pak Basri datang membantu kamu berdandan, sana cepat mandi dulu!"

Raline berjalan dengan gontai ke kamar mandi. Membuka semua atribut dari baju kebaya dan aksesoris. Diletakkan di meja rias yang ada di kamar mandi.

Mandi hanya untuk menghilangkan keringat sebentar saja. Mengambil handuk dan melihat gaun yang tergantung di samping handuk, "Bagus banget gaun ini, apakah ini yang harus Ra kenakan malam ini?" tanya Raline sendiri.

Gaun berwarna hitam dengan lengan pendek dan sedikit terbuka di punggung. Panjang sampai menutupi mata kaki dan ada belahan di rok bagian belakang. Raline memakainya perlahan dan langsung berkaca di depan cermin, "Subhanallah, bagus banget gaun ini," monolog Raline sendiri sambil berputar melihat gaun yang sangat nyaman di pakai.

Sambil memandang dirinya di cermin, Raline mulai bertekat. Akan balas dendam dan akan mengungkap rahasia yang dikatakan suami dadakan. Tidak perduli apa yang akan diperintahkan oleh Eddriz yang killer itu, yang terpenting bisa balas dendam kepada ayah yang tega menjual dirinya.

"Tunggu pembalasan Ra, Ayah!" teriak Raline dengan kesal.

Akan bertekat juga menunjukkan jika sekarang bahagia walau hanya sandiwara. Yang terpenting ayah tiri tidak lagi bisa mengusik. Walau sebenarnya masih gamang tentang nasib dan masa depan yang suram sudah menanti.

Suara ketukan pintu mengagetkan Raline dari lamunan. Raline bergegas membuka pintu yang dari tadi dikunci dari dalam, "Ada apa ...?" Raline tidak melanjutkan ucapannya. Dikira hanya Pak Basri yang datang, tetapi ada laki-laki gemulai yang berdiri di samping Pak Basri.

"SIlahkan ke luar, Nyonya!" perintah Pak Basri.

"Tadi siang panggil Nona sekarang mengapa panggil Nyonya, mengapa tidak panggil Ra saja sih?" tanya Raline sambil menggerutu.

"Maaf, ini perintah dari Tuan Ed, Nyonya. Kalau tidak mengikuti pasti kami akan didepak dari sini."

"Ooo terserah saja, deh."

"Perkenalkan dia Jinny, dia yang akan menjadi Stylist pribadi Anda, Nyonya," kata Pak Basri menunjuk laki-laki yang lemah gemulai.

"Selamat malam, Nyonya. Saya Jinny."

"Malam."

"Silakan duduk, Jinny akan merias Anda sekarang!"

"Baiik, terima kasih."

Tidak kurang dari setengah jam, Raline berrdandan sangat cantik. Wajahnya kini terlihat sangat dewasa dari umurnya. Tidak ada yang menyangka gadis yang baru berusia delapan belas tahun itu berubah drastis dari gadis lugu menjadi anggun dan mempesona.

"Waaah Anda cantik sekali, Nyonya. Tidak salah Tuan Ed memilih Anda sebagai istrinya, tidak kalah cantik dari Nyonya Arum."

Pak Basri langsung meletakkan jari telunjuk di bibir. Matanya mengawasi sekitar kamar dan ke arah pintu masuk. Tidak seorang pun boleh menyebut nama mantan istri pertama Tuan Ed, "Ssstt, jangan sebut nama itu di rumah ini kalau masih ingin bekerja di sini, Jinny!"

"Ups, maaf keceplosan." Jinny memukul mulutnya berkali-kali.

"Mengapa dilarang, Pak?" tanya Raline penasaran.

"Tuan Ed pasti ngamuk tanpa alasan saat mendengar nama itu, dikhinanati terang-terangan dan tidak bisa move on dari sang mantan itu mungkin alasannya." Jinny nyerocos menjawab sambil berbicara dengan wajah di goyangkan layaknya wanita India.

Pak Basri langsung memukul pundak Jinny dengan map yang dipegangnya, "Dasar mulut bebek, Pak Basri sumpel pakai map ini baru tahu, dibilang diam malah nyerocos terus!"

"Auuaw, maaf. Jinny tidak tahan kalau tidak ngegosip."

Raline tersenyum melihat tingkah Jinny yang terlihat kemayu. Menjadikan hiburan kecil di antara kepenatan hati dan kebimbangan jiwa. Seolah mendapat hiburan gratis saat pikiran lagi kalut dan bingung.

"Tunggu dulu, Pak Basri. Jinny mau memberikan contoh cara menjadi wanita berkelas seperti Nyonya A ... ups, seperti wanita kelas atas pada Nyonya Ra, lihatlah!"

"Baik, Jinny."

"Yang pertama saat berjalan badan tegak, dagu diangkat dan jangan lupa pandangan ke depan, seperti ini!" Jinny memperagakan seperti yang di katakan.

"Seperti ini?" tanya Raline mengikuti gerakan Jinny.

"Ya, kurang tegak sedikit, Nyonya!"

"Ooo seperti ini?"

"Ok, bagus. Satu lagi saat berjalan tangan Anda yang akan bergelayut manja di lengan Tuan Ed, posisi tangan harus lurus dipinggang Anda seperti ini!" Jinny yang melingkarkan tangannya ke lengan Raline.

"Coba Ra yang praktek, Jinny. Seperti ini, 'kah?" Raline melingkarkan lengan pada Jinny, tetapi kepalanya menunduk.

"Kepala Anda jangan ditundukkan, Nyonya!"

"Oya, maaf."

Datang Eddriz dengan wajah garang dan kesal, "Tidak perlu praktek menggandeng tangan dia juga dong, ayo cepat ikut!" Eddriz langsung menarik tangan Raline.

"Auw, aduh!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 118. Kebahagiaan

    Bang Jack dan Asisten Wibi hanya bisa mendengarkan percakapan penghuni rumah dari depan pintu saja. Pasalnya, dilarang masuk oleh pembeli bertato dengan alasan di dalam rumah sedang ada meeting dadakan. Dua orang kepercayaan Eddriz itu memasang telinga lebar-lebar untuk mengenali satu per satu orang yang sedang berbincang di dalam rumah.Asisten Wibi pernah beberapa kali bertemu dengan Ayah Wisnu. Suara bas khas ayah tiri Raline itu sangat mudah dikenali jika sedang berteriak atau sedang marah. Namun, jika berbincang dengan lirih atau jarak yang lumayan jauh sedikit sulit dikenali."Apakah itu suara target, Bang?" tanya Asisten Wibi sambil berbisik."Susah dikenali, aku tidak yakin." Bang Jack menjawab dengan berbisik juga."Direkam saja, Bang. Nanti kita selidiki bersama IT.""Ide bagus."Bukan hanya Bang Jack yang merekam percakapan orang yang ada di dalam rumah. Asisten Wibi juga merekam menggunakan ponsel dengan pura-pura membaca pelanggan yang memesan nasi goreng. Tidak ada seora

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 117. Berhasil

    Keadaan kantor Bushiry Grop yang ada di pusat rata dengan tanah kurang dari tiga puluh menit. Namun, Eddriz tetap meluncur ke puncak daerah Bogor. Putra semata wayang adalah satu-satunya harta yang paling berharga di dunia ini.Bukan hanya pihak yang berwajib yang menangani kasus perusahaan Bushiry Grop. Interpol, CIA pihak berwajib Asia yang terlibat langsung tentang pembajakan kontainer juga ikut terlibat. Ternyata, Bang Syam merupakan satu orang yang paling dicari khususnya di Asia Tenggara saat ini.Suasana sekitar villa milik Arum seketika mencekam setelah pihak yang berwenang bergerak cepat. Evakuasi penghuni villa yang ada di sekitar hanya berlangsung lima belas menit. Semua dilakukan secara diam-diam tanpa menimbulkan kecurigaan sedikit pun.Satu per satu anak buah Bang Syam dilumpuhkan dengan cepat tanpa suara. Kecepatan dan ketepatan mereka bak angin yang berhembus tanpa terasa, tetapi tepat sasaran. Eddriz dan rombongan belum sampai setengah jalan, musuh sudah bisa dilumpuh

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 116. Penculikan

    Satu hari setelah Harmini dilepaskan dengan syarat tidak bercerita kepada siapa pun termasuk pelanggan laundry. Wanita beranak dua itu beraktivitas seperti biasa yaitu bekerja sebagai buruh cuci gosok. Terus diawasi oleh anak buah Bang Jack dari kejahuan.Bang Jack juga mengirim anak buah seorang wanita yang pura-pura melamar pekerjaan di loundry itu. Sengaja mengajak berbincang Harmini dan karyawan yang lain sekitaran pekerjaan. Selain untuk mengulur waktu sekalian untuk mengawasi dan menunggu pelanggan yang dicurigai sebagai asisten pribadi Arum. Tanpa diduga, pemilik laundry sedang pergi belanja bahan untuk laundry. Anggota yang sedang melamar dengan leluasa berbincang dengan alasan menunggu sang pemilik usaha. Istilah sambil menyelam minum air yaitu sambil menyelidiki dan sekaligus berharap orang dicurigai itu datang hari ini.Sebelum istirahat tiba, Asisten Wibi dan Bang Jack melaporkan penyelidikaan yang dilakukan anak buah wanita kepada Eddriz. Sekitar pukul sebelas pagi, ada

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 115. Perawat Gadungan

    Eddriz terpaksa melihat introgasi perawat gadungan dengan online karena permintaan Raline. Istri kecil Eddriz itu bersikukuh ingin melihat wajah perawat yang menyusup ke rumah sakit. Suami Raline itu selalu mengabulkan semua permintaan istri tercinta apa pun keinginannya. Bang Jack dan kepala security yang saat ini sedang mencecar pertanyaan pada perawat gadungan. Asisten Wibi duduk di sofa di sampinng Eddriz dan berkoordinasi dengan IT untuk menyelidiki latar belakang perawat gadungan. Sedangkan, Eddriz dan Raline mlihat layar televisi yang terhubung dengan CCTV yang ada di kantor security rumah sakit. "Siapa yang menyuruh kamu menjadi perawat?" tanya Bang Jack dengan suara tegas. "Saya sendiri, Pak," jawab Perawat gadungan itu sambil menunduk. Kepala security yang mulai tidak sabar dan emosi tiba-tiba menggebrak meja dengan kedua tangan. Bukan hanya perawat gadungan yang tersentak kaget karena mendengar suara gebrakkan meja. Namun, Bang Jack juga ikut kaget dan memundurkan ku

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 114. Tender

    Raline beristirahat paska operasi terlelap di atas tempat tidur. Eddriz masih emosi tingkat dewa, tetapi bukan karena istri trcinta. Namun, karena ayah tiri Raline yang mengajukan tender lebih tinggi dari tawaran perusahaan Bushiry Grop.Asisten Wibi memberikan keterangan kemungkinan ada orang dalam dari perusahaan Bushiry Grop yang yang membocorkan informasi. Saat ini suasana tender yang ada di Surabaya sedang tegang menunggu yang menang antara dua perusahaan."Kamu selidiki orang dalam yang membocorkan sekarang juga!" perintah Eddriz dengan suara meninggi karena marah."Tim kita sedang menyelidiki, Tuan.""Bagus tendang dia dari Bushiry Grop, dan jangan lupa blacklist ke seluruh perusahhan di seluruh Indonesia.""Siap, Tuan.""Siapa yang memimpin tende itu, kirim nama sekarang aku hubungi dia?""Baik, saya kirim lewat pesan WA sekarang, Tuan."Kekausaan seorang Eddriz Bushiry tanpa batas. Hanya dengan sekali gertak orang yang dihubungi bukan hanya menggigil ketakutan. Lutut seketika

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 113. Baby Edward

    Mendadak tim dokter yang dipimpin oleh Dokter Daniel dan Dokter Atika melakukan operasi caesar pada Raline. Jika sang suami sudah bertitah, Raline harus mengikuti yang diperintahkan. Rasa sakit sebenarnya masih bisa ditahan, tetapi karena Eddriz yang tidak tega melihat istri kecilnya kesakitan, terpaksa harus melakukan operasi saat itu juga.Yang lebih parah lagi Eddriz ikut masuk di ruang opesasi caesar selalu gelisah dan sedikit mengganggu proses operasi. Raline yang memakai setengah anastesi membuat Eddriz semakin bingung. Dari dada ke bawah tidak merasakan apapun, sedangkan mulai dari dada, pundak, tangan ke atas tetap normal dan bisa digerakkan.Laki-laki tua itu terus membuat drama gegara melihat proses operasi yang baru pertama kali. Melihat dokter mulai membuka jalan bayi yang ada di bawah pusar, Eddriz tegang. Takut sang istri meringis kesakitan seperti awal akan melahirkan tadi."Bang, ada apa?""Itu mulai di buka, apakah Ra tidak merasakan sakit?""Tidak.""Benarkah?""Aban

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status