Share

Part 04

Author: Elprida Wati
last update Last Updated: 2024-02-23 19:57:42

Seorang pria sedang sibuk memeriksa dokumen yang ada di tangannya. Dia membuka lembaran dokumen itu satu persatu, tidak lupa dia membaca setiap tulisan di dokumen itu dengan teliti sambil sesekali mengusap wajahnya kasar. Terlihat dengan jelas jika sorot matanya memancarkan kemarahan yang sangat besar.

"Apa kau sudah yakin jika informasi ini benar?" tanya Leon menatap Arga sang asisten dengan tatapan datar.

"Sudah, Tuan! Saya sendiri yang mencari informasi itu, jadi tidak mungkin salah," ucap Arga dengan penuh keyakinan.

"Baiklah! aku percaya kepadamu. Posisi sekertarisku masih kosong bukan?"

"Ia, Tuan! tapi sudah ada tiga berkas yang masuk untuk melamar di posisi itu. Bahkan besok mereka sudah di hubungi untuk melakukan interview."

"Batalkan saja! aku sudah menemukan orang yang tepat untuk menduduki posisi itu," ucap Leon dengan tegas.

"Baik, Tuan!" Arga hanya bisa mengangguk patuh mendengar perintah bosnya itu.

Leon hanya tersenyum tipis sambil menatap dokumen yang ada di tangannya. Dari raut wajahnya, dia seperti menyiapkan sebuah rencana besar. Namun, tidak ada yang tau rencana apa itu, bahkan tidak ada yang berani bertanya tentang isi pikiran pria itu.

"Lihat saja, kalian akan membayar semua perbuatan kalian. Tinggal menunggu waktu, kalian akan merasakan apa yang seharusnya kalian rasakan," Gumam Leon tersenyum sinis.

*****

"Ma! Rico minta uang dong. Mau nongkrong dengan teman-teman," ucap Rico menatap kedua orang tuanya yang sedang menghitung isi amplop yang di berikan Leon.

"Kamu selalu saja nongkrong dengan teman-temanmu yang tidak berguna itu. Apa salahnya kamu belajar untuk mengurus perusahaan. Papa sudah berusaha mati-matian merebut perusahaan itu. Jangan sampai Naura merebutnya kembali," ucap Heri menatap geram putranya yang pemalas itu.

Rico memang sosok anak yang sangat manja dan pemalas, bahkan di umurnya yang sudah menginjak 25 tahun, dia sama sekali tidak memiliki pekerjaan sama sekali. Jika dia menginginkan sesuatu, tinggal minta saja kepada sang mama. Jadi dia tidak perlu lelah bekerja untuk mencari uang.

"Papa berikan saja sebagian uangnya itu. Lagipula kita masih memiliki banyak uang. Tuan Leon memang bodoh, dia begitu mudah mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan gadis sialan itu,'' ucap Rita tersenyum sinis menatap uang pemberian Leon yang masih berserakan di meja.

"Papa tidak sia-sia membawa pria itu kesini. Selain melemparkan wanita itu keluar dari sini, kita juga mendapatkan uang banyak," ucap Rico tersenyum sinis.

"Tapi papa merasa ada yang aneh. Kenapa Tuan Leon mau mengeluarkan uang yang banyak untuk mendapatkan Naura.'' tiba-tiba Heri merasakan sesuatu yang janggal atas sikap Leon.

"Papa seperti tidak tau saja, Tuan Leon itu pria dewasa, bahkan istrinya saja sudah lama tidak terlihat. Mungkin dia hanya ingin menjadikan Naura sebagai pelampiasan. Kita semua tau jika Naura itu hanya gadis bodoh yang tidak berpendidikan. Jadi akan lebih mudah untuk membodohinya," ucap rita tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

"Mudah-mudahan yang kamu katakan itu benar," ucap Heri berusaha menepis semua rasa cemasnya.

"Baiklah! kita lupakan saja tentang wanita yang tidak ada gunanya itu. Lebih baik mama kasih aku sebagian uangnya, aku mau berpesta," ucap Rico mengambil beberapa lembar uang merah yang berada di atas meja.

"Ingat! besok kamu akan mulai bekerja di kantor. Kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Kita harus mengambil alih seluruh aset Naura secepatnya,'' ucap Heri mengeleng kecil melihat kelakuan putranya itu.

Heri memang sudah mengambil alih sebagian harta warisan milik Naura, akan tetapi ada beberapa aset yang belum dia ubah atas namanya. Jadi dia harus bergerak cepat sebelum Naura mengetahui kejadian yang sebenarnya dan mengambil alih semua aset peninggalan kedua orang tuanya. Jika sampai itu terjadi, bukan hanya kehilangan semua kemewahan yang mereka nikmari selama ini, bisa-bisa satu keluarga yang tidak tau malu itu akan jadi gelandangan dan tinggal di kolong jembatan.

Tidak perduli dengan omelan sang papa, Rico berjalan dengan santai keluar dari rumah sambil menghitung uang yang dia ambil dari atas meja. Senyuman terus melingkar dengan indah memandang lembaran uang merah yang ada di tanggannya.

"Tidak apa-apa pria tua itu mendahuluiku, tapi lihat saja! Aku akan mendapatkan tubuhmu secepatnya,'' batin Rico tersenyum sinis membayangkan tubuh indah Naura.

Dia menaiki motor kesayangannya lalu melajukannya ke sebuah club malam yang biasa dia kunjungi setiap malam. Dia akan bersenang-senang bersama para gadis malam dan juga para teman tongkrongannya. Mungkin dia akan melampiaskan hasrat yang selama ini dia pendam untuk Naura bersama para wanita penghibur.

Sesampainya di club rico langsung turun dari motornya. Dia perlahan memasuki club itu dengan senyuman penuh kebahagiaan, bagaimana tidak, baru saja melewati pintu masuk dia langsung di sambut oleh beberapa cewek seksi dan juga sangat menggoda iman. Dengan cepat dia merlingkarkan kedua tangannya di pinggang dua gadis sekaligus.

''Ayo baby! kita bersenang-senang malam ini," ucap Rico sambil menciumi kedua gadis itu secara bergantian.

Mereka berjalan menuju panggung dansa dan menari mengikuti iringan musik sambil meminum minuman keras. Terlihat Rico juga mencumbu kedua gadis itu secara bergantian, hingga akhirnya mereka berakhir di ranjang dan saling bergulat satu sama lain.

"Adikku, sayang! Hidupku memang sangat beruntung. Sangat berbeda dengan dirimu. Kau memang terlahir dari orang tua yang terpandang, akan tetapi takdirmu berkata lain," batin Rico mengingat penderitaan Naura selama ini.

Bersambung......

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 41

    Leon tersenyum sendiri melihat layar ponselnya. Seperti anak remaja yang sedang jatuh cinta, dia terus tersenyum sambil menatap foto propil whatshap milik Naura. Dia melihat jika pesan yang dia kirim telah di baca, akan tetapi san istri sama sekali tidak ada niat untuk membalas pesan itu. "Walaupun aku tidak bisa mendapatkanmu, tapi aku bisa memiliki putrimu. Maaf karena aku bersikap terlalu keras kepadanya. Aku janji akan memperbaiki sikapku," batin Leon beralih menatap foto Shella yang ada di meja kerjanya. "Tuan!" Tiba-tiba Arga main nyelonong masuk, sehinga Leon refleks meletakkan ponselnya (Tapi lupa mematikan layar) "Ehm! Ternyata duda jika jatuh cinta melebihi anak ingusan," Batin Arga melihat layar ponsel Leon yang masih menyala. Melihat tatapan asistennya itu, Leon langsung tersadar. Dia mengambil ponsel itu lalu memasukkannya ke saku celana. "Aku hanya ingin bertanya bagaimana keadaannya" jelas Leon tanpa menatap sekertarisnya itu. "Memangnya saya bertanya, Tu

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 40

    Naura berjalan memasuki kediaman keluarga Debora. Dia menatap satu persatu pelayan yang menyambut kedatangannya, akan tetapi dia tidak menemukan Rita di barisan itu. "Dimana tante?" Tanya Naura kepada ketua pelayan. "Nyonya ada di kamarnya, Nyonya. Beberapa hari ini dia terus mengurung diri di kamarnya," Jelas pelayan itu. Mendengar penjelasan pelayan itu, Naura perlahan berpikir sejenak. Tidak biasa sang tante seperti itu, biasanya dia selalu ikut dalam barisan pelayan saat Naura berkunjung. "Baiklah! Aku akan menemuinya," ucap Naura kembali melangkahkan kakinya. Dia melangkahkan kakinya menuju kamar yang di tempati Rita. Kamar yang begitu sempit dan juga tidak memiliki perlengkapan tidur yang lengkap. Naura menatap pintu kamar yang tertutup dengan rapat. Melihat kamar itu, ingatan akan masa lalu yang begitu menyakitkan kembali muncul di ingatannya. Kamar yang sempit dan tidak layak itu adalah saksi penderitaan Naura selama ini. Di sana dia selalu menangis menumpahkan se

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 39

    Mendengar ucapan Leon yang menyudutkan nya, Dirga hanya bisa terdiam. Dia tidak bisa berkata-kata lagi, dia sadar jika dia salah. Namun, dia juga merasa kesal akan sikap Leon yang selalu acuh tak acuh kepada Naura. "Maafkan saya, Tuan!" hanya kata-kata itu yang bisa muncul dari bibir Dirga. "Tidak masalah. Kau sudah menebus kesalahanmu," Leon tersenyum sekilas mengingat permainan panasnya dengan Naura semalam. Walaupun awalnya sang istri menolak, akan tetapi lama-lama dia juga menikmati setiap sentuhan yang Leon berikan kepadanya. "Tuan! kita ada pertemuan penting dengan salah satu klien. Apa Anda sudah siap?" tanya Arga mengalihkan pembicaraan. "Sudah!" ucap Leon melangkahkan hedak melangkahkan kakinya keluar. "Dimana Alex?" "Alex!" mendengar nama sang adik di sebut, Arga dan Dirga langsung saling lempar pandang. Tidak biasanya tuan besar mereka itu mengingat adik mereka. "Di ... Dia sedang kuliah, Tuan!" ucap Dirga sedikit gugup. Dia merasa cemas dan menduga jik

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 38

    Setelah selesai melanjutkan olahraga, Leon langsung bergegas ke kamar mandi. Dia membersihkan tubuhnya sambil sesekali membayangkan olahraga panas yang telah dia laukan bersama sang istri. Sudah cukup lama dia tidak menuntaskan birahinya, sehingga dia tidak bisa mengontrol diri dan menguras habis seluruh tenaga sang istri. "Pasti dia sangat lelah," batin Leon tersenyum kecil. "Tapi dia sangat nikmat. Bahkan aku ingin lagi." Tiba-tiba pria itu berubah bucit. Padahal baru beberapa waktu lalu dia mengucapkan kata perpisahan. Apa sebenarnya yang ada dipikirannya selama ini? Setelah selesai membersihkan diri, dia bergegas keluar dengan mengunakan handuk yang melilit di pingangnya. Dia menatap ke arah Naura yang kembali tertidur karena kelelahan. "Ternyata dia sangat kelelahan. Aku sudah seperti singa lapar saja," ucap Leon terkekeh kecil sambil merapikan selimut yang menutupi tubuh naura. Tidak lupa dia sedikit mengintip untuk melihat tubuh polos istrinya itu. Tidak lupa dengan hi

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 37

    "Apa?" Tanya Arga dan Alex terkejut, bahkan mereka hampir kesedak minuman mendengar ucapan Dirga. "Kenapa? Aku tidak salah. Mereka sudah menikah, jadi wajar saja mereka melakukannya," ucap Dirga tersenyum tanpa dosa. Sebenarnya Dirga tidak rela jika Naura dan Leon berpisah. Terlebih lagi mengingat wanita itu sangat menyayangi Raygan, tentu saja Dirga tidak mau jika hidup Tuan Kecilnya itu kembali seperti dulu. Dimana dia selalu merindukan kasih sayang seorang ibu. "Aku hanya ingin menebus kesalahanku. Aku secara tidak sengaja mendukung keputusan Nyonya untuk berpisah dari Tuan Leon. Jadi, aku hanya ingin memperbaiki kesalahanku saja," ucap Dirga mencoba memberikan pengertian kepada kedua adiknya itu. "Kakak tidak salah. Aku juga mendukung," ucap Alex tersenyum puas. "Malam indah yang pernah tertunda akhirnya terlaksana juga," ucap Arga tersenyum mesum. Tanpa mereka sadari, ternyata sejak tadi ada sepasang kuping yang mendengarkan pembicaraan mereka. Siapa lagi jika bu

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 36

    Leon berdiri seorang diri di balkon kamarnya. Dia menatap langit yang begitu gelap sambil mengisap sebatang rokok. Wajahnya terlihat murung, seperti sedang memikirkan sesuatu. "Dad!" Suara lembut sang buah hati tiba-tiba menyadarkannya. "Ia!" Dia menatap sumber suara itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. "Apa daddy dan mommy bertengkar? kenapa mommy ingin pergi?" tanya Raygan dengan mata berkaca-kaca. Leon hanya bisa terdiam membisu. Mulutnya seakan terkunci dengan rapat, sehingga dia tidak bisa mengucapkan sepatah katapun. Dia mencoba mencari alasan agar sang putra dapat mengerti. Namun, pikirannya juga sangat kacau, sehingga membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih. "Daddy!" Leon mencoba berbicara, akan tetapi dia tetap tidak tau apa yang harus dia katakan. "Mom! mommy mau kemana? mommy sudah janji tidak akan meninggalkan Ray, tapi ini," Raygan mencoba beralih ke Naura yang sedang membereskan barang-barangnya. Dia menatap wanita itu dengan tatapan pe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status