Share

Part 03

Author: Elprida Wati
last update Huling Na-update: 2024-02-07 18:22:03

"Mommy mau kan berfoto denganku dan juga daddy? Sama seperti teman-teman Ray yang lainnya. Mereka memiliki foto keluarga, ada mommy dan juga daddy mereka. Bahkan ada juga bersama kakak atau adik mereka. Sedangkan Raygan," ucap Raygan sedih sambil menatap foto-foto yang terpajang di dinding kamarnya. Foto yang memperlihatkan kebahagiaannya bersama sang daddy, walaupun tidak ada sosok mommy di samping mereka.

"Ray! Apa tugas sekolahmu sudah selesai?" tanya Leon mengalihkan pembicaraan.

"Baiklah! kita akan berfoto bersama. Mommy, Ray dan juga daddy," ucap Naura tersenyum manis sambil memgusap lembut wajah Raygan.

"Benarkah mom?" tanya Raygan penuh semangat. Bocah itu tidak menyangka jika akhirnya keinginannya selama ini akhirnya terkabul juga. Dimana dia akan memiliki foto keluarga yang lengkap, sama seperti teman-temannya.

"Benar sayang," ucap Naura tersenyum hangat.

"Bisakah kita bicara sebentar?" tanya Leon menatap istrinya itu dengan tatapan datar.

"Em!" Naura hanya mengangguk pelan.

"Sayang! Kamu di sini dulu ya. Daddy mau bicara dengan mommy sebentar," ucap Leon mengusap kecil puncak kepala putranya itu.

"Ia, Dad," ucap Raygan mengangguk patuh sambil menatap Naura dengan senyuman penuh kehangatan.

Setelah mendapatkan izin dari sang putra, Leon perlahan melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu. Naura hanya menunduk lalu mengikuti langkah sang suami. Namun, baru beberapa langkah, langkah Naura langsung terhentikan karena tangannya di genggam oleh Raygan.

"Mom! Mommy tidak pergi lagi 'kan? Mommy tidak akan meninggalkan Ray dan juga daddy lagi 'kan? Ray mohon, mommy jangan pergi lagi ya," ucap Raygan dengan mata berkaca-kaca.

Tes.....

Tidak terasa air mata Naura langsung mengalir membasahi wajah cantiknya. Dia menatap Raygan dengan tatapan penuh kesedihan, melihat wajah bocah itu, dengan seketika ingatan Naura langsung tertuju pada kejadian sepuluh tahun lalu. Dimana dia harus kehilangan sosok orang tua dalam hidupnya.

"Mommy tidak akan pernah meninggalkanmu. Mulai sekarang mommy akan selalu ada di bersamamu," ucap Naura langsung memeluk tubuh munggil putra sambungnya itu.

"Mommy janji?" tanya Raygan dengan polosnya sambil menyodorkan jari kelingkingnya.

"Janji!"

Melihat keakraban istri dan juga putranya, Leon hanya tersenyum kecil. Dia merasa jika keputusannya menikahi Naura adalah keputusan yang tepat. Selama ini Raygan memang sangat merindukan sosok seorang ibu, bahkan selama lima tahun ini bocah itu selalu menantikan janji yang tidak pasti dari sang daddy.

Setelah memberikan Raygan kepada pengasuhnya, Leon langsung membawa Naura ke kamar. Naura menatap ruangan luas dan juga mewah itu dengan tatapan penuh kekaguman. Dengan cepat Leon mengambil sesuatu dari laci meja yang ada di samping ranjang lalu kembali mendekati Naura. Dia memperlihatkan sebuah foto pernikahan, dimana mempelai prianya adalah dirinya sendiri.

Melihat foto itu, Naura langsung mengerutkan keningnya bingung. Dia menatap mempelai wanita yang ada di foto itu dengan lekat. Terlihat dengan jelas senyuman yang mengembang di wajah pasangan pengantin itu, senyuman yang mewakili kebahagiaan mereka pada waktu itu.

"Dia adalah Grace, Mommy kandung Raygan," jelas Leon singkat.

"Tidak banyak yang harus kamu ketahui, intinya cuman satu, kamu harus mengantikan posisi Grace untuk Raygan. Apa kamu mengerti apa yang aku katakan?" tanya Leon singkat, tidak lupa dengan tatapan tajam yang tertuju pada wanita itu. "Kamu baca surat perjanjian ini dengan baik," ucap pria itu kembali sambil menyodorkan sebuah kertas perjanjian kepada Naura.

Naura hanya diam sambil menatap tulisan di kertas itu satu persatu. Dia menatap pria yang baru menikahinya itu dengan tatapan penuh kebingungan, sungguh dia tidak tau apa yang ada di pikiran pria itu sama sekali.

"Aku menikahimu agar putraku dapat merasakan kasih sayang seorang ibu. Jadi kamu jangan terlalu banyak berharap dengan hubungan ini," ucap Leon tegas sambil membuka jasnya dan melepaskan satu persatu kancing kemejanya. "Aku harap kamu bisa melakukan tugasmu dengan baik, dan jangan pernah melewati batasanmu,"

Mendengar ucapan pria itu, Naura hanya bisa mengangguk kecil tanpa berani menatap wajah lawan bicaranya itu. Tatapan pria itu sangat tajam, sehingga membuat suasana di dalam ruangan itu terasa sangat mencekam.

"Bersihkan dirimu, lemari itu khusus untukmu, di sana sudah ada pakaian dan juga semua keperluanmu. Jadi jangan pernah sentuh apapun yang bukan milikmu, " ucap Leon dengan tegas sambil menunjuk salah satu lemari yang ada di sana.

"Baik!" ucap Naura menunduk, lalu berjalan menuju lemari yang di tunjuk oleh Leon.

Leon hanya menatap sekilas punggung sang istri sambil mengenakan kemeja yang baru. Tanpa banyak bicara, dia kembali melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.

"Tu ... Tuan mau kemana?" tanya Naura dengan gugup.

"Saya ada urusan sebentar," ucap Leon datar tanpa menoleh sedikitpun.

"Baik!" ucap Naura mengangguk patuh, tetapi sayangnya pria itu sudah terlebih dulu menghilang dari penglihatannya.

Baru saja di nikahi beberapa jam yang lalu, tetapi dia langsung di tinggal begitu saja. Sehingga membuat wajah gadis itu langsung terlihat murung. Dia menatap seluruh sudut kamar itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Hingga akhirnya tatapannya terhenti kearah laci tempat Leon menyimpan foto pernikahannya tadi.

Rasa penasaran akan masa lalu pria itu langsung menganggu pikiran Naura, siapa sebenarnya pria itu? Mengapa dia memilihnya untuk menggantikan posisi wanita yang ada di foto itu? berbagai pertanyaan langsung datang berhamburan memenuhi pikiran wanita itu.

"Sudahlah! lebih baik aku mandi saja," ucap Naura menepis semua pertanyaan yang ada di otaknya lalu berjalan menuju lemari yang di tunjuk oleh suaminya tadi.

Namun, saat membuka lemari itu, mata Naura langsung membulat ketika melihat jenis pakaian kurang bahan memenuhi isi lemari itu. Benar, ternyata dugaannya benar, pria itu adalah pria mesum, tetapi bukan pria tua bangka yang dia bayangkan. Melainkan pria matang yang terlihat mengoda dan juga gagah perkasa.

"What! Pakaian jenis apa ini?" Gumam Naura menatap semua pakaian itu satu persatu.

Dari begitu banyak pakaian yang ada di lemari itu, tidak ada satupun yang lengkap. Jangankan memakai, membayangkannya saja Naura sudah kehilangan muka.

"Apa mereka gila? mana mungkin aku mengunakan pakaian seperti ini" batin Naura terus mengoceh kesal.

Bersambung.......

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 41

    Leon tersenyum sendiri melihat layar ponselnya. Seperti anak remaja yang sedang jatuh cinta, dia terus tersenyum sambil menatap foto propil whatshap milik Naura. Dia melihat jika pesan yang dia kirim telah di baca, akan tetapi san istri sama sekali tidak ada niat untuk membalas pesan itu. "Walaupun aku tidak bisa mendapatkanmu, tapi aku bisa memiliki putrimu. Maaf karena aku bersikap terlalu keras kepadanya. Aku janji akan memperbaiki sikapku," batin Leon beralih menatap foto Shella yang ada di meja kerjanya. "Tuan!" Tiba-tiba Arga main nyelonong masuk, sehinga Leon refleks meletakkan ponselnya (Tapi lupa mematikan layar) "Ehm! Ternyata duda jika jatuh cinta melebihi anak ingusan," Batin Arga melihat layar ponsel Leon yang masih menyala. Melihat tatapan asistennya itu, Leon langsung tersadar. Dia mengambil ponsel itu lalu memasukkannya ke saku celana. "Aku hanya ingin bertanya bagaimana keadaannya" jelas Leon tanpa menatap sekertarisnya itu. "Memangnya saya bertanya, Tu

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 40

    Naura berjalan memasuki kediaman keluarga Debora. Dia menatap satu persatu pelayan yang menyambut kedatangannya, akan tetapi dia tidak menemukan Rita di barisan itu. "Dimana tante?" Tanya Naura kepada ketua pelayan. "Nyonya ada di kamarnya, Nyonya. Beberapa hari ini dia terus mengurung diri di kamarnya," Jelas pelayan itu. Mendengar penjelasan pelayan itu, Naura perlahan berpikir sejenak. Tidak biasa sang tante seperti itu, biasanya dia selalu ikut dalam barisan pelayan saat Naura berkunjung. "Baiklah! Aku akan menemuinya," ucap Naura kembali melangkahkan kakinya. Dia melangkahkan kakinya menuju kamar yang di tempati Rita. Kamar yang begitu sempit dan juga tidak memiliki perlengkapan tidur yang lengkap. Naura menatap pintu kamar yang tertutup dengan rapat. Melihat kamar itu, ingatan akan masa lalu yang begitu menyakitkan kembali muncul di ingatannya. Kamar yang sempit dan tidak layak itu adalah saksi penderitaan Naura selama ini. Di sana dia selalu menangis menumpahkan se

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 39

    Mendengar ucapan Leon yang menyudutkan nya, Dirga hanya bisa terdiam. Dia tidak bisa berkata-kata lagi, dia sadar jika dia salah. Namun, dia juga merasa kesal akan sikap Leon yang selalu acuh tak acuh kepada Naura. "Maafkan saya, Tuan!" hanya kata-kata itu yang bisa muncul dari bibir Dirga. "Tidak masalah. Kau sudah menebus kesalahanmu," Leon tersenyum sekilas mengingat permainan panasnya dengan Naura semalam. Walaupun awalnya sang istri menolak, akan tetapi lama-lama dia juga menikmati setiap sentuhan yang Leon berikan kepadanya. "Tuan! kita ada pertemuan penting dengan salah satu klien. Apa Anda sudah siap?" tanya Arga mengalihkan pembicaraan. "Sudah!" ucap Leon melangkahkan hedak melangkahkan kakinya keluar. "Dimana Alex?" "Alex!" mendengar nama sang adik di sebut, Arga dan Dirga langsung saling lempar pandang. Tidak biasanya tuan besar mereka itu mengingat adik mereka. "Di ... Dia sedang kuliah, Tuan!" ucap Dirga sedikit gugup. Dia merasa cemas dan menduga jik

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 38

    Setelah selesai melanjutkan olahraga, Leon langsung bergegas ke kamar mandi. Dia membersihkan tubuhnya sambil sesekali membayangkan olahraga panas yang telah dia laukan bersama sang istri. Sudah cukup lama dia tidak menuntaskan birahinya, sehingga dia tidak bisa mengontrol diri dan menguras habis seluruh tenaga sang istri. "Pasti dia sangat lelah," batin Leon tersenyum kecil. "Tapi dia sangat nikmat. Bahkan aku ingin lagi." Tiba-tiba pria itu berubah bucit. Padahal baru beberapa waktu lalu dia mengucapkan kata perpisahan. Apa sebenarnya yang ada dipikirannya selama ini? Setelah selesai membersihkan diri, dia bergegas keluar dengan mengunakan handuk yang melilit di pingangnya. Dia menatap ke arah Naura yang kembali tertidur karena kelelahan. "Ternyata dia sangat kelelahan. Aku sudah seperti singa lapar saja," ucap Leon terkekeh kecil sambil merapikan selimut yang menutupi tubuh naura. Tidak lupa dia sedikit mengintip untuk melihat tubuh polos istrinya itu. Tidak lupa dengan hi

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 37

    "Apa?" Tanya Arga dan Alex terkejut, bahkan mereka hampir kesedak minuman mendengar ucapan Dirga. "Kenapa? Aku tidak salah. Mereka sudah menikah, jadi wajar saja mereka melakukannya," ucap Dirga tersenyum tanpa dosa. Sebenarnya Dirga tidak rela jika Naura dan Leon berpisah. Terlebih lagi mengingat wanita itu sangat menyayangi Raygan, tentu saja Dirga tidak mau jika hidup Tuan Kecilnya itu kembali seperti dulu. Dimana dia selalu merindukan kasih sayang seorang ibu. "Aku hanya ingin menebus kesalahanku. Aku secara tidak sengaja mendukung keputusan Nyonya untuk berpisah dari Tuan Leon. Jadi, aku hanya ingin memperbaiki kesalahanku saja," ucap Dirga mencoba memberikan pengertian kepada kedua adiknya itu. "Kakak tidak salah. Aku juga mendukung," ucap Alex tersenyum puas. "Malam indah yang pernah tertunda akhirnya terlaksana juga," ucap Arga tersenyum mesum. Tanpa mereka sadari, ternyata sejak tadi ada sepasang kuping yang mendengarkan pembicaraan mereka. Siapa lagi jika bu

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 36

    Leon berdiri seorang diri di balkon kamarnya. Dia menatap langit yang begitu gelap sambil mengisap sebatang rokok. Wajahnya terlihat murung, seperti sedang memikirkan sesuatu. "Dad!" Suara lembut sang buah hati tiba-tiba menyadarkannya. "Ia!" Dia menatap sumber suara itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. "Apa daddy dan mommy bertengkar? kenapa mommy ingin pergi?" tanya Raygan dengan mata berkaca-kaca. Leon hanya bisa terdiam membisu. Mulutnya seakan terkunci dengan rapat, sehingga dia tidak bisa mengucapkan sepatah katapun. Dia mencoba mencari alasan agar sang putra dapat mengerti. Namun, pikirannya juga sangat kacau, sehingga membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih. "Daddy!" Leon mencoba berbicara, akan tetapi dia tetap tidak tau apa yang harus dia katakan. "Mom! mommy mau kemana? mommy sudah janji tidak akan meninggalkan Ray, tapi ini," Raygan mencoba beralih ke Naura yang sedang membereskan barang-barangnya. Dia menatap wanita itu dengan tatapan pe

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status