Share

43. Jalan Keluar

Davie memelankan sedikit laju mobilnya saat berbelok ke kiri. Benar kata Ileana, rumah Aldi berada di tepi jalan dan tidak jauh dari pertigaan itu. Davie menghentikan mobilnya di tepi.

"Ini rumahnya, Sayang?" tanya Davie sambil memperhatikan rumah mewah itu.

"Iya. Dia adik kandungnya Ayah."

"Oh, gitu." Davie manggut-manggut. "Ya udah, yuk kita turun."

"Tunggu dulu, Davie."

Davie mengernyit heran. "Loh, ada apa, Sayang? Tadi kan kamu yang minta ke sini."

Ileana hanya diam sambil menatap rumah mewah dengan halaman yang cukup luas itu. Entah mengapa langkahnya merasa ragu. Jantungnya berdegup kencang sekali.

"Sayang," panggil Davie.

Wanita itu terhenyak. Ia menatap Davie dengan mata yang berkaca-kaca. Seketika Davie terkejut dan merasa bingung saat melihat Ileana mulai bersedih seperti itu.

"Sayang, kamu kok nangis? Ada apa? Cerita sama aku," ujar Davie sambil menyentuh pipi Ileana.

"Aku cuma takut, Om nggak mau terima aku. Soalnya, aku udah lama nggak ketemu sama Om Aldi."

Davie mengusa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status