Share

5. Kabar Burung

Penulis: Wii
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-04 14:06:25

Ileana berjalan menuju ruang engineering. Wanita itu baru saja selesai makan siang bersama Davie. Davie berniat mengantarnya sampai ke ruang engineering, namun Ileana menolak dengan tegas agar pria itu tidak memaksa. Di sepanjang lorong menuju ruang engineering, terlihat beberapa karyawan saling memberi tatapan aneh pada Ileana. Awalnya, Ileana hanya diam dan mengabaikan mereka. Tapi lama kelamaan, tatapan itu berubah menjadi sebuah sindiran pedas untuknya, terutama di kalangan karyawan wanita.

Tatapan menelisik serta sindiran yang diberikan membuat telinga Ileana semakin panas. Kedua tangannya sudah mengepal karena kesal. Tapi masih berusaha untuk mengabaikan mereka. Hingga tiba saatnya ia dihalangi oleh dua orang wanita. Padahal Ileana hampir tiba di depan ruang engineering.

Dengan sangat terpaksa, Ileana berhenti dan menatap dua wanita berjas hitam itu. Ditatapnya mereka dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ileana dengan gaya tomboynya itu terlihat memberi tatapan menantang sambil mengunyah permen karet di mulutnya. Itu sudah menjadi kebiasaan Ileana selama ini.

"Heh, Ilea, kamu tuh ngaca dong!" Salah satu wanita mulai berbicara sambil menunjuk wajah Ileana, "Kamu itu nggak usah kecentilan sama Pak Davie deh. Nggak cocok. Kamu cocoknya sama anak-anak produksi yang dekil dan bau oli. Nggak pantes banget cewek oli kayak kamu jalan sama Pak Davie yang super duper wangi, ganteng dan kaya raya."

"Iya bener. Kamu lebih cocok jadi pembantunya sih," sahut wanita satunya.

Ileana menyeringai sambil mendecih. Sudah ia duga, kabar burung itu akan segera menyebar, meskipun dirinya hanya sekadar makan siang dengan Davie. Ileana akui, dirinya memang tidak pantas untuk pria itu dan Ileana memang tidak menyukai Davie. Dari awal ia masuk ke perusahaan itu, Davie-lah yang selalu mengejarnya. Padahal Ileana sudah berulang kali menolak. Tapi perasaan memang tidak bisa dipaksa harus menghilang dalam waktu singkat.

Jika memang Davie benar-benar menyukainya, haruskah Ileana memaksa pria itu untuk membencinya? Tentu tidak semudah yang dibayangkan. Cinta itu adalah anugerah yang tumbuh dalam hati manusia. Murni tanpa adanya unsur kesengajaan. Jadi, Ileana tidak bisa menghilangkan rasa itu dari hati Davie begitu saja. Biarkan Davie yang melakukannya sendiri tanpa paksaan siapapun.

"Heh, jangan diam aja kamu!" Wanita yang pertama kali berbicara pada Ileana, tiba-tiba saja mendorong tubuh Ileana. Untung saja tubuh Ileana masih bisa berdiri dengan seimbang.

Ileana membersihkan kedua bahunya yang tersentuh oleh wanita itu. Menyindir dengan cara halus. "Maaf ya, cewek-cewek yang bersih dan wangi. Aku emang kelihatan kotor di mata kalian. Tapi di mata orang yang tepat, aku bakal kelihatan bersih. Permisi."

Ileana berjalan di tengah dua wanita itu dan sengaja menyenggol mereka untuk menyingkir. Segala umpatan dan cacian pun Ileana dengan dari dua wanita itu, namun ia tetap mengabaikannya. Ileana membuka pintu ruang engineering, setelah itu menutupnya dengan keras. Sampai Jian yang sedang bermain game terkejut dan hampir menjatuhkan ponsel di tangannya.

"Buset dah!" Jian mengumpat sambil mengelus dada. Ditatapnya Ileana yang sudah duduk di hadapannya dengan wajah masam. "Lo kalau nutup pintu pelan dikit dong. Gue sampai kaget kayak gini. Untung jantung gue masih sehat."

"Berisik."

"Dih, kok lo yang sewot? Harusnya gue yang sewot," protes Jian tidak terima.

Ileana hanya mendengus lalu menangkupkan wajahnya di atas meja. Bahunya mulai bergetar karena saat ini Ileana sedang menangis. Biasanya ia akan tahan dengan segala cacian orang. Tapi tidak untuk kali ini. Ileana seakan lelah dengan kehidupannya yang begitu rumit dan terlalu banyak tekanan di sekelilingnya.

Jian yang menyadari Ileana menangis pun langsung meletakkan ponselnya di atas meja dan menatap Ileana yang masih menutupi wajahnya di atas meja. Jian mencoba menggoyangkan lengan Ileana sambil bertanya, "Ilea, lo kenapa? Kok nangis?"

Ileana hanya menggeleng sambil tetap menangis. Isakan tangisnya terdengar begitu pilu di telinga Jian. Pria yang sudah lama mengenal Ileana itupun merasa iba dan berusaha untuk mengerti.

"Kalau lo ada masalah, cerita aja sama gue. Jangan dipendam sendirian," ucap Jian.

Karena tidak mendapatkan respon apapun, Jian memilih diam dan melihat ponselnya. Ia masih tetap berada di sana untuk menemani Ileana meskipun harus mendengar isakan tangis Ileana.

Jian membuka akun sosial medianya dan terkejut melihat berita mengenai Ileana yang berkencan dengan Davie menyebar di salah satu grup W******p. Jadi, perusahaan itu memiliki sebuah grup W******p untuk memberikan informasi penting seputar perusahaan serta memberikan laporan secara online jika memang ketua dari perusahaan itu berhalangan hadir.

Dan saat ini, Jian tengah membaca kabar burung yang sudah menyebar di grup tersebut. Jian menatap ke arah Ileana yang masih menangis dan mulai menyadari apa yang terjadi pada wanita itu. Jian yang kesal lantas menggenggam erat ponselnya, kemudian berjalan keluar dari ruangan itu. Ditemuinya salah satu wanita yang menyebarkan berita itu di W******p. Wanita itu bernama Tiara. Dia bekerja di bagian resepsionis.

Jian menggebrak meja resepsionis hingga membuat Tiara terkejut setengah mati. Tiara menatap Jian dengan tajam. "Apa-apaan sih?! Bikin kaget aja!"

"Lo yang apa-apaan!" tunjuk Jian dengan tatapan tajamnya dan suara yang lantang. "Maksud lo apa nyebarin gosip murahan kayak gitu di grup perusahaan, hah?! Kalau mau menjatuhkan Ilea, jangan kayak gitu caranya! Murahan!"

"Kamu tuh...."

"Apa?!" tantang Jian saat Tiara ingin melawannya. "Lo pikir, gue takut sama lo, hah?! Gue nggak pernah takut sama siapapun di kantor ini, termasuk lo! Sekarang, lo hapus berita bodoh itu dan lo harus minta maaf sama Ilea di depan semua karyawan perusahaan ini! Kalau enggak, lo bakalan gue aduin ke Pak Davie dan lo bakal dipecat."

Bukannya takut dengan ancaman Jian, Tiara justru mendecih sambil berdiri dengan tangan terlipat di atas perut. "Tanpa lo kasih tahu ke Pak Davie, dia juga udah tahu dan mungkin mulai sadar kalau si Ilea itu emang nggak pantes buat dia. Cewek kotor dan bau oli gitu berharap disukai sama pangeran tampan? Cih! Suruh dia ngaca dulu sebelum menghayal."

Saat Jian ingin menanggapi ucapan Tiara, Davie muncul di hadapan Jian. Pria berparas tampan dan selalu mendapat perhatian dari para wanita itu langsung menatap Tiara dengan tatapan dingin dan mengerikan. Bahkan mampu membuat Tiara menunduk ketakutan.

"Saya udah baca isi berita nggak penting yang kamu sebarin di grup. Grup itu dibuat bukan untuk bergosip atau menyebar berita bohong. Grup itu dibuat bertujuan untuk memudahkan kalian mengirimkan laporan penting jika atasan berhalangan hadir. Saya pergi sama Ilea cuma untuk makan siang, bukan untuk yang lain-lain. Dan karena kamu udah sebarin berita buruk ini, saya bakal kasih kamu SP satu. Kalau diulangi lagi, kamu bakal tahu akibatnya," ucap Davie lalu berlalu dari hadapan Jian dan Tiara.

Jian menyeringai dan berkata, "Lo lihat, kan? Siapa yang lebih kuat pengaruhnya di mata Pak Davie? Lo atau Ilea? Harusnya bisa lo nilai sendiri. Kalau gue jadi lo, gue udah malu dan bakal resign dari kantor ini. Permisi."

Jian beranjak pergi sementara Tiara mendecak kesal karena keinginannya menjatuhkan Ileana tidak berhasil dengan mudah. Tiara memang sangat menyukai Davie dan terus berusaha mendekati pria itu. Tapi Tiara selalu mendapat respon dingin. Tidak seperti Ileana yang selalu mendapatkan tatapan hangat dari Davie.

Wii

Halo semua. Mohon dukungannya untuk cerita ini ya. Jangan lupa vote dan komentar. Kritik dan saran bakal diterima kok. Terima kasih 💕

| Sukai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   102. Hikmah Dibalik Semua Musibah

    20 tahun kemudian….Braga keluar dari rutan sambil membawa tas berisi pakaian dan peralatan mandinya. Setelah 20 tahun lamanya berada di penjara, akhirnya hari ini, Braga bisa menghirup udara bebas.Tampak dari sisi gerbang rutan, seorang wanita, berusia kurang lebih 25 tahun, melambaikan tangan ke arah Braga. Wanita itu sudah terlihat sukses saat ini.Braga tersenyum manis sambil menghampiri wanita itu. Dipeluknya wanita itu dengan penuh cinta dan kasih sayang."Akhirnya Papa bebas juga."Wanita itu adalah Nisaka. Ia sudah tumbuh menjadi anak yang dewasa dan mandiri. Di usianya yang ke 25 tahun, Nisaka sudah memiliki rumah dan mobil berkat kerja kerasnya selama ini. Dukungan Davie dan Ileana juga sangat berpengaruh pada karirnya."Iya, Nak. Alhamdulillah, Papa bisa bebas sekarang. Papa nggak nyangka, kamu udah sebesar ini, Nak. Kamu juga udah sukses sekarang," ucap Braga sambil melepas pelukannya dan menatap wajah Nisaka.Nisaka tersenyum. "Alhamdulillah, Pa. Nisa bisa sampai di titi

  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   101. Reuni SMA

    6 tahun kemudian….Davie bersama Adinda yang sudah berusia 6 tahun bermain di taman kota, ditemani oleh Ileana dan Nisaka. Sedangkan Bi Tuti sudah meninggal setahun yang lalu, bersamaan dengan meninggalnya Khairil di dalam tahanan karena bunuh diri.Saat itu, Khairil mengalami depresi karena tidak tahan menjalani hukuman di dalam penjara. Ia memutuskan untuk gantung diri di dalam tahanan. Tahun lalu merupakan tahun terburuk bagi Davie dan Ileana. Mereka harus kehilangan dua orang yang disayang sekaligus. Bi Tuti sudah seperti orang tua sendiri bagi Davie dan Ileana. Setelah kehilangan Bi Tuti, Davie dan Ileana sempat terpuruk. Ditambah lagi ada berita tentang Khairil yang juga tewas gantung diri.Tapi semua itu bisa mereka lewati seiring berjalannya waktu. Mereka baru saja mengunjungi Braga dan Nisaka yang sudah beranjak remaja itu pun semakin memahami kondisi Braga saat ini."Tante," panggil Nisaka setelah selesai berlarian dengan Adinda."Iya, Nisa. Ada apa?" tanya Ileana."Nisa mau

  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   100. Adinda Putri Valerian

    Tiga minggu setelah selesai dengan urusan pernikahan Karina dan Jian, Davie mengajak Ileana untuk kembali ke Jakarta. Sedangkan Karina dan Jian masih akan menetap di Bandung untuk beberapa bulan.Davie dan Ileana sudah berpamitan dengan keluarga besar Karina dan Jian. Mereka pulang ke Jakarta menggunakan pesawat.Dan sekitar beberapa jam, mereka tiba di Jakarta. Davie dan Ileana masuk ke dalam taksi yang akan membawa mereka pulang ke rumah.Sesampainya di depan rumah, Nisaka langsung menghampiri mereka. Nisaka sangat merindukan Om dan Tantenya itu. Bi Tuti juga memasakkan makanan spesial untuk menyambut Davie dan Ileana. Mereka makan bersama setelah Davie dan Ileana selesai membersihkan diri."Nisa, kamu mau ikut Om jalan-jalan nggak?" tanya Davie setelah selesai makan."Mau sih, Om. Tapi Om kan baru pulang. Nanti capek loh.""Nggak masalah. Om mau ngajak kamu ke suatu tempat. Kamu pasti seneng.""Boleh deh kalau gitu. Tante juga ikut, kan?" tanya Nisaka pada Ileana.Ileana langsung m

  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   99. Garis Dua

    "Oh iya, gimana sama Braga?" tanya Karina setelah melepas pelukannya pada Ileana.Ileana menghela napas panjang. Haruskah ia mengingat kembali nama itu? Ia masih belum sepenuhnya memaafkan kesalahan Braga, meskipun Braga sudah berusaha untuk menebus semuanya. Tapi tetap saja, luka itu masih terasa sampai sekarang."Dia bilang mau nyerahin diri ke polisi. Surat tanah dan rumah punya mendiang Ayah juga udah dibalikin ke aku. Sebelum Ayah meninggal, Braga sempat ketemu sama Nisaka di taman. Mereka main bareng, terus berpisah lagi. Dan di hari yang sama, aku kehilangan Ayah," ucap Ileana lirih.Karina mengusap punggung tangan Ileana. Berniat menenangkannya. "Aku bisa ngerti perasaan kamu. Aku juga mau minta maaf karena sempat dengar obrolan kamu sama Davie. Dari situ, aku sengaja cari tahu soal Braga, siapa dia sebenarnya, dan apa pekerjaannya. Aku sempat kaget waktu baca kasus pembunuhan yang dia lakuin sama Kakak kamu.""Terus, dia juga udah banyak nipu orang. Uang yang dia dapat itu da

  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   98. Gimana Sama Braga?

    Sepulang dari Bogor, Ileana merasakan nyeri yang teramat dahsyat di area perutnya. Ileana sampai membungkuk untuk berjalan masuk ke rumah."Sayang, kamu kenapa?" tanya Davie cemas."Nggak tahu, Mas. Perut aku sakit banget."Davie bisa melihat bulir-bulir keringat sudah bermunculan di kening Ileana. Segera ia menggendong Ileana masuk ke dalam rumah. Merebahkan tubuhnya di atas kasur.Tapi hal yang paling mengejutkan adalah, noda darah di bagian bawah gamis yang dikenakan Ileana saat ini. Noda darah itu begitu banyak dan kental."Sayang, kok baju kamu banyak darah gini?" tanya Davie.Ileana tidak merespon. Davie pun menatap wajah sang istri yang sudah pucat dan tak sadarkan diri. Hal itu tentunya menimbulkan kepanikan tersendiri bagi Davie. Ada apa ini?"Bi! Bi Tuti!" teriak Davie memanggil Bi Tuti.Bi Tuti yang mendengar teriakan Davie pun bergegas masuk ke dalam kamar. "Ada apa, Mas Davie?""Bi, ini Ileana pingsan. Terus ada darah di gamisnya," jawab Davie panik."Ya Allah! Cepat diba

  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   97. Takdir Yang Harus Dijalani

    Malam hari, pukul 20.00 malam, Ileana masih termenung sambil duduk di kursi taman. Pemakaman Ikhwan sudah ia laksanakan sebelum hari gelap. Bahkan ia tak sempat menghubungi keluarga Ikhwan yang lainnya, kecuali Aldi dan Diana. Itupun karena Davie yang berinisiatif menghubungi mereka.Ileana seperti tidak memiliki semangat hidup saat ini. Kepergian Ikhwan masih menjadi mimpi baginya. Tidak menyangka akan secepat ini terjadi. Impian hidup bahagia bersama Ikhwan, Davie dan Nisaka lenyap sudah. Padahal Ileana sudah berhasil mengambil surat-surat penting itu dari Braga. Sampai harus mengorbankan Davie untuk sesaat demi Ikhwan."Ayah…." lirihnya.Sedangkan dari arah pintu masuk, Davie berdiri menatap sang istri yang duduk membelakanginya. Davie bisa merasakan kesedihan istrinya saat ini."Om."Davie menoleh ke samping kanan. Ternyata Nisaka juga ikut memandangi Ileana. "Kamu kok belum tidur, Nisa?""Nisa nggak bisa tidur, Om. Kepikiran sama Tante Ilea. Tante kelihatan sedih banget, Om," uja

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status