Share

Bab 12

Penulis: Aku Mau Minum Air
Setelah memasuki Gedung Phoenix, Julie menggerutu, "Huh! Wanita tadi cukup cantik, kenapa malah menyukai pecundang seperti Luther? Dia benar-benar sudah dibutakan!"

"Benar, ini seperti bunga indah yang ditancapkan di atas kotoran," sahut Wandy yang menghela napas panjang.

Dia jelas-jelas adalah pria tampan yang kaya raya, kenapa malah tidak mendapatkan wanita berkelas seperti Bianca?

"Jangan dibahas lagi. Kita kemari karena ada urusan penting." Ariana mengalihkan topik. "Julie, coba kamu cari tahu anggota Keluarga Caonata mana yang bertanggung jawab atas acara hari ini. Kalau bisa, kita harus mendekatinya."

"Temanku kebetulan bekerja di sini. Aku akan segera meneleponnya," ujar Julie. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi nomor seseorang.

Tidak berselang lama, dia pun melapor, "Bu Ariana, pesta amal hari ini diselenggarakan oleh Bu Bianca. Masih belum diketahui siapa yang akan dipilih sebagai mitra, semua tergantung pada Bu Bianca."

"Bu Bianca? Ratu Bisnis itu?" tanya Ariana dengan mata yang berbinar-binar. Dia tampak berantusias.

Ratu Bisnis sangatlah terkenal. Reputasinya benar-benar besar.

Wanita ini mengandalkan kemampuannya sendiri untuk mengalahkan hampir seluruh pria di Jiloam.

Harus diakui bahwa Ariana sangat mengagumi wanita hebat ini. Sayangnya, dia tidak pernah bertemu dengan Ratu Bisnis ini.

"Julie, apa temanmu bisa atur supaya kita bertemu dengan Bu Bianca? Kesempatan seperti ini tidak boleh terlewatkan!" perintah Ariana.

"Dia bilang akan mencobanya, tapi tidak menjamin akan berhasil," jawab Julie.

"Oke. Kalau berhasil, kita akan memberinya imbalan." Ariana mulai menantikan pertemuan ini.

Bagi Ariana, menjadi mitra Keluarga Caonata adalah suatu hal yang sangat penting.

Jika bisa bertemu Bianca duluan, Ariana yakin dia bisa membuat Bianca mengakui kemampuannya.

....

Seiring dengan berjalannya waktu, tamu di Gedung Phoenix menjadi makin banyak.

Pesta belum dimulai, tetapi Bianca sudah sangat sibuk sekarang.

"Tuan Luther, kamu berkeliling saja dulu. Aku nggak bisa menemanimu. Kalau ada perlu, beri tahu para bawahan saja," ujar Bianca.

"Oke, terima kasih," ucap Luther.

"Hanna, bantu aku jaga Tuan Luther." Setelah berpesan kepada bawahannya, Bianca pun pergi ke ruang privat nomor 1.

Tempat ini adalah ruang kantor pribadinya.

"Nona Bianca." Begitu masuk, seorang pria paruh baya yang merupakan kepala pelayan menghampiri dengan membawa beberapa dokumen. Dia berkata, "Ini dokumen yang Nona inginkan. Setelah diseleksi dengan cermat, hanya 4 perusahaan yang sesuai dengan kualifikasi mitra Keluarga Caonata. Coba Nona lihat, apa ada yang ingin ditambahkan?"

"Ya." Bianca mengangguk dan langsung membaca dokumen tersebut tanpa berbasa-basi.

Sesaat kemudian, dia tiba-tiba mengangkat alisnya dan tampak sangat berminat.

"Eh? Kebetulan sekali." Bianca menyunggingkan senyuman jail karena melihat informasi Grup Pesona dan biodata Ariana.

Lantaran penasaran, dia membacanya dengan sangat serius tanpa melewatkan satu kata pun yang ada di dokumen tersebut.

Dalam sekejap, Bianca menemukan ada yang tidak beres.

Tiga tahun lalu, Ariana hanya orang biasa, bahkan tidak ada yang mengenal Grup Pesona ini.

Sejak menikah, karier Ariana mulai berkembang pesat, seolah-olah ada dewa yang membantunya.

Hanya dalam 3 tahun, perusahaan kecil yang hanya bernilai miliaran berkembang menjadi perusahaan besar dengan kekayaan yang mencapai triliunan.

Selama proses ini, Ariana bukan hanya mendapatkan investasi besar, tetapi juga menerima proyek yang berlimpah.

Dilihat dari situasi ini, jelas-jelas ada orang yang mengendalikan situasi untuk memberinya pemasukan.

Hanya saja, Ariana tidak memiliki latar belakang keluarga yang spesial. Siapa yang akan membantunya?

"Jangan-jangan ... dia?" Sosok Luther seketika muncul di benak Bianca.

Selain Luther, dia tidak bisa memikirkan orang lain yang bersedia membantu Ariana tanpa pamrih.

Seketika, Bianca merasa makin penasaran dengan pria ini. Siapa sebenarnya Luther ini?

Hanya dalam 3 tahun, dia bisa membawa Grup Pesona ke puncaknya. Orang biasa tidak akan sanggup melakukan semua ini.

"Luther, Luther, rahasia apa yang kamu miliki?" gumam Bianca sambil memicingkan matanya yang penuh minat.

'Entah apa yang dipikirkan Ariana itu. Masa dia mencampakkan suami yang begitu kaya demi bajingan bermarga Yohan itu? Apa wanita ini sudah gila?' batin Bianca yang menyayangkan hal ini. Dia pun merasa agak kesal.

Seorang pria diam-diam berkorban begitu banyak untuk seorang wanita. Namun, wanita ini bukan hanya tidak tahu apa-apa, tetapi juga mengira diri sendiri sudah hebat hingga akhirnya memilih untuk bercerai.

Bianca benar-benar tidak tahu makian apa yang harus dia lontarkan sekarang.

Namun, ada bagusnya juga. Setidaknya, dia jadi punya kesempatan untuk mendapatkan keuntungan.

"Nona ingin memilih Ariana dari Grup Pesona?" tanya kepala pelayan yang berdiri di samping.

Dia tidak pernah melihat majikannya ini membaca informasi seseorang dengan begitu serius.

"Ariana? Huh!" Bianca menjawab dengan jengkel, "Meskipun dia memenuhi syarat, aku nggak suka dengannya."

"Baik, aku akan segera menyingkirkannya dari daftar kandidat," ujar kepala pelayan yang mengerti.

"Nggak usah terburu-buru. Kamu rapikan dokumen-dokumen ini, lalu berikan kepada Tuan Luther. Biar dia yang buat keputusan," perintah Bianca sembari tersenyum misterius.

"Baik." Meskipun tidak memahami maksud majikannya, kepala pelayan ini juga tidak berani bertanya terlalu banyak.

"Apa masih ada masalah lain?" tanya Bianca saat melihat si kepala pelayan masih belum pergi.

"Nona, Aidan dari Grup Posper datang barusan. Dia bilang ingin bertemu dengan Nona," jawab kepala pelayan itu dengan kepala tertunduk.

"Aidan? Putranya Adi? Untuk apa dia datang?" Bianca cukup terkejut mendengarnya.

"Katanya untuk membahas bisnis. Tapi, aku merasa dia punya niat jahat. Apa aku harus menyuruh orang mengusirnya?" tanya si kepala pelayan.

"Huh! Ayahnya nggak datang, malah menyuruh anaknya datang. Hehe. Biarkan saja dia, aku ingin lihat trik apa yang ingin dia mainkan," sahut Bianca.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Jon Tor
padahal tadi bianca udah nyebut namanya pas kenalan sama ariana , lengkap lagi nyebutnya bianca coonata
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2618

    Tembok kuno di Kota Linaer memantulkan cahaya biru yang dingin di bawah cahaya senja dan masih tersisa anak panah berkarat dari ratusan tahun yang lalu di celah-celah batu batanya.Nolan berdiri di atas benteng dengan sepatu militer menginjak kerak darah yang membeku sampai berderak. Pedang di pinggangnya baru saja menebas zombi, tetapi darah yang menetes dari ujung pedangnya langsung membeku saat menyentuh tembok kota."Gulingkan semua tong minyak ke bawah benteng dan para penembak bersiap-siap. Tunggu sampai para bajingan itu mendekat dalam jarak seratus meter baru tembak," teriak Nolan dengan suara serak dan ekspresi ganas.Gerombolan zombi di bawah tembok terlihat seperti ombak hitam yang menerjang maju dan terus mengulurkan lengan mereka yang berwarna abu-abu di bawah cahaya senja. Kuku-kuku zombi di barisan paling depan sudah aus, tetapi mereka masih tetap mencakar tembok itu dengan gila sampai serpihan batu beterbangan.Beberapa zombi yang bertubuh sangat besar memanjat tembok d

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2617

    Saat cahaya emas terakhir di ujung jari Luther akhirnya menghilang, kepala zombi terakhir di depan pintu gerbang hancur menjadi debu. Cairan hitam muncrat ke atas batu ubin yang sudah tua serta lusuh dan menyebarkan bau amis yang menjijikkan.Nivan pun berdiri dengan bertumpu pada tombak panjangnya yang sudah patah dan napas yang terengah-engah karena kelelahan. Bahkan masih ada serpihan tulang zombi di celah-celah zirahnya. Dia menatap zombi-zombi yang berserakan di tanah, lalu menatap sosok putih di depannya dengan tatapan penuh syukur dan lega."Terima kasih atas pertolongan Senior. Aku nggak akan pernah melupakan budi besar ini," kata Nivan pada sosok putih di udara dengan sangat hormat.Tidak ada noda sedikit pun di pakaian putih Luther. Setelah menatap sisa-sisa tubuh zombi di sekelilingnya dengan tajam, dia mengernyitkan alisnya. "Semua ini hanya prajurit rendahan, mana pasukan utama zombi yang sebenarnya?"Ekspresi Nivan langsung menjadi serius saat mendengar perkataan itu, lal

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2616

    Naim dan Jaka yang berada di helikopter sudah terkejut sampai tidak bisa mengatakan apa-apa. Mulai dari menciptakan tsunami, membekukan lautan, sampai menghancurkan es dengan satu telapak tangan, seluruh proses itu terlihat begitu menakjubkan. Jika tidak melihatnya langsung, mereka tidak akan percaya ada manusia yang begitu hebat di dunia ini."Masih ada beberapa yang lolos di arah barat laut, cepat suruh orang untuk mengurusnya. Waktunya mendesak, aku masih harus pergi membantu dua kota lainnya," kata Luther yang berada di udara.Setelah menghancurkan puluhan juta zombi dengan satu serangan, Luther tidak menghentikan gerakannya. Dia malahan berubah menjadi meteor dan memelesat. Para zombi di Kota Wuga sudah dimusnahkan dan hanya tersisa beberapa yang lolos, tetapi dia yakin Naim bisa mengatasinya. Jika hal sekecil ini saja tidak bisa ditangani, berarti Naim tidak pantas menjadi pangeran.....Saat ini, di jalanan Kota Yali.Bau amis darah bercampur dengan bau busuk mayat memenuhi udar

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2615

    Saat tsunami menggulung ke bawah, seluruh langit dan bumi seketika menggelap. Angin topan yang kuat terhimpit dan menyebar ke segala penjuru.Dalam sekejap, seluruh pelabuhan dilanda angin kencang. Debu dan pasir beterbangan ke mana-mana.Whoosh! Tsunami setinggi ribuan meter itu langsung menghantam pelabuhan dengan kekuatan dahsyat.Kapal-kapal yang berlabuh di pelabuhan seketika dihantam hingga hancur berkeping-keping, lalu ditelan ombak dan menghilang tanpa jejak.Bukan hanya kapal, semua bangunan di sekitar pelabuhan, termasuk fasilitas umum pun langsung ambruk saat tsunami menghantam.Daya hancur dan kekuatan dari tsunami setinggi ribuan meter itu benar-benar melampaui imajinasi Naim.Hanya menyaksikannya dari jauh saja sudah membuat bulu kuduk berdiri dan hati bergetar ketakutan.Dalam hitungan detik, seluruh pelabuhan telah ditelan ombak dan pasukan zombi di sekitarnya juga ikut dihantam, lalu dilahap oleh tsunami.Tsunami terus menerjang ke depan tanpa henti. Segala sesuatu yan

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2614

    Naim mengikuti arah pandang Jaka dan melihat ke langit yang jauh. Di sana ada segumpal cahaya putih yang melesat dengan kecepatan luar biasa.Di mana pun cahaya itu melintas akan meninggalkan jejak panjang di angkasa, bahkan gumpalan awan besar pun terbelah dua olehnya.Dalam waktu hanya beberapa detik, cahaya putih itu sudah mencapai langit di atas pelabuhan. Angin kencang yang terbawa olehnya membuat helikopter yang mereka tumpangi ikut terguncang.Saat angin akhirnya mereda, Naim mendongak dan melihat seorang pria berpakaian putih. Jarak di antara mereka tidak jauh, sekitar 200 meter lebih.Dengan penglihatannya, seharusnya Naim bisa melihat dengan jelas wajah pria berbaju putih itu. Namun anehnya, tidak peduli seberapa tajam dia memandang, dia tetap tidak bisa melihat wajah pria itu, seolah-olah ada kabut yang menghalangi pandangan."Paman Jaka, kamu bisa melihat wajah pendekar agung itu dengan jelas?" tanya Naim."Nggak bisa. Sepertinya dia memang sengaja menyembunyikan wajahnya,"

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2613

    Saat ini, di atas helikopter yang melayang di atas pelabuhan.Naim dan Jaka sedang memandang ke bawah dari ketinggian, menyaksikan pasukan zombi yang memenuhi tanah dengan padat, membuat keduanya merasa ngeri.Sejak wabah zombi meletus kemarin hingga sekarang, waktu yang berlalu baru belasan jam. Akan tetapi, jumlah orang yang terinfeksi racun mayat dan berubah menjadi zombi telah menembus sepuluh ribu.Itu pun berkat tindakannya yang cepat, segera mengevakuasi warga sekitar. Jika tidak, saat virus mulai menyebar, tak akan ada yang bisa menghentikan.Meskipun demikian, puluhan ribu zombi yang kebal terhadap senjata tetap menjadi momok yang sulit ditangani.Naim telah memerintahkan pesawat dan meriam untuk mengebom beberapa kali. Sebagian besar pelabuhan kini telah hancur, tetapi hasil akhirnya tetap tak sebanding, hanya memberi sedikit efek.Saat ini, yang bisa dia lakukan hanyalah mencoba menahan pergerakan pasukan zombi selama mungkin."Pangeran, zombi dari Kota Wuga hampir semuanya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status