Share

Bab 5

Author: Aku Mau Minum Air
"Ba ... bagaimana kamu tahu?" tanya Belinda seraya membelalakkan matanya. Wajahnya sampai memerah. Selain merasa canggung, dia lebih merasa terkejut.

Belinda tidak menyangka bahwa Luther bisa menyebutkannya dengan begitu akurat. Pria ini sampai tahu dia sering sakit kepala, mens tidak lancar, bahkan diare yang sedang dideritanya.

Apakah dia benar-benar begitu hebat atau ini hanya siasat untuk mengelabui mereka semua?

"Pengobatan tradisional mementingkan 4 hal, yaitu mengamati rona wajah pasien, mendengar suara dan napas pasien, menanyakan gejala pasien, dan memeriksa denyut nadi pasien. Dengan ini, kami sudah bisa mendiagnosis," jelas Luther dengan tidak acuh.

"Belinda, gimana? Kamu sudah percaya, 'kan?" tanya Bianca sembari tersenyum.

Pada saat yang sama, dia juga merasa lega karena sudah melihat kemampuan yang dimiliki Luther.

"Huh! Dia hanya beruntung, apa yang hebat!" seru Belinda yang masih merasa enggan.

"Tuan Luther, gadis ini memang keras kepala. Tolong jangan tersinggung," kata Bianca dengan nada meminta maaf.

"Bukan masalah. Biar aku obati pasien dulu," sahut Luther yang sama sekali tidak peduli.

Kemudian, dia berjalan ke hadapan pria tua itu. Setelah memeriksa dengan cermat, dia kira-kira sudah memiliki diagnosis.

Jelas, pria tua ini keracunan. Bahkan, racun yang menginfeksi tubuhnya bukanlah racun biasa.

Untung saja, Luther menemukannya dengan cepat sehingga masih terselamatkan. Jika ditunda selama 2 hari lagi, pria tua ini pasti akan mati.

"Nona Bianca, bantu aku beli 1 set jarum perak," kata Luther.

"Oke." Bianca memberi isyarat tangan, lalu salah satu pengawalnya langsung mengambil tindakan.

Dalam waktu kurang dari 5 menit, pengawal itu sudah kembali dengan membawa 1 set jarum perak.

"Terima kasih." Luther mengangguk, lalu membuka pakaian pria tua itu.

Luther menjulurkan jari tengahnya dan mengetuk perut pria tua itu untuk memastikan tidak ada yang salah. Sesudahnya, dia baru mengeluarkan jarum perak dan mulai menancapkan satu per satu.

Tenaga yang dikerahkannya sangat kecil, tetapi jarum yang ditancapkan sangat akurat. Orang biasa tidak akan bisa merasakan sakit sedikit pun.

'Teknik jarum yang luar biasa!' puji Bianca dalam hati setelah melihatnya.

Meskipun tidak menguasai keterampilan medis, dia mengenal beberapa dokter genius dalam negeri yang terkenal.

Menurut Bianca, pencapaian teknik jarum para dokter tua itu masih jauh dari Luther. Teknik jarum ini benar-benar terampil dan akurat.

Selain bakat, seseorang harus berlatih keras selama bertahun-tahun untuk menguasai teknik jarum seperti ini.

Seketika, Bianca menjadi penasaran dengan identitas Luther.

"Fiuh ...." Luther menghela napas panjang setelah menancapkan jarum ke-16.

Meskipun sudah lama tidak menggunakan jarum perak, dia masih bisa mempraktikkannya dengan lancar.

"Hei, sudah selesai? Kenapa nggak ada perubahan apa-apa?" tanya Belinda dengan curiga.

"Ada racun di tubuh kakekmu. Racun itu nggak bisa dinetralkan dengan mudah. Butuh 2 jam kalau ingin melihat hasil yang jelas. Selama 2 jam ini, jarum perak nggak boleh dicabut atau akibatnya akan sangat buruk," ujar Luther untuk memperingatkan.

"Cih! Siapa yang tahu kamu serius atau hanya menipu kami?" balas Belinda dengan cemberut.

"Belinda!" tegur Bianca seraya memelototinya.

"Aku mau ke toilet dulu. Kalian jaga pasien baik-baik," pesan Luther. Kemudian, dia langsung keluar dari bangsal.

Begitu Luther keluar, sekelompok dokter berjas putih langsung masuk dengan panik. Mereka adalah dokter elite rumah sakit ini.

Salah satu pria yang memimpin adalah seorang pria paruh baya berkepala botak.

"Siapa kalian?" tanya Belinda sambil melipat lengan di depan dadanya.

"Namaku Tobi, aku adalah direktur rumah sakit ini sekaligus profesor akademi kedokteran. Aku mendapat perintah dari Pak Andre untuk mengobati Tuan Jericho," jawab pria paruh baya itu untuk memperkenalkan diri.

"Wah, kamu Profesor Tobi yang terkenal itu? Dokter paling hebat yang diakui seluruh Jiloam?" tanya Belinda dengan terkejut dan gembira.

"Pujian Nona berlebihan, aku tidak berani mengaku sebagai dokter terhebat," sahut Tobi dengan angkuh.

"Profesor Tobi, kamu datang tepat waktu. Bantu aku periksa kondisi kakekku!" Belinda buru-buru membuka jalan.

Dibandingkan dengan Luther yang masih begitu muda, dia tentu lebih memercayai profesor rumah sakit.

"Ya, biar kuperiksa dulu." Tobi mengangguk. Begitu tiba di depan ranjang pasien dan melihat, dia sontak mengernyit dan memaki, "Siapa yang menancapkan jarum ini? Sembarangan sekali!"

Setelah mengatakan itu, Tobi hendak mencabut semua jarum tersebut.

"Sebentar!" Bianca bergegas menghentikan saat melihat situasi ini.

"Kenapa?" tanya Tobi dengan kesal.

"Profesor Tobi, aku sudah menyuruh orang untuk mengobati kakekku. Dokter itu mengatakan kakekku keracunan dan jarum perak tidak boleh dicabut untuk sementara waktu ini. Kalau tidak, kondisinya akan sangat berbahaya," jawab Bianca.

"Omong kosong!" Tobi mendengkus dingin, lalu membantah, "Kalau jarum perak saja bisa menyembuhkan pasien, untuk apa kami belajar ilmu medis di luar negeri?"

"Benar." Belinda turut menyahut, "Kak, Luther itu baru berusia 20-an tahun, memangnya dia bisa sehebat apa? Kamu nggak mungkin memercayainya, 'kan?"

"Kalau begitu, kenapa dia bisa tahu kamu sakit kepala dan sakit perut?" tanya Bianca balik.

"Dia ... dia hanya mengelabui kita semua!" jawab Belinda yang tetap bersikap keras kepala.

"Nona Bianca, dokter terbaik di Jiloam sudah berada di rumah sakit kami. Aku tidak tahu siapa yang kamu undang barusan. Tapi, menurutku dia hanya berpura-pura hebat."

"Masa tim profesional rumah sakit kami kalah dengan seorang dokter biasa?"

Beberapa dokter berbicara untuk membela Tobi.

Melihat situasi ini, Tobi berkata dengan sungguh-sungguh, "Aku tahu kamu mencemaskan Tuan Jericho. Tapi, kamu tidak boleh sembarangan mencari dokter. Kalau tidak, situasi pasien akan menjadi sangat berbahaya."

"Benar. Profesor Tobi sudah menyelamatkan begitu banyak pasien kritis. Tuan Jericho pasti selamat kalau diobatinya," ujar beberapa dokter yang berada di belakang.

Ketika melihat Tobi yang begitu percaya diri, keyakinan Bianca pun mulai goyah.

Meskipun demikian, dia tetap bersikeras. "Sebaiknya, kita tunggu Tuan Luther kembali."

"Kak, apa lagi yang harus ditunggu? Mungkin, dia sudah kabur karena ketakutan!" timpal Belinda.

"Nona Bianca, aku sangat sibuk. Aku tidak punya waktu untuk berlama-lama di sini. Biar kuperjelas, kalau terjadi sesuatu pada Tuan Jericho, aku yang akan bertanggung jawab!" Selesai berkata, Tobi langsung mencabut semua jarum perak.

Begitu jarum perak tersebut dicabut, sesuatu pun langsung terjadi. Tubuh Jericho yang awalnya tenang tiba-tiba mulai mengejang.

Kemudian, wajahnya segera menjadi gelap. Mulut dan hidungnya juga terus mengeluarkan darah.

Dua mesin yang berada di sisi tempat tidur bahkan mengeluarkan sirene yang nyaring.

"Kenapa bisa begini?" Tobi terperanjat melihatnya. Dia tidak menduga akan separah ini.

"Profesor Tobi, apa yang terjadi?" tanya Bianca sambil mengerutkan dahinya.

"Aneh sekali, dia jelas baik-baik saja barusan." Tobi mulai merasa gelisah sekarang.

"Pak Tobi, kondisi pasien kritis. Dia harus segera mendapatkan pertolongan pertama!" teriak seorang dokter dengan panik.

"Cepat, bersiap-siap untuk pertolongan pertama!" Tobi tidak berani bertele-tele. Dia segera memerintahkan dokter lain untuk melakukan berbagai tindakan penyelamatan.

Sesudah melakukan berbagai tindakan, kondisi Jericho bukan hanya tidak membaik, bahkan tanda-tanda vitalnya terus menurun dengan tidak terkendali.

Tobi mulai panik sekarang. Dia terus menyeka keringat di wajahnya.

"Sepertinya, Tuan Jericho tidak bisa diselamatkan lagi ...," kata Tobi dengan ragu.

"Apa?" Kedua bersaudara itu pun terkejut setelah mendengarnya.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2623

    Pintu gerbang bawah tanah perlahan-lahan terbuka di tengah suara gemuruh dan langsung terlihat sosok tubuh tegap berbalut cahaya putih. Luther berdiri dengan tangan di punggung dan cahaya emas di seluruh tubuhnya menerangi langit malam. Saat bersentuhan dengan cahaya itu, kabut hitam yang menembus masuk melalui celah pintu pun langsung lenyap.Terdengar suara Luther yang menggelegar di dalam lorong. "Mau kabur? Saat kalian membantai puluhan ribu makhluk spiritual, kalian harusnya terpikirkan kalau hari seperti ini akan tiba."Tatapan Tetua Agung terlihat ganas, lalu tiba-tiba melempar sehelai kulit manusia ke udara. "Persembahan darah, buka!"Kulit manusia yang melayang di udara itu langsung menjadi tirai raksasa berwarna merah, lalu muncul banyak wajah manusia terdistorsi yang sedang menggeliat dan menjerit di atasnya.Dua belas Tetua pun menyerang secara bersamaan. Pedang tulang, cambuk tulang, dan tombak tulang berubah menjadi dua belas bayangan dan langsung memelesat ke kepala Luth

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2622

    Orang tua itu menggunakan Teknik Pelarian Tanah, melesat di dalam tanah berlumpur. Meskipun tadi dia bersembunyi dengan sangat baik, saat altar dihancurkan, dampaknya tetap mengenainya.Energi internal di tubuhnya menjadi kacau, organ dalam terasa nyeri. Namun, saat ini dia tak peduli pada lukanya. Dia harus secepat mungkin menuju istana bawah tanah untuk melapor pada tetua agar mereka bisa memindahkan markas.Pintu masuk istana tersembunyi di antara akar-akar pohon beringin berusia ribuan tahun. Tanpa mengetahui rahasianya, bahkan menggali 100 meter pun tak akan menemukannya.Orang tua itu melesat cepat, membakar energi dalam tubuhnya. Setelah menembus tanah selama belasan menit, akhirnya dia mendekati lokasi istana. Dia menjentikkan tiga jimat tulang dari ujung jarinya.Akar beringin itu seakan-akan hidup, perlahan membuka, menampakkan lorong gelap. Begitu dia masuk, tanah di belakangnya langsung menutup rapat.Buk! Tubuh tuanya terjatuh di lantai ubin. Energi dalam tubuhnya sudah ha

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2621

    Cahaya emas di tubuh Luther tiba-tiba memuncak, bagaikan matahari terik yang menggantung di atas rawa.Menghadapi sangkar darah milik Tangan Darah, pusaran serangga guna-guna dari Hati Racun, serta hujan jarum tulang yang ditembakkan Wajah Tulang, bukannya mundur, Luther malah tersenyum dingin."Dengan trik rendahan seperti ini, kalian mau pamer di depanku?" Detik berikutnya, Luther merentangkan kedua lengan. Seketika, untaian cahaya emas yang tak terhitung jumlahnya meledak dari dalam tubuhnya, membentuk jaring emas raksasa yang menyapu ke segala arah.Sangkar darah Tangan Darah yang baru saja hendak menutup, langsung tersangkut cahaya emas itu. Benang darah yang tampak sekuat baja pun hancur seperti benang rapuh saat bersentuhan dengan cahaya emas.Tangan Darah terkejut. Dia mencoba menarik kembali benang darahnya, tetapi cahaya emas itu seakan-akan hidup dan merambat cepat ke arah lengannya."Gawat!" Ekspresi Tangan Darah berubah drastis. Dia segera menyalurkan kekuatan untuk memutu

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2620

    Setelah menuntaskan krisis racun mayat, kebencian Luther terhadap Sekte Tulang Putih sudah mencapai puncaknya.Wabah, kabut merah, racun mayat. Setiap aksi adalah cara keji untuk memusnahkan kota. Meskipun dia telah berjuang sekuat tenaga untuk menggagalkan rencana mereka, tetap saja puluhan ribu warga tewas tanpa sempat diselamatkan. Empat kota besar di wilayah selatan juga mengalami tingkat kehancuran yang berbeda-beda.Ini tak bisa terus dibiarkan. Jika Sekte Tulang Putih kembali menemukan trik baru, entah berapa banyak warga tak berdosa lagi yang akan menjadi korban. Langkah terbaik sekarang adalah mencabut sampai ke akar, melenyapkan Sekte Tulang Putih, mengembalikan kedamaian wilayah selatan.Sesampainya di Kota Pupa, Luther bahkan tak sempat beristirahat. Dia langsung mencari Misandari."Dua kabar. Satu bagus, satu buruk." Begitu bertatap muka, Misandari lebih dulu berbicara."Kabar apa?" tanya Luther."Kabar bagus, anak buahku sudah mengunci lokasi altar Sekte Tulang Putih. Kab

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2619

    Duar! Sebuah ledakan besar mengguncang bumi.Begitu sosok putih itu jatuh ke tanah, pusaran angin emas berputar di sekelilingnya. Para zombi yang menerjang seakan-akan menabrak penghalang tak terlihat. Tubuh abu kehijauan mereka pun hancur berkeping-keping.Cairan mayat berwarna cokelat kehitaman bercampur pecahan tulang terpercik ke batu bata kota, mengepulkan asap putih berbau amis."Itu dia sang ahli tak tertandingi!" Entah siapa yang berteriak, warga yang semula meringkuk karena ketakutan kini bersorak riuh.Saat krisis kabut merah melanda Kota Linaer sebelumnya, mereka melihat jelas bagaimana sosok putih bak dewa itu menyerap seluruh kabut merah dengan kekuatan luar biasa, menyelamatkan Kota Linaer dari bencana.Kini, zombi mengepung kota kuno. Melihat kembali sosok putih yang familier itu tak ada bedanya dengan menemukan penyelamat."Akhirnya dia datang!" Nolan menggenggam pedangnya yang meneteskan darah, memandang sosok berjubah putih itu yang beraksi seperti tak ada lawan. Dia

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2618

    Tembok kuno di Kota Linaer memantulkan cahaya biru yang dingin di bawah cahaya senja dan masih tersisa anak panah berkarat dari ratusan tahun yang lalu di celah-celah batu batanya.Nolan berdiri di atas benteng dengan sepatu militer menginjak kerak darah yang membeku sampai berderak. Pedang di pinggangnya baru saja menebas zombi, tetapi darah yang menetes dari ujung pedangnya langsung membeku saat menyentuh tembok kota."Gulingkan semua tong minyak ke bawah benteng dan para penembak bersiap-siap. Tunggu sampai para bajingan itu mendekat dalam jarak seratus meter baru tembak," teriak Nolan dengan suara serak dan ekspresi ganas.Gerombolan zombi di bawah tembok terlihat seperti ombak hitam yang menerjang maju dan terus mengulurkan lengan mereka yang berwarna abu-abu di bawah cahaya senja. Kuku-kuku zombi di barisan paling depan sudah aus, tetapi mereka masih tetap mencakar tembok itu dengan gila sampai serpihan batu beterbangan.Beberapa zombi yang bertubuh sangat besar memanjat tembok d

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status