Share

Bab 7

Penulis: Aku Mau Minum Air
"Su ... sudah siuman?" Semua orang terkesiap melihat Jericho yang tiba-tiba sadarkan diri.

Apalagi saat melihat monitor ICU yang menunjukkan bahwa tanda-tanda vitalnya telah normal kembali, mereka semua hanya bisa terdiam.

Tanpa diduga, penyakit aneh yang membuat seluruh tim medis profesional tak berdaya justru berhasil disembuhkan oleh seorang pemuda.

Kejadian ini benar-benar di luar nalar!

"Syukurlah! Kakek akhirnya siuman!" seru Belinda sambil menangis bahagia saat melihat raut wajah Jericho kembali normal.

Bianca yang merasa sangat gelisah juga akhirnya merasa tenang sekarang. Dia membungkuk memberi hormat seraya berkata, "Terima kasih banyak, Tuan Luther. Mulai sekarang, kamu akan menjadi tamu terhormat Keluarga Caonata."

"Sama-sama, Nona Bianca. Ini bukan masalah besar," sahut Luther sembari tersenyum tipis.

Perkataan yang rendah hati ini justru terdengar menusuk telinga untuk Tobi.

Mereka susah payah mengobati Jericho, tetapi Luther malah mengatakan bukan masalah besar? Bocah ini jelas-jelas sedang menghina mereka!

"Hei, ada apa dengan lipan itu? Kenapa bisa ada lipan di tubuh kakekku?" tanya Belinda tiba-tiba.

"Ini bukan lipan biasa, tapi serangga beracun!" Selesai mengatakan ini, Luther menatap Jericho sambil bertanya, "Apa Tuan pergi ke luar kota belakangan ini dan salah mengonsumsi makanan?"

"Ya. Beberapa hari lalu, aku pergi ke ibu kota provinsi untuk menghadiri pesta. Aku juga minum bir," jawab Jericho seraya mengangguk.

"Kalau aku nggak salah, kamu seharusnya diracuni orang," kata Luther. Perkataannya ini mengejutkan semua orang.

"Diracuni?" tanya Jericho dengan heran.

Orang lainnya pun saling bertatapan. Mereka tampak tercengang.

Bagaimanapun, masalah ini terdengar sangat misterius.

"Jangan bicara omong kosong. Diracuni apanya? Benar-benar nggak masuk akal. Kalau menurutku, Tuan Jericho pasti nggak sengaja makan telur lipan," sela Tobi.

"Profesor Tobi, apakah telur lipan biasa bisa bertahan hidup di tubuh manusia? Nggak masalah kalau kamu nggak mengerti, tapi jangan menunjukkan kebodohanmu di sini," timpal Luther dengan tidak acuh.

"Kamu ...." Tobi ingin menyangkal, tetapi Bianca sudah memelototinya. Dia pun ketakutan hingga tidak berani berbicara.

"Terima kasih, Tuan Luther. Aku akan menyelidiki masalah ini nanti," ujar Bianca dengan serius.

Bianca pernah mendengar cara meracuni orang dengan serangga, tetapi tidak pernah melihatnya dengan mata kepala sendiri. Dia bahkan tidak menyangka kakeknya akan mengalami hal seperti ini.

Tidak peduli siapa yang melakukannya, dia pasti akan membuat orang itu mendapatkan ganjarannya!

"Serangga beracun sudah keluar dari tubuh kakekmu, tapi sisa racunnya belum ternetralisasi. Beli obat sesuai resepku ini. Setelah mengonsumsi 3 sampai 5 hari, kakekmu akan sembuh," kata Luther sambil menyerahkan resep obat.

"Terima kasih, Tuan Luther." Bianca segera mengambilnya.

"Oke. Kalau nggak ada urusan lain lagi, aku pamit dulu," ujar Luther.

"Aku akan mengantarmu keluar." Bianca mengulurkan tangan untuk mempersilakan.

"Kak, gimana dengan toples serangga ini?" tanya Belinda tiba-tiba.

"Profesor Tobi bilang ingin memakannya barusan. Turuti saja keinginannya." Bianca pun menatap para pengawal dan memerintahkan dengan dingin, "Kalian awasi dia makan. Jangan biarkan dia pergi sebelum makan habis!"

"Hah?" Raut wajah Tobi seketika memucat setelah mendengarnya.

....

Saat ini, di dalam bangsal lain rumah sakit.

"Ibu, berani sekali bajingan itu memukulku! Kamu harus memberinya pelajaran!" teriak Keenan yang berbaring di ranjang pasien sambil menangis tanpa henti. Perban tebal melilit kepalanya sehingga hanya memperlihatkan mata, mulut, dan hidungnya.

"Putraku, kamu tenang saja. Ibu pasti akan membalaskan dendammu!" Helen merasa sangat sedih melihat kondisi putranya.

"Bibi Helen, besar sekali nyali si Luther. Dia berani bermain tangan dengan kalian?" Pria tampan berjas yang berdiri di samping tiba-tiba bersuara.

Orang ini tidak lain adalah Tuan Muda Kedua Keluarga Yohan yang bernama Wandy. Dia juga pria yang sangat tergila-gila pada Ariana.

"Wandy, kamu nggak melihat gimana bocah itu menggila hari ini. Dia menahan putraku, lalu terus menghajarnya. Aku sampai nggak bisa menghentikannya," jelas Helen dengan geram.

"Oh? Rupanya dia begitu menakutkan?" Wandy melanjutkan dengan kesal, "Bibi Helen, aku mengenal beberapa teman. Gimana kalau aku membantumu melampiaskan kekesalanmu ini?"

"Oke, ide yang sangat bagus!" Helen tampak berseri-seri.

"Kak Wandy, kamu harus menyuruh mereka menghajarnya sampai sekarat. Kalau bisa, buat dia cacat!" teriak Keenan.

"Bukan masalah. Aku jamin dia hanya bisa berbaring di ranjang selama sisa hidupnya!" kata Wandy sambil tersenyum kejam.

Wandy sudah lama membenci Luther. Atas dasar apa bajingan miskin seperti dia menikahi seorang presdir cantik?

Kali ini, dia akan memanfaatkan kesempatan ini dengan baik untuk menginjak-injak harga diri Luther!

"Keenan, gimana cederamu?" Saat ini, Ariana yang mengenakan terusan hitam tiba-tiba memasuki bangsal.

Baik postur tubuhnya yang seksi ataupun parasnya yang cantik langsung membuat mata Wandy penuh dengan antusiasme.

"Kak, akhirnya kamu datang. Lihat, aku sampai begini karena dipukul bajingan itu!" Keenan bergegas duduk di ranjang, lalu menunjuk wajahnya yang dililit dengan perban.

"Aku sudah tahu masalahnya. Luther juga sudah telepon minta maaf. Lupakan saja masalah ini," hibur Ariana.

"Lupakan?" Keenan seketika meninggikan suaranya. "Kak, kamu nggak bercanda? Aku sampai babak belur begini, tapi dia hanya minta maaf? Apa kamu nggak menganggapku sebagai adikmu?"

"Memangnya apa maumu?" tanya Ariana.

"Aku mau dia berlutut dan bersujud minta maaf!" jawab Keenan.

"Dia kakak iparmu, tidak usah memperbesar masalah ini," ujar Ariana.

"Kakak ipar apanya! Aku tahu kalian sudah bercerai!" sahut Keenan.

"Kita tetap harus memikirkan hubungan sebelumnya. Lagi pula, kamu juga salah," kata Ariana.

"Kak, kenapa kamu malah membantu orang luar? Apa salahku? Aku hanya menghancurkan liontin gioknya, memangnya apa hebatnya liontin itu?" teriak Keenan dengan kesal.

"Apa katamu? Liontin giok?" tanya Ariana sambil mengernyit.

"Liontin giok yang selalu kamu pakai. Dia bilang itu warisan keluarganya. Kalau menurutku, itu hanya sampah nggak berguna!" hina Keenan seraya mencebik.

"Kamu menghancurkan liontin giok itu?" tanya Ariana.

"Ya, siapa suruh bajingan itu nggak tahu diri! Aku menyukai liontin giok itu, tapi dia malah menolak memberikannya. Jadi, aku hancurkan saja langsung!" jelas Keenan tanpa merasa bersalah.

"Kamu memang pantas dipukul!" Ariana sangat marah setelah mendengar jawaban ini.

Dia akhirnya mengerti alasan Luther memukul adiknya ini. Ternyata, Keenan gagal merebut liontin giok tersebut sehingga sengaja menghancurkannya.

Orang lain tidak tahu seberapa pentingnya liontin giok tersebut, tetapi Ariana tahu betul apa makna benda itu bagi Luther.

Liontin itu bukan hanya warisan keluarga, tetapi juga satu-satunya benda peninggalan ibu Luther. Itu adalah kenang-kenangan sekaligus bentuk kasih sayang dari ibunya.

Ketika bercerai, Luther tidak menginginkan apa pun dari Ariana, kecuali liontin giok tersebut. Hal ini cukup untuk membuktikan betapa berharganya liontin itu di hati Luther.

"Kak, itu hanya liontin jelek, kenapa kamu memarahiku?" tanya Keenan dengan jengkel.

"Benar. Masa liontin jelek itu lebih berharga dari nyawa adikmu?" Helen juga merasa tidak puas.

"Aku akan memperhitungkan masalah ini dengan kalian nanti!" timpal Ariana. Dia terlalu malas untuk menjelaskan sehingga langsung pergi dengan marah.

Adiknya ini bersikap tidak masuk akal, sedangkan ibunya memutarbalikkan fakta dan memfitnah Luther.

Ariana telah bersikap gegabah sebelumnya. Ucapannya barusan telah menyakiti hati Luther.

Setelah dipikir-pikir sekarang, dia pun merasa sangat menyesal.

Jika Luther tidak marah besar, mana mungkin dia menggunakan kekerasan?

Ariana benar-benar sudah salah menyalahkannya ....
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
budiartoarif08
bagus sekali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2669

    Dua cahaya menyilaukan meledak di tepi danau, membuat cahaya di antara langit dan bumi tiba-tiba kehilangan keseimbangan. Bahkan suara deru angin pun langsung terhenti.Tubuh pria tampan itu bergetar, lalu setetes darah menyilaukan mengalir perlahan-lahan dari lubang hidung kirinya. Melihat darah itu membasahi pakaiannya dan mekar menjadi bunga darah yang aneh, dia secara refleks mengangkat tangan dan mengusap ujung hidungnya dengan jemari panjangnya.Melihat noda darah yang menempel di ujung jarinya, tatapan pria tampan itu yang biasanya dingin langsung dipenuhi dengan amarah. Dia tidak pernah mengalami penghinaan seperti ini. Bentrokan kekuatan suci bukan hanya tidak berhasil menekan lawan, malahan melukai dirinya sendiri. "Kamu cari mati ya!"Raungan marah dari pria tampan itu pun menggelegar, lalu cahaya putih di sekitarnya langsung meledak sampai berlipat ganda. Langit yang tadinya cerah tiba-tiba dipenuhi awan hitam dan petir ungu pun menyambar dari gulungan awan hitam itu, bahka

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2668

    "Lumayan juga." Pria tampan itu menyipitkan mata, ekspresinya kini jauh lebih serius."Kamu juga nggak buruk." Wajah Luther tetap tenang, meskipun dalam hati dia sedikit terkejut.Sejak mencapai tingkat apsara bumi, dia belum pernah menemukan lawan seimbang. Tak disangka di sini, dia bertemu seseorang yang setingkat dengannya."Sekali lagi!" Pria tampan itu meraung pelan.Cahaya putih di tubuhnya kembali terkumpul. Bayangan paus putih yang sempat hancur tidak hilang, malah terpecah menjadi ribuan ikan cahaya perak. Sirip setiap ikan membawa ketajaman halus. Mereka berenang dengan lincah di laut, membentuk jaring cahaya rapat yang tak bisa ditembus.Ketika ujung jarinya bergerak ringan, jaring cahaya itu langsung menyusut. Ribuan ikan bersuara nyaring, menyerbu ke arah panggung pedang tempat Luther berdiri. Di mana mereka lewat, air laut terbelah dan menjadi penuh retakan halus.Mata Luther menajam. Pergelangan tangannya berputar, pedangnya menoreh tiga busur sempurna.Panggung pedang y

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2667

    Begitu bangau putih berubah menjadi kabut darah, seluruh perkemahan tenggelam dalam kesunyian yang mencekam.Teriakan Zara tercekat di tenggorokannya. Jemarinya mencengkeram gagang pedang di pinggang dengan begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih dan seperti akan patah.Dia hanya bisa menatap saat kabut darah itu terbawa angin, saat bulu putih bercampur serpihan daging jatuh ke rerumputan. Sungguh pemandangan yang menyeramkan.Barusan dia masih menganggap bangau itu anggun dan indah, tetapi sekarang hanya tersisa hawa dingin yang merayap sepanjang tulang punggungnya, membuat tubuhnya gemetar."Nona, untung tadi kamu menghentikanku. Kalau nggak ...." Suara Zara terputus. Andai tadi dia benar-benar maju, mungkin nasibnya sudah sama dengan bangau malang itu. Menyadari hal ini, ketakutan menyelimuti hatinya."Beginilah pertarungan mental para ahli tingkat tinggi. Kekuatan jiwa mereka bisa membentuk ranah nyata. Semua makhluk hidup yang masuk bagaikan semut yang masuk ke penggilingan b

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2666

    Senyuman di sudut bibir Luther belum sepenuhnya sirna. Ujung jarinya perlahan mengusap pola awan pada sarung pedang. Suaranya jernih bagai aliran air di tepi danau. "Kalau kamu sudah terbangun dari tidur panjang, kenapa masih perlu marah kepada manusia biasa?"Tatapannya melintas pada cahaya putih yang berputar di sekeliling pria tampan itu. Di dalam mata beningnya seakan-akan ada bintang yang berputar, seolah-olah mampu menembus tubuh lawan.Pedang panjang di atas meja batu dilapisi cahaya hangat dari matahari. Batu pirus yang tertanam di tepi sarung pedang memantulkan kilau samar, seakan-akan dikelilingi wangi lembut rerumputan dan membentuk kontras tajam dengan aura kuno yang dingin dari pria tampan itu.Tubuh pria tampan yang melayang di udara sedikit terhenti. Keterkejutan dalam matanya semakin jelas.Baru beberapa hari berlalu sejak dia bangun. Selain diganggu oleh aura pedang, dia tak pernah berhadapan dengan orang lain. Namun, pria berbaju putih ini langsung menyinggung masa la

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2665

    Boom!Terdengar sebuah ledakan dahsyat yang mengguncang langit dan seluruh Pulau Dewata Promana bergetar dengan dahsyat.Saat cahaya pedang emas bertabrakan dengan telapak raksasa itu, cahaya menyilaukan langsung meledak dan membuat siapa pun tak sanggup langsung menatapnya. Begitu gelombang dahsyat dari benturan itu menyebar, pepohonan purba di sekitar tercabut hingga ke akar dan batu serta ranting patah beterbangan. Bahkan tanah pun terbelah oleh retak-retakan raksasa yang tak terlihat dalamnya.Naim, Nolan, dan Nivan ikut terlempar jauh oleh gelombang itu, lalu tubuh mereka terjatuh keras ke tanah. Setelah merasakan manisnya darah yang memenuhi tenggorokan, mereka pun memuntahkan darah. Namun, mereka tidak sempat memedulikan rasa sakit di tubuh mereka. Mereka berusaha mengangkat kepala, lalu menatap ke arah cahaya yang bersinar di langit.Terlihat cahaya pedang emas dan telapak tangan raksasa masih saling bertahan di udara. Saat cahaya emas dan cahaya putih dari telapak tangan salin

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2664

    Naim, Nolan, dan Nivan berlari dengan sekuat tenaga dan sesekali menoleh ke belakang, seolah-olah takut pria mengerikan itu tiba-tiba mengejar mereka. Hingga berlari sampai beberapa mil dan sudah menjauh dari area kawah besar itu, mereka baru memperlambat langkah kaki mereka. Napas mereka terengah-engah dan ekspresi mereka juga tetap terlihat ketakutan."Itu ... sebenarnya monster apa? Kenapa monster itu bisa begitu kuat?" tanya Nivan sambil bersandar pada sebatang pohon besar dengan wajah yang agak pucat.Naim menggelengkan kepala. "Nggak tahu .... Tapi, yang pasti, dia bukan manusia biasa. Kali ini, kita sepertinya benar-benar dalam masalah besar."Nolan menggenggam erat pedangnya, lalu berkata dengan nada muram, "Sekarang bukan saatnya untuk membicarakan hal itu. Kita harus segera pergi dari sini dan mencari tempat yang aman, nggak ada yang tahu kapan monster itu akan tiba-tiba mengejar kita."Saat ketiganya saling memandang, mereka melihat ketakutan di mata masing-masing. Mereka ti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status