Share

Bab 9

Penulis: Aku Mau Minum Air
"Hah?" Ekspresi Luther sontak membeku.

Dia tidak menyangka bahwa Bianca akan mengatakan hal semacam ini.

Wanita di depannya ini tidak seperti Ariana yang terlihat dingin dan angkuh.

Bianca sangatlah cantik dan memesona, bahkan senyumannya begitu memikat.

Dengan kata lain, Bianca bisa disebut sebagai wanita penggoda yang mampu menaklukkan hampir semua pria.

"Hahaha. Aku hanya bercanda, kenapa kamu terkejut begitu?" Bianca tergelak hingga payudaranya bergetar tanpa henti. Pemandangan ini sangat berdampak besar bagi seorang pria.

Melihat ini, Luther pun buru-buru mengalihkan pandangannya. Wanita ini terlalu menggoda. Makin dilihat akan makin terpikat.

"Tuan Luther, sepertinya aku butuh bantuanmu lagi," ujar Bianca yang ekspresinya perlahan-lahan menjadi serius.

"Ada masalah apa?" Luther tertegun mendengarnya.

"Kamu juga tahu, para pengawalku sedang berjaga di rumah sakit, nggak ada yang bisa melindungiku. Sekarang, aku sedang dalam bahaya karena diincar seseorang. Jadi, aku berharap Tuan Luther bisa melindungiku selama 24 jam," pinta Bianca.

"Melindungimu?" Luther mengangkat alisnya, lalu bertanya, "Nona Bianca, bukankah lebih bagus jika kamu mencari tempat yang aman untuk berlindung?"

"Tuan Luther, malam ini akan diadakan pesta amal yang sangat penting untuk Keluarga Caonata. Sebagai penyelenggara, aku tentu harus hadir. Kalau sampai ada yang membuat onar, wanita lemah sepertiku nggak akan bisa melawan. Demi Rumput Hati Naga itu, kamu pasti nggak ingin melihatku celaka, 'kan?" kata Bianca sambil mengejapkan matanya dengan kasihan.

"Ini ...." Luther ragu-ragu sesaat, lalu akhirnya menyetujuinya, "Baiklah."

Meskipun agak merepotkan, dia hanya bisa mengiakan permintaan Bianca demi Rumput Hati Naga.

Bagaimanapun, Luther tidak berharap terjadi sesuatu yang di luar dugaannya.

"Terima kasih, Tuan Luther," ujar Bianca seraya menyunggingkan senyuman yang penuh arti.

Faktanya, dia merasa tertarik pada Luther dan hanya menggunakan hal ini sebagai alasan.

....

Sore harinya, di Gedung Phoenix.

Sebagai hotel bergaya tradisional yang terkenal di Jiloam, Gedung Phoenix ini sangatlah luas. Begitu dilihat, tampak luarnya benar-benar mirip dengan sebuah istana.

Gedung ini dikelilingi oleh tembok yang sangat tinggi, bahkan bagian dalamnya sangat megah. Ada taman, hutan bambu, kilang anggur, juga danau buatan di sini. Semuanya serbaada! Seluruh gedung ini benar-benar indah dan klasik.

Saat ini, di pintu masuk Gedung Phoenix.

Sebuah mobil Mercedes-Benz berwarna hitam perlahan-lahan berhenti.

Begitu pintu mobil dibuka, seorang wanita cantik bergaun hitam pun turun. Wanita ini memiliki kulit yang sangat putih, kaki yang ramping, dan fitur wajah yang sangat sempurna.

Ditambah dengan auranya yang begitu dingin, sosoknya langsung tampak menonjol saat berada di antara kerumunan. Dia pun menjadi pusat perhatian semua orang.

"Cantik sekali, artis dari mana ini?"

"Tsk tsk, wajah dan bodinya benar-benar sempurna!"

"Eh, bukannya dia Bu Ariana dari Grup Pesona? Dia adalah salah satu dari Empat Wanita Cantik yang diakui seluruh Jiloam!"

Banyak tamu yang berada di pintu masuk mulai bergosip. Mereka semua sangat takjub dengan paras Ariana yang begitu cantik.

Namun, tidak ada yang berani mendekatinya karena kesenjangan status.

"Ternyata, Gedung Phoenix ini begitu indah? Benar-benar menakjubkan!" puji Julie yang mengikuti Ariana turun dari mobil.

"Keluarga Caonata selalu mengadakan acara di Gedung Phoenix ini, tentu saja bukan gedung biasa. Orang biasa tidak akan bisa masuk," ujar Ariana sambil melirik ke sekeliling.

Meskipun memiliki selera yang sangat tinggi, Ariana tetap mengakui bahwa tempat ini benar-benar indah.

"Ariana, kamu sudah sampai?" sapa seorang pemuda berjas dan berkacamata yang menghampiri tiba-tiba.

Orang ini tidak lain adalah Wandy, Tuan Muda Kedua Keluarga Yohan.

"Ternyata Tuan Muda Wandy. Kamu juga tertarik dengan pesta amal ini?" tanya Ariana dengan tidak acuh.

"Aku tentu nggak tertarik dengan pesta amal biasa. Tapi, pesta amal kali ini diselenggarakan Keluarga Caonata, mana mungkin aku nggak menjaga martabat mereka?" sahut Wandy sembari tersenyum.

Keluarga Caonata adalah salah satu dari Tiga Bos Besar di Jiloam. Mereka adalah keluarga yang sangat kaya dan mulia. Kekuasaan dan pengaruh yang mereka miliki benar-benar tak tertandingi.

Jangankan pesta amal ini, kalaupun mereka membuang setumpuk kotoran, pasti akan ada banyak orang yang berebutan untuk mengambilnya.

"Tuan Muda, sepertinya kamu punya maksud lain?" tanya Julie seraya menyipitkan mata.

"Ya, menghadiri pesta amal ini hanya alasan. Tujuan utamaku adalah membantu kalian," sahut Wandy sambil tersenyum.

"Membantu kami?" tanya Julie yang tidak mengerti.

"Dengar-dengar, Grup Pesona ada di daftar kandidat Keluarga Caonata. Tapi, kalian masih cukup jauh untuk menjadi mitra Keluarga Caonata. Jadi, aku ingin membantu kalian supaya bisa mendapatkan kesempatan ini," jelas Wandy dengan yakin.

"Baguslah! Terima kasih, Tuan Muda Wandy!" Julie tampak berseri-seri.

Jika mereka benar-benar menjadi mitra Keluarga Caonata, bukan hanya Grup Pesona yang akan makin sukses, tapi statusnya sebagai sekretaris presdir juga akan meningkat.

"Sama-sama. Ini nggak ada apa-apanya kalau dibandingkan hubunganku dengan Ariana," sahut Wandy dengan nada bicara agak misterius.

"Benar, kalian adalah keluarga," tambah Julie.

Ketika kedua orang ini mengobrol, Ariana yang berdiri di samping seolah-olah tidak mendengarnya.

Hal ini karena dia terus menatap ke kejauhan.

Di sana, terlihat sebuah mobil mewah berhenti. Sebuah sosok yang familier berdiri di samping mobil tersebut.

"Lu ... Luther?" Ariana akhirnya mengenalinya setelah melihat dengan saksama.

Sejak kebenaran terungkap, Ariana terus merasa bersalah terhadap Luther. Lantaran bertemu sekarang, dia seharusnya menjelaskan kesalahpahaman ini.

Setelah memikirkannya, dia pun bergegas menghampiri Luther.

"Luther ...." Ariana hendak berbicara, tetapi tiba-tiba termangu di tempat.

Dia baru menyadari bahwa ada seorang wanita yang sangat cantik berdiri di samping Luther.

Wanita ini mengenakan gaun tradisional berwarna merah yang sangat pas badan.

Pinggangnya yang ramping dan bokongnya yang sintal terpampang dengan sangat jelas. Wajahnya juga sangat menawan, bahkan auranya begitu anggun dan mulia.

Penampilannya ini benar-benar terlihat seperti seorang penguasa wanita. Siapa pun yang melihatnya akan merasa sangat tertekan!
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Roy Anacks
iklan menggangu saat membaca huh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2631

    Saat ini, asap hitam yang tebal memenuhi langit Kota Linaer. Jalanan yang sebelumnya ramai pun kini sunyi senyap dan udara penuh dengan bau gosong yang menyengat bercampur dengan bau darah dan busuk yang membuat orang merasa mual.Di pemakaman massal di arah barat daya kota, api masih membara dengan dahsyat sampai berderak dan melahap sisa-sisa kehidupan terakhir. Mayat-mayat hangus berwarna hitam berubah bentuk dalam kobaran api. Kadang-kadang, bahkan ada potongan tubuh yang belum terbakar sepenuhnya terjatuh dari tumpukan api sampai menampakkan tulang-tulang putih yang menyeramkan.Nolan yang berpakaian pelindung berdiri di puncak bukit dan menatap neraka dunia di depan dengan ekspresi datar. Ekspresinya yang tegas tidak menunjukkan emosi apa pun, seolah-olah yang terbakar di depannya bukan puluhan juta nyawa dan hanya rumput kering yang tak berarti. Noda darah merah di pakaian pelindung yang sudah lama mengering memantulkan kilau aneh di bawah sinar matahari."Pangeran Nolan, kami m

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2630

    Wajah Naim tampak sangat buruk. Dialah sang pangeran, berada di posisi tertinggi, tetapi kini sorotan justru direbut oleh Misandari. Hatinya tentu saja tidak senang.Seandainya semua rakyat yang terinfeksi wabah itu mati, dia masih bisa dengan mudah menutup-nutupi kejadian ini dan menyembunyikannya rapat-rapat.Namun, karena ulah Misandari, semuanya menjadi kacau. Sekarang mau disembunyikan pun sudah tidak bisa lagi.Yang paling menyakitkan adalah semua rakyat diselamatkan oleh Misandari. Dengan perbandingan seperti itu, dirinya sebagai pangeran malah terlihat tak berguna. Hanya saja, meskipun kesal, dia tetap harus berpura-pura manis untuk saat ini.Hujan baru saja reda. Di atas reruntuhan Kota Wuga, uap lembap masih mengepul perlahan. Naim melangkah di atas lumpur menuju ke arah Misandari dengan senyuman hangat bagaikan angin musim semi di wajahnya."Misandari, lihat dirimu yang begitu berantakan, pasti sangat kelelahan. Ayo, ikut aku kembali ke perkemahan. Aku sudah minta juru masak

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2629

    Saat hujan mulai reda, zona isolasi di balik tembok kayu sudah mulai terbentuk.Misandari melintasi gubuk-gubuk kecil dengan rok putih sederhana yang sudah ternodai darah dan lumpur hingga ke ujungnya. Dia bahkan tak sempat membersihkan sisa-sisa ramuan herbal di sudut bibirnya.Jarum perak di tangannya menusuk ujung jari ungu kehitaman seorang anak kecil. Dia menekan keluar setengah mangkuk darah hitam berbau busuk, lalu segera menuangkan ramuan hangat ke dalam mulut anak itu yang pecah-pecah karena dehidrasi."Barisan ketiga masih kurang 20 tandu lagi!" Dia berseru lantang, suaranya menjadi serak karena terus-menerus berteriak.Tak jauh dari situ, Luther tengah menggunakan cahaya emas untuk membakar luka busuk seorang pasien. Benang-benang cahaya itu menjalar di sela-sela daging dan kulit, membakar habis belatung-belatung yang menggeliat di dalamnya.Pria tua yang dirawat itu gemetar karena sakit, tetapi tetap menggigit erat batang kayu tanpa mengeluh. Dia melihat butiran keringat ya

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2628

    "Rakyat rendahan ini benar-benar keterlaluan, berani-beraninya menyerang perwira Negara Drago. Aku pasti akan membuat kalian membayar mahal," ancam Damian dengan marah sambil terus memberontak setelah diikat para pengawal pribadi Misandari.Tanpa basa-basi, Misandari langsung mengangkat tangan dan menampar Damian beberapa kali sampai kepala Damian pusing, pipi bengkak, dan darah mengalir di sudut bibir. "Orang sepertimu juga pantas jadi perwira Negara Drago? Aku akan mencopot jabatanmu.""Mencopot jabatanku? Huh! Kamu pikir kamu ini siapa? Sungguh konyol," kata Damian yang sama sekali tidak takut. Dia ini orang kepercayaan Naim dan tidak ada yang berani mencopot jabatannya, selain pihak kerajaan."Berhenti!"Saat itu, tiba-tiba terdengar teriakan seseorang dari belakang, lalu terlihat Naim yang mengenakan pakaian pelindung dan sekelompok pasukannya bergegas menuju lokasi.Melihat situasi itu, ekspresi Damian langsung terlihat sangat gembira. "Hahaha .... Pangeran Naim sudah datang, kal

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2627

    Dengan tetesan hujan bercampur bau amis darah yang menempel di wajahnya, Misandari menatap ke arah dinding kayu. Mendengar jeritan kesakitan yang terus bergema, dia tiba-tiba mencabut pedang panjang di pinggangnya. Pada saat itu, terlintas cahaya dingin dan kunci besi di dinding kayu pun langsung terputus.Misandari berteriak dengan nada yang sangat tegas, "Buka semua pintu dan pisahkan area isolasi. Yang sehat pindahkan ke tanah lapang di sisi timur, yang terinfeksi kumpulkan ke gubuk di sisi barat. Cepat!"Di ujung jari Luther, muncul tiga cahaya emas yang langsung memelesat dan menghantam bambu runcing di atas dinding kayu. Potongan-potongan bambu langsung terjatuh satu per satu, ini untuk mencegah para warga terluka saat memanjat dinding kayu.Para tenaga medis menerobos lumpur dan kerumunan, lalu menyalakan daun mugwort yang mereka bawa. Dalam sekejap, asap yang tebal serta menyengat membubung tinggi dan menekan penyebaran bau busuk."Ini ... obat?" tanya seorang pria kurus sambil

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2626

    Saat Misandari dan Luther memimpin tim penyelamat dan tiba di kawasan kumuh Kota Wuga, mereka tak kuasa menahan keterkejutan atas pemandangan yang terbentang di depan mata.Di balik dinding kayu, tanah yang berlumpur telah menghitam dan memancarkan bau busuk akibat tercemar oleh berbagai kotoran.Rakyat berdesak-desakan di dalam seperti ternak yang dikurung. Mata mereka kehilangan cahaya kehidupan, yang tersisa hanyalah kekosongan dan keputusasaan.Banyak dari mereka mengenakan pakaian compang-camping, bahkan ada yang bertelanjang dada. Tulang-tulang menonjol membentuk bayangan menyeramkan di bawah cahaya remang-remang.Seorang kakek berambut putih meringkuk di sudut. Entah sejak kapan kedua kakinya telah membusuk, dipenuhi belatung putih yang menjalar di lukanya. Namun, dia tampak tak merasakan apa-apa, hanya terus-menerus memasukkan gumpalan tanah ke mulut dengan tangan kurus kering.Di sampingnya, seorang wanita muda memeluk erat anak kecil yang sudah tak bernyawa. Wajah sang anak m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status