Home / Romansa / Dikejar Mantan Suami CEO-ku / 6. Aku Akan Merebut Mazaya Kembali

Share

6. Aku Akan Merebut Mazaya Kembali

Author: Rainy_Rainbow
last update Last Updated: 2023-12-23 22:53:06

“Kamu baik-baik saja, Za? Kenapa ada Arga di sini?”

Gea tidak bisa tidak bertanya. Sejak tadi ia mematung, menunggu sang sahabat masuk ke dalam rumahnya sambil memperhatikan pertikaian yang terjadi antara Zaya dengan dua orang pria yang pernah hadir dalam hidup sahabatnya tersebut.

Wanita berparas cantik itu menatap sendu pada sahabatnya. Sedetik kemudian, air mata Zaya tumpah. Ia tak mampu menahan kesedihannya lagi. Batinnya terasa kacau. Kenapa semuanya terasa sulit baginya? Di saat ia benar-benar ingin melepaskan diri dari laki-laki yang sudah menghancurkan perasaannya, ia malah dipertemukan dengan mantan yang menjadi CEO-nya sendiri di tempatnya bekerja hingga berujung dua orang itu bertengkar di luar sana karena dirinya.

Zaya sama sekali tidak ingin jadi rebutan, terlebih oleh kakak-beradik tersebut yang memiliki perangai serupa.

Apa ia harus pergi dari kota ini, menata luka hati, juga menyembuhkan kepedihan di hatinya tanpa perlu melihat wajah mereka berdua lagi?

Gea mendekap sang sahabat, membiarkannya menangis dalam pelukannya sampai akhirnya Zaya mulai sedikit tenang. Ia pun memberanikan diri untuk bertanya tentang apa yang terjadi sebenarnya.

“Apa kamu sudah baik-baik saja?”

Zaya mengangguk pelan. “Aku baik-baik saja, Gea.”

Gea lalu mengajak sang sahabat duduk di sofa ruang tamu, kemudian mulai menginterogasinya. Seingatnya tadi pagi ketika ia mengantar sang sahabat untuk melamar pekerjaan di Hotel Diamond, sahabatnya tersebut tidak sekacau ini.

“Ceritakan pelan-pelan apa yang terjadi, Za!”

Zaya menyeka air matanya kemudian menceritakan kebetulan yang kembali mempertemukannya dengan Arga.

“Terus masalahnya di mana? Toh, kamu juga akan bercerai dari laki-laki sialan itu.” Gea tak mengerti kenapa sahabatnya harus tertekan saat bertemu dengan Arga

“Masalahnya aku tidak mau memperkeruh keadaan, Gea. Aku memang berniat bercerai dari pria brengsek itu, tapi aku juga tidak mau menghancurkan hidupnya.”

“Karena kamu masih mencintainya?” todong Gea.

“Sulit untuk mengatakan tidak. Kamu sudah tahu sendiri alasanku menikah dengannya, kan?" Zaya menatap sendu ke arah Gea, sahabat yang jadi saksi betapa hidupnya bak ditempa sejak dulu. "Lepas dari dia, aku rasa hal yang cukup. Perihal balasan yang mungkin pantas dia sandang ... biarlah Tuhan yang tunjukkan."

Alis Gea berkerut, tak habis pikir dengan pemikiran sahabatnya. Padahal, sebagai menantu kesayangan, Zaya bisa saja dengan mudah mengadukan semua perbuatan Evan pada mama mertuanya. Biarkan mama mertuanya yang menghukum pria itu. Namun, cinta di hati Zaya agaknya menginginkan hal yang cukup sederhana.

Baginya, bisa lepas dari belenggu pernikahan yang menyajikan kebahagiaan semu sudah cukup.

"Aku masih bingung, kenapa kamu nggak mau lapor sama mama mertuamu. Padahal, seorang peselingkuh, sangat berhak untuk dapat karma!" Gantian, Gea yang turut berapi-api.

“Aku tidak menginginkan itu terjadi." Zaya menggeleng tak setuju dengan ide Gea. Toh, barusan ... tanpa ia yang harus membuka mulut pada mama mertuanya, Evan lah yang justru membongkar kelakuannya sendiri pada Arga. Bukan tidak mungkin Arga akan mengadukannya pada mama mertua Zaya hingga membahayakan kedudukan pria itu. "Arga sudah tahu. Jadi, entahlah ... bagaimana nasib Evan selanjutnya."

“Biarkan saja, Za! Jangan terlalu pusing memikirkan urusan itu! Fokus saja pada dirimu!”

Zaya merasa dilema. Ia tak mau Evan menuduhnya macam-macam dan juga tak mau melihat Arga memusuhi adik tirinya sendiri.

“Aku harus bagaimana, Gea? Apakah aku harus berhenti dari Hotel Diamond?”

“Kenapa kamu harus berhenti?" Gea menatap Zaya dengan pandangan tegasnya. Tak setuju sama sekali dengan keputusan sang sahabat. "Tetaplah bekerja di sana dan buktikan kalau kamu bisa meraih karir kamu kembali yang pernah hancur karena pria sialan itu!”

***

“Kamu benar-benar brengsek, Van.”

Arga menatap sengit adik tirinya, menahan diri untuk tidak memukulnya walaupun ia sangat ingin. Tepat setelah Zaya masuk ke dalam rumah sahabatnya, pria yang memiliki masa lalu indah bersama Zaya itu langsung menarik kerah baju adik dirinya menjauh dari kediaman Gea, sahabat Zaya.

Arga tidak ingin terlihat menganiaya laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi mantan suami wanita yang sangat ia cintai itu. Ia harus benar-benar menjaga kewibawaannya agar bisa memikat hati Zaya kembali.

“Harusnya aku yang bicara begitu padamu.”

Evan menepis keras tangan Arga lalu mendorongnya hingga pria itu mundur beberapa langkah. Ia membenahi pakaiannya sambil menatap kesal pada kakak tirinya tersebut.

“Aku sudah mendengar semuanya. Perceraian kalian artinya kamu membuat kesalahan besar." Arga menantang adik tirinya. Tangannya mengepal, terlihat marah. "Kamu tidak ingat ucapanku beberapa tahun lalu? Apa kamu siap kalau aku kembali merebut Mazaya darimu?"

Evan mendengus. “Tidak akan ada perceraian!" ujarnya tegas. "Ini hanya kesalahpahaman. Dan sebaiknya, menjauhlah dari istriku!” Giliran Evan menarik kerah baju kakak tirinya, balas memperingatkan agar Arga tidak ikut campur urusan rumah tangganya.

“Kamu benar-benar tidak tahu malu!" Arga berdecih. "Jika aku jadi kamu yang sudah ketahuan selingkuh, aku akan melepasnya dan membiarkan dia memilih kebahagiaannya sendiri."

“Sayangnya, aku bukan kamu!" Evan menggertakkan giginya sambil terus menarik kerah baju Arga kuat-kuat. "Berhenti ikut campur urusanku!”

Kedua pria itu tak ada yang mau mengalah. Keduanya saling menatap, seolah siap saling membunuh demi Mazaya yang sama-sama mereka inginkan. Evan yang ingin mempertahankan sang istri yang dicintainya, dan Arga yang ingin mencoba mendapatkan wanita yang pernah ia lepaskan untuk adiknya dulu.

“Akan menjadi urusanku kalau kamu menyakiti wanita yang sangat aku cintai.”

Mendengar kata-kata cinta dari Arga untuk istrinya, Evan kembali naik pitam. Pria itu kembali mendekat, siap untuk menyerang kakaknya lagi. “Dia itu adik iparmu, Sialan!”

Bibir Arga naik lalu tersenyum miring. Tatapannya menguarkan aura permusuhan. Ia mengarahkan tangannya ke depan, berusaha mencegah agar sang adik tidak menyerangnya lalu dengan lantang. Pria itu mengutarakan niatnya.

“Adik ipar? Sebentar lagi status itu akan berubah. Mazaya akan menjadi wanita lajang dan aku akan mengejarnya kembali sampai dapat dengan caraku sendiri."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   86. Mari Menua dan Berbahagia Selamanya (TAMAT)

    Pernikahan Evan dan Zaya berjalan cukup baik. Dengan ditempatkannya Zaya di bawah kepemimpinan manajer Ardi, rasa cemburu dan takut kehilangan yang dirasakan oleh Evan terus saja menggebu-gebu. Hingga tak terasa satu bulan perjalanan pernikahan mereka pasca rujuk kembali pun terlewati dengan baik. Evan dan Zaya memutuskan untuk pergi ke psikolog untuk melakukan aneka terapi untuk menyembuhkan Zaya dari trauma yang dialaminya pasca pengkhianatan yang Evan lakukan dan semuanya berjalan dengan mulus. Pelan-pelan, Evan dan Zaya mulai bisa mengarungi bahtera rumah tangga mereka berdua di mana saat ini adalah hari pertama mereka kembali menyatu sebagai pasangan suami istri. Evan awalnya dengan sangat terpaksa memangkas pemanasan saat melakukan kegiatan nakalnya dengan Zaya karena itulah yang menyebabkan istrinya teringat-ingat akan perbuatannya dengan Mira dulu. Sampai akhirnya sang istri mulai terlena, baru ia bisa melakukan yang ia inginkan, yaitu mencium sang istri di tengah-tengah p

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   85. Hari Pertama Zaya Bekerja di Perusahaan Evan

    “Kenalkan Zaya, ini manajer Ardi. Dia akan menjadi atasanmu mulai hari ini.”Zaya segera mengulurkan tangannya di depan sang suami yang baru saja memperkenalkannya pada calon atasannya.“Perkenalkan, saya Mazaya– sekretaris baru Anda, Pak Ardi.”Ardi menyambut tangan Zaya, kemudian tersenyum padanya. “Aduh saya jadi tidak enak, nih! Masa bawahan saya, istri atasan saya sendiri?”Zaya membalas senyuman sang atasan. “Tidak usah merasa tak enak, Pak Ardi. Perlakukan saya sama seperti sekretaris pada umumnya saja! Saya wanita yang suka bekerja secara profesional. Saat saya menjadi sekretaris Anda, jangan pernah anggap saya seorang istri dari CEO. Kalau saya melakukan kesalahan, tegur bahkan marahi saya. Saya lebih suka seperti itu, Pak.”“Duh, saya benar-benar tidak enak, Bu Zaya!” Ardi benar-benar terlihat canggung di depan Zaya dan Evan.“Perlakukan saja saya seperti bawahan Anda, Pak. Saya tidak akan mengadu kok pada suami saya,” ucap Zaya tersenyum lebar dan itu sukses membuat Evan ke

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   84. Menjaga Masa Depan Versi Zaya

    “Kenapa denganku? Bukankah aku menikah kembali karena aku tidak bisa hidup tanpanya dan menderita membayangkan berpisah selama-lamanya dari dirinya? Bukankah aku bersedih ketika melihat video kenangan kami saat kami bersama sehingga memutuskan kembali rujuk dengannya? Tapi kenapa aku tidak bisa disentuh olehnya?” Zaya hanya bisa menggumam di dalam hati tatkala ia membuka matanya tengah malam itu. Posisinya sekarang berada di kamar di rumah barunya dengan sang suami di mana Evan menghiba padanya, meminta agar dirinya bisa bertahan melewati rintangan yang terjadi pasca resminya pernikahan mereka yang kedua kali.Suaminya itu memeluknya erat, terlihat takut kehilangan. Dipandanginya wajah Evan, membuat rasa iba menyeruak di hati Zaya. Evan begitu kukuh mempertahankannya menjadi seorang istri, sementara dirinya ragu karena bisa dibayangkan ke depannya nanti, setiap kali sang suami ingin menciumnya, ia kemungkinan akan teringat sang suami mencium Mira. Ini gawat. Ini benar-benar gawat. “

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   83. Kita Bisa Menghadapi Ini Sama-sama

    Rasa kecewa sungguh menyelimuti hati Evan ketika ia berusaha ingin mencium sang istri, tapi istrinya malah berpaling. Yang lebih membuatnya syok adalah ketika sang istri mengatakan ia belum siap.Kenapa ini? Apa yang terjadi pada Zaya? Kenapa sang istri tidak mau dicium olehnya? Evan berusaha menepis semua kemungkinan terburuk yang ia pikirkan lalu ia memegangi bahu Zaya, membawanya menghadapnya.“Kenapa, Sayang? Ada apa denganmu?” tanya Evan penasaran.Zaya memejamkan matanya, berusaha menepis kenangan-kenangan buruk yang terpintas sesaat sebelum sang suami berniat mendaratkan bibirnya di bibirnya tadi. Bagaimana tidak, tanpa ia niatkan bayangan ketika Evan memagut mesra bibir Mira, kemudian bergumul panas di atas sofa di dalam kantor di mana ia menyaksikan sendiri betapa buasnya Evan mencumbu bibir sekretarisnya itu, terbayang jelas di pelupuk mata.Itu sukses memberikan rasa sakit luar biasa di hatinya. Zaya berusaha membuang semua pikiran itu, tapi tidak bisa. Ia juga tidak menger

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   82. Aku Belum Bisa

    “Wah, rumahnya bagus, Sayang!” Zaya berdecak takjub saat ia digandeng suaminya memasuki rumah baru mereka yang luar biasa megah seusai mengemasi barang-barangnya dari rumah Gea. Rumah bergaya Eropa yang lokasinya sangat dekat dengan perusahaan itu akan sangat memudahkan Zaya dan Evan pergi bekerja agak siang karena mereka berdua tak akan pernah terlambat pergi ke perusahaan.“Kamu suka rumahnya, Sayang?” tanya Evan, mengajak sang istri masuk lalu menemaninya berkeliling dan menunjukkan detail interior yang menawan.Zaya menganggukkan kepalanya, terus mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan tak hentinya merasa takjub. Bagaimana tidak, rumah yang akan menjadi huniannya yang baru dengan Evan jauh lebih besar dibandingkan rumah lama. Interior, eksterior, serta model rumahnya juga begitu elegan, persis rumah-rumah sultan di mana ada dua pilar besar di teras depan yang terhubung dengan sebuah balkon utama yang mengarah ke arah halaman depan dan ketika masuk, Zaya pun disambut sebuah ta

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   81. Pamit pada Gea

    Zaya tersenyum pada Gea lalu menjelaskan keinginannya.“Kayaknya nggak perlu resepsi, deh. Evan juga belum mengumumkan kalau dia sudah bercerai dariku. Yang tahu hanya Mira.”“Ah, gitu! Apa Dimas sudah membekuk Mira?” tanya Gea penasaran. “Apa bisa menjebloskannya ke penjara dengan kasus yang sekarang sedang menimpa Arga? Tapi 'kan, tidak ada korbannya?”Evan segera menengahi. “Itu urusan Dimas. Dia pasti sudah menemukan bukti-bukti lain atas kejahatan Mira. Wanita itu bukan hanya jahat padaku saja, tapi juga sudah mencelakai orang-orang lain yang akan menjadi korbannya. Tidak usah membahas itu dulu karena sekarang kami ingin bicara sesuatu pada kamu.”Zaya langsung menyambung kalimat suaminya. “Makasih banyak, ya, sudah membiarkan aku tinggal di sini, Gea. Aku sungguh bersyukur mendapat sahabat yang baik sepertimu sehingga aku tidak luntang-lantung di jalan saat aku kabur dari rumah Evan. Hari ini, aku akan ikut suamiku.”Gadis berambut pendek itu mengernyitkan kedua alisnya. “Maksud

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status