Share

7. Penolakan Zaya

Author: Rainy_Rainbow
last update Last Updated: 2023-12-25 11:58:13

“Pagi, Za.”

Senyuman indah tersungging di bibir Arga, menyambut Mazaya yang baru membuka pintu pagi itu. Semalaman hatinya gembira, membayangkan akan terus bersama dengan sang pujaan hati.

“Kenapa kamu datang kemari?” Zaya menoleh ke sekitar, merasa sedikit gugup, takut kalau sang suami juga datang yang berpotensi akan membuat keributan kembali seperti tadi malam.

“Kamu cari siapa? Adik tiriku?” Arga sontak cemberut melihat Zaya masih saja memedulikan suaminya.

“Aku hanya takut kalian berdebat lagi,” sahut Zaya. “Kamu ngapain ke sini?” Zaya mengulangi pertanyaannya sambil melangkah keluar rumah, tak lupa menutup pintunya.

“Aku mau menjemputmu. Kita bareng aja ke hotel. Oh, ya, sebaiknya kamu ganti pakaianmu.” Arga memperhatikan tampilan Zaya yang mengenakan seragam resepsionis seperti kemarin.

Alis Zaya naik, dahinya berkerut. “Kenapa aku harus ganti outfit? Ini seragamku kalau kamu lupa.”

CEO tampan itu tersenyum tipis lalu menyampaikan niatnya untuk menaikkan jabatan Zaya. “Ganti aja, Za! Hari ini aku angkat kamu jadi sekretarisku.”

Bola mata Zaya membulat sempurna, terkejut mendengar penuturan CEO-nya. “Apa maksudmu?”

“Maksudku sudah jelas, Za. Aku tak mengizinkan kamu bekerja lagi sebagai resepsionis. Aku ingin kamu menjadi sekretarisku karena aku tahu kamu lebih dari berpengalaman untuk posisi itu.”

Kepala Zaya sontak menggeleng pelan. Ia sudah bisa membayangkan kericuhan apa yang akan terjadi jika ia menerima jabatan yang baru saja ditawarkan oleh mantan kekasihnya itu. Evan pasti memperkuat tuduhan perselingkuhannya dengan Arga dan ia tak mau itu sampai ke telinga mama mertuanya.

Raut wajah Arga berubah mendung. Ia seketika kecewa melihat penolakan Zaya. Meski mantan cantiknya tersebut belum mengeluarkan pernyataan penolakan dari bibirnya, tapi Arga tahu Zaya keberatan dengan posisi yang ia tawarkan dan itu pasti karena Zaya mempertimbangkan Evan.

“Kamu pasti mikirin pendapat Evan, kan, Za?”

Zaya mengangguk. “Kamu pasti sudah tahu kalau aku tak bisa menerima penawaranmu.”

Jujur saja, Zaya sebenarnya sangat ingin naik jabatan dan menjadi egois seperti wejangan Gea tadi malam di mana seharusnya ia fokus pada karirnya yang pernah redup saat ia korbankan demi suami sialannya itu.

Namun, Zaya tak ingin terjadi pertikaian antar saudara yang memicu kemarahan sang mama mertua yang berpotensi membuat suaminya itu kehilangan semuanya.

“Kenapa? Apa kamu takut Evan akan menuduh kita berselingkuh?” Arga menatap Zaya dengan tatapan menyelidik, berusaha menerka isi hati wanita terindah dalam hidupnya tersebut.

“Itu salah satunya. Aku tak mau ada masalah baru di keluarga kalian. Bukan hanya mas Evan, tapi aku juga memikirkan mama juga hubunganmu dengan adik tirimu itu.”

“Kenapa harus pusing memikirkannya? Bukannya kamu sebentar lagi akan menceraikannya? Urusan mama biar aku yang menyelesaikannya, Za.”

Zaya menghela napas lelah. Ia lelah berdebat dengan pria masa lalunya. Wanita cantik itu pun berlalu meninggalkan Arga, berniat naik taksi untuk bekerja karena mobilnya terpaksa ia tinggalkan di hotel. Itu karena Arga bersikeras mengantarnya pulang bersamanya semalam.

Arga mengekori langkah Zaya lalu tak ragu menariknya masuk ke dalam mobilnya dan tanpa sempat mencerna semuanya, Zaya melihat Arga telah menjalankan kendaraannya, membuat wanita itu menjadi kesal.

“Kenapa kamu selalu saja memaksakan kehendakmu, Ga?”

“Itu karena kamu keras, Za. Aku sudah tahu bagaimana karaktermu dan itu juga yang membuatku tergila-gila padamu. Apa salahnya menerima semua penawaranku? Aku tahu kamu membutuhkan pekerjaan untuk menopang hidupmu pasca bercerai dari adik tiriku. Tinggal terima aja apa susahnya, sih?”

Zaya mendengus kasar, merasa kesal diperlakukan seolah Arga masih memiliki hubungan dengannya.

“Jangan mendesakku! Aku ini adik iparmu, bukan kekasihmu!”

Arga tak memedulikan celotehan Zaya. Yang ia tahu, ia harus mendapatkan wanita itu kembali jadi miliknya. “Sebentar lagi kamu akan bercerai dari Evan. Aku sendiri yang akan mengurus prosesnya dan statusmu nanti bukanlah adik iparku lagi. Aku tak akan membiarkanmu kekurangan uang, Za. Karena itu aku menaikkan jabatanmu.”

“Aku tak butuh bantuan. Turunkan aku di sini! Aku tak mau bekerja di hotel milikmu lagi.” Zaya memutuskan untuk menjauh. Ia akan menggugat cerai Evan secepatnya dan mencari pekerjaan lain untuk menopang hidupnya.

Bekerja bersama Arga berpotensi akan menimbulkan masalah baru dan ia tak ingin perceraiannya menjadi awal kehancuran Evan.

“Kamu tak bisa pergi begitu saja dari hotelku. Kamu sudah menandatangani kontrak kerja selama dua tahun dan aku bisa menuntutmu.”

Kata-kata Arga memang terdengar lembut di telinga Zaya, tapi tetap saja berbau ancaman. “Kamu mengancamku?”

Arga menoleh sekilas, tersenyum pada wanita yang masih membuat jantungnya berdebar kala berdekatan.

“Aku tidak mengancammu. Aku hanya menyampaikan fakta kalau kamu terikat kontrak kerja denganku. Jangan selalu berpikiran negatif padaku, Za! Kamu tahu persis siapa aku.”

“Tapi aku tak mau menambah minyak ke dalam api.” Zaya setengah berteriak, merasa frustrasi dan dilema menghadapi masalah demi masalah yang datang menghampirinya.

Ia hanya ingin bercerai, berdamai dengan keadaan, melupakan sakit hati atas pengkhianatan suaminya dan mulai membina hidupnya yang baru. Kehadiran Agra akan menghancurkan semuanya. Zaya hanya ingin kedamaian.

Melihat raut frustrasi di wajah Zaya, Arga akhirnya memutuskan menepikan mobilnya secara mendadak, ingin menegaskan kalau semuanya akan baik-baik saja.

“Sebenarnya apa yang kamu takutkan, Za? Nyatanya, sekuat tenaga kamu ingin menyembunyikan permasalahanmu, tetap saja aku tahu kalau Evan mengkhianatimu. Kamu juga sudah memutuskan untuk bercerai, kan? Apa lagi masalahnya sekarang?”

Zaya menulikan telinganya. Ia berniat keluar dari mobil, tapi Arga ternyata menguncinya. “Buka pintunya! Biarkan aku turun!”

“Za ... kamu kenapa, sih?” Arga memegangi tangan Zaya. “Katakan, apa yang mengganggu pikiranmu!”

Zaya tak pernah bisa berkutik jika berhadapan dengan Arga. Perhatian, kasih sayangnya yang begitu menggebu-gebu, pernah ia rasakan dulu dan semua itu harus kandas ketika lelaki tampan itu lebih memilih karir daripada dirinya.

Sosok pria seperti Arga memang sebenarnya sangat cocok untuknya. Pria itu mampu menaklukkan sifat keras yang ia miliki dengan semua tindakan nekatnya. Seperti saat ini, misalnya.

Tapi semua itu tiada lagi berguna. Ia sudah memilih Evan yang ternyata jauh lebih romantis dari Arga walaupun ujung-ujungnya menorehkan luka yang teramat dalam di hatinya dan Zaya masih sangat waras untuk tidak terlibat lagi dengan dua orang yang pernah melukainya itu.

“Aku tak ingin terlibat dengan kalian berdua lagi. Aku memang ingin bercerai dan pasti akan merealisasikannya dalam waktu dekat. Tapi bukan berarti aku juga mau dekat denganmu lagi walaupun hanya sebagai atasan dan bawahan.”

“Kenapa? Jelaskan apa alasannya!” desak Arga. Hatinya terluka mendengar penuturan yang terucap di bibir Zaya.

Zaya menatap tajam Arga, tahu kalau ia tak bisa menyembunyikan apa pun dari pria pemaksa ini. “Aku tak mau kamu mengadu pada mama soal Evan.”

“Kenapa, kamu takut jabatan CEO yang diagung-agungkan suami sialanmu itu musnah?” Arga menahan getir di hatinya. Bahkan, di ujung perceraian saja, Zaya masih begitu memikirkan masa depan Evan. Sial!

Zaya menghela napas panjang lalu menghembuskannya kasar. Ia lelah dengan semua ini. Wanita cantik itu menatap serius Arga dan bibirnya pun mulai menuturkan semua isi hatinya.

“Aku hanya ingin bercerai baik-baik, Ga. Aku tak ingin kamu, mas Evan, juga mama bertikai karena aku. Sekarang buka pintunya, biarkan aku bebas! Aku ingin melepaskan diri dari kalian bertiga.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Desi Kurniawan
Semangat lanjut terus
goodnovel comment avatar
Aqilanurazizah
Gak kerasa dah 5 bab aja. Lanjut ah
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   86. Mari Menua dan Berbahagia Selamanya (TAMAT)

    Pernikahan Evan dan Zaya berjalan cukup baik. Dengan ditempatkannya Zaya di bawah kepemimpinan manajer Ardi, rasa cemburu dan takut kehilangan yang dirasakan oleh Evan terus saja menggebu-gebu. Hingga tak terasa satu bulan perjalanan pernikahan mereka pasca rujuk kembali pun terlewati dengan baik. Evan dan Zaya memutuskan untuk pergi ke psikolog untuk melakukan aneka terapi untuk menyembuhkan Zaya dari trauma yang dialaminya pasca pengkhianatan yang Evan lakukan dan semuanya berjalan dengan mulus. Pelan-pelan, Evan dan Zaya mulai bisa mengarungi bahtera rumah tangga mereka berdua di mana saat ini adalah hari pertama mereka kembali menyatu sebagai pasangan suami istri. Evan awalnya dengan sangat terpaksa memangkas pemanasan saat melakukan kegiatan nakalnya dengan Zaya karena itulah yang menyebabkan istrinya teringat-ingat akan perbuatannya dengan Mira dulu. Sampai akhirnya sang istri mulai terlena, baru ia bisa melakukan yang ia inginkan, yaitu mencium sang istri di tengah-tengah p

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   85. Hari Pertama Zaya Bekerja di Perusahaan Evan

    “Kenalkan Zaya, ini manajer Ardi. Dia akan menjadi atasanmu mulai hari ini.”Zaya segera mengulurkan tangannya di depan sang suami yang baru saja memperkenalkannya pada calon atasannya.“Perkenalkan, saya Mazaya– sekretaris baru Anda, Pak Ardi.”Ardi menyambut tangan Zaya, kemudian tersenyum padanya. “Aduh saya jadi tidak enak, nih! Masa bawahan saya, istri atasan saya sendiri?”Zaya membalas senyuman sang atasan. “Tidak usah merasa tak enak, Pak Ardi. Perlakukan saya sama seperti sekretaris pada umumnya saja! Saya wanita yang suka bekerja secara profesional. Saat saya menjadi sekretaris Anda, jangan pernah anggap saya seorang istri dari CEO. Kalau saya melakukan kesalahan, tegur bahkan marahi saya. Saya lebih suka seperti itu, Pak.”“Duh, saya benar-benar tidak enak, Bu Zaya!” Ardi benar-benar terlihat canggung di depan Zaya dan Evan.“Perlakukan saja saya seperti bawahan Anda, Pak. Saya tidak akan mengadu kok pada suami saya,” ucap Zaya tersenyum lebar dan itu sukses membuat Evan ke

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   84. Menjaga Masa Depan Versi Zaya

    “Kenapa denganku? Bukankah aku menikah kembali karena aku tidak bisa hidup tanpanya dan menderita membayangkan berpisah selama-lamanya dari dirinya? Bukankah aku bersedih ketika melihat video kenangan kami saat kami bersama sehingga memutuskan kembali rujuk dengannya? Tapi kenapa aku tidak bisa disentuh olehnya?” Zaya hanya bisa menggumam di dalam hati tatkala ia membuka matanya tengah malam itu. Posisinya sekarang berada di kamar di rumah barunya dengan sang suami di mana Evan menghiba padanya, meminta agar dirinya bisa bertahan melewati rintangan yang terjadi pasca resminya pernikahan mereka yang kedua kali.Suaminya itu memeluknya erat, terlihat takut kehilangan. Dipandanginya wajah Evan, membuat rasa iba menyeruak di hati Zaya. Evan begitu kukuh mempertahankannya menjadi seorang istri, sementara dirinya ragu karena bisa dibayangkan ke depannya nanti, setiap kali sang suami ingin menciumnya, ia kemungkinan akan teringat sang suami mencium Mira. Ini gawat. Ini benar-benar gawat. “

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   83. Kita Bisa Menghadapi Ini Sama-sama

    Rasa kecewa sungguh menyelimuti hati Evan ketika ia berusaha ingin mencium sang istri, tapi istrinya malah berpaling. Yang lebih membuatnya syok adalah ketika sang istri mengatakan ia belum siap.Kenapa ini? Apa yang terjadi pada Zaya? Kenapa sang istri tidak mau dicium olehnya? Evan berusaha menepis semua kemungkinan terburuk yang ia pikirkan lalu ia memegangi bahu Zaya, membawanya menghadapnya.“Kenapa, Sayang? Ada apa denganmu?” tanya Evan penasaran.Zaya memejamkan matanya, berusaha menepis kenangan-kenangan buruk yang terpintas sesaat sebelum sang suami berniat mendaratkan bibirnya di bibirnya tadi. Bagaimana tidak, tanpa ia niatkan bayangan ketika Evan memagut mesra bibir Mira, kemudian bergumul panas di atas sofa di dalam kantor di mana ia menyaksikan sendiri betapa buasnya Evan mencumbu bibir sekretarisnya itu, terbayang jelas di pelupuk mata.Itu sukses memberikan rasa sakit luar biasa di hatinya. Zaya berusaha membuang semua pikiran itu, tapi tidak bisa. Ia juga tidak menger

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   82. Aku Belum Bisa

    “Wah, rumahnya bagus, Sayang!” Zaya berdecak takjub saat ia digandeng suaminya memasuki rumah baru mereka yang luar biasa megah seusai mengemasi barang-barangnya dari rumah Gea. Rumah bergaya Eropa yang lokasinya sangat dekat dengan perusahaan itu akan sangat memudahkan Zaya dan Evan pergi bekerja agak siang karena mereka berdua tak akan pernah terlambat pergi ke perusahaan.“Kamu suka rumahnya, Sayang?” tanya Evan, mengajak sang istri masuk lalu menemaninya berkeliling dan menunjukkan detail interior yang menawan.Zaya menganggukkan kepalanya, terus mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan tak hentinya merasa takjub. Bagaimana tidak, rumah yang akan menjadi huniannya yang baru dengan Evan jauh lebih besar dibandingkan rumah lama. Interior, eksterior, serta model rumahnya juga begitu elegan, persis rumah-rumah sultan di mana ada dua pilar besar di teras depan yang terhubung dengan sebuah balkon utama yang mengarah ke arah halaman depan dan ketika masuk, Zaya pun disambut sebuah ta

  • Dikejar Mantan Suami CEO-ku   81. Pamit pada Gea

    Zaya tersenyum pada Gea lalu menjelaskan keinginannya.“Kayaknya nggak perlu resepsi, deh. Evan juga belum mengumumkan kalau dia sudah bercerai dariku. Yang tahu hanya Mira.”“Ah, gitu! Apa Dimas sudah membekuk Mira?” tanya Gea penasaran. “Apa bisa menjebloskannya ke penjara dengan kasus yang sekarang sedang menimpa Arga? Tapi 'kan, tidak ada korbannya?”Evan segera menengahi. “Itu urusan Dimas. Dia pasti sudah menemukan bukti-bukti lain atas kejahatan Mira. Wanita itu bukan hanya jahat padaku saja, tapi juga sudah mencelakai orang-orang lain yang akan menjadi korbannya. Tidak usah membahas itu dulu karena sekarang kami ingin bicara sesuatu pada kamu.”Zaya langsung menyambung kalimat suaminya. “Makasih banyak, ya, sudah membiarkan aku tinggal di sini, Gea. Aku sungguh bersyukur mendapat sahabat yang baik sepertimu sehingga aku tidak luntang-lantung di jalan saat aku kabur dari rumah Evan. Hari ini, aku akan ikut suamiku.”Gadis berambut pendek itu mengernyitkan kedua alisnya. “Maksud

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status