Share

53 Pertemuan Pertama Dan Terakhir

Sesak, seakan tak ada pasokan oksigen di paru-paru. Berkali-kali aku hapus air mata ini tapi cairan bening itu tetap saja mengalir tanpa henti.

"Jenazah harus segera dimakamkan, Mbak."

Perkataan Alisa menyadarkanku. Benar, jenazah Mas Ridho harus segera dikebumikan. Walau berat, aku harus tetap mengikhlaskannya.

"Mas Haikal sudah mengurus jenazah Mas Ridho, Mbak. Kita harus segera pulang."

Aku mengangguk, pasrah dengan ucapan Alisa. Karena aku sendiri tak tahu harus bagaimana. Pikiran sudah buntu, tak mampu memikirkan apa pun selain Mas Ridho.

"Aku urus administrasinya dulu, Mbak. Kata dokter Mbak boleh pulang."

Aku mengangguk, membiarkan Alisa meninggalkan ruang inapku.

Perlahan aku turun dari ranjang ini, lalu berdiri tepat di depan box bayi. Aku tatap bayi kecil yang belum diberi nama itu.

Bulir demi bulir jatuh membasahi pipi. Sesak tiap kali kutatap wajah bayi mungil itu. Mas Ridho belum sempat melihat wajah anaknya, apa lagi mencium pipi cabi putra kami. Namun Allah sudah m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Husna Mufida
kesel sama authornya huhuhu kenapa pula mas Ridho dibikin meninggal . sedih kalo jadi salma
goodnovel comment avatar
Joko Tripuji Santoso
Asli author buat aku nangis.......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status