Share

Bab 7 : Terungkapnya Sebuah Rahasia

          Tok! Tok! Tok!

“Khayra!” panggil Ratna dari luar sana.

Khayra tahu apa yang akan dibicarakan oleh Tantenya itu. Wanita itu kemudian beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu. Dibukanya pintu tersebut dan melihat sosok Ratna sudah berdiri di luar kamar.

“Kamu belum tidur, kan? ayo bicara sebentar dengan Om dan Tante di ruang keluarga,” pinta Ratna.

“Iya,” jawab Khayra dan mengikuti Ratna menuju ruang keluarga.

Khayra duduk di sofa, tepat di depannya ada Andi dan Ratna yang menatapnya dengan intens.

“Khayra, apa kamu serius akan menikah dengan atasan kamu itu?” tanya Ratna.

“Iya, Tante.”

“Begini, Khayra. Sebenarnya kami tidak akan mencampuri urusan pribadi kamu. Hanya saja, kami tahu hubungan kamu dengan Yuda dan pernikahan Yuda dengan Ziya. Apa kamu yakin akan menikah dengan atasan kamu itu? pikirkanlah dengan matang, menikah bukan untuk mencari pelampiasan. Pernikahan itu hidup bersama seumur hidup,” nasihat Andi.

“Aku sudah memikirkannya dengan matang, Om. Dan aku menikah dengan Mas Kaivan, bukan karena ingin menjadikannya pelarian atau pelampiasan sakit hatiku. Justru, dialah yang menjadi obat untukku,” ucap Khayra dengan suara tenang dan sorot mata yang teguh.

“Kalau kamu memang sudah sangat yakin dengan pria itu, juga dengan penilaianmu, maka Om hanya bisa mendukung pilihanmu,” ucap Andi.

“Tapi, Khayra.” Ratna terlihat bingung untuk mengatakannya. “Mengenai biaya pernikahan dan semua persiapan pernikahan yang akhirnya digunakan untuk pernikahan Ziya dan Yuda. Kamu tidak akan menagihnya, kan? kamu tidak akan meminta Tante dan Om untuk membiayai pernikahan kamu, kan?” ucapan Ratna benar-benar mengiris hati Khayra. Entah terbuat dari apa hati keluarga ini.

“Tante, aku mengumpulkan uang untuk pernikahanku dari dua tahun lalu.  Aku menyisihkan gajiku untuk mempersiapkan pernikahan yang aku inginkan. Bagaimana mungkin Tante dengan teganya memakai tanpa membayar ganti rugi. Bahkan, Ziya mengambil calon suamiku,” ucap Khayra menekankan setiap kalimatnya.

     “Jaga bicaramu, Khayra. Kamu harusnya bersyukur masih bisa tinggal di sini dengan nyaman. Orang tuamu bahkan tidak meninggalkan kompensasi apa pun pada kami. Apa kamu begitu puas menghina putriku? Apa kamu ingin semua orang tahu, kalau putriku telah tidur dengan calon suami Kakak sepupunya, begitu?” Ratna terlihat emosional di sana.

Khayra mengepalkan kedua tangannya, menahan diri untuk tidak menangis, juga menahan diri untuk tidak marah dan membentak Tantenya.

“Tapi bukankah aku tinggal di sini dari aku mulai bekerja. Aku juga membayar uang sewa kamar pada Tante setiap bulannya, bahkan aku beri lebih,” jawab Khayra.

“Kamu mau perhitungan dengan Tantemu sekarang?” tanya Ratna semakin emosi.

“Sudah cukup, Ma,” tegur Andi. “Khayra masuklah ke kamar.”

“Tidak! Tinggalkan rumah ini!” ucap Ratna membuat Andi dan Khayra kaget mendengarnya.

“Kenapa? kamu sudah menghina putriku, ingin aku membayar uangmu yang sudah digunakan. Harusnya kamu bilang saat Ziya akan menikah, kamu ingin aku membayar semuanya,” ucap Ratna. “Enak saja, masih mau tinggal di sini setelah apa yang kamu katakan. Jangan mentang-mentang kamu akan dinikahi bosmu, kamu jadi belagu. Lagipula masih kalah dengan Yuda yang seorang pengacara!” seru Ratna dengan tegas dan penuh penghinaan.

Sakit hati bukan main, sampai rasanya hati dan jantungnya terbakar dan rasanya sangat menyakitkan.

“Sudah cukup, Ratna. Khayra, masuklah ke kamar dan istirahat,” ucap Andi.

Tanpa kata, Khayra beranjak pergi dari sana menuju kamarnya.

“Dasar tidak tahu malu!” keluh Ratna.

“Kamu ini kenapa sih, Ratna. Dia itu keponakan kamu,” ucap Andi.

“Keponakan tiri! Dia itu anak tiri Kakakku yang dibawa Ayahnya!” seru Ratna dengan kesal dan itu satu fakta yang menyakitkan hati Khayra.

“Apa maksud Tante?” Khayra kembali ke ruangan itu saat mendengar perkataan Ratna. Sorot matanya sangat tajam dan penuh keterkagetan.

“Ck, akhirnya rahasia menyebalkan ini terungkap juga,” ucap Ratna menatap sinis ke arah Khayra.

“Kamu bukan anak kandung Kakakku. Ibumu entah siapa dan ada di mana, Ayahmu menikahi Kakakku saat usiamu tiga tahun,” ucap Ratna.

“Kau benar-benar merepotkan. Bahkan karena ulahmu, aku kehilangan Kakakku untuk selamanya!” teriak Ratna bagaikan petir yang menyambar jantung Khayra.

“Harusnya kamu bersyukur karena masih hidup dan bisa tumbuh dengan baik karena aku dan Kakakku Sarah. Kalau tidak, mungkin kau sudah menjadi gelandangan di jalan!” ucap Ratna penuh kebencian.

“Aku tidak mau melihatnya lagi di sini, Pa. Jangan menahannya, biarkan dia pergi dari sini,” ucap Ratna beranjak pergi dari sana.

Khayra yang sangat syok, masih berdiri di tempatnya. Berusaha mencerna semua perkataan yang dilontarkan Ratna tadi.

Khayra tersentak kaget saat sebuah tangan mengelus pundaknya dan dia bergerak mundur. Khayra baru sadar kalau Andi sudah berada di hadapannya, dengan sorot mata yang seperti predator lapar.

“A-aku permisi,” ucap Khayra bergegas menuju kamarnya. Tanpa menunggu lama lagi, wanita itu memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper. Dia memasukkan laptop dan beberapa buku miliknya ke dalam koper besar itu.

Khayra mengambil tas selendangnya dan beranjak pergi, tetapi dia kembali dikagetkan oleh sosok yang ada di pintu kamar, bahkan sosok itu sudah masuk ke dalam kamar dan menutup pintu.

“Jangan dengarkan perkataan Tantemu. Tetap tinggallah di sini, Om akan coba bicara dengannya,” ucap Andi berjalan mendekati Khayra yang sudah siaga.

“Dan Om cukup kaget mendengar rahasia yang disembunyikan oleh Tantemu. Om sungguh baru mengetahuinya sekarang,” ucap Andi semakin berjalan mendekat.

“Om, tolong tinggalkan aku sendiri,” pinta Khayra.

“Kamu takut pada Om? Om tidak akan memakanmu, santai saja,” kekeh Andi.

“Begini saja, Om memiliki apartemen. Bagaimana kalau kamu tinggal di sana?” tawar Andi.

“Terima kasih atas kebaikan Om. Tapi saya tidak membutuhkannya,” ucap Khayra segera beranjak pergi melewati Andi. Tetapi pria itu malah menarik lengan Khayra dan melemparkannya ke atas ranjang.

“Aku sudah berusaha bersikap lembut dan menahan diriku selama ini, Khayra. Kamu sangat angkuh dan jual mahal!” ucap Andi langsung mengungkung tubuh Khayra dan berusaha menodainya.

“Tidak, lepaskan aku! Argh!” teriak Khayra menendang udara karena kedua lututnya di tahan oleh kaki Andi. Kedua tangannya juga di tangan oleh sebelah tangan Andi.

Khayra terus menghindar dan berusaha melawan walau sangat sulit.

“Akhirnya, setelah sekian lama aku menahan diri. Kamu akan menjadi milikku!”

***

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Elvi Yonafrita
wah gila jg Andi ternyata buaya jg.. setelah tau kalo khayra bukan keponakan kandung Ratna malah keluar sifat aslinya Andi semoga ada yg menolong khayra
goodnovel comment avatar
Istiana
om gila ini si,dasar keluarga sinting..ternyata khay bukan anak kandung emaknya,kasian khay.semoga bisa lolos dr iblis itu
goodnovel comment avatar
Buna Faeyza
Woh, gila juga. Emang udah pas, Khay pergi. keluarga toxic itu mah. Jangan sampai, si andi yang gatal, kamu yang kena semprot di Ratna
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status