Share

Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak
Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak
Author: Songdeok eunjoo

1. Playing Victim

last update Last Updated: 2025-04-01 16:07:23

"Huff!" Zahira menghela nafas dengan berat. Itu pertanda bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja. Maka dari itu bukannya makan, dia justru sibuk memainkan sendok di atas piring, mengacak-acak makanan. Padahal makanan itu terlihat sangat lezat namun tak mampu membuatnya berselera.

Bagaimana bisa dia menikmati makanan sedangkan hatinya seperti sedang di tusuk-tusuk. Pacarnya! Lebih tepatnya mantan pacarnya telah menikah dengan sahabatnya sendiri.

Jika para gadis dengan antusias menunggu mempelai wanita melempar buket bunganya, dia justru lebih asyik menikmat lamunannya. "Kapan acara ini berakhir," batinnya.

Gadis berusia 25 tahun bernama Zahira Malik, bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit swasta. Di balik wajahnya yang ceria, ada luka yang tersimpan begitu rapat.

Tiba-tiba suara lembut mengalun di antara lagu pop yang sedang berlangsung. "Ra ... "Panggil Talitha.

Tiga kali panggilan baru Zahira mendongak dengan wajah bingung. Dia bahkan celingukan untuk memastikan. "Aku?" tanyanya. Wanita muda itu menunjuk dirinya sendiri.

Talitha melotot karena kesal, "Sini!"

Aktris terkenal bernama Talitha Wongso melambaikan tangan dengan wajah juteknya, mengisyaratkan agar sahabatnya itu mau menghampirinya.

Jarak mereka tidak jauh hanya beberapa langkah namun Talitha enggan beranjak.

Zahira menggeleng dan tersenyum. Dia berusaha untuk tidak menangis dan bersikap ceria seperti biasanya.

Talitha berjalan sambil mengangkat gaunnya dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya memegang buket bunga. Saat sudah berada di depan meja Zahira, wanita itu tersenyum simpul, "Kamu belum rela ya, kalau aku menikah dengan Kak Emran?"

Deg!

"Iya! Aku tidak rela," ujar Zahira dalam hati. Gadis itu hanya diam sambil mengerjabkan matanya yang mulai memanas.

Pacaran selama tiga tahun bukan tiga hari, tentu dia sakit hati dan kecewa. Zahira bahkan mengambil cuti kerja selama dua hari hanya untuk menangisi pria yang menghamili sahabatnya.

"Hei!!" Talitha menepuk bahu Zahira cukup keras.

Tepukan itu membuat Zahira tersadar, gadis itu menggaruk tengkuknya dan tersenyum lebar. "Aku rela kok! Buktinya aku datang. Hehe ... "

"Lalu! Kenapa kamu hanya duduk? Kamu bahkan belum mengucapkan selamat padaku setelah ijab kabul," sindir Talitha.

"Eng ... kamu kan lagi sibuk dengan Pers. Aku ga berani ganggu," ujar Zahira dengan kikuk.

"Alasan!" batin Talitha. Wanita itu meraih tangan sahabatnya dengan paksa, "Ayo ikut aku!"

Zahira yang tidak siap hampir terhuyung, tangannya yang bebas menyenggol minuman di atas meja, "Ehh!!!"

Byurr!

Prang!

Talitha menoleh saat mendengar suara gelas pecah, matanya melotot. Wanita itu menarik tangannya untuk mengangkat gaun pengantin lalu berteriak, "Hais! Kamu sangat ceroboh! Hampir saja gaunku basah!"

Sebagian orang menoleh saat mendengar Talitha berteriak.

Zahira menunduk menahan malu, tangannya menutup mulutnya yang menganga karena kecerobohannya, gaun mewah yang berwarna pastel itu kotor tersiram jus. Nodanya pasti sulit dihilangkan. Padahal gaun itu bukan miliknya, hanya karena harus berhemat, Zahira lebih memilih menyewa sebuah gaun dari pada membelinya.

Zahira menatap wajah sahabatnya dengan mata berkaca-kaca. Sambil menahan tangis, Zahira berkata dengan suara parau, "Kenapa kamu menarikku? Sekarang lihat, gaunnya kotor!"

Mereka berdua menjadi sorotan sekarang.

Ekspresi Talitha menjadi sedih, "Loh! Hanya karena gaunmu kotor. Kok kamu menyalahkanku, Ra! Kamu sendiri yang menyenggol gelasnya. Kok kamu playing victim si?"

Memang Zahira yang menyenggol gelas itu, namun jika Talitha tidak menariknya secara tiba-tiba. Maka gelas itu tidak akan tumpah.

Lalu siapa playing victim di sini?

Suara Zahira tercekat di tenggorokan, matanya mulai memanas karena malu. "Ta ... " panggilnya lirih.

"Ada apa ini?" Suara wanita paruh baya mengalun dengan judes. Wanita itu bernama Wulan, Ibunya Emran Nugroho. Wanita itu berjalan ke arah dua wanita muda yang menjadi sorotan.

Zahira mendongak, wajahnya tampak pucat pias.

Wulan mengelus pundak menantunya dengan kasih sayang, "Kamu ga papa kan?"

Setelah mendapat anggukan Talitha yang memasang wajah sedih, Wulan memutar tubuhnya menghadap wanita yang dia benci. Sambil berkacak pinggang, Wulan berkata dengan galak, "Kamu lagi! Kamu lagi! Bisa nggak sih kamu tuh ga bikin keributan? Kamu ga malu bikin acara orang rusak dengan tingkahmu itu?"

Zahira mengusap air matanya yang jatuh dengan deras lalu membungkuk dan meminta maaf, "Maaf, Tante," ujarnya dengan suara parau.

Talitha tersenyum samar, tapi dia belum puas. Talitha mempunyai ide, "Aduh!!!" pekiknya.

Wulan langsung menoleh ke arah menantunya yang mengerang kesakitan sambil memegang perutnya yang masih rata.

"Kamu kenapa, Nak?" Wulan memegangi pundak menantunya. Wanita itu berteriak, "Emran ... Emran ... "

Zahira dengan sigap ingin menolong. Saat kedua tangannya terulur hendak menolong sahabatnya, Wulan menampiknya dengan keji. Wajah wanita itu menggelap dengan sorot mata yang tajam. "Kamu keterlaluan ya! Udah bikin keributan, sekarang kamu mau mencelakai menantuku!" tuduhnya.

Zahira hanya bisa menggigit bibir bawahnya, saat mendengar tuduhan keji dari Ibu mantan kekasihnya.

Emran berlari menghampiri Ibu dan Istrinya, wajah pria itu tampak khawatir saat melihat istrinya mengeram, "Ada apa, Ta?"

"Sakit, Kak!" ujar Talitha lirih.

Melihat ekspresi Talitha yang kesakitan membuat Emran langsung menggendong tubuh wanita itu dengan gaya bridal style. Lalu berjalan begitu saja melewati Zahira yang sedang menangis tanpa suara.

"Kak, hatiku juga sakit," batin Zahira. Dia hanya bisa menatap punggung Emran dengan nanar.

Sedangkan Talitha mengalungkan kedua tangannya dan wajahnya mendusel ke ceruk leher suaminya sambil menyembunyikan wajah dan seringainya.

Wulan berjalan sambil menyenggol pundak belakang Zahira dengan keras sampai gadis itu terhuyung dan jatuh ke lantai dengan menyedihkan.

"Akkkh!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   72. Lamaran Wulan

    Pertanyaan itu cukup membuat Zahira termangu beberapa detik, "Maksudnya?"Wulan mengerutkan bibirnya dan wajahnya berubah murung lalu berkata dengan nada sedih, "Ehhh ... Talitha sangat sibuk, dia tidak pernah di rumah dan tidak pernah mengurus putraku. Jika di rumah dia hanya malas-malasan."Wulan menceritakan kehidupan Emran dan Talitha yang tidak ada hubungan dengan Zahira, membuat gadis itu merasa canggung. Zahira mengusap tengkuknya lalu berkata sambil tersenyum tipis, "Wajar si ... Talitha kan sedang hamil."Melihat ekspresi Zahira yang polos dan tidak terpengaruh membuat Wulan merasa kesal. Wanita paruh baya itu hanya menggertakkan giginya lalu kembali berpura-pura. Wulan kembali menghela nafas dan terlihat tidak berdaya. "Aku juga pernah hamil, tapi aku merasa dia aneh. Dia kadang terlihat dingin dan acuh pada Emran. Aku juga dengar rumor bahwa dia sedang dekat dengan pria lain. Jangan-jangan anak itu bukan milik putraku."Setelah mengatakan hal buruk pada menantunya yang dulu

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   71. Pesan Sesat

    Melihat Zahira ketakutan, Wulan menggigit bibirnya dengan canggung dan berkata dengan lembut dan hati-hati, "Boleh masuk, Ra? Ada hal yang ingin aku katakan." Zahira tercengang. Apakah matahari terbit dari barat? Kenapa nyonya angkuh seperti Wulan akan bersikap rendah hati seperti ini. Semakin dipikirkan, semakin terasa mustahil. Melihat Wulan begitu sopan, Zahira semakin merasa gelisah. Dia berkedip beberapa kali sambil memegang gagang pintu dengan kuat. Dia masih ingat setiap interaksi bersama Wulan, mereka tidak pernah berakhir menyenangkan. Jadi Zahira harus membuat alasan karena tidak ingin berduaan saja dengan ibu mantan pacarnya yang problematik itu. Setelah menenangkan diri, Zahira berdehem dan mulai merangkai alasan. "Tante, kebetulan tempat tinggalku masih berantakan. Sebentar lagi orang yang akan membereskannya akan segera datang. Bagaimana kalau kita mengobrol di kafe depan?" ujarnya dengan ragu. Jika ada interaksi di antara mereka berdua harus di depan umum agar ti

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   70. Deal!

    Karena terlalu hanyut dalam suasana, Danis dan Zahira tidak mendengar ketukan pintu. Mereka masih tenggelam dalam perasaan yang menggebu-gebu.Setelah beberapa ketukan tidak ada respon, Zaidan pun menjadi panik. Dia takut hal buruk terjadi pada adik kesayangannya. Zaidan pun membuat ancang-ancang dan mendobrak pintu dengan tubuhnya yang besar.Brak!!!Zahira dan Danis langsung terperanjat, mata mereka terbelaklak dengan wajah pucat. Saat melihat sosok yang berdiri dengan garang."Zaidan!""Kakak!"Melihat pemandangan yang mengotori matanya, mata Zaidan melotot dan hampir keluar dari tempatnya. Adik kesayangannya yang lugu dan polos sedang bermesraan dengan sahabatnya sendiri tanpa ikatan resmi. Sebagai Kakak dia tidak terima. Suara pria itu pun menggelegar penuh amarah, "Apa-apaan ini!" Zahira langsung mendorong tubuh Danis, dia langsung merapikan jubah mandinya dan duduk bersimpuh di atas ranjang. "Kami ga ngapa-ngapain, Kak!" ujarnya dengan suara bergetar.Danis berdehem dan wajahn

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   69. Bolehkan?

    Danis menundukan kepalanya, wajahnya sedikit masam, "Apa?""Eh! Kak Danis ga boleh nyerah dong!" ujarnya sambil mengelus lengan Danis. "Kakak mau tau, kenapa aku ga mau tinggal sama Kak Zaidan?"Danis merangkul Zahira dan menggiringnya ke sisi ranjang. Dia masih menampilkan ekspresi sedih dan putus asa. "Kenapa?" tanya Danis dengan lirih.Mereka berdua duduk di sisi ranjang, Zahira membiarkan Danis merangkul pundaknya. Gadis itu mulai bercerita, "Kak Zaidan itu kan gila. Setiap teman yang manfaatin atau ngebuli aku pasti akan di buat babak belur, bahkan ada yang sampai patah tulang. Apalagi cowok yang dekati aku, habis sama dia. Makanya aku milih kabur dan ngancem ke Kak Zaidan, kalau dia berani ikut campur urusanku, aku tidak mau pulang."Danis tidak peduli, baginya cerita itu tidak lah menyeramkan. Bahkan dia juga seperti itu. Buktinya dia menonjok wajah Zaidan saat dia pikir sahabatnya itu menaruh rasa pada Zahira. Tapi untuk menarik simpati Zahira yang polos itu, dia berpura-pura

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   68. Mati Kutu

    Danis mencekal lengan Zahira, nadanya kembali galak, "Ra ... kamu ngusir aku?" Zahira menggigit bibirnya, "Kamar yang satunya tidak pernah aku bersihkan, jadi banyak debu. Kakak pulang saja. Lagian kita cuma pacar bukan suami istri," ujarnya dengan canggung sambil mencoba melepaskan diri. Danis melepas cekalannya, dia duduk di sisi ranjang sambil bersedekap angkuh. Wajahnya terlihat dingin dan menatap Zahira dengan kedua alis menukik tajam. "Dari ekspresimu tadi. Kamu ga serius nerima aku ya? Kamu ga cinta apa sama aku?" tanyanya dengan nada kesal. Zahira menggaruk kepalanya, dia melirik jam dinding. Matahari sudah hampir bangun dari peraduan, tapi dia belum tidur juga. Zahira bahkan belum ganti baju atau menyisir rambutnya. Gadis itu kembali menutup jendela lalu berkata dengan ragu, "Mau jawaban jujur atau bohong?" Wajah Danis langsung berubah masam, "Jujur!" Dengan malu-malu Zahira menyelipkan rambutnya di belakang telinga. "Aku emang belum cinta sama kamu. Hehe." Tawa garing Z

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   67. Rayuan Ala Buaya Darat

    "Emang cuma kamu saja yang boleh marah tanpa alasan. Huh!" ujar Danis sambil tersenyum. Senyuman palsunya terlihat jelek dan membuat Zahira mencebik. Melihat reaksi Zahira, Danis hanya menggelengkan kepala sambil menghisap rokoknya, asap keabuan itu menyeruak. "Kakak sudah tua dan asap rokok tidak baik untuk kesehatan! Kakak ingin cepat mati ya? Bukannya jawab pertanyaanku malah bengong!" Zahira terus mengomel lalu membuka pintu jendela agar asap rokok itu bisa keluar. Karena hari sudah pagi, udara yang masuk sangat dingin. Tubuhnya menggigil, dia ingin berganti baju tapi takut Danis mengambil kesempatan saat dia lengah. Mendengar Zahira terus merepet tanpa henti, Danis yang frustasi berdiri di depan jendela. Kepalanya sedikit menyembul keluar dan menikmati pemandangan kota dengan nanar. Angin yang masuk menyibak rambutnya yang mulai panjang. Karena sering dikatai tua oleh Zahira, Danis memotong rambutnya dengan gaya mulet dan membuatnya semakin tampan dan berkarisma. Apalagi eksp

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status