Share

2. Peri Yang Tersesat

last update Last Updated: 2025-04-06 16:35:11

Di tengah orang-orang yang sibuk mencemooh Zahira, ada sebuah tangan yang terulur di depan wajahnya.

Zahira mengerjabkan matanya berkali-kali untuk membendung air matanya yang terus mengalir. Lalu meraih uluran tangan itu. Gadis itu kini berdiri dengan kepala tertunduk tanpa menatap wajah pria yang menolongnya, hanya tanda lahir di atas jempol pria itu yang dia lihat. "Terima kasih," ujar Zahira sambil membungkuk.

Suara bariton pria bernama Daniswara Biantara mengalun dingin dan sedikit ketus, "Pergilah ke tempat di mana kamu dihargai! Jangan jadi orang bodoh yang gampang tertindas!"

Zahira mendongak, tatapannya tertuju pada punggung pria yang berjalan ke depan.

Sambil menghapus air matanya, Zahira bergumam, "Tadi itu nasehat atau aku habis di marahi?"

Zahira menganggapnya sebagai nasehat. Jadi tanpa berpamitan, wanita muda itu memilih pergi sambil di iringi sindiran dari tamu undangan lainnya.

"Pantas Emran meninggalkannya dan memilih Talitha. Lihat saja kelakuannya!"

"Benar! Sangat memalukan!"

Masih banyak cibiran yang membuat hati Zahira sakit. Jadi untuk pergi dari tempat itu adalah keputusan yang benar.

Di sisi lain, Daniswara masuk ke dalam mobil mewahnya. Dia memberikan perintah, "Robi ... antar aku ke club!"

Robi yang duduk di kursi kemudi menoleh, dengan sopan dia bertanya, "Ini sudah malam, Tuan."

Daniswara mengendurkan dasinya dengan kasar, lalu berkata dengan galak, "Apa aku anak kecil?"

"Tapi, Tuan baru-

Daniswara yang menyela, "Turuti kataku!" titahnya dengan nada galak.

Pria itu sangat kesal setelah melihat pertunjukan drama yang terjadi barusan. Kehadirannya sebagai tamu undangan karena dia dan Emran adalah teman lama.

Robi meringis, begitu pula Sita, sang sekertaris yang duduk di sebelah Robi.

"Baik Tuan!" Robi langsung menyalakan mobil.

Mobil mewah itu berjalan membelah malam, Robi maupun Sita melirih kaca sepion tengah untuk melihat ekspresi Tuannya yang galak. Wajah tampan itu terlihat kesal, kedua alisnya menukik tajam. Pria itu duduk sambil menikmati pemandangan jalan dari kaca jendela mobil dan sesekali meraup wajahnya dengan kasar.

"Sepertinya aku pernah lihat wanita bodoh itu. Tapi di mana?" gumam Daniswara dalam hati.

Mobil mewah itu berhenti di depan pintu masuk. Papan nama club itu terpampang jelas, Kejora Club.

Sita mengekor di belakang Daniswara sedangkan Robi baru saja memberikan kunci mobil pada petugas valet parking. Robi berlari kecil untuk mengejar Sita dan Danis. Daniswara seketika memutar tubuhnya saat merasa di ikuti, "Kalian mau apa?" tanyanya.

Sita dan Robi hanya bisa menelan ludah dan tersenyum. Mereka sudah terbiasa dengan nada galak bosnya.

Sita membuka mulutnya, "Kami-

Ucapan Sita terpotong, "Kamu pulang! Dan kamu Robi, antar dia. Setelah itu kamu temani aku minum!"

"Baik, Tuan!" ujar Robi.

"Kak ... kata Ibu-

"Pulang!" pekik Daniswara. Lalu pria itu berkacak pinggang sambil melotot.

Sita meringsut, bulu kuduknya meremang.

Akhirnya baik Sita ataupun Robi, mereka dengan cepat pergi dari hadapan Danis. Mereka tidak ingin merusak suasana hati Tuannya yang memang sudah rusak.

Setelah Danis masuk ke dalam club. Sebuah taksi berhenti, seorang wanita muda keluar. Wanita itu memakai gaun pesta berwarna pastel sepanjang mata kaki. Namun terlihat sedikit kotor di area perutnya. Zahira mengelus pundaknya yang terbuka karena merasa sedikit malu, "Harusnya tadi aku bawa jaket," gumamnya sambil melangkah maju.

Dengan langkah yang penuh percaya diri, Zahira memasuki tempat keramat itu. Saat masuk, Zahira di sambut dengan suara musik yang begitu keras dan lampu-lampu kerlap-kerlip yang membuat matanya sakit.

Mata noraknya terbelaklak, mulutnya menganga, ini kali pertama dia melihat tempat seramai dan semewah ini. Di lantai dansa pria dan wanita menari dengan riang seperti tanpa beban dan tidak ada batasan ataupun peraturan.

Zahira mengerjab-erjabkan matanya yang bengkak. Karena ini adalah pertama kalinya Zahira memasuki tempat itu, jadi wanita itu sibuk melihat ke sekelilingnya.

Dia bersikap seperti sedang berkeliling di musium terlihat begitu antusias.

"Aku akan bersenang-senang dan melupakan segalanya!" batin Zahira. Wanita itu memantapkan dirinya sambil meremas tas tangan yang dia bawa.

Zahira mengabaikan tatapan yang memandangnya. Wanita itu berjalan menuju meja bartender dan duduk di sebuah kursi.

"Kak ... Kak ... " panggil Zahira setengah berteriak.

Seorang Bartender muda menoleh, "Mau pesan apa, Kak?" tanyanya dengan ramah.

"Mmm ... jus jeruk ada?" tanya Zahira sambil mengerlingkan mata.

Bartender itu terdiam sejenak lalu mengangguk dan menunaikan tugasnya.

"Eh ... tunggu!" ujar Zahira dengan canggung.

Bartender itu menoleh dan menatap wanita muda yang sibuk menggaruk kepalanya. Wajahnya yang cantik terlihat menggemaskan.

Dengan ragu Zahira berkata, "Minuman yang ada kadar alkoholnya saja!"

"Berapa persen?" tanya Bartender. Pria itu mengulas senyum tipis. Dia merasa yakin bahwa wanita yang ada di depannya pasti baru pertama datang ke tempat seperti ini. Jadi dia sedikit menggodanya.

Untuk sejenak Zahira terdiam dan merasa bingung. "75 persen, hehe ... " Zahira tertawa kikuk.

"Ohok!!" Seorang pria yang duduk di sebelah Zahira tersedak, dia langsung menoleh pada wanita koyol di sebelahnya sambil mengelap mulutnya yang basah.

Bartender itu menahan tawanya, "Itu untuk kamu minum atau untuk membunuh kuman, Kak?"

"Ya udah deh! Apapun yang kamu berikan akan aku minum. Yang penting ada alkoholnya. Malam ini aku harus mabuk!" ujar Zahira dengan penuh semangat. Dua tangannya terkepal sejajar pundaknya layaknya memberi semangat.

Bartender itu akhirnya tertawa, saat mendengar jawaban polos dari wanita konyol di depannya.

Walaupun mata gadis itu terlihat bengkak tapi tidak mempengaruhi kecantikannya. Riasan naturalnya membuat wanita itu tampak seperti peri.

Peri yang tersesat!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   65. Kegilaan Danis

    "Kamu gila!" pekik Zahira dengan marah.Zahira terus memutar gagang pintu dengan panik, wajahnya sangat pucat dan kakinya sudah mulai lemas saat langkah Danis mulai mendekat. Pria yang sudah melepas jasnya itu langsung menangkap tubuh Zahira dan memeluknya dari belakang. Hap!!"Akkkhhh!" Zahira berteriak dan tubuhnya bergetar hebat.Danis menelusupkan wajahnya di leher Zahira dan menghirupnya dengan puas. Aroma bunga levender menyeruak, membuatnya mabuk kepayang. Air menetes di wajahnya dari rambut pendek Zahira yang masih basah dan membuat darahnya berdesir. Pria itu berbisik tepat di telinganya dan membuat tubuh Zahira merinding sebadan-badan. "Emran tadi menyentuh tubuhmu kan? Aku ingin menghapus jejaknya!"Tubuh Zahira menggeliat, rasanya geli dan malu, "Kamu brengsek!!" ujarnya lirih.Sambil menjelajahi tubuh bagian depan gadis itu, Danis memejamkan matanya dan menikmati aroma tubuhnya yang wangi dan segar. "Kamu benar, sayang. Aku ga pernah seperti ini dulu."Setelah puas mengh

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   64. Kejutan

    Talitha hanya bisa menatap Zahira dengan tatapan yang menyeramkan. Dia menghentakan kakinya dan pergi begitu saja. Erlangga mendekati Zahira dan menepuk pundaknya dengan lembut, "Jadi kamu adiknya Tuan Zaidan?"Zahira mengangguk, lalu berkata dengan nada penuh penyesalan, "Kakek, maaf telah membuat keributan."Erlangga tersenyum hangat, "Ga papa."Pria tua itu menghadap ke arah para tamu lalu membungkuk dengan rendah hati. Lalu berkata dengan sopan, "Maaf atas ketidaknyamanannya atas insiden di pesta ini. Karena malam semakin larut, silahkan semuanya untuk makan dulu sebelum pulang."Pria itu mempersilahkan sekaligus memberi peringatan secara halus agar kejadian di rumahnya jangan sampai bocor.Para tamu pun menjadi enggan, mereka akhirnya bubar dengan tenang.Emran dan Wulan mendekati Erlangga dan berpamitan, "Kami pamit Tuan Erlangga. Maaf telah membuat kegaduhan," ujar Emran sambil menunduk. Sebelum pergi, dia menatap Zahira lebih dulu, namun gadis itu berpaling dengan dingin. Em

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   63. Salah Paham

    Pelukan Danis semakin erat, dia bahkan tidak tahu bahwa Zahira merasa kesakitan. Mata pria itu memerah dan dipenuhi obsesi yang meluap-luap. "Danis ... " panggil Zahira sambil meringis.Talitha yang melihat amarah yang membara dari mata Danis langsung tersenyum. Dia pikir pria itu akan mencampakan Zahira. Zaidan yang melihat Zahira kesakitan langsung menegurnya, "Lepaskan Zahira! Dia kesakitan."Mata Danis memerah, dengan gigi bekertak dia berkata, "Tidak ada yang boleh merebut milikku! Zaidan kamu berani menghianatiku!""Kamu salah paham!" Zaidan mencoba mendekat, namun tinju Danis menyapa wajahnya hingga membuat Zaidan tersungkur ke tanah. Bug!"Akkkhh!" suara teriakan menggema memecah ketegangan. Mereka terkejut karena Danis memukul sahabatnya sendiri demi seorang wanita.Beberapa orang pun mundur secara perlahan. Ayusita berlari dan memeluk Ibunya. Dia ingat saat Daniswara memukuli anak-anak SMA yang mengganggunya tanpa ampun. Kakaknya jika benar-benar marah tidak akan bisa dik

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   62. Perhatian Zaidan

    Di bawah sinar rembulan dan cahaya lampu taman, tatapan Danis begitu lembut dan penuh perhatian. Kehangatan yang dia tunjukan mengalahkan hangatnya sinar matahari di pagi hari.Semua gadis pun merasa iri.Di saat Danis sedang merapikan penampilan Zahira, gadis itu melirik ke arah Zaidan. Mereka saling menatap, saat Zaidan tersenyum, Zahira langsung berpaling lalu menunduk.Talitha yang melihat interaksi singkat antara Zahira dan Zaidan semakin marah. Dia tidak terima semua ini berlalu dengan mudah. Matanya dipenuhi kilatan penuh kebencian dan rencana licik. Tuan Erlangga ... " panggil Talitha.Semua orang yang hendak masuk ke dalam kembali menoleh. Mereka tidak akan melewatkan tontonan gratis yang menghibur.Ajeng hendak mendorong kursi roda suaminya pun berhenti, sedangkan Erlangga langsung terlihat masam. Tubuhnya yang sudah tua tidak tahan berdiri lama sambil menyaksikan drama orang-orang yang tidak penting. Dengan rahang mengatup, Erlangga membuka mulutnya, "Ada apa lagi Nona Tali

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   61. Kamu Cemburu?

    Talitha berteriak histeris dan mulai menunjukan dirinya yang sebenarnya, "Kamu memang selalu iri padaku kan Ra! Kamu tahu aku lagi hamil dan kamu malah menggoda suamiku!" Zahira yang duduk sambil berpelukan dengan Ayusita mendongak. Wanita itu masih dalam keadaan ketakutan dan hanya bisa menggelengkan kepala. Wajah pucatnya membuat semua orang merasa kasihan, "Apa maksudmu! Aku tidak seperti itu!" Daniswara melirik dengan tajam ke arah Talitha, "Diam kamu! Beraninya menyalahkan orang!" "Jangan membentak istriku!" Emran juga berteriak. Bagaimana pun Talitha adalah cinta pertamanya dan wanita yang mengandung anaknya. Dia pasti akan melindunginya dengan baik. Zahira tampak bodoh sekarang. Hanya dengan satu bentakan saja, Emran langsung marah. Tapi jika dia dihina, Emran akan berpura-pura tidak mengenalnya. Mendengar pembelaan Emran terhadap Talitha, Zahira menertawakan dirinya sendiri. Untung dia tidak percaya dengan omong kosong Emran tadi. Kenyataannya adalah ... Emran t

  • Dikhianati Mantan, Dijadikan Tunangan CEO Galak   60. Zahiraku!

    Emran menatap mata Zahira dengan lamat. Berusaha mencari sisa cinta yang pernah dia lihat dari pancaran mata gadis itu. Namun hanya ada hanya hawa dingin yang terlihat.Dengan dada sesak, Emran mencurahkan isi hatinya, "Aku salah karena tidak membelamu. Tapi bisa kah kita tetap bersama seperti dulu. Aku akan bersikap lebih baik. Setelah Talitha melahirkan, aku akan meninggalkannya. Kamu hanya harus menunggu sebertar lagi!"Zahira mengerjabkan matanya, dia berkata dengan dingin, "Ibumu sangat membenciku. Apa kamu lupa?"Emran berjalan mendekat, dia berkata dengan senyum culas, "Setelah aku memberi pewaris, keluarga nugroho akan jatuh ke tanganku. Tidak ada yang akan bisa menentangku lagi. Kamu bisa bersabarkan. Demi kita!"Zahira menyipitkan matanya, dia tidak menyangka kalimat penuh kelicikan itu terlontar dari mulut Emran. Emran yang dia kenal selama tiga ini begitu santun dan jujur. Dan sekarang pria itu benar-benar berubah.Dengan perasaan kecewa, Zahira berkata dengan acuh, "Maaf!

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status