Share

Bab 2. Fitnah

last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-06 16:50:48

"Quen! Dimana kamu?" Edward berteriak mencari keberadaan Quen. Seorang yang mendengar namanya disebutkan berlari ke arah sumber suara dengan keadaan yang berantakan dan masih terdengar sisa-sisa tangisnya.

"Lancang kamu sebagai istri berani memarahi Mama. Jika bukan karna bantuannya apakah kamu pikir brand yang kamu agungkan akan berkembang? Dasar wanita tidak tahu diri." Edward menunjuk-nunjuk wajah Quen. Satu tamparan tepat mengenai pipi kanan Quen hingga ia tersungkur.

"Bangun!" Edward membentak sambil menarik baju Quen. "Selama ini saya diam dengan semua pengaduan Mama, apakah ini balasan dari kebaikan Mama kepada kamu?"

Edward menarik baju Quen dengan saat erat hingga terasa mencekik dileher Quen. Dengan sekuat tenaga ia berusaha melepaskan tangan Edward dari bajunya.

"Lepaskan!" Quen menghempaskan tangan Edward dengan penuh tenaga. Ia terbatuk saat berhasil melepaskan diri.

"Oh kamu sudah berani melawan!" Raut wajah Edward merah padam, matanya melotot kemerahan. Ia mendorong Quen hingga tersungkur dan kesakitan.

"Laki-laki memang harus tegas seperti itu." Berenice mengacungkan jempol untuk anaknya. Edward menarik tangan Berenice meninggalkan Quen yang berusaha bangkit. Ia merasakan sakit yang teramat pada bagian perutnya.

Quen berusaha untuk bangkit dari lantai dengan sisa tenaga yang dimiliki demi mendapatkan pertolongan. Ia berjalan terhuyung-huyung tertuju pada toko bunga di ujung jalan rumahnya. Wajahnya terlihat begitu pucat, tangan kanannya memegangi leher sedangkan tangan sebelah kiri memegangi perutnya. Ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Tepat di depan toko ia mulai kehilangan keseimbangan. Beruntung seorang lelaki menangkapnya diikuti seorang wanita yang memapah dan membawa masuk ke dalam toko.

"Scouts, kamu harus membawa Quen ke rumah sakit terdekat. Dia nampak begitu pucat." Seorang wanita membantu memijit-mijit pundak Quen yang tidak sadarkan diri. Quen adalah pelanggan tetap dari toko bunga tersebut, karna seringnya membeli bunga membuat mereka akrab.

"Lalu bagaimana dengan tokonya? Siapa yang akan menjaga?" tanya pemuda yang dipanggil Scouts.

"Tidak perlu kamu khawatirkan, biar Mama yang menjaga. Ini kunci mobil. Cepat angkat," perintahnya.

Ia adalah Lyden Charrolina, pemilik dari ratusan toko bunga yang ada di negara ini. Sedangkan seorang yang dipanggil Scouts adalah anak angkatnya. Lyden tepat berumur 36 tahun, bertahun-tahun ia telah mencoba melakukan berbagai cara untuk memiliki anak, namun hasilnya nihil.

Scouts dibantu Lyden memapah Quen ke arah mobil. Mereka membaringkan Quen di kursi bagian belakang. Scouts dengan segera mengemudikan mobil ke rumah sakit terdekat. Tidak memerlukan waktu lama untuk sampai di rumah sakit. Dengan cekatan ia langsung memanggil perawat untuk meminta pertolongan. Quen di bawa ke ruangan untuk segera di periksa sedangkan Scouts menunggu dengan gusar di depan ruangan.

"Apakah anda suami dari pasien?" tanya seorang dokter.

"Bukan, saya hanya tetangga dari nona Quen. Bagaimana keadaannya, Dok?" Scouts memastikan semuanya baik-baik saja.

Dokter menyampaikan bahwa keadaan Quen baik-baik saja. Hanya perlu beristirahat. Dokter mempersilahkan mereka untuk pulang. Scouts dengan hati-hati menggandeng Quen. Scouts mengantarnya sampai rumah. Tanpa mereka sadari sepasang mata mengintai dari balik jendela. Segera mungkin si pengintai mengambil kamera dan memfoto kedua orang yang terlihat sangat romantis bergandengan.

"Ini akan menjadi bukti cukup kuat. Lihat saja kamu, sebentar lagi kamu pasti akan di depak dari rumah ini." Wanita itu terbahak seolah telah berhasil mendapatkan yang ia mau.

Quen meminta Scouts untuk kembali, ia khawatir jika terlalu lama bersamanya, Lyden akan kesusahan mengurus toko sendiri. Ia sangat berterima kasih atas bantuan dari Scouts dan mamanya. Quen masuk ke dalam rumah dengan memegangi dinding menuju ke kamarnya.

Berenice memperhatikan gerak-gerik menantunya dengan seksama dari balik pintu kamarnya. Setelah merasa keadaan aman, ia berjalan menuju toko bunga dimana lelaki tersebut bekerja. Wanita tua dengan gaun merah merona polos itu merasa uang akan mempermudah urusannya.

"Hei anak muda, kemarilah." Berenice melambaikan tangannya. Melihat hal tersebut dengan senyum ramah Scouts menghampirinya.

"Saya tidak suka basa-basi, saya akan memberikan berapa pun uang yang kamu minta, asal kamu bersedia mengaku bahwa Quen adalah kekasihmu." Wanita dengan gaya nyentrik itu merogoh tasnya, memperlihatkan sebuah amplop tebal kepada lelaki belia di depannya.

"Saya tidak butuh uang itu, Nyonya, dan saya tidak ada hubungan dengan Quen." Meskipun kebingungan dengan permintaan wanita yang belum pernah ia temui tersebut, ia tetap berusaha ramah.

Mendengar tawarannya di tolak Berenice merasa dihina, wajahnya mulai memerah. Ia merasa dipermainkan oleh anak kemarin sore.

"Tidakkah kamu tahu saya ini siapa?" Scouts menggelengkan kepalanya. "Asal kamu tahu ya bocah tengik, satu perintah dari saya bisa menghilangkanmu selamanya dari kota ini." Berenice meninggikan suaranya hingga terdengar oleh Lyden yang sedang menggunting tangkai bunga. Ia terburu keluar untuk melihat apa yang terjadi.

"Apa maksud perkataan anda?" Lyden bertanya sambil menghampiri Scouts yang menunduk ketakutan.

"Saya hanya menawarkan pekerjaan yang gajinya lebih besar daripada hanya menjadi penjaga toko kecil seperti ini." Berenice memperhatikan Lyden dengan tatapan seperti mereka berbeda level.

Berenice membusungkan dadanya. Ia memandangi wanita yang bergaya sangat sederhana di depannya. Sedangkan Lyden masih menenangkan Scouts.

"Begini saja, saya akan membayar berapapun yang kalian minta asal bocah ingusan ini mau mengaku sebagai kekasih Quen dan kamu menjadi saksi. Sangat mudah bukan? Saya tahu kalian berdua berasal dari keluarga miskin pasti belum pernah melihat uang sebanyak ini." Berenice membuka amplop yang ia pegang, memperlihatkan lembaran-lembaran uang di dalamnya.

Lyden merasa kesal dengan wanita tua angkuh di depannya. Ia mulai kehilangan kesabaran. Dengan isyarat, ia meminta Scouts untuk masuk ke toko. Ia benar-benar memastikan bahwa anaknya telah berada di dalam.

"Apakah anda pikir kami bisa dibeli dengan uang yang tidak seberapa itu? Jika benar kami miskin, kami juga tidak akan mau menerima uang sepeser pun dari wanita licik seperti anda!" Lyden membentak wanita yang umurnya jauh lebih tua darinya. Berenice mendelik merasa dihina oleh seorang wanita miskin.

"Kamu berani melawan saya? Bahkan hanya dengan satu kata, toko bunga dimana kamu bekerja bisa saya buat bangkrut. Tidakkah kamu tahu siapa saya?" Kemarahan Berenice semakin menjadi. Seumur ia hidup, belum pernah ada yang berani menentangnya.

Lyden menarik napas panjang mendengarkan perkataan omong kosong dari wanita tua dihadapannya. "Apakah anda gila? Apakah saya harus peduli dengan siapa anda? Saya rasa anda perlu pergi ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan perawatan intensif. Kebetulan saya kenal beberapa dokter disana."

Mendengarkan hal tersebut justru membuat Berenice semakin naik pitam. Bagaimana mungkin seorang wanita dengan pakaian lusuh menganggapnya sebagai wanita gila.

"Lihat saja apa yang akan saya lakukan. Saya tidak main-main." Berenice pergi meninggalkan Lyden. Ia merasa akan sia-sia jika berdebat dengan wanita miskin yang hanya paham cara memotong tangkai bunga.

"Saya tunggu. Jangan sampai malu sendiri. Dan terima kasih sudah mampir." Ia melambaikan tangannya kepada wanita yang telah menjauh dari tokonya. "Dia pikir dia siapa? Berani-beraninya mengancam," keluhnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 51. Sang Penyelamat

    "Makanlah ini." Seorang wanita muda memberikan satu roti kepada remaja yang sedang mengais makanan di tong sampah."Tidak, Mama melarang untuk menerima pemberian dari orang tidak dikenal," ujar remaja. Ia masih tetap fokus kepada tong sampah yang ada di depannya."Kamu menolak makanan bersih dan memakan sampah yang justru tidak tahu siapa yang telah membuangnya. Kamu sungguh aneh," hardik wanita tersebut.Keadaanya keluarganya yang sangat miskin membuat ia sering menahan lapar. Papanya hanyalah seorang pengangguran yang kerjaannya hanya menyiksa mamanya. Ia terpaksa harus bekerja paruh waktu sebagai pengantar koran untuk membantu perekonomian keluarganya."Ta-tapi ... ""Sudah terima saja, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya wanita tersebut dengan senyum tipis."Saya selesai mengantar koran dan merasa lapar. Dari semalam di rumah tidak ada makanan. Tidak ada pilihan lain," ujarnya. Ia membuka dengan cepat bungkus roti yang diberikan."Bagaimana jika kamu bekerja dengan saya? Saya lu

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab. 50 Diduga Tersangka

    "Apakah ini benar rumah Berenice Barclay?" tanya seorang polisi yang bertugas kepada security yang berada di depan rumah Berenice."Benar, Ada yang bisa saya bantu?"Seorang pria dengan seragam dengan senjata lengkap berhasil membuat security tersebut bergidik takut. Dengan cepat ia berlari ke dalam rumah padahal polisi yang ada di depannya belum sempat menjawab pertanyaan."Nyonya ... Nyonya ada polisi datang mencari," ujarnya dengan napas yang tidak beraturan."Polisi?" tanya Thomas yang sedang meminum kopi di meja tamu bersama dengan Berenice."Benar, Tuan. Apa yang harus saya lakukan?""Biarkan saja masuk!" bentak Thomas.Berenice terlihat pucat begitu mendengar ada polisi yang datang. Berarti susat itu tidak main-main. Ia dengan segera mengkemasi semua berkas-berkas dan menaruhnya kembali ke tempat penyimpanan tersembunyi di bawah keramik.Beberapa polisi muncul di depan pintu. Thomas dengan senyum lebar mempersilakan mereka masuk dan duduk."Tanpa basa-basi, kami ingin menanyaka

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 49. Babak Baru

    "Tuan, laporan terbaru terkait saham Berenice yang mengalami penurunan yang signifikan ditambah beberapa pegawainya melakukan unjuk rasa kenaikan gaji," ucap asisten Vinn."Ini sudah waktunya dia menerima karmanya."Vinn membaca semua data-data informasi yang diberikan mengenai Berenice dengan seksama. Ia mencari cara agar bisa membalikkan keadaan dan menenggelamkan Barclay. Meskipun ini terlalu jahat."Satu informasi penting lagi. Sepertinya Mr. Robert yang juga merupakan salah satu investor dari Tuan Edward merencanakan hal buruk kepada Blhyte Callie. Mr. Robert tidak pernah mau bekerjasama dengan butik kecil tanpa adanya kepentingan besar yang dicari. Sepertinya beliau sengaja menerbangkan Edward lalu mengambul alih semuanya. Saya merasa keanehan ini setelah menemukan beberapa fakta.""Fakta apa saja itu?" Vinn menutup berkas yang ada di meja kerjanya dan justru tertarik dengan perkataan asistennya tersebut.Vinn belum pernah bertemu dengan investor lain dari bisnis yang dijalankan

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 48. Surat Ancaman

    "Siapa sebenarnya pengirim dari surat-surat ini?" tanya Berenice geram.Kali ini, surat ancaman telah diterima oleh Berenice. Jika ia tidak menyerahkan diri ke polisi, hal buruk akan terjadi selanjutnya."Damien! Kamu saudah tidak ada! Kamu pikir saya takut? Kamu begitu lucu. Jika saya bisa membuatmu ke neraka sebelumnya, sekarang saya juga bisa melakukannya lagi!" Berenice terbahak dalam kamarnya. Pelayannya mendengar namun takut untuk melihat. Mereka merasa bahwa majikannya lama-lama akan kehilangan kewarasannya."Ada apa dengan Nyonya? Saya khawatir jika beliau kenapa-kenapa. Apakah kita perlu untuk menanyakan?" tanya seorang wanita yang tubuhnya kurus."Jika kamu mau dipecat. Silakan saja. Saya mending diam di sini," saut lainnya.Thomas yang baru saja keluar dari kamarnya dibuat heran karna para pelayan berdiri tepat di depan kamar Berenice. Ia dengan segera menghampiri para pelayan tersebut."Ada apa ini? Kenapa kalian malah berdiri di sini?" tanya Thomas."Tuan, maafkan kami.

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   bab 47. Ubah Rencana

    "Hellena, bisakah engkau menambah beberapa hidangan untuk makan malam nanti?" tanya Quen dengan suara lembutnya."Tentu, Nyonya. Apakah anda akan mengundang seseorang?" selidik Hellena.Emily memoton pembicaraan begitu saja. "Kak Quen ingin mengundang sahabatnya untuk makan bersama. Bukankah sudah lama mereka tidak main ke rumah?""Saya kira anda ... ""Apa? Mengajak lelaki untuk diperkenalkan denganmu?" goda Quen.Pipi tembam Hellena tiba-tiba berubah seperti tomat. Bahkan ia lupa kapan terakhir merasakan yang namanya cinta."Mungkin sudah waktunya untukmu mencari kekasih, Hellena. Bagaimana dengan kencan buta?" tanya Quen dengan raut wajah masih menggoda."Nyonya, apakah mungkin ada lelaki yang bersedia dengan saya yang tidak menarik ini? Badan gemuk, tidak begitu cantik." Hellena menundukkan kepalanya.Ia merasa begitu sedih. Apalagi pekerjaannya hanya seorang asisten rumah tangga. Mana mungkin ada lelaki yang mau hidup bersama dengannya."Apa yang kamu katanya? Kamu cantik, hanya

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 46. Mundur

    "Kak Quen ... apa yang kakak pikirkan?" tanya Emily.Quen terlihat begitu tidak fokus dalam mengerjakan rancangan terakhirnya. Ia teringat akan perkataan Jeanne soal balas dendam. Apakah sekarang ini adalah ulahnya."Tidak, tidak ada.""Kakak tidak perlu berbohong. Pasti sekarang sedang memikirkan soal Edward, benar?" desak Emily."Tidak seluruhnya benar. Hanya saja, saya memikirkan soal salah satu teman saya, mantan istri Edward juga. Cuma, saya merasa dia tidak akan seberani itu untuk melakukan tindakan pengancaman. Terlebih kepada Berenice juga."Kembali terngiang saat Vinn menceritakan semua isi surat yang ditujukan kepada Edward. Sangat mustahil jika Jeanne mengetahui dengan detail kejadian-kejadian yang dialami oleh orang tua kandung Edward."Tapi ini sungguh aneh, jika bukan saksi mata, mata mungkin seseorang bisa menceritakan sesuatu dengan detail. Tapi saya setuju dengan keputusan Kak Vinn untuk mundur. Lagian yang kita butuhkan hanyalah saham dari Blhyte Callie dan sekarang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status