Share

Bab 3

last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-06 16:51:15

"Apa yang kamu masak hari ini?" Berenice menutup hidungnya saat mendekat ke arah Quen. Tidak lupa ia juga selalu membawa antiseptik untuk di semprotkan ke ruangan bekas Quen.

Quen memandang getir dengan sikap berlebihan mertuanya. Kini ia mulai menyesali keputusannya dulu untuk tinggal bersama mertua. Namun, sebelum tinggal bersama, Berenice sangat baik kepadanya. Jadi, tidak ada alasan untuk menolaknya.

"Saya hanya membuat sandwich dan omelette. Maaf Ma, saya terburu-buru untuk mengambil beberapa kain yang sudah saya pesan," ujarnya.

"Bagus, segeralah pergi. Oksigen dirumah ini menjadi tercemar karna kamu." Berenice bersedekap dan menyemprot antiseptik ke arah Quen, hingga membuatnya risih. Quen mengambil tasnya dan berlalu begitu saja.

Saat ini, ia benar-benar butuh seseorang untuk diajak berdiskusi. Ia tidak mungkin menghubungi sahabatnya, karena tahu pasti urusan akan menjadi panjang dan runyam. Terpikirkan olehnya satu nama, Lyden. Ia sangat berharap hari ini Lyden berada di tokonya.

Quen berlari menuju toko bunga milik Lyden. Dari kejauhan ia melihat Lyden sedang merangkai bunga di meja bundar depan tokonya. Lyden melambaikan tangan ketika melihat Quen mendekat.

"Sudah beberapa hari kamu tidak kelihatan, apakah kamu baik-baik saja?" tanya Lyden. Quen mengangguk-anggukan kepalanya. Lyden mempersilahkannya masuk ke dalam toko. Ia tidak mau jika wanita tua gila itu datang kembali untuk mengacau.

Quen duduk di kursi bagian dalam yang menghadap ke jalan, sedangkan Lyden masih membuat teh dan juga mengambil kue untuk Quen. Lyden melihat dengan seksama ke arah Quen yang terlihat penuh beban. Ia memanaskan air dan menyerahkan kue kepada Quen. Quen meletakkannya tepat di depannya.

"Quen, siapakah wanita tua yang selalu mengenakan gaun merah? Saya melihat dia seperti iblis pencabut nyawa." Lyden terkekeh membayangkannya. Ia mencoba untuk mencairkan suasana karna melihat wajah Quen yang tertekuk sedih.

Quen hanya tersenyum kecil. "Mertua saya. Adakah sesuatu yang dia perbuat?"

"Bagaimana kamu bisa hidup dengan wanita gila seperti itu? Kamu sungguh hebat. Selain gila, dia juga keterlaluan. Dia kira bisa membeli soerang dengan uangnya yang bahkan tidak seberapa. Seharusnya, seumurnya lebih banyak berbuat baik ketimbang mencari masalah." Lyden berdecak kagum dengan kesabaran yang dimiliki Quen. Sedangkan ia baru 5 menit berdebat saja sudah terasa muak dengan segala kesombongan wanita tua itu.

"Saya meminta maaf atas hal tersebut. Saya benar-benar tidak tahu kalau mertua saya menemui anda." Lyden hanya mengangguk mendengar permintaan maaf yang seharusnya tidak keluar dari mulut Quen.

"Suami saya sekarang berani berlaku kasar kepada saya. Menurut mon coeur, saya harus bagaimana?" lanjutnya. Quen selalu memanggil orang terdekatnya dengan sebutan mon coeur yang berarti kesayangan.

Lyden terkejut dengan pernyataan Quen. Ia meletakkan teh yang ia buat tepat di tengah mereka.

"Jadi tempo hari itu?"

"Iya. Untung saja anak yang saya kandung tidak kenapa-napa. Sekarang saya bingung harus berbuat apa." Quen mulai menangis meratapi nasibnya.

Ia hanya ingin memiliki keluarga utuh dan mengurus anak-anaknya supaya menjadi anak-anak hebat.

"Saya merasa suami saya berubah setelah ada Mamanya." Quen mengusap air matanya.

"Quen, dia tidak berubah, hanya saja menunjukkan sifat aslinya. Mertuamu saja bisa memaksa Scouts untuk mengakui bahwa dia menjalin hubungan denganmu. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Jadi, apa yang kamu harapkan?"

Quen hanya menggeleng. Pernikahan antara ia dan Edward adalah kemauannya. Tidak mungkin ia menyerah begitu saja.

"Setiap orang pintar dalam menyembunyikan siapa dirinya sampai dia mendapatkan apa yang diinginkan. Jika kamu berpikir suami kamu akan menjadi baik dan menyesal telah menyiksamu, saya rasa itu tidak mungkin," terang Lyden.

"Tapi kenapa?"

"Mungkin dia sudah mendapatkan yang dia inginkan, sehingga kamu dirasa tidak berguna lagi. Sebelum menikah, berapa lama kamu mengenalnya? Pernahkah membahas mengenai tujuan pernikahan kalian?" selidik Lyden.

Quen menjelaskan awal pertemuan mereka. Hanya dalam waktu 5 bulan mereka memutuskan untuk menikah. Ia merasa yakin menikahi Edward karna sikap lembutnya kepada mamanya. Ketika itu, ia hanya berpikir Edward akan menjadi papa yang baik.

"Kenapa bisa kamu selugu itu? Pernikahan yang kamu jalani hanya seperti bisnis. Kamu menginginkan anak sedangkan suaminya ingin membangun bisnisnya. Bagaimana mungkin seorang lelaki tidak penasaran dengan latar belakang keluarga istrinya. Tidak masuk akal." Lyden menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Begini, saya harap kamu tidak menginginkan dia berubah menjadi seperti yang kamu inginkan. Lebih baik kamu yang mengubah sudut pandang soal pernikahan yang kamu jalanin. Hakikatnya, kamu tidak akan bisa membayar waktu yang dia habiskan puluhan tahun untuk mengikuti keinginanmu," lanjut Lyden.

Quen menyeruput teh yang ada di depannya. Ia merasa dirinya terlalu naif. Demi tetap terlihat baik-baik saja, mengabaikan banyak hal.

"Saya bingung bagaimana cara memberitahu bahwa saya sedang hamil? Mama pasti tidak senang akan hal itu." Quen menundukkan kepalanya. Isak tangis kembali terdengar.

"Honey ... kamu harus hadapi semuanya. Dunia tetap akan berputar meski kamu diam. Tapi masalah tidak akan selesai jika kamu hanya mengalah. Perjuangkan yang seharusnya diperjuangkan." Lyden mengusap-usap rambut Quen untuk menenangkannya. Lyden telah menganggap Quen seperti adiknya sendiri.

Quen berpamitan setelah merasa lega. Namun, wanita tua dengan setelah serba merah kembali datang ke toko Lyden.

"Wanita miskin. Keluar kamu!" teriak Berenice.

Lyden berjalan keluar untuk melihat perihal apalagi yang membawa wanita tua ini datang. Lyden melihat wajah wanita tua itu merah padam, seperti hendak menerkamnya.

"Berani-beraninya kamu! Kamu harus tahu siapa yang kamu lawan!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 51. Sang Penyelamat

    "Makanlah ini." Seorang wanita muda memberikan satu roti kepada remaja yang sedang mengais makanan di tong sampah."Tidak, Mama melarang untuk menerima pemberian dari orang tidak dikenal," ujar remaja. Ia masih tetap fokus kepada tong sampah yang ada di depannya."Kamu menolak makanan bersih dan memakan sampah yang justru tidak tahu siapa yang telah membuangnya. Kamu sungguh aneh," hardik wanita tersebut.Keadaanya keluarganya yang sangat miskin membuat ia sering menahan lapar. Papanya hanyalah seorang pengangguran yang kerjaannya hanya menyiksa mamanya. Ia terpaksa harus bekerja paruh waktu sebagai pengantar koran untuk membantu perekonomian keluarganya."Ta-tapi ... ""Sudah terima saja, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya wanita tersebut dengan senyum tipis."Saya selesai mengantar koran dan merasa lapar. Dari semalam di rumah tidak ada makanan. Tidak ada pilihan lain," ujarnya. Ia membuka dengan cepat bungkus roti yang diberikan."Bagaimana jika kamu bekerja dengan saya? Saya lu

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab. 50 Diduga Tersangka

    "Apakah ini benar rumah Berenice Barclay?" tanya seorang polisi yang bertugas kepada security yang berada di depan rumah Berenice."Benar, Ada yang bisa saya bantu?"Seorang pria dengan seragam dengan senjata lengkap berhasil membuat security tersebut bergidik takut. Dengan cepat ia berlari ke dalam rumah padahal polisi yang ada di depannya belum sempat menjawab pertanyaan."Nyonya ... Nyonya ada polisi datang mencari," ujarnya dengan napas yang tidak beraturan."Polisi?" tanya Thomas yang sedang meminum kopi di meja tamu bersama dengan Berenice."Benar, Tuan. Apa yang harus saya lakukan?""Biarkan saja masuk!" bentak Thomas.Berenice terlihat pucat begitu mendengar ada polisi yang datang. Berarti susat itu tidak main-main. Ia dengan segera mengkemasi semua berkas-berkas dan menaruhnya kembali ke tempat penyimpanan tersembunyi di bawah keramik.Beberapa polisi muncul di depan pintu. Thomas dengan senyum lebar mempersilakan mereka masuk dan duduk."Tanpa basa-basi, kami ingin menanyaka

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 49. Babak Baru

    "Tuan, laporan terbaru terkait saham Berenice yang mengalami penurunan yang signifikan ditambah beberapa pegawainya melakukan unjuk rasa kenaikan gaji," ucap asisten Vinn."Ini sudah waktunya dia menerima karmanya."Vinn membaca semua data-data informasi yang diberikan mengenai Berenice dengan seksama. Ia mencari cara agar bisa membalikkan keadaan dan menenggelamkan Barclay. Meskipun ini terlalu jahat."Satu informasi penting lagi. Sepertinya Mr. Robert yang juga merupakan salah satu investor dari Tuan Edward merencanakan hal buruk kepada Blhyte Callie. Mr. Robert tidak pernah mau bekerjasama dengan butik kecil tanpa adanya kepentingan besar yang dicari. Sepertinya beliau sengaja menerbangkan Edward lalu mengambul alih semuanya. Saya merasa keanehan ini setelah menemukan beberapa fakta.""Fakta apa saja itu?" Vinn menutup berkas yang ada di meja kerjanya dan justru tertarik dengan perkataan asistennya tersebut.Vinn belum pernah bertemu dengan investor lain dari bisnis yang dijalankan

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 48. Surat Ancaman

    "Siapa sebenarnya pengirim dari surat-surat ini?" tanya Berenice geram.Kali ini, surat ancaman telah diterima oleh Berenice. Jika ia tidak menyerahkan diri ke polisi, hal buruk akan terjadi selanjutnya."Damien! Kamu saudah tidak ada! Kamu pikir saya takut? Kamu begitu lucu. Jika saya bisa membuatmu ke neraka sebelumnya, sekarang saya juga bisa melakukannya lagi!" Berenice terbahak dalam kamarnya. Pelayannya mendengar namun takut untuk melihat. Mereka merasa bahwa majikannya lama-lama akan kehilangan kewarasannya."Ada apa dengan Nyonya? Saya khawatir jika beliau kenapa-kenapa. Apakah kita perlu untuk menanyakan?" tanya seorang wanita yang tubuhnya kurus."Jika kamu mau dipecat. Silakan saja. Saya mending diam di sini," saut lainnya.Thomas yang baru saja keluar dari kamarnya dibuat heran karna para pelayan berdiri tepat di depan kamar Berenice. Ia dengan segera menghampiri para pelayan tersebut."Ada apa ini? Kenapa kalian malah berdiri di sini?" tanya Thomas."Tuan, maafkan kami.

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   bab 47. Ubah Rencana

    "Hellena, bisakah engkau menambah beberapa hidangan untuk makan malam nanti?" tanya Quen dengan suara lembutnya."Tentu, Nyonya. Apakah anda akan mengundang seseorang?" selidik Hellena.Emily memoton pembicaraan begitu saja. "Kak Quen ingin mengundang sahabatnya untuk makan bersama. Bukankah sudah lama mereka tidak main ke rumah?""Saya kira anda ... ""Apa? Mengajak lelaki untuk diperkenalkan denganmu?" goda Quen.Pipi tembam Hellena tiba-tiba berubah seperti tomat. Bahkan ia lupa kapan terakhir merasakan yang namanya cinta."Mungkin sudah waktunya untukmu mencari kekasih, Hellena. Bagaimana dengan kencan buta?" tanya Quen dengan raut wajah masih menggoda."Nyonya, apakah mungkin ada lelaki yang bersedia dengan saya yang tidak menarik ini? Badan gemuk, tidak begitu cantik." Hellena menundukkan kepalanya.Ia merasa begitu sedih. Apalagi pekerjaannya hanya seorang asisten rumah tangga. Mana mungkin ada lelaki yang mau hidup bersama dengannya."Apa yang kamu katanya? Kamu cantik, hanya

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 46. Mundur

    "Kak Quen ... apa yang kakak pikirkan?" tanya Emily.Quen terlihat begitu tidak fokus dalam mengerjakan rancangan terakhirnya. Ia teringat akan perkataan Jeanne soal balas dendam. Apakah sekarang ini adalah ulahnya."Tidak, tidak ada.""Kakak tidak perlu berbohong. Pasti sekarang sedang memikirkan soal Edward, benar?" desak Emily."Tidak seluruhnya benar. Hanya saja, saya memikirkan soal salah satu teman saya, mantan istri Edward juga. Cuma, saya merasa dia tidak akan seberani itu untuk melakukan tindakan pengancaman. Terlebih kepada Berenice juga."Kembali terngiang saat Vinn menceritakan semua isi surat yang ditujukan kepada Edward. Sangat mustahil jika Jeanne mengetahui dengan detail kejadian-kejadian yang dialami oleh orang tua kandung Edward."Tapi ini sungguh aneh, jika bukan saksi mata, mata mungkin seseorang bisa menceritakan sesuatu dengan detail. Tapi saya setuju dengan keputusan Kak Vinn untuk mundur. Lagian yang kita butuhkan hanyalah saham dari Blhyte Callie dan sekarang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status